Sosiometri
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Assessment Non-Tes
Dosen Pengampu : Ahmad Gozali, M.Pd
Latifah Isnaeni
Rini Nuraeni
Ruhaeni
Sa'diyah
FAKULTAS TARBIYAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini, Pada makalah ini
Penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk
itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru dituntut untuk mempunyai
pengetahuan, kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya yang
meliputi psikologi, kemampuan, kelemahan, dan kelebihan yang dimiliki oleh anak didik.
Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik dapat dilakukan melalui tes
dan juga non tes.
Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
peserta didik dalam menangkap dan memahami mata pelajaran yang telah di sampaikan oleh
sang guru. Sedangkan untuk menilai pola perilaku individu dari peserta didik dapat dilakukan
dengan teknik sosiometri. Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data
mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik, karena melalui sosiometri
kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan antar
individu dan arah hubungan sosial.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari sosiometri?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiometri
Yang diselidiki melalui metode ini adalah status sosial masing-masing anggota
kelompok menurut pandangna pribadi anggota yang lain dalam kelompok. Status sosial itu
tercermin dalam diterima atau tidak diterima oleh angota-anggota kelompok. Posisi setiap
individu dan hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur kelompoknya dapat diukur
secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil pengolahan sosiometri akan diperoleh gambaran
jumlah skor yang diperoleh setiap orang, pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi
peserta didik dalam kelompoknya.
2. Mendeteksi perilaku sosial yang ‘incongruen’, sehingga kesehatan mental individu dapat
diindentifikasi. Termasuk dapat pula dipakai sebagai salah satu sumber diagnosa kesulitan
belajar dan berbagai macam persoalan lain.
C. Jenis-jenis Pengukuran Sosiometri
1. Kriteria Khusus,
yaitu mengukur sikap dan perasaan terhadap anggota lain dalam kelompok dalam situasi
tertentu. Misalnya: teman yang diinginkan sebagai partner diskusi; teman yang diinginkan
saat berekreasi.
2. Kuisioner,
yaitu mengukur sikap dan perasaan terhadap anggota lain tetapi bukan dalam situasi
khusus. Ohio Social Acceotable Scale adalah contoh kuisioner sosiometri dalam segala
situasi dengan 6 tingkat penerimaan, yaitu:
c) Bukan teman tetapi masih berhubungan baik (not friend, but ok)
2. Anggota kelompok harus sudah saling mengenal sehingga dapat merefleksikan sikap dan
perasaan tertentu yang selama ini cenderung dialami terhadap anggota kelompok. Semakin
lama individu yang diukur dengan sosiometri memiliki pengalaman berinteraksi dalam
kelompok, hasil pengukuran dengan sosiometri semakin bermakna (berkualitas).
3. Semakin dewasa usia individu yang diukur dengan sosiometri hasilnya akan cenderung
semakin reliable (konsisten) dan valid (sesuai kriteria) sebab semakin dewasa kecenderungan
preferensi individu terhadap sesuatu semakin menetap.
4. Anonim: yaitu hasil pilihan setiap orang tidak boleh diketahui oleh anggota kelompok yang
lain untuk menjaga kondisi psikologis anggota kelompok. Jika individu tahu bahwa ia adalah
orang yang terisolir atau bahkan ditolak di kelompok, akan menimbulkan dampak psikolgis
yang buruk.
menggambarkan intensitas hubungan tiga orang individu yang cukup kuat atau intim.
menggambarkan hubunga beberapa orang yang saling memilh satu dengan yang lain
dengan intensitas hubungan yang kuat.
menggambarkan pola relasi yang bersifat menyeluruh di mana setiap anggota saling
saling berelasi. Bentuk hubungan ini memiliki intensitas yang kuat, seluruh kelompok
sebagai satu kesatuan yang sukar untuk dipisahkan dan ketidakhadiran seseorang dalam
kelompok tidak akan menyebabkan perpecahan atau kerapuhan suatu kelompok.
menggambarkan pola hubungan searah atau sepihak dan tidak menyeluruh. Intensits
hubungan rendah, sehingga relasi kelompok mudah rapuh.
F. Macam/Jenis Angket Sosiometri
1. Nominatif
Pada tipe ini kepada setiap individu dalam kelompok ditanyakan, siapa-siapa kawan yang
disenangi/tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu aktivitas tertentu. Pilihan harus
ditulis berurutan dari pilihan pertama (paling disenangi), pilihan kedua, ketiga,dst. Pilihan
pertama diberi skor 3, kedua diberi skor 2, ketiga diberi skor 1.
a. Luas tidaknya hubungan sosial seseorang berdasarkan sedikit banyaknya mendapat pilihan
dari teman-temannya.
b. Intensitas hubungan seseorang berdasarkan nomor urutan pilihan yang ditujukan padanya.
d. Status hubungan (analisis indeks) pemilihan, penolakan, atau status pemilihan dan
penolakan.
2. Skala bertingkat
Pada tipe skala bertingkat, disediakan sejumlah pernyataan yang disusun bertingkat, dari
pernyataan yang menyatakan hubungan paling dekat, sampai hubungan paling jauh. Pada
setiap pernyataan, individu diminta menuliskan nama salah seorang teman nya sesuai jarak
hubungannya. Pilihan pertama diberi skor 2, kedua skor 1, ketiga skor 0, keempat skor -1,
kelima skor -2. Hasilnya diperoleh gambaran status hubungan sosial setiap individu.
3. Siapa Dia
Tipe sosiometri siapa dia, disediakan pernyataan tentang sifat-sifat individu. Sebagai
pernyataan mengungkapkan sifat positif dan sebagian negatif. Setiap anggota diminta
memilih kawannya yang memiliki sifat yang cocok dengan pernyataan tersebut. Setiap
individu dapat memilih lebih dari satu orang. Pilhan item (+) mendapat skor 1, item (-)
mendapat skor -1.
G. Langkah Penyusunan Angket Sosiometri
1. Menetapkan tujuan penggunaan angket sosiometri merupakan langkah awal yang penting
dilakukan guru pembimbing agar dapat menetapkan tipe angket sosiometri yang apa tepat dan
sesuai dengan tujuan yang di tetapkan. Bila tujuannya untuk menetapkan pemilihan anggota
kelompok berdasarkan kedekatan maka pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri
skala bertingkat. Bila peserta didik menetapkan pemilihan anggota kelompok berdasarkan
tingkat nominasinya maka guru pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri nominatif.
Akan tetapi bila meminta anggota kelompok untuk mengenali karakteristik pribadi atau sifat
anggota kelompok maka guru pembimbing menggunakan angket sosiometri tipe siapa dia.
2. Menyusun angket sosiometri sesuai dengan pilihan tipe yang ditetapkan sesuai tujuan
pelaksanaan asesmen. Hal penting dalam menyusun angket adalah merumuskan pertanyaan
atau pernyataan yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Apabila memilih angket
soiometri nominatif, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan sesuai dengan data apa
yang akan dikumpulkan dari peserta didik. Apabila memilih angket sosiometri skala
bertingkat, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan dengan memperhatikan tingkatan
pendekatan hubungan yang ingin diketahui dari peserta didik di dalam kelompoknya.
Sedangkan bila menggunakan angket sosiometri siapa dia, maka guru pembimbing harus
secara hati-hati menetapkan karakteristik pribadi atau sifat-sifat yang ingin diketahui dari
peserta didik dikelasnya. Sebaiknya ditetapkan karakteristik atau sifat-sifat pribadi yang
positif sehingga peserta didik belajar untuk memandang orang lain secara positif dan mampu
mengenali kekuatan yang dimiliki setiap anggota kelompok dikelasnya. Sedangkan konselor
dengan mengenali berbagai potensi positf yang dimiliki peserta didik, akan mendorong sikap
optimis dalam merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
H. Langkah Pengadministrasian
Tahapan yang harus dilakukan dalam pengadministrasian penggunaan angket sosiometri
pada peserta didik memiliki beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut.
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
b. Membuat tabulasi hasil dan menghitung skor yang diperoleh setiap individu
e. Membuat analais hubungan sosial dari hasil sosiogram dan perolahan skor individu.
Konselor melakukan pengecekan pada angket yang telah diisi peserta didik untuk melihat
kelengkapan data pribadi dan kelngkpan jawaban yang dibuat peserta didik, sehingga datany
memiliki kelayakanuntuk dioleh dan dianalisis.
3. Membuat sosiogram
Sosiogram dibuat berdasarkan hasil tabulasi yang dibuat berdasarkan urutan pemilihan
setiap anggota kelompok kepada anggota lainnyadalam kelompok tersebut. Sosiogram dibuat
untuk mempermudah melihat arah hubungan, intensitas hubungan, bentuk hubungan, dan
posisi peserta dalam kelompoknya apakah popular atau terisolir..
a. Membuat analisis hubungan sosial dari hasil sosigram dan perolehan skor individu.
Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang disajikan, bentuk hubunga yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Segitiga E – F – D – E
Terpusat A, B, E, D F
Rantai C – A – F – D
Populer F
Terisolas B
Keterangan :
Keterangan :
Setelah data pada angket sosiometri ditabulasi, kemudian disajikan dalam bentuk
sosiogram. Hal-hal yang dapat ditemukan dalam sosiogram:
· Apakah terdapat banyak pilihan searah atau dua arah (saling memilih)
· Apakah terdapat banyak pilihan antara peserta didik ataukah hanya sedikit.
· Apakah ada kelompok yang cenderung bersifat tertutup karena banyak terdapat saling
memilih sebagai pilihan pertama dan kedua (klik).
· Apakah ada peserta didik yang tidak mendapat pilihan sama sekali (terisolir) atau hanya
sedikit pilihan, apalagi pilihan ketiga saja (terabaikan).
· Apakah ada peserta didik yang mendapat banyak pilihan, apalagi sebagai pilihan pertama.
Subjek ini dapat dianggap populer dalam kelompoknya, tetapi hanya dalam rangka kegiatan
yang menjadi kriterium.
- Konselor memiliki peluang untuk memahami bentuk hubungan sosial yang terjadi antara
peserta didik yang dibimbingnya, dengan melihat bagaimana frekuensi hubungan yang
terjadi, bagaimana intensitas atau kedalaman hubungan yang terjadi, bagaimana posisi
popularitas peserta didik dalam kelompoknya, maupun bagaimana posisi peserta didik yang
terisolasi.
- Informasi tentang fungsi individu dalam kelompok yang dihasilkan oleh sosiometri
objektif sebab bersumber dari banyak individu.
- Dengan memanfaatkan hasil sosiometri, konselor memiliki peluang untuk melakukan
beberapa proses bimbingan untuk memperbaiki hubungan peserta didik dalam kelompoknya
antara lain :
c. Mempelajari akibat proses pendidikan disekolah terhadap hubungan sosial peserta didik.
e. Menemukan norma pergaulan antara peserta didik yang diinginkan dalam kelompok.
- Hanya dapat diterapkan pada kelompok peserta didik yang sudah saling mengenal dalam
waktu yang cukup lama.
- Akurasi data penggunaan sosiometri yang sesuai tujuan sangat ditentukan oleh
kemampuan guru pembimbing dalam menyusun angket sosiometri.
- Peserta didik tidak mudah untuk menetapkan pilihan teman, menetapkan intensitas
hubungan yang selama ini terjadi, maupun saat menetapkan kriteria pribadi/sifat-sifat anggota
kelompok dikelasnya. Mengingat peserta didik umumnya cenderung memilih anggota
kelompok bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa mereka berhasil dalam melakukan
kegiatan dlm kelompok, melainkan lebih didasarkanpada pertimbangan rasa simpati dan rasa
antipati
Pada proses asesmen menggunakan sosiometri, konselor memiliki peran dan fungsi
sebagai :
a. Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, pembuatan angket
sosiometri, menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, dan membuat suatu layanan
asesmen sosiometri.
b. Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan,manfaat,dan kerahasiaan
data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat dipastikan seluruh
peserta didik mengisinya dengan benar.
d. Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan
dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan
antara individu-individu dalam suatu kelompok.
2. Penggunaan angket sosiometri akan membantu guru pembimbing utuk memperoleh data
yang menggambarkan pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam
kelompoknya
3. Sosiometri memiliki tiga tipe angket yang memiliki masing-masing tujuan dan fungsi yang
berbeda, antara lain tipe nominatif, tipe skala bartingkat, dan tipe siaa dia.
4. Pada penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus mengikuti beberapa tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis hasil sosiometri.
DAFTAR PUSTAKA
Komalasari, Gantina dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes dalam Perspektif BK
Komprehensif. Jakarta : PT Indeks.
Winkel, W.S & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi