Anda di halaman 1dari 10

Benda - benda peninggalan sejarah yang ada di museum kota kupang :

1. Cobol sowong

Terdiri atas 2 bagian yaitu periuk dari tanah liat (lewing tanah) dan
kukusan dari bahan bambu betung. Alat ini digunakan untuk
memasak makanan tradisional dari tepung jagung. Makanan yang dihasilkan dari penggunaan
alat ini disebut "sombuk atau jojong".

2. Sepasang patung wanita dan pria (Du'a dan E'da)

Patung ini terbuat dari pohon kelapa. Teknik


pemotongannya yaitu:pahat dan ukir. Patung ini biasa di simpan sebagai penjaga rumah
adat yang memberi simbol falsafah orang sikka. Yaitu saling menghargai dan menjaga
keharmonisan dengan nurani yang tulus dalam hubungan antara sesama, dalam wujud
tertinggi, serta alam lingkungan tempat berpijak.
Patung ini berasal dari pulau sikka.

3. Patung atauro
Sejarah patung ini berawal pada peristiwa perang yang terjadi di wilayah Timor-Timur pada
masa lampau. Hulubalang dari pedalaman Timor diundang untuk berpartisipasi memenangkan
perang tersebut. Sesudah perang berlangsung ada tawanan-tawanan perang, dan salah satunya
berasal dari Pulau Atauro. Pulau atauro atau Pulau kambing adalah sebuah pulau yang terletak
di sebelah utara dili,Timor Leste. Patung ini dibuat untuk mengenangkan tawanan Atauro yang
dibawa oleh Seorang Meo dari kerajaan Insana untuk dipersembahkan kepada kaisar(Ataupah)

Asal:Kabupaten TTU

4. Sasando

Sasando adalah alat musik legendaris dari Pulau Rote Nusa


Tenggara Timur. Terbuat dari daun lontar dan bambu dan
dawainya dari kawat halus atau senar string (seperti gitar). Pada
awalnya irama sasando terinspirasi dari bunyi sehingga diberi nama
"Sasando Gong" dan hanya memiliki empat dawai. Keunikan
sasando (bahasa Rote : sasandu / sarisandu) sebagai alat musik
terletak pada posisi dawai yang mengelilingi bambu sebagai resonator sekaligus sebagai
penentu nada dasar dan penggunaan daun lontar sebagai tabung
resonatoratau resonator kedua. Alat musik sasando memiliki keunikan yang
khas dalam dunia seni musik, karena bentuk fisik yang artistik, bahan
pembuatan yang unik, cara memainkan yang mutlak membutuhkan aktivitas
jari tangan kiri memainkan melodi dan bass dan jari tangan kanan memainkan
irama (accord). Pada saati ini trend bambu sebagai resonator utama dan daun
lontar sebagai resonator kedua menjadi permasalahan tersendiri bagi
pengrajin alat musik sasando modern karena daya tahan bambu dan daun
lontar yang dinilai rentan terhadap serangga. Namun, disatu sisi
pemanfaatan bambu dan daun lontar yang membuat sasando menjafi khas
dan unik.

5. Kalung/wuli

Berasal dari kabupaten Ngada. Terbuat


dari kulit siput dan rotan kalung ini
berfungsi penolak bala,dipakai oleh kaum pria dari keluarga berduka pada upacara
kematian.khususnya kematian akibat kecelakan. Pengguna kalung bermaksud agar nasib
yang terjadi tidak menimpa keluarga yang lain.

6. Patung pria (kriak)


Kriak berasal dari soe, patung manusia lakilaki dengan berwajah seram dalam posisi
berdiri kedua tangan dilipat ke perut bagian kepala terdapat konde bagian dada perut
dan paha terdapat tatto bentuk buaya. Patung seperti ini menggambarkan sosok
kepahlawanan dan kehadiran arwah leluhur atau nenek moyang pria di dalam rumah
adat asal kab TTS.
7. Permainan adat tradisional

 KEN TOB-TOBE
Merupakan permainan daerah yang berasal
dari Timor Tengah Selatan, permainan ini
merupakan permainan tembak-menembak
menggunakan biji
tumbuhan, permainan ini
terbuat dari bambu.
 GASING
Merupakan permainan
daerah pada massa
lampau yang dimainkan
oleh beberapa anank
atau lebih. Permainan ini
terbuat dari kayu dengan jenis struktur yang keras atau kuat dan untuk pemutarnya
terbuat dari anyaman tali dari tumbuhan.
 CONGKLAK
Merupakan permainan daerah yang diperkenalkan oleh Orang tionghoa permainan ini
dimainankan oleh 2 orang dengan posisi saling berhadapan dan dengan penambahan
batu kerikir kecil sebagai bagian isi dari congklak tersebut. Permainan ini berasal dari
Kupang.
8. Sarung wanita (lawu maraka)
Bahan benang kapas. Warna dasar hitam.
Bagian sarung ditambah hiasan aplikasi dari
bahan - bahan manik - manik bentuk tumpal
yang mengisi dua jalur hitam. Dipakai oleh
kaum wanita Maramba dalam upacara -
upacara adat.

Asal : kabupaten Sumba Barat.

9. Alat penghalus kapas

Asal : kabupaten Sabu Raijua.


10. Alat Pemisah Biji Kapas.
Alat pemisah biji kapas adalah salah satu dari alat-alat pembuat kain tenun. Alat ini
berasal dari Timor Tengah Selatan. Dalam proses pengerjaannya buah kapas yang sudah
kering dikupas dari kulitnya lalu di jepit di alat tersebut dan akan membuat kapas
terpisah dari bijinya.
11. Periuk ramuan pewarna

Merupakan salah satu wadah ramuan pewarna


atau nai kinat, yang berfungsi sebagai tempat
perendaman benang tenun yang sudah diikat
motif.

Asal : Kabupaten TTS.

12. Patung kayu atau Mau kiak no buik kiak

Berbentuk manusia dan binatang dalam posisi


jongkok kedua tangan lurus ke bawah sambil
memagang lutut dan saling memegang palu
sebagai patung penolak balai yang di tepatkan
dalam rumah adat kabupaten Belu.
13. Pakaian adat khas alor

-. Bahan ( benang katun dan pewarna alami )


-. Cara membuatnya Dengan cara tradisional ( tenun ikat )
-. Tiap kain membutuhkan waktu 3 bulan dalam pengerjaannya
-. Motif ( motif kenari dan satwa laut ).
Pakaian adat khas alor ini biasa digunakan saat perang dan saat upacara adat.

•> anak panah dan busur

* Anak panah

Terbuat dari buluh kecil,besi,dan tali.

* Busur

Terbuat dari kayu dan tali.

Busur dan anak panah ini biasa di gunakan pada saat perang dan juga di pakai untuk berburu.
•> Tameng/perisai

Perisai ini terbuat dari kayu dan diberi ukiran motif.

Perisai ini biasa digunakan saat perang,untuk melindungi diri dari serangan lawan.

•> Rompi perang

Terbuat dari besi dan hiasannya yaitu taring babi.

•> Ikat pinggang

Terbuat dari kain atau anyaman daun tuak ( sudah di anyam bentuk tali ).

•> Atasan kepala

Terbuat dari anyaman rotan dan bulu ayam.

Biasa digunakan saat perang dan saat upacara adat.

14. SARUNG/ Lipa Songke


Adalah salah satu kain tenun yang berasal dari manggarai.

Adaptasi manusia terhadap alam dan lingkungan terpatri dalam bentuk ragam hias pada lipa
songke asal manggarai. Motif tumpal (jok), bintang (nyala), Laba-laba (ranggong),wela timung
(bunga ketimun), wela kaweng (bunga sejenis tumbuhan obat), dan garis-garis geometris (su'i),
merupakan motif dasar yang menjadi simbol falsafah kehidupan orang manggarai. Ragam hias
ini bermakna bahwa segala sesuatu yang hidup pasti ada batasnya. Makna lain dari ragam hias
pada tenunan ini adalah hubungan antara manusia dengan pencipta, manusia dengan sesama,
manusia dengan alam lingkungan, serta makna kejujuran.

Pada masa lampau kain ini hanya dipakai oleh kaum pria golongan bangsawan sebagai pakayan
upacara. Ditenun dari benang katun, teknik tenun songket, pewarna alami (daun tarum).

15. Uang Republik Indonesia provinsi Sumatera


Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera atau URIPS adalah uang rupiah yang
diedarkan di Provinsi Sumatera dan sekitarnya dari tahun 1947 sampai dengan 1950.
Dikeluarkan oleh Gubernur provinsi Sumatera Mr. Teuku Muhammad Hasan pada
tanggal 8 April
1947 melalui
Mak/umat No. 9
/kO. Harga satu
rupiah URIPS sama
dengan satu rupiah
ORI seratus rupiah
uang Jepang
16. Baju adat
kabupaten Ende

Ini merupakan baju peninggalan dari kabupaten Ende yang dipakai oleh kaum wanita
pada upacara adat dan juga upacara keagamaan. Baju seperti ini, juga dipakai
sebagai baju sehari-hari oleh kaum wanita kabupaten Ende

Anda mungkin juga menyukai