Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kami dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling Keluarga Sakinah tentang
pengertian, fungsi, dan tujuan konseling keluarga.

Makalah Bimbingan Konseling Keluarga Sakinah telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.Untukitu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
Bimbingan Konseling Keluarga Sakinah.

Akhir kata kami berharap semoga makalah teori humanistik konseling keluarga ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kelompok 18

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konseling keluarga dalam perspektif hukum Islam merupakan sebuah proses
pemberian bantuan kepada individu/kelompok dalam keluarga, oleh konselor (orang
yang membantu), dengan konseli (orang yang dibantu) untuk menyadari eksistensinya
sebagai makhluk Tuhan, dalam posisinya sebagai seorang anggota keluarga. Hal ini
ditujukan agar ia senantiasa selaras dengan ketentuan dan kehendak Tuhan, sehingga
dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Pada dasarnya kata
“Humanistik” merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak makna sesuai dengan
konteksnya. Misalnya, humanistik dalam wacana keagamaan berarti tidak percaya
adanya unsur supranatural atau nilai transendental serta keyakinan manusia tentang
kemajua melalui ilmu dan penalaran. Di sisi lain humanistik berarti minat terhadap
nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat ketuhanan. Sedangkan humanistik dalam tataran
akademik tertuju pada pengetahuan tentang budaya manusia, seperti studi-studi klasik
mengenai kebudayaan Yunani dan Roma.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950 an.
Adapun Humanistik memandang manusia sebagai manusia, artinya manusia adalah
makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan fitrah fitrah tertentu. Ciri khas teori humanistik
adalah berusaha untuk mengamati perilaku seseorang dari sudut si pelaku dan bukan
si pengamat. Sebagai makhluk hidup, ia harus melangsungkan, mempertahankan, dan
mengembangkan, hidupnya dengan potensipotensi yang dimilikinya.Sedangkan dalam
mata keluarga sakinah diharapkan mampu memberikan dorongan dorongan yang
positif bagi masing masing anggotanya. Peranan keluarga, sangat strategis dalam
menentukan masa depan masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
Namun, sering terjadi keluarga kehilangan peran dan fungsinya.Karena itulah,
diperlukan adanya bimbingan dan konseling perkawinan. Harapan tersebut tentu saja
tidak akan mungkin terpenuhi, karena pada dasarnya konselor perkawinan bukan
wasit, yang mampu menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar. Sejujurnya,
pasangan hanya perlu memahami lebih dalam bahwa proses konseling saja tidak
cukup, karena sesungguhnya pasangan juga membutuhkan terapi psikologis untuk

2
dapat belajar merubah perilaku diri masing-masing menjadi individu yang lebih baik,
demi mempertahankan perkawinan dan mencapai kehidupan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar teori humanistik?
2. Bagaimana aplikasi teori humanistik dalam konseling keluarga ?
3. Bagaimana hakikat manusia dalam humanistik?
4. Apa tujuan konseling humanistik?
5. Apa peran dan fungsi konselor dalam humansitik ?
6. Apa saja teknik konseling humanistik?
7. Bagaimana tahapan konseling ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan humanistik dalam konseling ?
9. Ayat Al Qur’an apa yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga pada
teori umanistik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dsar teori humanistik
2. Untuk mengetahui aplikasi humanistik dalam konseling keluarga
3. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam humanistik
4. Untuk mengetahui tujuan konseling humanistik
5. Mengetahui peran dan fungsi konselor dalam humanistik
6. Untuk mengetahui teknik konseling humanistik
7. Mengetahui apa saja tahapan dalam humanistik
8. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori humanistik
9. Untuk mengetahui ayat yang berkaitan dengan humanistik keluarga.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan humanistik dalam Konseling Keluarga

Konseling dalam keluarga merupakansuatu proses pemberian bantuan dan


bimbingan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh
seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk melakukan bimbingan. Hal ini
dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungan keluarganya serta
dapat mengarahkan diri dengan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan
dirinya dan kesejahteraan masyarakat, khususnya untuk kesejahteraan keluarganya
(Amin, 2013: 33).1 Aplikasi teori-teori konseling pada praktek konseling keluarga
adalah suatu keharusan. Sebenarnya setiap teori konseling ada praktek untuk
konseling individual. Akan tetapi sering konselor mengalami kesulitan dalam aplikasi
tersebut dengan single theory, karena perilaku manusia tidak bisa dilihat hanya dari
satu sisi saja. Jadi harus disorot dari segala arah. Karena itu menggunakan multi
theory adalah hal yang wajar dalam mempelajari atau mengamati perilaku manusia,
terutama dalam praktek konseling.Walter Kempler (1981) dalam bukunya experiental
Psyhchotherapy mengemukakan pertama kali pendekatan Gestalts terhadap konseling
keluarga. Ia sebagai konselor gestalt beranggapan bahwa, pendekatan ini amat dekat
dengan pendekatan eksistensial fenomenologis. Dalam deskripsinya mengenai teori
dan praktik psikoterapi pengalaman keluarga (family experiential psychotherapy),
Kempler menekankan perhatiannya pada perjuangan (encounter) atau interaksi
interpersonal dalam situasi terapeutik di sini dan sekarang (here and now).
Selanjutnya konselor harus mengembangkan tujuan konseling dengan cara
berpartisipasi penuh sebagai manusia (person).

Yang paling penting dalam fase awal konseling keluarga ialah mendorong
semangat anggota keluarga untuk berani mengemukakan dunia pribadinya. Kelabunya
kehidupan keluarga tidak lain adalah karena berkurangnya kemauan para anggota
untuk mengalami, merasakan pandangan dunia pribadi anggota keluarga yang lain.
Yang satu merasa benar sendiri, dan berusaha menyalahkan orang lain sehingga

1
Amad atabik, jurnal Konseling Keluarga Islami (Solusi Problematika Kehidupan Berkeluarga) STAIN Kudus,
Jawa Tengah. Vol. 4 no 1 2013.

4
masalah yang ada dalam keluarga itu dirasakan oleh anggota keluarga sebagai
masalah yang tak dimengertinya dan kadang-kadang tak memperdulikannya. Akan
tetapi menunjukkan suatu kemauan untuk melihat dunia orang lain melalui kacamata
orang itu sendiri adalah cara konseling yang diinginkan dan arah ini yang perlu
dicapai dengan situasi terapeutik dalam konseling keluarga2.

B. Hakekat Manusia

Pendekatan humanistik berfokus pada diri manusia. Pendekatan ini


mengutamakan suatu sikap yang menekankan pemahaman atas manusia. Pendekatan
humanistik berusaha mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, yakni memberikan
gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Pendekatan ini berfokus pada
sifat dari kondisi manusia yang mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri,
bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab,
kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia
yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain
keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.

Pendekatan Humanistik di lain pihak, menekankan renungan-renungan filosofi


tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Terapi eksistensial, terutama berpijak
pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa
kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan. Dalam penerapan-penerapan
terapeutiknya, pendekatan humanistik memusatkan perhatian pada asumsi-asumsi
filosofis yang melandasi terapi. Pendekatan humanistik menyajikan suatu landasan
filosofis bagi orang-orang dalam hubungan dengan sesamanya yang menjadi ciri khas,
kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi-
implikasi bagi usaha membantu individu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan
dasar yang menyangkut keberadaan manusia. Pendekatan ini memberikan kontribusi
yang besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas
manusia terhadap manusia yang lain dalam proses teurapeutik. Terapi eksistensial-
humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri
sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak bayi. Perkembangan kepribadian
yang normal berlandaskan keunikan masing-masing individu. Determinasi diri dan
kecenderungan kearah pertumbuhan adalah gagasan-gagasan sentral. Psikopatologi

2
Siti Hartinah, Konseling Keluarga, (Tegal: UPS, 2009)

5
adalah akibat dari kegagalan dalam mengaktualkan potensi. Pembedaan-pembedaan
dibuat antara “rasa bersalah ekstensial” dan “rasa bersalah neurotik” serta antara
“kecemasan ekstensial” dan “kecemasan neurotik”. Berfokus pada saat sekarang dan
akan menjadi apa seseorang itu, yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka
dari itu, akan lebih meningkatkan kebebasan konseling dalam mengambil keputusan
serta bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang di ambilnya.

C. Hakekat Konseling

Hakikat konseling humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa


artinya menjadi manusia. Pendekatan humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita
bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita
lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah
hubunganya dengan klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi
konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.

D. Tujuan Konseling

1. Agar keluarga mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi dasar


atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan
bertindak berdasarkan kemampuannya.

2. Meluaskan kesadaran diri anggota keluarga , dan karenanya meningkatkan


kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah
hidupnya.

3. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan


tindakanmemilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar
korbankekuatan-kekuatan deterministik diluar dirinya.

4. Konseling keluarga bertujuan membantu anggota keluarga belajar dan memahami


bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan anggota keluarga.

5. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan bahwa apabila salah
seorang anggota keluarga memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh
terhadap persepsi, harapan, dan interaksi anggota keluarga lainnya

6
6. Memperjuangkan (dalam konseling), sehingga anggota keluarga dapat tumbuh
dan berkembang guna mencapai keseimbangan dan keselarasan.

7. Mengembangkan rasa penghargaan dari seluruh anggota keluarga terhadap


anggota keluarga yang lain3.

Setiap manusia menghadapi permasalahannya sendiri. Salah satu cara untuk


mencari solusi adalah dengan berkonsultasi pada ahli konseling (konselor). Maka
memberikan solusi konseling Islami memberikan acuan tentang tujuan
pembimbingan ini. Konseling Islami menetapkan tujuan konseling bahwa dalam
kehidupan haruslah hubungan sesama manusia itu dilandasi oleh keimanan, kasih
sayang, saling menghargai, dan berupaya saling membantu berdasarkan iman
kepada Allah swt. Hal ini berdasarkan firman Allah swt. dalam surat al Maun. 4

E. Teknik Konseling

Teori humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat.


Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling lainnya
separti teoriGestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah
menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna
apabila ia memaknainya.

Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling , yang mana


sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja
teknik humanistic.Upaya pelaksanaan konseling keluarga yang bermasalah diperlukan
pemahaman yang khusus dan terarah antara lain :

1. Membina hubungan baik (good rapport).

2. Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan


keterbatasannya.

3
Siti Hartinah, Konseling Keluarga, (Tegal: UPS, 2009)

4
Amad atabik, jurnal Konseling Keluarga Islami (Solusi Problematika Kehidupan Berkeluarga) STAIN Kudus,
Jawa Tengah. Vol. 4 no 1 2013.

7
3. Merangsang kepekaan emosi klien,mengembangkan penghargaan
emosional terhadaphubungan antar keluarga yang satu dengan yang
lainnya.

4. Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.

5. Mengembangkan potensi dan emosi positif klien.

F. Peran dan Fungsi Konselor

Peran konselor mencakup hal-hal berikut :

1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.

2. Menyadari peran dari tanggung jawab konselor

3. Berorientasi pada pertumbuhan.

4. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi.

5. Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien.

6. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya
hidup dan pandangan humanistiknyatentang manusia secara implisit
menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.

7. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk


mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.

8. Bekerja ke arah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan


kebebasan klien.

9. Konselor berperan sebagai facilitative a comfortable yaitu membantu klien


melihat secara jelas dan obyektif dirinya dan tiindakan – tindakannya
sendiri

10. Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga

11. Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa untuk bertanggung


jawab melakukan self control

8
12. Konselor mejadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi
dan menginterpretasi pesan – pesan yang disampaikan klien atau anggota
keluarga.

G. Hubungan Konselor dengan Klien

Yang paling diutamakan oleh konselor eksistensial adalah hubunganya dengan


klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi terapeutik merupakan
stimulus terjadinya perubahan yang positif.Konselor percaya bahwa sikap dasar
mereka terhadap klien, karakteristik pribadi tentang kejujuran, integritas dan
keberanian merupakan hal-hal yang harus ditawarkan.Konseling merupakan

Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup
kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan mereka dan
akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan keberadaan mereka.
Sidney Jourad (1971) mendesak konselor untuk mengajak klien mereka benar-benar
menunjukkan keotentikan dirinya melalui perilaku yang otentik dan pengungkapan
diri.Oleh karena itu konselor mengajak klien untuk tumbuh dengan mencontoh
perilaku otentik.Mereka bisa menjadi transparan apabila dianggap cocok untuk
diterapkan dalam hubungan itu, dan sifat kemanusiaannya bisa menjadi stimulus
untuk diambil potensi riilnya oleh klien5.

H. Tahap Konseling

Terdapat beberapa tahap yang dapat dilakukan oleh terapis dalam terapi
eksistensial antara lain :

1. Tahap pendahuluan

Konselor mengembangkan hubungan baik / rapport antara therapist


dengan keluarga dan antara anggota keluarga yang satu dengan anggota
keluarga yang lainnya. membantu konseli dalam mengidentifikasi dan
mengklarifikasi asumsi mereka tentang dunia. Konseli diajak untuk
mendefinisikan dan menayakan tentang cara mereka memandang dan
menjadikan eksistensi mereka bisa diterima. Mereka meneliti nilai
mereka, keyakinan, serta asumsi untuk menentukan kesalahannya.
5
http://titinmukminatin.blogspot.com/2013/06/aplikasi-humanistik-dalam-konseling.html?m=1 Diakses pada
tanggal !7 Februari 2020 pukul 08.05 WIB

9
Bagi banyak konseli hal ini bukan pekerjaan yang mudah, oleh
karena itu awalnya mereka memaparkan problema mereka. Konselor
disini mengajarkan mereka bagaimana caranya untuk bercermin pada
eksistensi mereka sendiri dan meneliti peranan mereka dalam hal
penciptaan problem mereka dalam hidup.

2. Pada tahap tengah dari konseling humanistik

Konseli didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti


sumber dan otoritas dari sistem nilai mereka. Proses eksplorasi diri ini
biasanya membawa konseli ke pemahaman baru dan berapa
restrukturisasi dari nilai dan sikap mereka. Konseli mendapat cita rasa
yang lebih baik akan jenis kehidupan macam apa yang mereka anggap
pantas. Mereka mengembangkan gagasan yang jelas tentang proses
pemberian nilai internal mereka.

3. Tahap terakhir dari Konseling humanistik

Berfokus pada alternative pemecahan masalah kemudian


menerapkan salah satu alternative pemecahan masalah konseli untuk bisa
melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri
dan keluarganya. Sasaran terapi adalah memungkinkan konseli untuk
bisa mencari cara mengaplikasikan nilai hasil penelitian dan
internalisasi dengan jalan kongkrit. Biasanya konseli menemukan jalan
mereka untuk menggunakan kekuatan itu demi menjalani konsistensi
kehidupannya yang memiliki tujuan.

I. Kelebihan & Keterbatasan

1. Kelebihan

a. Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam
perkembangan dan kepercayaan diri.

b. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.

c. Memanusiakan manusia.

10
d. Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena sosial.

e. Pendekatan humanistik lebih cocok digunakan pada perkembangan klien


seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam
pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi
dewasa

2. Kelemahannya

a. Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal

b. Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas.

c. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya


(keputusan ditentukan oleh klien sendiri)

d. Memakan waktu lama6.

J. Ayat yang berkaitan dengan masalah keluarga dalam Islam


Hidup berkeluarga adalah fitrah yang diberikan Allah Swt kepada manusia. Karena
itu, orang yang berakal dan sehat tentu mendambakan keluarga bahagia, sejahtera,
damai, dan langgeng. Rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga di mana
seluruh anggota keluarga tidak selalu mengalami keresahan yang menggoncang sendi-
sendi keluarga. Rumah tangga sejahtera adalah rumah tangga yang dapat dipenuhi
kebutuhan hidupnya, baik lahir maupun batin menurut tingkat sosialnya. Rumah
tangga yang damai adalah rumah tangga di mana para anggota keluarganya senantiasa
damai tenteram dalam suasana kedamaian dan bebas dari percekcokan dan
pertengkaran. Sedangkan rumah tangga yang langgeng (kekal) adalah rumah tangga
yang terjalin kokoh dan tidak terjadi perceraian selama kehidupannya.7
Setiap anggota keluarga mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan status dan
kedudukanya masing-masing menurut ajaran Islam, hal ini dapat dilihat QS. al
Baqarah :228

6
http://titinmukminatin.blogspot.com/2013/06/aplikasi-humanistik-dalam-konseling.html?m=1 Diakses pada
tanggal !7 Februari 2020 pukul 08.05 WIB

7
Dedi Junaidi, Bimbingan Perkawinan Membina Keluarga Sakinah Menurut Al-Quran dan As-Sunah (Jakarta:
Akademika Pressindo), h. 155.

11
ِ ‫ؤ ِم َّن بِاهَّلل‬Pْ Pُ‫ ا ِم ِه َّن إِ ْن ُك َّن ي‬P‫ق هَّللا ُ فِي أَرْ َح‬
َ Pَ‫ا خَ ل‬PP‫ن َم‬Pَ ‫ لُّ لَه َُّن أَ ْن يَ ْكتُ ْم‬P‫رُو ٍء ۚ َواَل يَ ِح‬Pُ‫ةَ ق‬Pَ‫ ِه َّن ثَاَل ث‬P‫نَ بِأ َ ْنفُ ِس‬P‫َّص‬
ْ ‫ات يَتَ َرب‬ُ َ‫َو ْال ُمطَلَّق‬
‫ُوف ۚ َولِلرِّ َجا ِل َعلَ ْي ِه َّن‬ ِ ‫ك ِإ ْن أَ َرادُوا إِصْ اَل حًا ۚ َولَه َُّن ِم ْثل الَّ ِذي َعلَ ْي ِه َّن بِ ْال َم ْعر‬ َ ِ‫ق بِ َر ِّد ِه َّن فِي ٰ َذل‬
ُّ ‫َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر ۚ َوبُعُولَتُه َُّن أَ َح‬

ِ ‫َد َر َجةٌ ۗ َوهَّللا ُ ع‬


‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬
Artinya: Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya
berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki
ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan
kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. al-Talaq :6
‫أ َ ْنفِقُوا َعلَ ْي ِه َّن َحتَّ ٰى‬PPَ‫ل ف‬P ِ ‫يِّقُوا َعلَ ْي ِه َّن ۚ َوإِ ْن ُك َّن أُواَل‬P‫ض‬
ٍ P‫ت َح ْم‬ ُ ‫أَ ْس ِكنُوه َُّن ِم ْن َحي‬
َ ُ‫ ِد ُك ْم َواَل ت‬Pْ‫ َك ْنتُ ْم ِم ْن ُوج‬P‫ْث َس‬
َ ُ‫ارُّ وه َُّن لِت‬P‫ض‬
6‫ض ُع لَهُ أُ ْخ َر ٰى‬ ٍ ‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَآتُوه َُّن أُجُو َره َُّن ۖ َو ْأتَ ِمرُوا بَ ْينَ ُك ْم بِ َم ْعر‬
ِ ْ‫ُوف ۖ َوإِ ْن تَ َعا َسرْ تُ ْم فَ َستُر‬ َ ْ‫ض ْعنَ َح ْملَه َُّن ۚ فَإ ِ ْن أَر‬
َ َ‫ي‬.
Artinya:Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu
menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.
QS. al-Ahqaf:15.
ُ‫ َّده‬P‫صالُهُ ثَاَل ثُونَ َش ْهرًا ۚ َحتَّ ٰى ِإ َذا بَلَ َغ أَ ُش‬
َ ِ‫ض َع ْتهُ ُكرْ هًا ۖ َو َح ْملُهُ َوف‬َ ‫ص ْينَا اإْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه ِإحْ َسانًا ۖ َح َملَ ْتهُ أُ ُّمهُ ُكرْ هًا َو َو‬
َّ ‫َو َو‬
ُ‫اه‬P‫ض‬ َ ْ‫الِحًا تَر‬P‫ص‬ َ ‫ َل‬P‫ي َوأَ ْن أَ ْع َم‬ َّ َ‫ك الَّتِي أَ ْن َع ْمتَ َعل‬
َّ ‫ َد‬Pِ‫ي َو َعلَ ٰى َوال‬ َ Pَ‫ ُك َر نِ ْع َمت‬P‫ا َل َربِّ أَوْ ِز ْعنِي أَ ْن أَ ْش‬Pَ‫نَةً ق‬P‫ َغ أَرْ بَ ِعينَ َس‬Pَ‫َوبَل‬
َ‫ك َوإِنِّي ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِمين‬ ُ ‫َوأَصْ لِحْ لِي فِي ُذ ِّريَّتِي ۖ إِنِّي تُب‬
َ ‫ْت إِلَ ْي‬
Artinya :Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang
saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Konseling dalam keluarga merupakansuatu proses pemberian bantuan dan bimbingan


kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang
ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk melakukan bimbingan. Hal ini
dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungan keluarganya serta
dapat mengarahkan diri dengan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan
dirinya dan kesejahteraan masyarakat, khususnya untuk kesejahteraan keluarganya.
Walter Kempler (1981) dalam bukunya experiental Psyhchotherapy mengemukakan
pertama kali pendekatan Gestalts terhadap konseling keluarga. Ia sebagai konselor
gestalt beranggapan bahwa, pendekatan ini amat dekat dengan pendekatan
eksistensial fenomenologis. Dalam deskripsinya mengenai teori dan praktik
psikoterapi pengalaman keluarga (family experiential psychotherapy), Kempler
menekankan perhatiannya pada perjuangan (encounter) atau interaksi interpersonal
dalam situasi terapeutik di sini dan sekarang (here and now). Selanjutnya konselor
harus mengembangkan tujuan konseling dengan cara berpartisipasi penuh sebagai
manusia (person).

Hakikat konseling humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa


artinya menjadi manusia. Pendekatan humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita
bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita
lakukan. Hakikat konseling humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa
artinya menjadi manusia. Pendekatan humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita

13
bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita
lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah
hubunganya dengan klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi
konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.

Tujuan Konseling 1.Agar keluarga mengalami keberadaannya secara otentik


dengan menjadi dasar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat
membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. 2. Meluaskan kesadaran
diri anggota keluarga , dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni
menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya. 3. Membantu klien agar
mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakanmemilih diri, dan
menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korbankekuatan-kekuatan
deterministik diluar dirinya.

Peran konselor mencakup hal-hal berikut :Mengakui pentingnya pendekatan


dari pribadi ke pribadi, Menyadari peran dari tanggung jawab konselor, Berorientasi
pada pertumbuhan, Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu
pribadi,Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien,
Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan
pandangan humanistiknyatentang manusia secara implisit menunjukkan kepada klien
potensi bagi tindakan kreatif dan positif.

Tahap Konseling terdapat beberapa tahap yang dapat dilakukan oleh terapis dalam
terapi eksistensial antara lain, tahap pendahuluan dan tahap tengah atau aplikasi
humanistik. Ayat yang berkaitan dengan masalah keluarga dalam Islam diantaranya
adalah QS. al Baqarah :228 , QS. al-Talaq :6, 7, QS. al-Ahqaf:15.

B. SARAN
Kami penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
kesalahan baik dari segi pemahaman kami dan segi penulisannya sendiri. Penulis
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak hal yang belum sempat terbahas. Oleh karena itu , kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan
evaluasi untuk memotivasi makalah kami selanjutnya. Semoga tugas makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

14
Daftar Pustaka

Amad atabik, jurnal Konseling Keluarga Islami (Solusi Problematika Kehidupan


Berkeluarga) STAIN Kudus, Jawa Tengah. Vol. 4 no 1 2013.

Dedi Junaidi, Bimbingan Perkawinan Membina Keluarga Sakinah Menurut Al-Quran dan
As-Sunah , Jakarta: Akademika Pressindo.

Siti Hartinah, 2009 Konseling Keluarga, Tegal: UPS.

15
http://titinmukminatin.blogspot.com/2013/06/aplikasi-humanistik-dalam-konseling.html?
m=1 Diakses pada tanggal !7 Februari 2020 pukul 08.05 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai