OLEH KELOMPOK 1
Segala puji bagi Tuhan yang telah membantu hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
mudah. Makalah ini disusun agar kita semua dapat mengetahui lebih jelas tentang "pemahaman
individu teknik non tes denagn metode sosiometrdengan adanya kami membuat makalah ini bertujuan
untuki memenuhi tugas kuliah kami .
Kami sebagai kelompok juga mengucapkan terima kasih untuk dosen pembimbing dan teman-teman
yang sudah berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang luasa untuk kita senua dan dapat membatu kita mengerti lebih dalam
tentang pemahaman individu teknik nontes yang menggunakan metode sosiometri. Meskipun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
KATA PENGANTAR
BAB. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB. II . PEMBAHASAAN
A. kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru dituntut untuk mempunyai pengetahuan,
kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya yang meliputi psikologi,
kemampuan, kelemahan, dan kelebihan yang dimiliki oleh anak didik. Untuk mengetahui kemampuan
dan perkembangan peserta didik dapat dilakukan melalui tes dan juga non tes.
Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam
menangkap dan memahami mata pelajaran yang telah di sampaikan oleh sang guru. Sedangkan untuk
menilai pola perilaku individu dari peserta didik dapat dilakukan dengan teknik sosiometri. Sosiometri
merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku
sosial peserta didik, karena melalui sosiometri kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar
individu, struktur hubungan antar individu dan arah hubungan sosial.
Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Bimbingan dan Konseling. Sosiometri
bermanfaat untuk merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih
baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian dalam lingkungan pergaulan di sekolah.
Sosiometri juga bermanfaat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah penyesuaian diri dalam
kelompok. Di setiap lingkungan pergaulan atau kelompok selalu ada seorang (pihak) yang terkucil. Entah
itu karena dia menarik diri dari pergaulan dikelompoknya atau dia dikucilkan oleh teman-temannya.
Untuk itu dengan sosiometri, guru dapat melihat siswa-siswa yang terkucil di kelas tertentu. teknik ini
biasanya diterapkan oleh guru BK ( Bimbingan Konseling).
B. Rumusan Masalah :
C. Tujuaan :
1. Mengetahui pengertian dari para ahli megenai Sosiometri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiometri
Sosiometri berasal dari bahasa latin socius (sosial) dan metrum (measure), pengukuran kelompok
sosial.
, sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan
sosial dan tingkah laku sosial murid.
2. Bimo Walgito,
Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan
berteman seseorang.
3. WS. Winkel,
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam
suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ), berdasarkan referensi
pribadi antara anggota-anggota kelompok.
Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam
kelompok.
5. Depdikbud,
Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar
penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang
bersangkutan.
Menurut kami bahwa sosiometri dalam bimbingan dan konseling menunjukkan tentang bagaimana
hubungan sosial atau hubungan berteman atau bergaul seorang individu (klien) dengan individu yang
lainnya.
Baik-tidaknya hubungan sosial antara individu yang satu dengan individu yang lain dapat dilihat dari
beberapa segi, antara lain:
1. Frekuensi hubungan
Frekuensi hubungan adalah sering tidaknya anak atau individu tersebut bergaul. Makin
sering individu bergaul maka pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan
sosialnya. Jika individu itu mengisolasi diri maka individu itu kurang dalam bergaul. Hal ini
telah menunjukkan bahwa pergaulannya kurang baik.
2. Intensitas Hubungan
Intensitas hubungan adalah segi mendalam tidaknya orang atau anak di dalam
pergaulannya atau intim-tidaknya mereka bergaul. Makin mendalam seseorang bergaul di
dalam hubungan sosialnya maka dapat di nyatakan bahwa hubungan sosialnya semakin
baik.
3. Popularitas hubungan
Supaya pelaksanaan sosiometri itu dapat dilaksanakan dengan terarah, perlu adanya tahap-
tahap kerja yang sistematis. Tahapan-tahapan yang harus dilalui diantaranya:
1. Persiapan
c) Mempersiapkan angket sosiometri, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mendapatkan
materi sosiometri dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi siapa yang dipilih
(disenangi) dan siapa yang di tolak(tidak disenangi) dari anggota kelompoknya. Daftar yang
dipergunakan untuk mendapatkan materi sosiometri ini dinamakan angket sosiometri.
2. Pelaksanaan
b) Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket itu sudah sesuai dengan
yang dijelaskan.
3. Penutup
c) Membuat sosiogram
1. Teknik ini relatif sederhana, dilaksanakan berdasarkan pada pilihan murid kepada
kawannya dalam beberapa situasi kelompok atau aktivitas.
2. Memberikan informasi yang akurat tentang latar belakang (alasan) seorang murid dipilih
atau di tolak oleh murid lainnya.
3. Memberikan kesempatan kepada konselor untuk melakukan analisis secara kualitatif dan
secara kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menganalisis sosiogram untuk
mengetahui konfigurasi hubungan sosial. Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan
analisis indek status pilihan, penolakan dan pemilihan penolakan.
7. Memnerikan gambarana tentang ada tidaknya jaringan sosial antara kelompok yang satu
dengan kelompok lainnya.
a. Semua murid harus berpartisipasi dalam aktivitas maupun situasi kelompok. jika ada murid
yang tidak berpartisipasi, maka konselor akan mengalami kesulitan untuk mendudukkan murid
yang bersangkutan dan murid lainnya di dalam sosiogram.
b. Komitmen konselor untuk menjaga kerahasiaan dan pilihan-pilihan atau penolakan-penolakan
setiap murid. Jika konselor menjaga rahasia tersebut, maka murid-murid bisa mengalami gangguan
hubungan sosial dengan sesama murid sekelas setelah mereka mengetahui tentang pilihan-pilihan
atau penolakan-penolakan diantara mereka, dan murid akan kehilangan kepercayaan terhadap
konselor karena tidak menjaga rahasia tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosiometri merupakan pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-
individu dalam suatu kelompok.
Penggunaan angket sosiometri akan membantu guru pembimbing utuk memperoleh data yang
menggambarkan pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya
Sosiometri memiliki tiga tipe angket yang memiliki masing-masing tujuan dan fungsi yang berbeda,
antara lain tipe nominatif, tipe skala bartingkat, dan tipe siaa dia.
Pada penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus mengikuti beberapa tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis hasil sosiometri.
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk para pembacadalam pengetahuan
tentang teknik nontes dengan metode sosiometri.
dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa belum seutuhnyasempurna. Oleh karena
itu diharapkan bagi para pembaca untuk memberikansaran agar dapat lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito, Bimbingan Dan Konseling (Studi Dan Karier), Yogyakarta:Andi Offset, 2010.
Winkel W.S, Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah Menengah, Jakarta:Gramedia,1982
Dewa Ketut Sukardi, Seri Bimbingan Organisasi Administrasi Bimbingan Konseling Di Sekolah,
Surabaya:Usaha Nasional, 1983.
Susilo Rahardjo & Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Non Tes, Jakarta:Kencana,2013