Jiptummpp GDL Akbarlitaa 50620 3 Babii PDF
Jiptummpp GDL Akbarlitaa 50620 3 Babii PDF
KAJIAN PUSTAKA
10
Ali Imron, Burhanuddin, dan Maisyaroh, Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang, 2003), Cet. 1, Hal. 52
19
pendidik selesai, anak didik dituntut mengamalkan ilmu dalam
dimilikinya.11
(SMP)
sosial. Batasan usia remaja yang digunakan oleh para ahli adalah antara
perkembangan, yaitu :
a. Perkembangan Fisik12
11
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 89.
12
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Rosda, 2011), hal. 190
20
perubahan dan tinggi dan berat badan, 2.) perubahan dalam proporsi
b. Perkembangan Kognitif
21
Perkembangan kognitif lainnya yang juga terkait dengan
satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari perbuatan itu disebut
yang lebih tua ternyata lebih kompeten daripada remaja yang lebih
15
Desmita, Op. Cit, hal. 198
22
d. Perkembangan Orientasi Masa Depan
23
menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam
transisi.17
17
Desmita, Op.Cit, hal. 206
18
Desmita, Op.Cit, hal. 208
24
dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.19 Pembelajaran
ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa
19
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/15-pengertian-pembelajaran-menurut-
para-ahli.html diakses pada tanggal 29 Desember 2016, Jam 20.50
20
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma`arif,
1962), hal. 23.
21
Mustofa Ghalayaini, Idhatun Nasihiin, (Shaida : Mathba`ah Ashriyah, 1368 H/1949 M),
Cet. Ke-6.
25
1). Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan
tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini
dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
di akhirat kelak.23
22
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-
Ma`arif, 1980).
23
Zakiah Darajat, et al, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-4,
h.86-89.
26
Pendidikan agama Islam memiliki beberapa istilah dalam mata
Islam.
24
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009),
cet. 1, hal. 49.
27
menggunakan metode lainnya yang dimulai dengan mencari data
masalah.
25
Syaiful B. Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Renika Cipta,
2010), hal 103.
Edy Purwanto. Desain Teks Untuk Belajar “Pendekatan Pemecahan Masalah”. Jurnal
26
28
dari pembelajaran berbasis problem solving tersebut. Pertama,
ilmu.
28
Wina Sanjaya, Ibid, hal 214-215
29
Pemecahan masalah juga berperan agar pembelajaran berjalan dengan
fleksibel.29
yang inovatif
terbaru
dituntut untuk bertindak dan berfikir kreatif dan kritis. Para siswa
29
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan,(Bandung: Rosda, 2013), hal. 111
30
mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis dan
realistis.30
diterapkan:
penuh.
objektif.
30
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009),
cet. 1, hal. 49-50
31
c) Manakala guru menginginkan siswa mampu dalam memecahkan
dalam belajarnya.
sehari-hari).31
sikap ilmiah.
31
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: Rosda, 2013), hal. 214-215
32
Hakikat masalah dalam pembelajaran berbasis problem solving ini
adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang
materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang
bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari
dengan baik.
manfaatnya.
tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan
32
Sanjaya, Wina, Op. Cit, hal. 216-217
33
e) Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa, sehingga
solving), yaitu:
a) Merumuskan masalah
b) Menganalisis masalah
c) Merumuskan hipotesis
d) Mengumpulkan data
e) Pengujian hipotesis
33
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Rosda, 2013), hal. 111
34
b. Merumuskan masalah
atau belum
1. Menyadari Masalah
dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Pada tahapan ini, siswa
terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Guru juga dapat mendorong
siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk
dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil atau bahkan
individual.
2. Merumuskan Masalah
35
dikaji. Mencapai tahapan ini, siswa diharapkan mampu menentukan
3. Merumuskan Hipotesis
induktif dan deduktif sangat diperlukan dalam tahapan ini. Begitu pula
Kemampuan yang diharapkan dapat diraih oleh siswa dalam tahap ini
adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin
4. Mengumpulkan Data
mudah dipahami.
5. Menguji Hipotesis
36
Kemampuan yang diharapkan dari siswapada tahapan ini adalah
solving
1. Keunggulan
34
Sanjaya, Wina, Op. Cit, hal. 217-220
37
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan
baru.
38
j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan
kehidupan manusia.
2. Kelemahan
39
d. Sering orang beranggapan keliru bahwa pembelajaran problem
solving ini tidak sesuai untuk anak di jenjang sekolah dasar (SD).
anak.
a. Pengertian Karakter
35
Sanjaya, Wina, Op. Cit, hal. 220-221
40
orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan
nilai kebajikan dalam diri peserta didik yang tidak harus merupakan
lain.37
sumber-sumber berikut :
36
Syamsu Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hal. 33
37
Ibid, hal. 34
41
mengatur kehidupan dalam segala aspek seperti kehidupan politik,
Indonesia.
NILAI/KARAKTER DESKRIPSI
38
Syamsu Yusuf,Op.Cit, hal. 36
42
dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
43
berupaya untuk mengetahui lebih
politik bangsa.
44
dan aman atas kehadiran dirinya.
Maha Esa.
45
Pengembangan karakter bagi para peserta didik di sekolah
39
Syamsu Yusuf,Op.Cit, hal. 44
46
1. Menciptakan iklim religius yang kondusif
nilai agama atau senantiasa taqwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha
tali silaturrahim.
a.) hubungan interpersonal yang baik antara pimpinan, guru, staf, dan
juga siswa, b.) sikap dan perlakuan guru yang penuh kasih sayang dan
47
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang perlu membangun
guru harus bisa menjadi figur atau panutan yang memberikan suri
siswa dalam bertutur kata yang santun, berpakaian yang sopan dan
48
membangun sikap toleransi, saling menghargai, dan tolong menolong
diantara siswa.
tersebut.
49
yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari, seperti sikap respek
50
dan kegiatan lainnya. Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan
budi.
Syamsu Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hal. 36-
40
40
51