Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATERI TENTANG SOSIOMETRI

OLEH KELOMPOK 1

ANITA PATIRAJA ( 2001160027 )

YOHANES RIO KRISTIN ( 2001160079 )

AGUSTINUS SERI OYAN ( 2001160023 )

YUSRIL PETHERSON LUASE ( 2001160083 )

FREDERIKUS KLAU ( 2001160045 )

MARTIN FELIXZYANO RONDO ( 2001160061 )

SEMESTER / KELAS : 3/A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah membantu hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
mudah. Makalah ini disusun agar kita semua dapat mengetahui lebih jelas tentang "pemahaman
individu teknik non tes denagn metode sosiometrdengan adanya kami membuat makalah ini bertujuan
untuki memenuhi tugas kuliah kami .

Kami sebagai kelompok juga mengucapkan terima kasih untuk dosen pembimbing dan teman-teman
yang sudah berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang luasa untuk kita senua dan dapat membatu kita mengerti lebih dalam
tentang pemahaman individu teknik nontes yang menggunakan metode sosiometri. Meskipun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER DEPAN

KATA PENGANTAR

BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB. II . PEMBAHASAAN

A. Pengertian Sosiometri menurut para ahli

B. Kriteria hubungan sosial

C. Tahapan-tahapan pelaksanaan sosiometri

D. Kelebihan dan kelemahan Sosiometri

BAB. III . PENUTUP

A. kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru dituntut untuk mempunyai pengetahuan,
kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya yang meliputi psikologi,
kemampuan, kelemahan, dan kelebihan yang dimiliki oleh anak didik. Untuk mengetahui kemampuan
dan perkembangan peserta didik dapat dilakukan melalui tes dan juga non tes.

Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam
menangkap dan memahami mata pelajaran yang telah di sampaikan oleh sang guru. Sedangkan untuk
menilai pola perilaku individu dari peserta didik dapat dilakukan dengan teknik sosiometri. Sosiometri
merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku
sosial peserta didik, karena melalui sosiometri kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar
individu, struktur hubungan antar individu dan arah hubungan sosial.

Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Bimbingan dan Konseling. Sosiometri
bermanfaat untuk merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih
baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian dalam lingkungan pergaulan di sekolah.
Sosiometri juga bermanfaat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah penyesuaian diri dalam
kelompok. Di setiap lingkungan pergaulan atau kelompok selalu ada seorang (pihak) yang terkucil. Entah
itu karena dia menarik diri dari pergaulan dikelompoknya atau dia dikucilkan oleh teman-temannya.
Untuk itu dengan sosiometri, guru dapat melihat siswa-siswa yang terkucil di kelas tertentu. teknik ini
biasanya diterapkan oleh guru BK ( Bimbingan Konseling).

B. Rumusan Masalah :

1. Pengertian Sosiometri menurut para ahli

2. Kritetia hubungan sosial

3. Tahap-tahap pelaksanaan sosiometri

4. Kelebihan dan kekurangan Sosiometri

C. Tujuaan :
1. Mengetahui pengertian dari para ahli megenai Sosiometri

2. Dapat mengetahui kriteria-kriteria dalam hubungan sosial

3. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan sosiometri

4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sosiometri

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiometri

Sosiometri berasal dari bahasa latin socius (sosial) dan metrum (measure), pengukuran kelompok
sosial.

* Menurut para Ahli mengenai sosiometri yaitu:

1. Djumhur dan Muh. Surya

, sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan
sosial dan tingkah laku sosial murid.

2. Bimo Walgito,

Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan
berteman seseorang.

3. WS. Winkel,

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam
suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ), berdasarkan referensi
pribadi antara anggota-anggota kelompok.

4. Dewa Ketut Sukardi,

Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam
kelompok.

5. Depdikbud,

Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar
penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang
bersangkutan.

Menurut kami bahwa sosiometri dalam bimbingan dan konseling menunjukkan tentang bagaimana
hubungan sosial atau hubungan berteman atau bergaul seorang individu (klien) dengan individu yang
lainnya.

B. Kriteria hubungan sosial

Baik-tidaknya hubungan sosial antara individu yang satu dengan individu yang lain dapat dilihat dari
beberapa segi, antara lain:
1. Frekuensi hubungan

Frekuensi hubungan adalah sering tidaknya anak atau individu tersebut bergaul. Makin
sering individu bergaul maka pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan
sosialnya. Jika individu itu mengisolasi diri maka individu itu kurang dalam bergaul. Hal ini
telah menunjukkan bahwa pergaulannya kurang baik.

2. Intensitas Hubungan

Intensitas hubungan adalah segi mendalam tidaknya orang atau anak di dalam
pergaulannya atau intim-tidaknya mereka bergaul. Makin mendalam seseorang bergaul di
dalam hubungan sosialnya maka dapat di nyatakan bahwa hubungan sosialnya semakin
baik.

3. Popularitas hubungan

Popularitas hubungan mencakup banyak-sedikitnya teman bergaul. Makin banyak teman


dalam hubungan sosialnya, makin baik tidaknya hubungan sosialnya dan ini dapat dilihat
dari segi banyak sedikitnya teman bergaul.

C. Tahap-tahap pelaksanaan sosiometri

Supaya pelaksanaan sosiometri itu dapat dilaksanakan dengan terarah, perlu adanya tahap-
tahap kerja yang sistematis. Tahapan-tahapan yang harus dilalui diantaranya:

1. Persiapan

a) Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki.

b) Memberikan informasi-informasi atau keterangan-keterangan tentang tujuan dan teknik


pelaksanaan sosiometri

c) Mempersiapkan angket sosiometri, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mendapatkan
materi sosiometri dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi siapa yang dipilih
(disenangi) dan siapa yang di tolak(tidak disenangi) dari anggota kelompoknya. Daftar yang
dipergunakan untuk mendapatkan materi sosiometri ini dinamakan angket sosiometri.

2. Pelaksanaan

a) Membagikan dan mengisi angket sosiometri

b) Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket itu sudah sesuai dengan
yang dijelaskan.
3. Penutup

a) Memeriksa hasil angket sosiometri

b) Mengadakan tabulasi dalam bentuk tabel

c) Membuat sosiogram

d) Menafsirkan hubungan-hubungan sosial siswa berdasarkan sosiogram

e) Membuat indeks pemilihan

f) Membuat laporan sosiometri.

D. Kelebihan dan kekurangan Sosiometri

*Kelebihan metode sosiometri adalah:

1. Teknik ini relatif sederhana, dilaksanakan berdasarkan pada pilihan murid kepada
kawannya dalam beberapa situasi kelompok atau aktivitas.

2. Memberikan informasi yang akurat tentang latar belakang (alasan) seorang murid dipilih
atau di tolak oleh murid lainnya.

3. Memberikan kesempatan kepada konselor untuk melakukan analisis secara kualitatif dan
secara kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menganalisis sosiogram untuk
mengetahui konfigurasi hubungan sosial. Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan
analisis indek status pilihan, penolakan dan pemilihan penolakan.

4. Memiliki kekuatan untuk mengorganisasi kelompok-kelompok kelas.

5. Meningkatkan penyesuaian sosial individu murid.

6. Meningkatkan stuktur sosial kelompok.

7. Memnerikan gambarana tentang ada tidaknya jaringan sosial antara kelompok yang satu
dengan kelompok lainnya.

*Kekurangan metode sosiometri adalah:

a. Semua murid harus berpartisipasi dalam aktivitas maupun situasi kelompok. jika ada murid
yang tidak berpartisipasi, maka konselor akan mengalami kesulitan untuk mendudukkan murid
yang bersangkutan dan murid lainnya di dalam sosiogram.
b. Komitmen konselor untuk menjaga kerahasiaan dan pilihan-pilihan atau penolakan-penolakan
setiap murid. Jika konselor menjaga rahasia tersebut, maka murid-murid bisa mengalami gangguan
hubungan sosial dengan sesama murid sekelas setelah mereka mengetahui tentang pilihan-pilihan
atau penolakan-penolakan diantara mereka, dan murid akan kehilangan kepercayaan terhadap
konselor karena tidak menjaga rahasia tersebut.

c. Prosedur sosiometri memerlukan kecermatan dan ketelatenan konselor dalam menyusun


matrik sosiometri dan sosiogram. Pada umumnya menggambarsosiogram merupakan pekerjaan
yang majemukan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Sosiometri merupakan pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-
individu dalam suatu kelompok.

Penggunaan angket sosiometri akan membantu guru pembimbing utuk memperoleh data yang
menggambarkan pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya

Sosiometri memiliki tiga tipe angket yang memiliki masing-masing tujuan dan fungsi yang berbeda,
antara lain tipe nominatif, tipe skala bartingkat, dan tipe siaa dia.

Pada penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus mengikuti beberapa tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis hasil sosiometri.

B. Saran

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk para pembacadalam pengetahuan
tentang teknik nontes dengan metode sosiometri.

dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa belum seutuhnyasempurna. Oleh karena
itu diharapkan bagi para pembaca untuk memberikansaran agar dapat lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, Bimbingan Dan Konseling (Studi Dan Karier), Yogyakarta:Andi Offset, 2010.
Winkel W.S, Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah Menengah, Jakarta:Gramedia,1982

Anas Salahudin, Bimbingan Dan Konseling, Bandung:Pustaka Setia,2010.

Dewa Ketut Sukardi, Seri Bimbingan Organisasi Administrasi Bimbingan Konseling Di Sekolah,
Surabaya:Usaha Nasional, 1983.

Halen, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Jakarta:Ciputat Pers, 2002.

Susilo Rahardjo & Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Non Tes, Jakarta:Kencana,2013

Anda mungkin juga menyukai