Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KONSEP MATAHARI

DOSEN PENGAMPU
Dr. DERLINA, M.Si
KELOMPOK 10 :
BANGKIT SUTRISNO SHITE (4172121002)
CHRISTY VERA BR SINURAYA (4173321007)
HAIDA ARITONANG (4172121007)
KELAS FISIKA DIK-A 2017

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2020

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matahari merupakan salah satu benda langit yang pengaruhnya sangat besar
sebagai sumber kehidupan semua makhluk di bumi Pada dasarnya matahari merupakan
salah satu bintang yang berada di tata surya dan menjadi pusatnya. Matahari termasuk
bintang karena dapat menghasilkan energi Cahaya sendiri.Cahaya matahari dibandingkan
bintang yang lain terasa lebih Cemerlang. Hal itulah yang menyebabkan pada waktu siang
hari kita tidak dapat melihat bintang selain matahari. Dalam tata surya matahari adalah
pusat beredarnya benda langit disekitarnya serta mampu memancarkan cahayanya
sendiri. Alam sudah mengatur agar radiasi matahari sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Begitu banyak peristiwa alam yang terjadi dibumi karena pengaruh matahari.
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari
termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh
komponen tata surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil,
asteroid, komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi matahari. Di samping sebagai
pusat peredaran, matahari juga merupakan sumber energi untuk kehidupan yang
berkelanjutan. Panas matahari menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan
cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa
matahari, tidak akan ada kehidupan di bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat
berlangsung. Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori
bahwa matahari adalah pusat peredaran tata surya di abad 16. Teori ini kemudian
dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian
dikenal dengan nama heliosentrisme ini mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai
pusat tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemy dan telah bertahan sejak abad ke dua
sebelum masehi. Konsep fusi nuklir yang dikemukakan oleh Subrahmanyan
Chandrasekhar dan Hans Bethe pada tahun 1930 akhirnya dapat menjelaskan apa itu
matahari secara tepat.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian matahari?
2) Bagaimana pergerakan matahari?
3) Bagaimana struktur dan karakteristik matahari?
4) Bagaimana eksplanasi gerak semu matahari relative terhadap bumi?
5) Bagaimana bencana akibat matahari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Matahari
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000
kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah
diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai
bintang kecil jenis G. Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk
bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah
ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek.
Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya
terkumpul pada matahari. Benda langit di jagat raya ini jumlahnya banyak sekali. Ada yang
dapat memancarkan cahaya sendiri ada juga yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri,
tetapi hanya memantulkan cahaya dari benda lain.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di
lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing
fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari yang terdiri dari gas panas
menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton,
dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
2.2 Pergerakan Matahari
Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu
kali putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap
perubahan posisi bintik Matahari. Sumbu rotasi Matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu
orbit Bumi sehingga kutub utara Matahari akan lebih terlihat di bulan September sementara
kutub selatan Matahari lebih terlihat di bulan Maret. Matahari bukanlah bola padat,
melainkan bola gas, sehingga Matahari tidak berotasi dengan kecepatan yang seragam. Ahli
astronomi mengemukakan bahwa rotasi bagian interior Matahari tidak sama dengan bagian
permukaannya. Bagian inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif
dan fotosfer juga berotasi bersama namun dengan kecepatan yang berbeda. Bagian ekuatorial
(tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian kutubnya berotasi selama
sekitar 31 hari. Sumber perbedaan waktu rotasi Matahari tersebut masih diteliti. Matahari dan
keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi Bimasakti. Matahari
terletak sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti. Kecepatan rata-rata
pergerakan ini adalah 828.000 km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230
juta tahun untuk mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.
2.3 Struktur dan Karakteristik Matahari

Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.


Keenam lapisan tersebut meliputi inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang
membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar
dari matahari.

1. Inti Matahari

Inti adalah area terdalam dari matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta
derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan
radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan
dan 1/64 total volume matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm 3. Suhu dan
tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom
menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan
meninggalkan inti menuju bagian matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi
panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan
bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga
disebut termonuklir). Inti matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi
nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa
sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan
seluruh

2. Zona Radiatif

Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti matahari. Energi dari inti
dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian
matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm 3 dengan
suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu
dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan
terjadinya reaksi fusi nuklir.

3. Zona konvektif

Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona
konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit).
Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti matahari akan
bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan
suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga
pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti matahari
membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada
di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang
beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus
bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan
bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin
menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif
yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang
menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi
seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona
konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi
energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.

4. Fotosfer

Fotosfer atau permukaan matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer


dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian
besar radiasi matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut
diobservasi sebagai sinar matahari di bumi, 8 menit setelah meninggalkan
matahari

5. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya
tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer.
Namun saat terjadi gerhana matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer,
bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling
matahari. Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di
sana

6. Korona

Korona merupakan lapisan terluar dari matahari. Lapisan ini berwarna putih,
namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan
tidak sekuat bagian matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona
terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling matahari.
Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam matahari
dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa
mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.

Diameter matahari adalah 11 kali diameter planet terbesar, Jupiter. Matahari


berbentuk bola yang berpijar dengan senyawa penyusun utama berupa gas hidrogen (74%)
dan helium (25%) terionisasi. Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon,
sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Cahaya matahari berasal dari hasil
reaksi fusi hidrogen menjadi helium.

Berdasarkan penghitungan menggunakan Hukum Newton dengan melibatkan nilai


kecepatan orbit Bumi, jarak matahari, dan gaya gravitasi, diperoleh massa matahari sebesar
1,989x1030 kilogram. Angka tersebut sama dengan 333.000 kali massa Bumi. Sementara itu,
diameter matahari adalah 1.392.000 kilometer atau 865.000 mil, sama dengan 109 kali
diameter bumi. Sebagai perbandingan, sebanyak 1,3 juta planet seukuran Bumi dapat masuk
ke dalam matahari. Oleh karena itu, matahari menjadi obyek terbesar di tata surya dengan
massa mencapai 99,85% dari total massa tata surya.

2.4 Eksplanasi Gerak Semu Matahari Relative Terhadap Bumi


Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah
bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena
Bumi mengelilingi matahari (revolusi) dengan poros yang miring sehingga yang condong ke
matahari kadang kutub utara dan kadang kutub selatan Bumi. Fenomena ini menyebabkan
matahari tidak terbit dan terbenam di posisi yang sama sepanjang tahun (bergeser dari utara
ke selatan atau sebaliknya dari hari ke hari) serta pergantian musim di belahan Bumi utara
dan selatan. Saat bagian utara Bumi condong ke matahari, bagian tersebut mendapat sinar
lebih banyak dan siang lebih panjang sehingga terjadi musim panas di negeri empat musim.
Sebaliknya, pada saat yang sama, terjadi musim dingin di bagian selatan Bumi.
Kejadian ketika matahari mencapai titik paling utaranya dalam gerak semu ini disebut
titik balik utara yang terjadi antara antara 20–22 Juni. Sebaliknya, titik balik selatan terjadi
ketika matahari mencapai titik paling selatannya, yaitu antara 20–23 Desember. Titik tengah
di antara keduanya disebut ekuinoks.
2.5 Bencana Akibat Matahari

Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan


gangguan-gangguan pada matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut.

1) Prominensa (lidah api matahari)


Prominensa adalah salah satu ciri khas matahari, berupa bagian matahari
menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian
permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran). Prominensa disebut juga
sebagai filamen matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila dilihat di
angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan matahari itu sendiri.
Prominensa hanya dapat dilihat dari bumi dengan bantuan teleskop dan filter.
Prominensa terbesar yang pernahditangkap oleh SOHO (Solar and Heliospheric
Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km. Suatu prominensa yang
stabil dapat bertahan di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan ukurannya terus
membesar setiap hari. Para ahli masih terus meneliti bagaimana dan mengapa
prominensa dapat terjadi.
2) Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi)
Gumpalan-gumpalan ini timbul karena rambatan gas panas dari inti matahari
ke permukaan. Akibatnya, permukaan matahari tidak rata melainkan bergumpal-
gumpal.
3) Bintik Matahari (Sun Spot)
Bintik matahari terlihat seperti noda kehitaman di permukaan matahari. Bintik
matahari adalaah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer
matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik matahari tercipta saat garis medan
magnet matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik matahari dapat lebih besar
daripada bumi. Bintik matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang
dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra. Warna bintik matahari
terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer. Suhu di
daerah umbra adalah sekitar 2.200°C sedangkan di daerah penumbra adalah 3.500°C.
Oleh karena emisi cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian bintik matahari
umbra hanya mengemisikan 1/6 kali cahaya bila dibandingkan permukaan matahari
pada ukuran yang sama.
4) Letupan (Flare)
Flare adalah letupan-letupan gas di atas permukaan matahari. Flare dapat
menyebabkan gangguan sistem komunikasi radio, karena letusan gas tersebut terdiri
atas partikel-partikel gas bermuatan listrik.
5) Angin Matahari
Angin matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang
dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya.
Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya
keluar medan gravitasi matahari pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti
secara sempurna. Kecepatan angin matahari terbagi dua, yaitu angin cepat yang
mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500 km/s. Kecepatan ini
juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari matahari. Angin matahari
yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di
atmosfer matahari.
Beberapa bukti adanya angin matahari yang dapat dirasakan atau dilihat dari
bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem
listrik, aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor
panjang pada komet yang selalu menjauhi matahari akibat hembusan angin matahari.
Angin matahari dapat membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan
magnet bumi yang melindungi dari radiasi. Pada kenyataannya, ukuran dan bentuk
medan magnet bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin matahari
yang melintas.
6) Badai Matahari
Badai matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang
terbentuk di atmosfer matahari. Plasma matahari yang meningkat suhunya hingga
jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan
cahaya. Total energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran
100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai matahari bervariasi. Ketika matahari aktif
dan memiliki banyak bintik, badai matahari lebih sering terjadi. Badai matahari
seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai matahari
memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik,
astronot, dan terutama sistem telekomunikasi bumi. Badai matahari yang pertama
kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859. Dua
peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang mengobservasi
bintik matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai matahari yang
terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling matahari. Kejadian ini disebut
Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik antara
Amerika dan Eropa.
7) Semburan matahari
Semburan matahari atau suar matahari (bahasa Inggris: solar flare) adalah
ledakan besar di atmosfer Matahari yang dapat melepaskan energi sebesar 6 × 1025
joule. Istilah ini juga digunakan untuk fenomena yang mirip di bintang lain. Semburan
matahari memengaruhi semua lapisan atmosfer matahari (fotosfer, korona dan
kromosfer). Kebanyakan semburan terjadi di wilayah aktif disekitar bintik matahari.
Sinar X dan radiasi ultraviolet yang dikeluarkan oleh semburan matahari dapat
memengaruhi ionosfer Bumi dan mengganggu komunikasi radio. Semburan matahari
pertama kali diamati oleh Richard Christopher Carrington tahun 1859
8) Lontaran massa korona
Lontaran massa korona (bahasa Inggris: coronal mass ejection, disingkat
CME) adalah ledakan besar angin matahari, plasma isotop cahaya lain, dan medan
magnet, yang melontar di atas korona matahari atau dilepaskan ke angkasa. Lontaran
massa korona seringkali dikaitkan dengan aktivitas matahari lainnya, terutama
semburan matahari, tetapi hubungan sebab akibat masih belum ditentukan. Sebagian
besar lontaran muncul pada wilayah aktif matahari. Lontaran massa korona muncul
baik pada saat solar maxima maupun solar minima, meskipun pada masa minima
frekuensinya berkurang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari
termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen
tata surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet,
dan debu angkasa berputar mengelilingi matahari. Diameter matahari adalah 11 kali
diameter planet terbesar, Jupiter. Matahari berbentuk bola yang berpijar dengan senyawa
penyusun utama berupa gas hidrogen (74%) dan helium (25%) terionisasi. Senyawa
penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium,
dan kromium. Cahaya matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium.
Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.
Keenam lapisan tersebut meliputi inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang
membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar
dari matahari. Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan
gangguan-gangguan pada matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut :
Prominensa (lidah api matahari), Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi), Bintik
Matahari (Sun Spot), Letupan (Flare), Angin Matahari, Badai Matahari, Semburan matahari,
dan Lontaran massa korona.

KRITIK DAN SARAN


Dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan dan kekhilafan. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan penulisan makalah
ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajari tentang matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Derlina,dkk. 2011. Diktat Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. Medan : Universitas Negeri
Medan
http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari

http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-
Bersih/Energi_matahari/

http://www.crayonpedia.org/mw/Matahari_Sebagai_Bintang_Bumi_Sebagai_Salah_Satu_Pla
net_9.2#Energi_Pancaran_Matahari
http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/1898836-matahari/
http://blog.unnes.ac.id/khabi/2010/11/22/matahari-sebagai-bintang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Semburan_matahari
http://id.wikipedia.org/wiki/Lontaran_massa_korona
http://id.wikipedia.org/wiki/Badai_matahari_1859

Anda mungkin juga menyukai