Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Jacob Levy Moreno membuat istilah sosiometri dan menggunakannya dalam
penelitian untuk mengetahui hubungan antar anggota dalam suatu kelompok yang
dilakukan antara 1932 – 1938 di New York State Training School for Girl in
Hudson, New York (Hofman, 2001).1 Istilah sosiometri berasal dari bahasa Latin
socious yang berarti sosial, dan metrum yang diartikan sebagai pengukuran.
Berdasarkan kata dasar ini, sosiometri digunakan sebagai cara untuk mengukur
tingkat antar hubungan individu dalam kelompok. Pengukuran tentang
antarhubungan tersebut berguna tidak hanya dalam melakukan assessment
terhadap perilaku individu dalam kelompok, tetapi juga untuk melakukan
intervensi untuk menghasilkan perubahan positif dan menentukan seberapa
luasnya perubahan itu. Dalam kerja kelompok, sosiometri merupakan alat untuk
mengukur kekuatan penurunan konflik dan memperbaiki komunikasi, karena
sosiometri kelompok membolehkan kelompok untuk melihat dirinya secara
objektif dan untuk menganalisis dinamika kelompoknya. Sosiometri ini juga alat
yang bagus untuk meng-assess (assessing) dinamika dan perkembangan dalam
kelompok pencurahan untuk terapi atau pelatihan.2
Sebagai contoh, apabila kita ingin mengetahui mengapa beberapa murid
mengalami kesulitan dalam pelajarannya, sedangkan secara akademis mereka
pandai, hal ini mungkin dapat disebabkan oleh kurangnya penyesuaian diri
terhadap teman sekelasnya. Keadaan semacam ini dapat diketahui dengan
menggunakan sosiometri.3
Pekerjaan sosiometri meliputi merancang, menyusun instrument, melakukan
pengukuran dan analisis. Data yang dikumpulkan diolah, dianalisis, yang hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menjalankan suatu
program kegiatan tertentu.4

1
Sutoyo, Anwar. 20… Pemahaman Individu. Hal 169.
2
Rahardjo, Susilo. 2013. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group. Hal 150.
3
Sutoyo, Anwar. 20… Pemahaman Individu. Hal 169.
4
Rumiyati, Agnes T. 2010. Modul Universitas Terbuka. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal 3.
B. Ruang Lingkup Sosiometri
Menurut Moreno terdapat perbedaan yang dalam antara perilaku formal
anggota kelompok dan perilaku yang terselubung yang sulit untuk bisa dirasakan
oleh anggota kelompok yang lain. Oleh karena itu, Morenomenyarankan sebelum
dimulainya suatu program, ahli sosiometri harus mengambil peran dalam
menyiapkan masyarakat penerima program untuk dapat memahami hal-hal
terselubung tersebut.
Dengan demikian, ruang lingkup sosiometri mirip dengan ruang lingkup
pekerjaan riset pada umumnya yang terdiri dari tahapan berikut ini.
1. Penentuan kriteria
Penentuan pilihan oleh individu selalu berdasarkan pada kriteria, bisa kriteria
subyektif (misalkan intuisi/feeling, kesukaan seseorang atau kesan pertama
(first impression), maupun kriteria obyektif atau dengan kesadaran, misalkan
mengetahui bahwa seseorang memiliki atau tidak memiliki keterampilan
tertentu seperti yang dibutuhkan oleh grup. Riset sosiometri adalah riset aksi
(action research) dengan mengeksplorasi jaringan-jaringan sosio-emosi
(socio-emotional networks) dari hubungan-hubungan menggunakan kriteria
tertentu yang spesifik, misalkan sebagai berikut.
a. Siapa dalam grup yang Anda inginkan untuk duduk di sebelahnya pada
saat bekerja?
b. Siapa yang akan Anda hubungi untuk mendapatkan advis jika ada
masalah pekerjaan?
c. Siapa dalam grup yang Anda pandang dapat menyelesaikan proyek yang
tertunda?
2. Pembuatan Alat Ukur
Instrumen atau alat ukur sosiometri berupa daftar pertanyaan dalam bentuk
kuisioner/angket yang akan digunakan untuk mengetahui pemilihan sesorang
termasuk alasan-alasan dalam pilihannya. Moreno menamakan instrumen
dalam kegiatan sosiometri sebagai tes sosiometri (sosiometric test).
3. Pembuatan Sosiomatriks
Data sosiometri yang dikumpulkan menggunakan instrumen kuisioner/angket
ditampilkan dalam bentuk tabel atau matriks dari pilihanpilihan setiap orang.
Tabel/matriks semacam itu disebut Sosiomatriks.
4. Pembuatan Sosiogram
Selain sosiomatriks, data sosiometri juga disajikan dalam bentuk diagram atau
gambar. Ketika anggota sebuah grup diminta untuk memilih satu sama lain
didasarkan pada kriteria tertentu, setiap orang dalam grup dapat memilih dan
menjelaskan mengapa dia memilih pilihannya tersebut. Hubungan-hubungan
ini kemudian dipetakan dalam suatu gambar atau diagram. Gambar peta dari
hubungan-hubungan tersebut disebut Sosiogram. Sosiogram ini merupakan
salah satu inovasi dari Moreno dalam sosiometri, sosiogram merupakan
metode sistematis untuk menggambarkan secara grafis individu-individu
sebagai titik-titik (nodes) dan menghubungkan mereka satu dengan lainnya
dengan garis dan panah berarah.
5. Analisis Indeks
Moreno mengajukan tiga metode analisis data sosiometri, yaitu dengan
sosiomatriks, sosiogram, atau indeks. Analisis indeks merupakan metode
untuk mengukur distribusi maupun kecenderungan masalah hubungan-
hubungan sosial dalam suatu kelompok. Indeks sosiometri memiliki range
tertentu untuk menentukan posisi individu dalam kelompok dan untuk
menggambarkan karakteristik kelompok. Aplikasi sosiometri memanfaatkan
metode range ini untuk mengarahkan orang dan grup memeriksa kembali
(review) serta mengembangkan jaringan hubungan psiko-sosial yang ada.5

C. Angket Sosiometri
Instrument atau alat untuk memperoleh materi sosiometri adalah angket
sosiometri, yaitu dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi mengenai
siapa yang disukai (dipilih) dan siapa yang tidak disukai (ditolak) diantara anggota
kelompoknya. Jawaban responden tentang siapa yang disukai maupun yang tidak
disukai tersebut dapat terdiri dari satu, dua, tiga orang atau lebih.
Membuat angket sosiometri tidak sesulit membuat skala psikologis, guru
atau peneliti cukup memerintahkan secara lisan atau tertulis kepada responden
(peserta didik) untuk menuliskan nama tiga, empat, atau lima orang teman
sekelasnya untuk membentuk kelompok belajar, perlu diingatkan agar dalam

5
Rumiyati, Agnes T. 2010. Modul Universitas Terbuka. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal 5-7.
menuliskan nama temannya tersebut diurutkan dari yang paling diharapkan hingga
yang tidak terlalu diharapkan.6
Penetapan urutan ini semata-mata dimaksudkan sebagai bahan
pertimbangan dalam membentuk kelompok belajar, teman yang mana yang perlu
mendapat prioritas. Dalam memilih teman tersebut akan lebih memudahkan
tabulasi manakala yang dituliskan cukup nomor absen temannya yang sudah
didektekan guru sebelumnya. Dengan teknik ini bisa diketahui siapa-siapa yang
menjadi bintang dan siapa pula yang terasing di kelas itu.7

D. Tujuan dan manfaat Sosiometri


Sosiometri bertujuan untuk mengetahui pilihan, komunikasi, pola interaksi,
dan struktur hubungan antarindividu dalam suatu kelompok. Terhadap sosiogram
yang kita buat, dianalisis. Dengan analisis tersebut dapat diketahui problem
hubungan sosial para siswa dalam kelompoknya atau apakah seorang anak itu
disukai atau tidak dalam kelompoknya. Misalnya diketahui ada seorang siswa yang
terisolir. Kita dapat menggunakan sosiogram ini untuk maksud-maksud remedial.
Misalnya dengan menyuruh siswa-siswa lain untuk bergaul dengan siswa yang
terisolir tadi. Dengan kata lain menyuruh siswa-siswa lain untuk mengajak siswa
yang terisolir tadi dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Selanjutnya
dapat dilakukan langkah-langkah bimbingan terhadap anak yang bersangkutan.
Adapun manfaat yang diperoleh seorang konselor atau guru BK dengan
mempelajari data sosiometri antara lain:
1. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam
kelompok sosial tertentu.
2. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara individu-individu dengan
penerimaan sosialnya.
3. Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian individu terhadap
masalah pergaulan dan pertemanan yang sedang dialaminya.
4. Merencanakan program konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih
baik untuk mengatasi masalah penyesuaian di kelas tertentu.

6
Rahardjo, Susilo. 2013. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group. Hal 151.
7
Sutoyo, Anwar. 20… Pemahaman Individu. Hal 170.
5. Memperbaiki struktur hubungan individu dengan orang lain di dalam
kelompok sosialnya.
6. Mempelajari mutu kepemimpinan seorang individu dalam kelompok tertentu
untuk suatu kegiatan tertentu.
7. Mempelajari akibat dari praktik-praktik sekolah terhadap hubungan sosial di
kalangan siswa (dalam konteks sekolah).
8. Menemukan norma-norma pergaulan antarsiswa yang dinginkan dalam
kelompok atau kelas bersangkutan.

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana atau iklim sosial yang
baik antara lain:
1. Membentuk kelompok belajar atau kelompok kerja.
2. Mempersatukan kelompok minoritas di dalam satu kelas.
3. Menciptakan hubungan baik dan harmonis.
4. Membangun perasaan berhasil dan berprestasi.
5. Hendaknya ditanamkan rasa bahwa kalau kompak, akan berhasil baik.

E. Penyajian Hasil Angket Sosiometri


Data dikumpulkan dengan angket sosiometri, apabila belum disusun akan
merupakan data yang masuh sukar untuk dianalisa dan diketahui. Agar data
tersebut mudah dibaca siapa yang paling popular (paling disenangi) dan siapa yang
paling tidak disenangi dalam kelompok tersebut, maka data yang terkumpul harus
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel dan data sosiometri disebut “matrik
sosiometri”.
Perlu diingat bahwa penyajian data angket sosiometri dalam bentuk matrik
ini tidak dapat dilihat mengenai saling hubungan" antara anggota kelompok, anak
kelompok dan IaIn-lain. Oleh karena Itu, dari bentuk matrik ini dapat dibuat bentuk
penyajian sosiometri yang lebih baik, yaitu dengan membuat sosiogram. Dengan
melihat sosiogram akan dapat diketahui dengan mudah mengenai:
a. Status sosiometri dari setiap subyek.
1) Status pemilihan.
2) Status penolakan.
3) Status pemilihan dan penolakan
b. Besarnya jumlah pemilih untuk setiap subyek.
c. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu.
d. Kualitas arah pilihan.
e. Intensitas pillhan.
f. Ada dan tidaknya pusat pilihan.
g. Ada tidaknya isolasi.
h. Kecenderungan terbentuknya anak kelompok.

Dengan matrik sosimetri, secara mudah dan cepat dapat diketahui jumlah
pemilih untuk setiap orang, siapa yang paling populer dan yang tidak populer. Akan
tetapi masih sulit pula untuk mengetahui individu yang saling memilih, siapa saja
yang menjadi anak kelompok dan lain-lain. Oleh sebab itu akan lebih baik jika
disajikan dalam bentuk sosiogram, seperti digambarkan dalam bentuk yang
disederhanakan dengan jumlah anggota terdiri dari lima orang digambarkan
berikut :

F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Sosiometri


1. Tahap Persiapan
a. Menentukan kelompok siswa yang akan diteliti
b. Memberikan informasi/keterangan tentang tujuan penyelenggaraan
sosiometri
c. Mempersiapkan angket sosiometri
2. Tahap Pelaksanaan
a. Membagikan dan mengisi angket sosiometri
b. Mengumpulkan kembali
c. Memeriksa apakah angket sudah diisi dengan benar
3. Tahap Pengolahan
a. Memeriksa hasil angket
b. Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks
c. Menyusun tabel tabulasi
4. Pembuatan Sosiogram

G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sosiometri


Metode sosimetri rupanya merupakan metode pengumpulan data yang
semakin banyak digunakan. Walaupun demikian, hendaknya digunakan secara
hati-hati. Item-item sosiometri dapat memberikan efek yang kurang baik terhadap
beberapa siswa karena merasa terkucilkan setelah mengetahui bahwa ia tidak
disukai oleh teman-temannya. Metode ini dapat menyadarkan bahwa ia terkucilkan
dan tidak disukai oleh teman-temannya yang sebelumnya tidak disadari.
Prayitno menyebutkan lima hal yang hendaknya diperhatikan dalam menilai
apakah kehidupan individu dalam kelompok berjalan dengan baik ataukah buruk,
yaitu 1) adanya interaksi yang harmonis, 2) adanya tujuan bersama, 3) hubungan
antara besarnya anggota kelompok dan sifat kegiatannya, 4) itikad dan sikap
anggota terhadap orang lain, dan 5) kemampuan mandiri.8
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari
beberapa segi yaitu:
1. Frekuensi Hubungan
Sering tidaknya individu bergaul. Makin sering individu bergaul, pada
umumnya individu itu makin baik hubungan sosialnya. Bagi individu yang
menutup diri, dimana ia kurang bergaul, maka hal ini menunjukkan bahwa di
dalam pergaulannya kurang baik.
2. Intensitas Hubungan
Yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin mendalam seseorang dalam
hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa hubungan sosialnya makin baik.
Teman intim merupakan temana akrab yang mempunyai intensitas hubungan
yang mendalam.
3. Popularitas Hubungan
Yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak teman di dalam
pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam hubungan
sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau kriteria
untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak
sosialnya.9
Menurut W.S. Winkel, ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes
sosiometri, yang terikat pada situasi pergaulan sosial atau kriteria tertentu adalah:

8
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia
Indonesia. Hal 27.
9
Thohir, Mohamad. Appraisal Dalam Bimbingan dan Konseling: Layanan Pengumpulan Data
dengan Tes dan Non-Tes. Hal 55.
1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya
satuan kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil (4-6 orang)
dalam rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam
kelas, rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi
pergaulan sosial (criterion) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.
2. Setiap siswa-siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama
beberapa teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka
melakukan kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang,
dengan urutan pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam
pilihan-pilihan itu bukanlah jaringan-hubungan sosial yang sekarang ini sudah
ada, melainkan keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan
tertentu dalam hal pembentukan kelompok.
3. Pilihan-pilihan dapat berubah, bila tes sosiometri diterapkan lagi pada lain
kesempatan terhadap kegiatan lain (kriteria berbeda). Ada kemungkinan siswa
akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar bersama di kelas,
dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik bersama. Pilihan-
pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali bila hal itu
dinyatakan dalam tes.
4. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang sering tidaknya bergaul dengan
teman-teman tertentu, atau intim tidaknya pergaulan dengan teman-teman
tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf popularitas siswa tertentu,
dalam arti biasanya mempunyai banyak teman, beberapa teman atau sama
sekali tidak mempunyai teman.
5. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang
dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.
6. Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan
juga dirahasiakan. Hal ini mencegah timbbulnya rasa tidak enak pada siswa,
yang tidak suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia
tidak dipilih. Ciri kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk
kelompok-kelompok kecil yang tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-
pilihan siswa.
7. Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa diantara temannya yang
mereka pilih, bukan siapa yang tidak mereka pilih dalam urutan, tidak begitu
disukai, kurang disukai, tidak disukai, sama sekali tidak disukai. Menyatakan
pilihan negative mudah dirasakan sebagai beban psikologis.
8. Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru
bidang studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan
yang akan dilakukan.10

H. Kelebihan dan Kekurangan Sosiometri


1. Kelebihan
a. Memperbaiki struktur hubungan sosial kelompok
b. Memperbaiki penyesuaian sosial individu
c. Mempelajari akibat proses pendidikan di sekilah terhadap hubungan
sosial peserta didik
d. Mempelajari mutu kepemimpinan dalam berbagai situasi
e. Menemukan norma pergaulan antara peserta didik yang diinginkan dalam
kelompok
2. Kelemahan
a. Hanya dapat digunakan pada kelompok peserta didik yang sudah saling
mengenal dalam waktu yang cukup lama.
b. Akurasi data penggunaan sosiometri yang sesuai tujuan yang sangat
ditentukan oleh kemampuan guru pembimbing dalam menyusun angket
sosiometri.
c. Peserta didik tidak mudah untuk menetapkan pilihan teman, menetapkan
intensitas hubungan yang selama ini terjadi, maupun saat menetapkan
kriteria pribadi atau sifat-sifat anggota kelompok di kelasnya.11

10
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Hal 260-
264.
11
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Rosda Karya: Semarang.

Anda mungkin juga menyukai