Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Sosiometri

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Assessment Non-Tes
Dosen Pengampu : Ahmad Gozali, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 6

Latifah Isnaeni

Rahmat Fadilah Hidayat

Rini Nuraeni

Reza Aurora Fahlevi

Ruhaeni

Sa'diyah

Siti Aisyah Rahmah

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON


2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini, Pada makalah ini
Penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk
itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

Cirebon, Februari 2021

Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru dituntut untuk mempunyai
pengetahuan, kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya yang
meliputi psikologi, kemampuan, kelemahan, dan kelebihan yang dimiliki oleh anak didik.
Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik dapat dilakukan melalui tes
dan juga non tes.

Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
peserta didik dalam menangkap dan memahami mata pelajaran yang telah di sampaikan oleh
sang guru. Sedangkan untuk menilai pola perilaku individu dari peserta didik dapat dilakukan
dengan teknik sosiometri. Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data
mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik, karena melalui sosiometri
kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan antar
individu dan arah hubungan sosial.

Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Bimbingan dan


Konseling. Sosiometri bermanfaat untuk merencanakan program yang kontruktif  untuk
menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah
penyesuaian dalam lingkungan pergaulan di sekolah. Sosiometri juga bermanfaat membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah penyesuaian diri dalam kelompok. Di setiap lingkungan
pergaulan atau kelompok selalu ada seorang (pihak) yang terkucil. Entah itu karena dia
menarik diri dari pergaulan dikelompoknya atau dia dikucilkan oleh teman-temannya. Untuk
itu dengan sosiometri, guru dapat melihat siswa-siswa yang terkucil di kelas tertentu. teknik
ini biasanya diterapkan oleh guru BK ( Bimbingan Konseling).

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian dari sosiometri?

b.      Apa tujuan dari teknik soiometri?

c.       Apa saja jenis-jenis pengukuran sosiometri?

d.      Bagaimanakah syarat pengoperasian sosiometri?

e.       Apa saja bentuk hubungan sosiometri?

f.       Apa saja macam/jenis angket sosiometri?

g.      Bagaimana langkah penyusunan angket sosiometri?

h.      Bagaimanakah langkah pengadministrasiannya?

i.        Bagaimana langkah pengolahan dan analisis?

j.        Apa kelebihan dan kekurangan dari sosiometri?

k.      Bgaimanakah peran dan fungsi konselor?

C.     Tujuan

a.       Mengetahui pengertian dari sosiometri

b.      Mengetahui teknik dari sosiometri

c.       Mengetahui jenis jenis pengukuran sosiometri

d.      Mengetahui syarat pengoperasian sosiometri

e.       Mengetahui bentuk hubungan sosiometri

f.       Mengetahui macam/jenis angket sosiometri

g.      Mengetahui langkah penyususnan angket sosiometri

h.      Mengetahui langkah pengadministrasian

i.        Mengetahui langkah pengolahan dan analisis

j.        Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari angket sosiometri

k.      Mengetahui peran dan fungsi konselor


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sosiometri

Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola struktur hubungan


antara hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Metode ini mula-mula
dikembangkan oleh Moreno dan Jenning. Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa
kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang
kompleks.

Yang diselidiki melalui metode ini adalah status sosial masing-masing anggota
kelompok menurut pandangna pribadi anggota yang lain dalam kelompok. Status sosial itu
tercermin dalam diterima atau tidak diterima oleh angota-anggota kelompok.  Posisi setiap
individu dan hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur kelompoknya dapat diukur
secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil pengolahan sosiometri akan diperoleh gambaran
jumlah skor yang diperoleh setiap orang, pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi
peserta didik dalam kelompoknya.

B.     Tujuan Teknik Sosiometri

Tujuaan dari teknik sosiometri adalah:

1.      Mengassesment hubungan interpersonal; menggali data tentang pola hubungan antar


pribadi yang mengindikasikan kulaitas tertentu.

2.      Mendeteksi perilaku sosial yang ‘incongruen’, sehingga kesehatan mental individu dapat
diindentifikasi. Termasuk dapat pula dipakai sebagai salah satu sumber diagnosa kesulitan
belajar dan berbagai macam persoalan lain.
C.     Jenis-jenis Pengukuran Sosiometri

Dalam sosiometri terdapat 2 jenis pengukuran sosiometri, yaitu:

1.      Kriteria Khusus,

yaitu mengukur sikap dan perasaan terhadap anggota lain dalam kelompok dalam situasi
tertentu. Misalnya: teman yang diinginkan sebagai partner diskusi; teman yang diinginkan
saat berekreasi.

2.      Kuisioner,

yaitu mengukur sikap dan perasaan terhadap anggota lain tetapi bukan dalam situasi
khusus. Ohio Social Acceotable Scale adalah contoh kuisioner sosiometri dalam segala
situasi dengan 6 tingkat penerimaan, yaitu:

a)      Sahabat yang baik (very, very best friend)

b)      Teman biasa (my other friend)

c)      Bukan teman tetapi masih berhubungan baik (not friend, but ok)

d)     Saya tidak kenal mereka (i don’t know them)

e)      Saya tidak memperdulikan mereka (i don’t care for them)

f)       Tidak saya sukai (i hate them)

D.    Syarat Pengoperasian Sosiometri

Syarat untuk melakukan metode sosiometri adalah:

1.      Setiap anggota kelompok harus memahami situasi kriterium/aktivitas khusus yang


dijadikan ‘tema’ pengukuran sosiometrik. Untuk membantu pemahaman semua anggota
kelompok, pertanyaan sosiometrik harus jelas dan aplikable, sehingga anggota dapat benar-
benar terlibat dalam pengukuran kualitas kelompok dengan teknik sosiometri. Pengukuran ini
memakai kriterium (aktivitas kelompok) yang jelas dan familiar bagi anggota kelompok.

2.      Anggota kelompok harus sudah saling mengenal sehingga dapat merefleksikan sikap dan
perasaan tertentu yang selama ini cenderung dialami terhadap anggota kelompok. Semakin
lama individu yang diukur dengan sosiometri memiliki pengalaman berinteraksi dalam
kelompok, hasil pengukuran dengan sosiometri semakin bermakna (berkualitas).

3.      Semakin dewasa usia individu yang diukur dengan sosiometri hasilnya akan cenderung
semakin reliable (konsisten) dan valid (sesuai kriteria) sebab semakin dewasa kecenderungan
preferensi individu terhadap sesuatu semakin menetap.

4.      Anonim: yaitu hasil pilihan setiap orang tidak boleh diketahui oleh anggota kelompok yang
lain untuk menjaga kondisi psikologis anggota kelompok. Jika individu tahu bahwa ia adalah
orang yang terisolir atau bahkan ditolak di kelompok, akan menimbulkan dampak psikolgis
yang buruk.

E.     Bentuk Hubungan dalam Sosiometri

Berdasarkan hasil sosiogram dapat diperoleh beberapa bentuk hubungan, yaitu:

a.       Hubungan sosial segitiga,

menggambarkan intensitas hubungan tiga orang individu yang cukup kuat atau intim.

b.      Hubungan sosial terpusat,

menggambarkan tingkat popularitas seorang individu dalam kelompoknya.

c.       Hubungan sosial intim,

menggambarkan hubunga beberapa orang yang saling memilh satu dengan yang lain
dengan intensitas hubungan yang kuat.

d.      Hubungan sosial berbentuk jala,

menggambarkan pola relasi yang bersifat menyeluruh di mana setiap anggota saling
saling berelasi. Bentuk hubungan ini memiliki intensitas yang kuat, seluruh kelompok
sebagai satu kesatuan yang sukar untuk dipisahkan dan ketidakhadiran seseorang dalam
kelompok tidak akan menyebabkan perpecahan atau kerapuhan suatu kelompok.

e.       Hubungan berbentuk rantai,

menggambarkan pola hubungan searah atau sepihak dan tidak menyeluruh. Intensits
hubungan rendah, sehingga relasi kelompok mudah rapuh.
F.       Macam/Jenis Angket Sosiometri

1.      Nominatif

Pada tipe ini kepada setiap individu dalam kelompok ditanyakan, siapa-siapa kawan yang
disenangi/tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu aktivitas tertentu. Pilihan harus
ditulis berurutan dari pilihan pertama (paling disenangi), pilihan kedua, ketiga,dst. Pilihan
pertama diberi skor 3, kedua diberi skor 2, ketiga diberi skor 1.

Hasil pengukuran angket sosiometri nominatif diperoleh data sebagai berikut:

a.       Luas tidaknya hubungan sosial seseorang berdasarkan sedikit banyaknya mendapat pilihan
dari teman-temannya.

b.      Intensitas hubungan seseorang berdasarkan nomor urutan pilihan yang ditujukan padanya.

c.       Struktur hubungan yang terjadi dalam kelompok (sosiogram)

d.      Status hubungan (analisis indeks) pemilihan, penolakan, atau status pemilihan dan
penolakan.

2.      Skala bertingkat

Pada tipe skala bertingkat, disediakan sejumlah pernyataan yang disusun bertingkat, dari
pernyataan yang menyatakan hubungan paling dekat, sampai hubungan paling jauh. Pada
setiap pernyataan, individu diminta menuliskan nama salah seorang teman nya sesuai jarak
hubungannya. Pilihan pertama diberi skor 2, kedua skor 1, ketiga skor 0, keempat skor -1,
kelima skor -2. Hasilnya diperoleh gambaran status hubungan sosial setiap individu.

3.      Siapa Dia

Tipe sosiometri siapa dia, disediakan pernyataan tentang sifat-sifat individu. Sebagai
pernyataan mengungkapkan sifat positif dan sebagian negatif. Setiap anggota diminta
memilih kawannya yang memiliki sifat yang cocok dengan pernyataan tersebut. Setiap
individu dapat memilih lebih dari satu orang. Pilhan item (+) mendapat skor 1, item (-)
mendapat skor -1.
G.    Langkah Penyusunan Angket Sosiometri

Sebelum melaksanakan proses asesmen pada pelaksanaan bimbingan dan konseling,


guru pembimbing perlu mempersiapkan dahulu alat asesmen yang akan digunakan. Pada
penggunaan angket sosiometri, guru pembimbing perlu menyusun angket sosiometri sendiri
dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1.       Menetapkan tujuan penggunaan angket sosiometri merupakan langkah awal yang penting
dilakukan guru pembimbing agar dapat menetapkan tipe angket sosiometri yang apa tepat dan
sesuai dengan tujuan yang di tetapkan. Bila tujuannya untuk menetapkan pemilihan anggota
kelompok berdasarkan kedekatan maka pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri
skala bertingkat. Bila peserta didik menetapkan pemilihan anggota kelompok berdasarkan
tingkat nominasinya maka guru pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri nominatif.
Akan tetapi bila meminta anggota kelompok untuk mengenali karakteristik pribadi atau sifat
anggota kelompok maka guru pembimbing menggunakan angket sosiometri tipe siapa dia.

2.      Menyusun angket sosiometri sesuai dengan pilihan tipe yang ditetapkan sesuai tujuan
pelaksanaan asesmen. Hal penting dalam menyusun angket adalah merumuskan pertanyaan
atau pernyataan yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Apabila memilih angket
soiometri nominatif, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan sesuai dengan data apa
yang akan dikumpulkan dari peserta didik. Apabila memilih angket sosiometri skala
bertingkat, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan dengan memperhatikan tingkatan
pendekatan hubungan yang ingin diketahui dari peserta didik di dalam kelompoknya.
Sedangkan bila menggunakan angket sosiometri siapa dia, maka guru pembimbing harus
secara hati-hati menetapkan karakteristik pribadi atau sifat-sifat yang ingin diketahui dari
peserta didik dikelasnya. Sebaiknya ditetapkan karakteristik atau sifat-sifat pribadi yang
positif sehingga peserta didik belajar untuk memandang orang lain secara positif dan mampu
mengenali kekuatan yang dimiliki setiap anggota kelompok dikelasnya. Sedangkan konselor
dengan mengenali berbagai potensi positf yang dimiliki peserta didik, akan mendorong sikap
optimis dalam merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.

H.    Langkah Pengadministrasian
Tahapan yang harus dilakukan dalam pengadministrasian penggunaan angket sosiometri
pada peserta didik memiliki beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut.

1.    Persiapan

a.    Menetapkan kelompok peserta didik yang akan diukur

b.    Mempersiapkan angket sosiometri sesuai tujuan

c.    Membuat satuan layanan asesmen

2.    Pelaksanaan

a.    Memberikan verbal seting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data)

b.    Membagikan angket sosiometri

c.    Menjelaskan cara mengerjakannya

d.   Memeriksa apakah sudah benar mengisinya

e.    Mengumpulkan kembali angket setelah selesai diisi

3.    Pengolahan dan Analisis Hasil

a.    Memeriksa kelengkapan hasil angket

b.    Membuat tabulasi hasil dan menghitung skor yang diperoleh setiap individu

c.    Membuat sosiogram berdasarkan hasil tabulasi skor

d.   Menghitung indeks pemilihan

e.    Membuat analais hubungan sosial dari hasil sosiogram dan perolahan skor individu.

I.       Langkah Pengolahan dan Analisis

1.      Memeriksa kelengkapan hasil angket

Konselor melakukan pengecekan pada angket yang telah diisi peserta didik untuk melihat
kelengkapan data pribadi dan kelngkpan jawaban yang dibuat peserta didik, sehingga datany
memiliki kelayakanuntuk dioleh dan dianalisis.

2.      Membuat tabulasi hasil dan menghitung skor yang diperoleh


Kriteria penetapan skor sangat ditentukan oleh jenis sosiometri yang digunakan (tipe
normatif, bertingkat,dan tipe siapa dia). Setelah diberi skor, konselor membuat tabulasinya,
sehingga dapat mudah terlihat berapa besar jumlah skor yang diperoleh setiap peserta didik.

3.      Membuat sosiogram

Sosiogram dibuat berdasarkan hasil tabulasi yang dibuat berdasarkan urutan pemilihan
setiap anggota kelompok kepada anggota lainnyadalam kelompok tersebut. Sosiogram dibuat
untuk mempermudah melihat arah hubungan, intensitas hubungan, bentuk hubungan, dan
posisi peserta dalam kelompoknya apakah popular atau terisolir..

4.      Melakukan analisis hasil sosiogram

a.       Membuat analisis hubungan sosial dari hasil sosigram dan perolehan skor individu.
Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang disajikan, bentuk hubunga yang terjadi
adalah sebagai berikut:

Segitiga                       E – F – D – E

Terpusat                       A, B, E, D       F

Intim                            E – F – D; A – C ; A – E saling memilih (panah bolak balik)

Jala                               Semua saling memilih (tidak ada)

Rantai                          C – A – F – D

Populer                        F

Terisolas                       B

b.      Mengitung indeks pemilihan

Indeks pemilihan merupakan suatu angka yang menunjukkan tinggi rendahnya


pemilihan terhadap diri seseorang di dalam interaksi kelompoknya. Populer dan terisolirnya
sesorang dalam kelompokya dapat diketahui dari besar kecilnya status pemilihan. Sedangkan
penolakan seseorang di dalam kelompoknya dapat dilihat dari besar kecilnya indeks
penolakan.

Penghitungan status pemilihan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai


berikut:
                 Keterangan :

                 N    = Jumlah anggota dalam kelompok

                 = Indeks status pemilih subjek ke-n

                 Indeks             Pm = 0 berarti tidak ada yang memilih (terisolasi)

                 Indeks Pm = 1 berarti semua anggota memilih (populer)

                 Indeks pemilihan bergerak dari 0 sampai 1

          Penghitungan status penolakan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai


berikut :

                                                                      

                 Keterangan :

                 N    = Jumlah anggota dalam kelompok

                 = Indeks status penolakan subjek ke-n

                 Indeks             Pm = 0 berarti tidak ada yang menolak (populer)

                 Indeks Pm = 1 berarti semua anggota memilih (terisolasi)

                 Indeks penolakan bergerak dari -1 sampai 0

        Penghitungan status pemilihan dan penolakan dilakukan dengan menggunakan rumus


sebagai berikut :

                                                     

                 Keterangan :

                 N            = Jumlah anggota dalam kelompok

                  =Indeks status pemilih dan penolakan subjek ke-n


                 Indeks             Pm Pn = +1 berarti semua memilih (populer)

                 Indeks Pm = 1 berarti semua anggota menolak (terisolasi)

                 Indeks penolakan bergerak dari -1 sampai +1

c.       Menginterpretasi hasil sosiometri

Setelah data pada angket sosiometri ditabulasi, kemudian disajikan dalam bentuk
sosiogram. Hal-hal yang dapat ditemukan dalam sosiogram:

·         Apakah terdapat banyak pilihan searah atau dua arah (saling memilih)

·         Apakah terdapat banyak pilihan antara peserta didik ataukah hanya sedikit.

·         Apakah ada kelompok yang cenderung bersifat tertutup karena banyak terdapat saling
memilih sebagai pilihan pertama dan kedua (klik).

·         Apakah ada peserta didik yang tidak mendapat pilihan sama sekali (terisolir) atau hanya
sedikit pilihan, apalagi pilihan ketiga saja (terabaikan).

·         Apakah ada peserta didik yang mendapat banyak pilihan, apalagi sebagai pilihan pertama.
Subjek ini dapat dianggap populer dalam kelompoknya, tetapi hanya dalam rangka kegiatan
yang menjadi kriterium.

J.       Kelebihan dan Kekurangan Sosiometri

a.       Kelebihan dari sosiometri adalah

-          Konselor memiliki peluang untuk memahami bentuk hubungan sosial yang terjadi antara
peserta didik yang dibimbingnya, dengan melihat bagaimana frekuensi hubungan yang
terjadi, bagaimana intensitas atau kedalaman hubungan yang terjadi, bagaimana posisi
popularitas peserta didik dalam kelompoknya, maupun bagaimana posisi peserta didik yang
terisolasi.

-          Informasi tentang fungsi individu dalam kelompok yang dihasilkan oleh sosiometri
objektif sebab bersumber dari banyak individu.
-          Dengan memanfaatkan hasil sosiometri, konselor memiliki peluang untuk melakukan
beberapa proses bimbingan untuk memperbaiki hubungan peserta didik dalam kelompoknya
antara lain :

a.  Memperbaiki struktur hubungan sosial kelompok

b.  Memperbaiki penyesuaian sosial individu

c.  Mempelajari akibat proses pendidikan disekolah terhadap hubungan sosial peserta didik.

d. Mempelajari mutu kepemimpinan dala berbagai situasi

e.  Menemukan norma pergaulan antara peserta didik yang diinginkan dalam kelompok.

b.      Kekurangan dari sosiometri adalah

-          Hanya dapat diterapkan pada kelompok peserta didik yang sudah saling mengenal dalam
waktu yang cukup lama.

-          Akurasi data penggunaan sosiometri yang sesuai tujuan sangat ditentukan oleh
kemampuan guru pembimbing dalam menyusun angket sosiometri.

-          Peserta didik tidak mudah untuk menetapkan pilihan teman, menetapkan intensitas
hubungan yang selama ini terjadi, maupun saat menetapkan kriteria pribadi/sifat-sifat anggota
kelompok dikelasnya. Mengingat peserta didik umumnya cenderung memilih anggota
kelompok bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa mereka berhasil dalam melakukan
kegiatan dlm kelompok, melainkan lebih didasarkanpada pertimbangan rasa simpati dan rasa
antipati

K.    Peran dan Fungsi Konselor

Pada proses asesmen menggunakan sosiometri, konselor memiliki peran dan fungsi
sebagai :

a.       Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, pembuatan angket
sosiometri, menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, dan membuat suatu layanan
asesmen sosiometri.
b.      Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan,manfaat,dan kerahasiaan
data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat dipastikan seluruh
peserta didik mengisinya dengan benar.

c.       Melakukan pengolahan mulai dari membuat tabulasi, sosiogram, mengitung indeks


pemilihan, hingga melakukan analisis hasil.

d.      Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan
dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

BAB III

KESIMPULAN

A.    Kesimpulan

1.      Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan
antara individu-individu dalam suatu kelompok.

2.      Penggunaan angket sosiometri akan membantu guru pembimbing utuk memperoleh data
yang menggambarkan pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam
kelompoknya

3.      Sosiometri memiliki tiga tipe angket yang memiliki masing-masing tujuan dan fungsi yang
berbeda, antara lain tipe nominatif, tipe skala bartingkat, dan tipe siaa dia.

4.      Pada penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus mengikuti beberapa tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis hasil sosiometri.
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Gantina dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes dalam Perspektif BK
Komprehensif. Jakarta : PT Indeks.

Santoadi, Fajar. 2009. Silabus Asesmen dan Pemahaman Individu.

Winkel, W.S & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi

Anda mungkin juga menyukai