Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan.

Paqih Purnama Alam (181411084)

Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri, yang
sangat resisten. Suatu mikroorganisme pada umumnya memiliki resisten terhadal suhu yang
berbeda-beda. Sterilisasi itu sendiri dapat dilakukan dengan dua (2) cara. Yaitu secara Batch dan
Kontinyu.

Sterilisasi secara batch mempunyai keuntungan, yaitu prosesnya relatif sederhana dan proses
pemanasan dan pendinginan dapat dilakukan dalam satu periode.

Sterilisasi secara kontinyu dirancang dengan pemanasan media fermentasi yang di alirkan melalui
suatu alat penukar panas pada temperatur sterilisasi selama waktu tinggal yang di perlukan untuk
proses sterilisasi dan selanjutnya didinginkan kembali.

Proses sterilisasi batch mudah di lakukan dibandingkan dengan proses secara kontinyu, karena pada
sterilisasi batch hanya di perlukan suhu dan waktu saja (variasi). Hasil dari data gang akan di ambi
pun tak perlu di olah lagi, berbeda dengan kontinyu yang harus mengatur laju putar (Rpm) dan untuk
waktu sterilisasinya harus menghitunf waktu tinggal (waktu pemanasan).

Pada praktikum kali ini kami melakukan proses sterilisasi dengan 2 cara yaitu, secara batch dan
kontinyu.

Pada sterilisasi secara batch kami menggunakan variasi Suhu (60,65,75)℃ dan waktu (10,20,30)
detik. Untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang hidup dan mati cukup mudah, pertama-tama
siapkan sampel (dengan variasi suhu dan waktunya), lalu teteskan sampel pada kaca (untuk
mikroskop) 2-5 tetes setelah itu teteskan 1 tetes metilen blue, dan amati dibawah mikroskop.
Metilen blue berfungsi untuk membedakan mana yang hidup dan yang mati dari perbedaan warna,
untuk yang transparan yaitu hidup(No) dan biru/gelap itu mati(Nt).

Dilanjutkan dengan mengolah data (seperti pada halaman pengolahan data), setelah mendapatkan
hasil yang di inginkan buatlah grafik untuk mempermudah menarik kesimpulan.
Seharusnya pada sterilisasi secara bacth ini, semakin besar suhu yang di gunakan dan waktu
pemanasan yang lama, akan menyebabkan kematian mikroorganisme menjadi lebih banyak, akan
tetapi dari percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan data yang labil (sedikit melenceng dari
literatur) yang disebabkan pada saat menghitung bakteri antara yang hidup dan mati tidak konsisten
(terjadi error) tidak tepat 100%

Nilai D yang kami peroleh setelah melakukan perhitungan

D = 41,41 (60℃)

D = 190.29 (65℃)

D = 479.70 (70℃)

Nilai Ed

Ed = 37294.56 J/mol

Anda mungkin juga menyukai