Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Makalah Kesehatan Lansia dengan Hipertensi di desa Kendung

Dosen Pengampu : Akde Triyoga, S.Kep,. Ns M.M

Penyusun :

Ely Sabet Kornelius (01.2.17.00603)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STRATA 1

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


Latar belakang

Hipertensi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami meningkatnya tekanan darah


baik secara lambat atau mendadak, baik tekanan darah sistolik maupun diastolik. Diagnosis
hipertensi ditegakkan jika tekanan darah sistol seseorang menetap pada 140 mmHg atau lebih.
Nilai tekanan darah yang paling ideal adalah 115/75 mmHg (Agoes , 2011).

Menurut Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang
atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1%
wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang
berkembang, termasuk Indonesia (Suhadak, 2010).

Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik sistem


kardiovaskular yang mana patofisiologinya tidak bisa diterangkan dengan hanya satu mekanisme
tunggal. Semua definisi hipertensi adalah angka kesepakatan berdasarkan bukti klinis (evidence
based) atau berdasarkan konsensus atau berdasar epidemiologi studi meta analisis. Bila tekanan
darah diatas batas normal, maka dikatakan sebagai hipertensi. Hipertensi dapat diklasifikasikan
berdasarkan penyebabnya, yakni hipertensi primer/essensial dan hipertensi sekunder, dan
berdasarkan derajat penyakitnya. dari hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 di Jakarta,
menunjukkan tekanan darah tinggi cukup tinggi yaitu 83 per 1000 anggota rumah tangga. Di Poli
Geriatri RSU Dr. Soetomo pada tahun 2005 jumlah kasus hipertensi pada lansia sebanyak 55,9%.
Berdasarkan analisis univariat dari 112 responden didapatkan proporsi lansia yang menderita
hipertensi (69 %) lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menderita hipertensi (37 %).

Ditemukan bayaknya kasus hipertensi juga terjadi pada rata rata masyarakan desa
Kendung hal ini dilatarbelakangi pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ
tubuh, oleh sebab itu para lansia mudah sekali terkena penyakit seperti hipertensi. Selain itu juga
banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi risiko yang tidak dapat
dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak
dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor
risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau aktivitas, merokok,
minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan,
pendidikan dan pola makan (Suhadak, 2010).

Minimnya bentuk pelayanan kesehatan secara langsung pada kelompok masyarakat


lansia di Desa Kendung seperti penyuluhan penyakit degenerative pada lansia maupun kegiatan
posyandu lansia juga berpengaruh terhadap tingkat kesehatan lansia denga hipertensi.
Pentingnya pelayanan kesehatan berpengaruh pada tinggi atau rendahnya penderita dengan kasus
hipertensi di desa Kendung.

1. Tinjauan teori
Pengertian Lanjut Usia Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia
apabila usianya 60 tahun ke atas,baik pria maupun wanita. Sedangkan Departeman kesehatan
RI menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari usia 55 tahun keatas.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun
( Kushariyadi, 2010; Indriana, 2012; Wallnce, 2007).

Batasan Umur Lanjut Usia Batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur lansia dari
pendapat berbagai ahli yang di kutip dari Nugroho (2008) :
1) Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab I pasal 1 ayat II yang berbunyi
“lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas”
2) Menurut WHO:
a) Usia pertengahan : 45-59 tahun
b) Lanjut usia : 60 – 74 tahun
c) Lanjut usia tua : 75- 90 tahun 9
d) Usia sangat tua : diatas 90 tahun (Kushariyadi, 2010).

Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu, atau kenal, sadar, mengerti, pandai.
Pengetahuan merupakan hasil process dari usaha manusia untuk tahu (Bahtiar, 2004)

Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007), sebagai berikut :


1) Tahu
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami
Memahami merupakan kemampuan menjelaskan secara benar, tentang objek yang
diketahui dan dapat mengiterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi
Aplikasi merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi sebenarnya.
4) Analisis
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi dan suatu objek
kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis merupakan
suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi yang ada.
6) Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap
suatu materi atau objek, untuk memperoleh data atau informasi tentang pengetahuan
cukup 14 dilakukan dengan wawancara baik wawancara mendalam atau terstruktur
dengan kuisioner dan Focus Group Discussion (FGD).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarak, (2009) faktor-faktor


yang mempengaruhi informasi tentang diit hipertensi adalah :
1) Tingkat pendidikan Pendidikan merupakan cara untuk memberikan sebuah
pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2) Budaya Merupakan pikiran atau akal. Kebiasaan atau tingkah laku manusia dalam
mengetahui kebutuhan yang memiliki sikap atau kepercayyan.
3) Informasi Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas.
4) Social ekonomi Tingkat kemampuan seseorang melalui pengetahuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
5) Pengalaman Semakin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang maka semakin
banyak pula pengetahuan yang diperoleh.

Tinjauan kasus
Diagnosa
- Kurang pengetahuan lansia terhadap penyakit hipertensi
- Kurangnya pengetahuan lansia terhadap pelayanan kesehatan lansia

1. Kurang pengetahuan lansia terhadap penyakit hipertensi

NO Data Fokus Etiologi Problem


1. Data Objektif: Kurang
- sebanyak 11 dari 15 lansia di Rw 01 mengalami pengetahuan
hipertensi lansia terhadap
- 70% lansia tidak mengetahui dirinya mengalami penyakit
hipertensi hipertensi
- 60% lansia tidak pernah melakukan aktifitas
fisik

Data Subyektif:
- keseluruhan responden tidak mengetahui apa
itu posyandu lansia
- responden mengatakan belum pernah
mendapatkan penyuluhan penyakit seperti
hipertensi

Data Objektif: Kurangnya


- 65% lansia tidak pernah memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan
faskes
lansia
- Keseluruhan lansia belum pernah mengikuti
posyandu lansia

Data Subyektif:

- responden mengatakan belum pernah


mengikuti posyandu

- Perawat desa mengatakan belum ada program


posyandu lansia atau pelayanan rutin untuk
lansia dari puskesmas

Perencanaan
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Rencana tindakan
lansia terhadap penyakit selama 1X pertemuan masalah - Memberi penjelasan kepada
hipertensi kurang pengetahuan lansia pasien tentang penyakit
terhadap penyakit hipertensi hipertensi
dapat diatasi dengan kriteria: - Menjelaskan tanda dan
Lansia dapat mengerti apa itu gejala hipertensi
hipertensi
Lansia dapat mengetahui
tanda dan gejala hipertensi

2. Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Rencana tindakan


lansia terhadap selama 1X pertemuan diatasi - Menjelaskan tentang
pelayanan kesehatan dengan kriteria pelayana kesehatan lansia
lansia Lansia dapat mengerti tentang - Menjelaskan pentingnya
posyandu lansia melakukan pemeriksaan
Lansia dapat mengerti tentang kesehatan secara rutin
pentingnya melakukan
pemeriksaan kesehatan

Intervensi keperawatan komunitas

No Hari/ Diagnose Tujuan Sasaran Rencana tindakan Tempat Metode


. Tgl keperawata dan
n media
1 Selas Kurang Setelah dilakukan Seluruh 1. Diskusi dengan a,Rumah Metode
a 28 pengetahua tindakan keperawatan lansia lansia dengan lansia yang :
april n lansia selama 1x pertemuan dengan hipertensi menderita diskusi
2020 terhadap diharapkan lansia Hiperten tentang penyakit hipertensi di
penyakit mampu : su di hipertensi RW 01 Media :
hipertensi 1. Memahami RW 01 2. Melakukan powerp
kesehatan penyuluhan pada b lansia di oin
hipertensi lansia untuk RW 02
pada dirinya menambah
2. Mampu dan informasi
bersedia kesehatan
mengecekkan hipertensi lansia
kesehatan 3. Beri motivasi
3. Memahami warga untuk
pentingnya memanfaatkan
pengecekan fasilitas
TD pada diri kesehatan
lansia yang puskesdes
mengalami 4. Melakukan
hipertensi pengecekan
setiap akhir
pekan yang di
pusatkan di
puskesdes oleh
perawat desa

Daftar Pustaka
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hipertensi+lansia&oq=hipertensi+lan#d=gs_qabs&u=%23p%3D80A_02iMGKoJ
diakses beberapa hari yang lalu

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hipertensi+lansia&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DWhutEpkRBZUJ diakses beberapa hari yang lalu

http://scholar.unand.ac.id/38486/2/BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf diakses jam 18:30


tanggal 27/4/2020
http://eprints.ums.ac.id/31098/2/BAB_I.pdf diakses jam 18:39 tanggal 27/4/2020

Anda mungkin juga menyukai