Anda di halaman 1dari 11

Tugas Unit 4 Pemberantasan Korupsi

Nama : Kristina Natalia Pio Soge


NIM : PO530333319869
Kelas :1B
Mata Kuliah : Pendidikan Budaya Anti Korupsi

TUGAS 1 :Coba Anda identifikasi melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya Pada tahun
2013 berapa jumlah koruptor yang dihukum karena tindak pidana korupsi? Karena kasus apa?

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangani sebanyak 70 kasus tindak pidana korupsi dan
pencucian uang sepanjang tahun 2013. Kasus yang ditangani KPK sebagian besar adalah
penyuapan sebanyak 51 kasus. Kemudian kasus korupsi di pengadaan barang dan jasa sebanyak
9 kasus, perizinan 3 kasus, dan tindak pidana pencucian uang sebanyak 7 kasus.
Dari total 70 kasus tersebut, KPK telah menjerat 8 anggota DPR/DPRD, 4 kepala lembaga atau
kementerian, 2 gubernur, 3 wali kota atau bupati atau wakilnya, 7 orang pejabat eselon I/II/III, 4
hakim dan jaksa, 24 pihak swasta, dan 7 orang jabatan lainnya.
Berikut adalah rincian beberapa kasus di tahun 2013 :

Angelina Sondakh
Pada 10 Januari 2013, politisi Partai Demokrat Angelina Sondakh divonis 4,5 tahun penjara
gara-gara menerima suap terkait anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, Majelis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta juga memerintahkan Angie membayar uang denda Rp250 juta. Namun, dalam vonis ini,
Majelis hakim tidak memerintahkan Angie membayar uang pengganti.

Vonis bagi mantan Putri Indonesia itu makin berat saat di tingkat Mahkamah Agung (MA). Pada
18 November 2013, Majelis Hakim Kasasi memvonis mantan anggota Badan Anggaran itu 12
tahun penjara. Selain itu, Angie juga diperintahkan membayar uang pengganti nyaris Rp40
miliar. Bila tidak mampu membayar uang pengganti ini dalam waktu yang ditentukan, Angie
harus mendekam lagi lima tahun penjara.

Muhammad Nazaruddin
Sejak 2011, Nazaruddin sudah masuk daftar koruptor yang menghiasi pemberitaan media massa.
Hingga 2013, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini masih punya cerita.
 
Pada 23 Januari 2013, Mahkamah Agung (MA) memperberat hukuman Nazaruddin menjadi 7
tahun. Sebelumnya, Nazaruddin hanya divonis 4 tahun 10 bulan penjara di pengadilan pertama.
Selain itu, MA mewajibkan Nazaruddin membayar uang denda Rp300 juta.

Di tahun 2013, istri Nazaruddin juga divonis bersalah karena terlibat korupsi. Neneng Sri
Wahyuni divonis enam tahun penjara dan denda Rp300 juta karena terbukti melakukan korupsi
proyek pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ditjen Pembinaan
Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi tahun 2008.

Pengadilan Tipikor Jakarta juga memerintahkan Neneng membayar uang pengganti sebesar
Rp800 juta.

Ahmad Fathanah
Orang ini memang bukan pejabat, tapi kasus suap yang menjeratnya mengguncang Partai
Keadilan Sejahtera (PKS). Ahmad Fathanah ditangkap KPK pada 29 Januari 2013 di kamar
sebuah hotel di Jakarta bersama seorang mahasiswa bernama Maharani Suciono.

Fathanah kemudian diketahui sebagai orang dekat Luthfi Hasan Ishaaq yang kala itu menjabat
sebagai Presiden PKS. Dari tangan Ahmad Fathanah, KPK menyita uang Rp1 miliar yang diduga
berasal dari PT Indoguna Utama.

KPK menduga, uang itu akan diserahkan ke Luthfi untuk mengurusi proses pengurusan kuota
impor daging sapi untuk perusahaan itu.

Fathanah kemudian divonis 14 tahun bui dan wajib membayar uang denda Rp1 miliar. Majelis
hakim juga menetapkan sebagian harta Fathanah dirampas untuk negara karena dia terbukti
melakukan tindak pidana pencucian uang.

Luthfi Hasan Ishaaq


Pimpinan PKS ini ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 30 Januari 2013 terkait
pengurusan impor daging sapi untuk PT Indoguna Utama. Di hari itu, KPK memanggil paksa
Luthfi.

Keesokan harinya, Luthfi ditahan selama dua puluh hari pertama di rumah tahanan KPK cabang
Guntur, Jakarta Selatan. Luthfi ditahan usai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus suap
impor daging sapi Kementerian Pertanian. Luthfi kemudian menyatakan mundur dari jabatannya
sebagai Presiden PKS.

Di Pengadilan Tipikor Jakarta, Luthfi divonis 16 tahun penjara karena terbukti menerima suap
dan mencuci uang hasil kejahatan. Vonis ini dibacakan tepat pada perayaan antikorupsi sedunia,
9 Desember 2013. Selain itu, Luthfi juga harus membayar uang denda Rp1 miliar.

Hakim juga memerintahkan Jaksa merampas sejumlah aset milik Luthfi untuk negara. untuk
melihat daftar aset Luthfi yang dirampas.

Luthfi terbukti menerima uang Rp1,3 miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria
Elizabeth Limah, melalui Fathanah. Maria mengajukan tambahan kuota impor daging sapi ke
Kementan dan menjanjikan total Rp40 miliar apabila penambahan kuota impor perusahaannya
disetujui Kementan.

Kasus ini juga menyeret sejumlah petinggi PT Indoguna Utama sebagai tersangka, termasuk
Maria Elizabeth Liman.
Hartati Murdaya
Pengusaha yang juga mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini divonis 2 tahun 8
bulan pada 4 Februari 2013. Dia terbukti ikut menyuap Amran Batalipu, Bupati Buol, Sulawesi
Tengah.

Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi Jakarta juga mewajibkan Direktur Utama PT
Hardaya Inti Plantations (HIP) dan PT Cipta Cakra Murdaya (CCM) itu membayar uang denda
sebesar Rp150 juta subsider 3 bulan.

Hartati terbukti menyetujui pemberian uang sebesar Rp3 miliar untuk Bupati Buol Amran
Abdullah Batalipu terkait pengurusan Hak Guna Usaha (HGU) lahan perkebunan sawit di
Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.

Dalam kasus ini, Amran divonis lebih berat, yakni 7,5 tahun penjara karena terbukti menerima
Rp3 miliar dari Hartati. Dia juga diwajibkan membayar uang denda Rp300 juta. Vonis ini tak
berubah di tingkat banding, yakni Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 2 Mei 2013.

Anas Urbaningrum
KPK menetapkan Anas tersangka penerima gratifikasi terkait proyek Pusat Pendidikan,
Pelatihan, dan sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor pada 22 Februari
2013. Kala itu, Anas masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan anggota DPR.

KPK juga langsung mencegah Anas bepergian keluar negeri untuk kepentingan penyidikan.
Keesokan harinya, Anas langsung mengumumkan pengunduran diri sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat.

Rusli Zainal
Rusli ditetapkan sebagai tersangka penyuap anggota DPRD terkait Revisi Peraturan Daerah
(Perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau, Jumat 8
Februari 2013.

Selain itu, Rusli juga dijerat dengan kasus  Rusli juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
Pengesahaan Pemanfaatan Hasil Hutan pada Tanaman Industri tahun 2001-2006 di Palelawan,
Riau. Dalam kasus ini sejumlah anggota DPRD Riau ikut terseret dan ditangkap.

KPK kemudian menahan Rusli pada 14 Juni 2013 di rumah tahanan kelas I cabang KPK.

Susno Duadji
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri ini akhirnya bisa dieksekusi Kejaksaan
Agung dan dimasukkan ke bui, Kamis malam 2 Mei 2013. Sebelumnya, Susno sempat menolak
dieksekusi.

Susno merupakan terpidana 3,5 tahun karena menerima uang sogokan Rp500 juta untuk
mempercepat penyidikan kasus yang menyangkut PT Salmah Arowana. Susno juga dinyatakan
bersalah karena terbukti menyalahgunakan wewenangnya dalam penggunaan dana pengamanan
pemilihan kepala daerah Jawa Barat pada 2008 sebesar Rp4 miliar saat menjabat menjadi kepala
polisi daerah Jawa Barat.

Susno akhirnya ditahan di Lembaga Pemasyarakatan klas 2 A Pondok Rajek, Cibinong.

Zulkarnaen Djabar
Anggota DPR dari Fraksi Golkar ini divonis 15 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta
pada 30 Mei 2013. Dia bersalah karena ikut korupsi dalam pengadaan Alquran.

Dalam kasus ini, anak Zulkarnaen bermnama Dendi Prasetya juga ikut dibui selama 8 tahun.
Majelis Hakim menyatakan mereka terbukti telah menerima suap senilai Rp4 miliar, serta
terlibat dalam pembahasan anggaran proyek pengadaan Alquran pada tahun 2011 senilai Rp20
miliar dan pengadaan laboratorium komputer senilai Rp31 miliar.

Selain uang denda, bapak anak itu diwajibkan mengganti uang negara yang telah dikorupsi
sebesar masing-masing Rp5,745 miliar.
TUGAS 2 :Bagaimana menurut pengamatan Anda, apakah hukuman yang selama ini dijatuhkan kepada
terdakwa memberikan efek jera? Apakah Anda akan mempunyai keberanian untuk melaporkan adanya
tindak pidana korupsi di lingkungan Anda?

1. Menurut saya, hukuman yang selama ini dijatuhkan kepada terdakwa belum memberikan efek
jera sama sekali. Karena ada beberapa hal, antara lain :
1. Menurut Emerson, vonis bagi koruptor di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terlalu
ringan.
2. Proses hukum hanya menjerat pelaku korupsi, bukan hanya keluarga atau kerabat yang
terkait dalam kasus pencucian uang.
3. Hukuman hanya berupa pemenjaraan, tidak memiskinkan pelaku korupsi. Padahal,
menurut Emerson, rata-rata koruptor itu lebih takut disita harta dan kekayaannya
ketimbang dipenjara dalam waktu lama.
4. Menurut Emerson, dalam beberapa kasus, hakim menjatuhkan hukuman uang pengganti,
tetapi hukuman itu bisa diganti dengan subsider pemenjaraan. Pada akhirnya koruptor
memilih dipenjara. "Bayar uang pengganti adalah wajib, kalau tidak bayar, koruptor itu
tidak boleh lolos dari penjara. Jangan berikan hak subsider dalam undang-undang," kata
Emerson.
5. Pemerintah melalui petugas lapas dinilai masih memberikan kemewahan bagi para
koruptor. Misalnya, lapas khusus yang menyediakan berbagai fasilitas bagi koruptor.
6. Mantan terpidana koruptor masih bisa mengikuti pemilu legislatif dan pemilihan kepala
daerah. Hal ini sebagai dampak tidak dicabutnya hak politik bagi terpidana kasus korupsi.
7. Para koruptor dalam status tersangka dan terdakwa masih dapat menjadi pejabat publik
dan masih mendapat pensiun.
8. Walaupun ditetapkan sebagai terdakwa, seorang koruptor tidak dilakukan penahanan dan
pencekalan.
9. Hukuman tidak membuat jera, misalnya, ada terdakwa kasus korupsi, yakni Nazaruddin
dan Artalita Suryani, yang masih bisa menjalankan bisnis.
10. Walaupun berstatus tersangka atau terdakwa, seorang koruptor masih bisa menduduki
jabatan publik.

2. Ya, saya akan berani melaporkan jika berkenaan dengan merugikan banyak orang dan tindakan
koruptif tersebut beretentangan dengan nilai – nilai agama/
TUGAS 3: Setelah Anda membaca dan mencermati paparan mengenai upaya pencegahan korupsi,
kemukakan ide-ide Anda tentang upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat agar
korupsi dapat dicegah.

Menurut saya, upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat agar korupsi dapat dicegah
ialah dengan pendidikan karakter. Karena menurut saya, tindakan koruptif timbul karena adanya karakter
yang buruk. Jadi pemerintah bisa dengan lebih menekankan pada pendidikan karakter terkait dengan
sikap jujur yang ditanamkan pada generasi muda sekarang begitupun dengan masyarakat dalam hal ini
sebagai orang tua.
TUGAS 4 : Anda tentu mengenal Indonesia Corruption Watch (ICW)? Apa itu ICW, bagaimana ICW,
prestasi apa yang telah ditunjukkannya dalam memberantas korupsi?

Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah
(NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi
korupsi yang terjadi di Indonesia. Pada awal kelahirannya, ICW dipimpin oleh Teten Masduki,
bersama pengacara Todung Mulya Lubis, ekonom Faisal Basri dan lainnya. ICW aktif
mengumpulkan data-data korupsi para pejabat tinggi negara, mengumumkannya pada
masyarakat dan jika perlu, melakukan gugatan class-action terhadap para pejabat yang korup.

ICW adalah lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk
memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi
aktif melakukan perlawanan terhadap praktik korupsi. ICW lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni
1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki pemerintahan pasca Soeharto yang
demokratis, bersih dan bebas korupsi.

DIVISI ICW

1. Kampanye Publik

Media terus berkembang setiap tahunnya. Oleh karena itu ICW perlu meningkatkan strategi
komunikasi yang tepat sehingga pandangan-pandangan ICW secara lembaga terhadap perubahan
politik, sosial, dan hukum di Indonesia dapat dipublikasikan dan juga mampu dipahami oleh
masyarakat. Divisi Kampanye Publik dibentuk untuk mengelola strategi komunikasi baik itu
secara offline maupun online.

2. Investigasi
Tujuan utama dibentuknya divisi investigasi adalah mengelola kasus korupsi yang dilaporkan
masyarakat dan memberikan panduan bagi pelapor agar laporan kasus tersebut bisa dilanjutkan
kepada penegak hukum. Selain itu memberikan kajian berupa penilaian kinerja aparat penegak
hukum yang dilakukan setiap semester berupa hasil tren korupsi. Selain menangani investigasi
kasus, divisi ini juga melakukan advokasi terhadap implementasi Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik (UU KIP).

3. Riset

Negara sering kecolongan akibat kekurangan penerimaan negara dari pajak dan bukan pajak.
Membahas penerimaan negara, saat ini Divisi Riset ICW berfokus pada dua sektor utama yakni
penerimaan negara dari sumber daya alam, khususnya sektor pertambangan (industri ekstraktif),
serta pajak.

Di samping itu, Divisi Riset juga rutin melakukan pemantauan dan advokasi terkait belanja
negara dan subsidi energi. Pemantauan terhadap industri ekstraktif, Divisi Riset mendorong
renegosiasi kontrak sejumlah perusahaan ekstraksi yang beroperasi di Indonesia agar
memberikan manfaat lebih banyak kepada negara.

4. Hukum dan Monitoring Peradilan


Penegakan hukum di Indonesia belum sepenuhnya bekerja dengan baik bagi keadilan
masyarakat, praktek peradilan yang korup juga sering terjadi di ruang-ruang pengadilan. Divisi
Hukum dan Monitoring Peradilan ICW menjalankan tugas pengawasan terhadap berbagai
lembaga penegak hukum, hingga mengawal berbagai produk hukum yang relevan dengan
pemberantasan korupsi.

5. Korupsi Politik

Fokus utama kerja Divisi Korupsi Politik lebih kepada upaya mendorong transparansi dan
akuntabilitas dalam sektor politik melalui berbagai metode. Divisi ini melakukan riset dan studi
mengenai patronase politik bisnis di level lokal hingga nasional.

Divisi Korupsi Politik juga melakukan advokasi terkait isu-isu aktual mengenai anggaran,
korupsi di parlemen dan lingkungan pemerintahan daerah.

6. Penggalangan Dukungan Publik


Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah sebuah organisasi independen. Untuk menjaga
independensi sekaligus meningkatkan rasa kepemilikan publik dan menjaga keberlangsungan
program, sejak Maret 2010 lalu ICW membuka peluang donasi publik. Dengan memberi bantuan
finansial kepada lembaga ini, masyarakat dapat turut serta dalam kerja-kerja pemberantasan
korupsi.

Prestasi ICW :

1. Keberhasilan pada tingkat penuntutan mencapai 100 persen.

2. KPK berhasil menjerat tiga menteri aktif di era pemerintahan SBY, yakni Andi
Mallarangeng (eks Menpora), Jero Wacik (eks Menteri ESDM), dan Suryadharma Ali
(eks Menteri Agama).

3. KPK juga berhasil menjerat penegak hukum aktif, seperti perwira polisi dalam kasus
simulator SIM, Ketua MK dalam kasus dugaan suap penyelenggaraan pilkada, dan hakim
adhoc Tipikor.

4. KPK juga menjerat pimpinan partai politik aktif, yaitu Suryadharma Ali (PPP). Anas
Urbaningrum (Partai Demokrat), dan Luthfi Hasan Ishaaq (PKS).

5. Dalam hal penyelamatan kerugian negara yang fantastis. Tercatat, sejak mulai beroperasi
tahun 2004 hingga kini KPK mengklaim telah menyelamatkan uang negara sebesar
Rp249 triliun.

6. KPK sebagai pelopor aktif dalam operasi tangkap tangan (OTT) terhadap pelaku korupsi.
Mereka yang menjadi korbannya yakni mantan Komisioner KPU, Mulyana W Kusumah,
eks Ketua MK Akil Mochtar, bekas jaksa Urip Tri Gunawan, dan terakhir Annas
Maamun yang menjabat sebagai Gubernur Riau.

7. KPK juga memelopori tuntutan pencabutan hak politik untuk pelaku korupsi, seperti
terhadap terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq, Ratu Atut Chosiyah, Akil Mochtar, dan Anas
Urbaningrum.
8. KPK dinilai melakukan terobosan hukum menuntut pelaku korupsi dengan UU Korupsi
dan UU TPPU. Sejumlah pelaku korupsi juga dijerat dengan UU TPPU, seperti Wa Ode
Nurhayati, Djoko Susilo, Luthfi Hasan Ishaaq, Ade Swara, Tubagus Chaeri Wardana, dan
Fuad Amin.

9. KPK yakni audit keuangan KPK selalu menunjukkan opini wajar tanpa pengecualian dari
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

10. KPK menasbihkan dirinya sebagai penerima penghargaan Ramon Magsasay 2013. Pada
predikat itu, KPK dianggap menjadi inspirasi pemberantasan praktik korupsi di Asia.

11. Penangkapan Nazaruddin dan Anggoro Widjojo yang buronan di luar negeri. Seperti
penangkapan tersangka KPK Nazaruddin yang ditangkap di Kolombia, Nunung Nurbaeti
di Thailand, dan Anggoro Widjojo yang ditangkap di Tiongkok.

DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.okezone.com/read/2014/12/29/337/1085140/11-prestasi-kpk-versi-icw

https://www.viva.co.id/arsip/469185-kaleidoskop-2013-yang-jatuh-karena-jerat-korupsi

https://nasional.kompas.com/read/2013/12/30/2149106/2013.KPK.Tangani.70.Kasus

https://nasional.kompas.com/read/2016/02/18/15595061/Ini.10.Hal.yang.Membuat.Koruptor.Tidak.Perna
h.Jera.?page=all#page3. Penulis : Abba Gabrillin

https://antikorupsi.org/id/web/siapa-icw

Anda mungkin juga menyukai