Anda di halaman 1dari 4

 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Allport mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan


pribadi yang sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan.
Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium anak. Jika
seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan identitas
diri dan diri akan meluas. 
Demikian pula jika seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh
tuntutan, egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang itu
akan dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan konflik dan mungkin
mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
Dalam Perkembangan kepribadian / Proprium Allport membagi dalam beberapa tahap, yaitu
sebagai berikut:
Proprium adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego
sebagai sesuatu yang dengan segera dapat kita sadari meliputi perasaan jasmaniah, identitas diri,
harga diri, rasa keakuan, gambaran diri. Proprium tidak dibawa sejak lahir melainkan
berkembang karena perkembangan individu. Allport menghindari ego sebagai penggerak utama
kepribadian.

1. Pada tiga tahun pertama ( 0-3 tahun ) terdapat tiga aspek, yaitu ;
a) Sense of bodily self (diri fisik / jasmaniah).
Kita dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri, ; perasaan tentang diri bukan merupakan
bagian dari warisan keturunan. Seiring bertambahnya kompleksnya beajar dan pengalam maka
berkembanag suatu perbedaan yang kabur antara benda yanga ada pada diri sendiri denga hal
lain
b) Sense of continuing self identity (identitas diri yang berkesinambungan).
Pada tahap ini seorang anak mulai menyadari akan identitasnya sebagai sesuatu terpisah dengan
yang lain. Anak mengenal nama, dan menyadari bahwa hari ini merupakan bayangan kita di hari
sebelumnya. Menurut Allport nama seseorang memegang peranan penting dalam identitas diri,
karena merupakan lambangdari kehidupan seseorang yang mengenal dirinya dan memebedakan
dirinya dengan orang lain
c) Self esteem atau pride (bangga).
Harga diri ini mencakup perasaan bangga anak sebagau suatu hasil dari belajar dan mengerjakan
tugan atas usahanya sendiri. Pada tahap in i minat anak untuk mengeksplor dunia cenderungn
meningkat, sense of knowledge yang tinggi. Allport myakini bahawa masa ini merupakan masa
penentu, jika orang tua terlalau menghalangi kebutuhan anak, maka perasaan harga diri yang
timbul dapat dirusakkan. Inti dari harga diri ini ialah hak untuk otonom.

2. Perkembangan proprium pada usia 4- 6 tahun mencakup ;


a) Extension of self (perluasan diri).
Pada tahap ini anak mulai menyadari orang laian dalam lingkungan serta fakta bahwa beberapa
diantaranya adalah miliknya. Anak mempelajari arti dan nilai dari milik seperti terungkap dalam
kata ” bagus sekali punyaku ”. Tahap ini merupakan permulaan dari kemampuan seseorang
untuk memperpanjang dan memperluas dirinya, untuk memasukkan tidak hanya benda tapi juga
abstraksi, nilai, dan kepercayaan.
b) Self image (gambaran diri).
Tahap ini menunjukkan bagaimana seorang anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang
dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi antara orang tua dan anak. Melalaui pujian dan
hukuman anak belajar bahwa orang tuanya mengharapkan untuk melakukan perbuatan atau
tingkah laku tertentu. Dengan mempelajari harapan orang tua, anak mengembangkan dasar
perasaan tanggung jawab moral serta untuk perumusan tentang tujuan hidup dan intensi 

3. Perkembangan proprium usia 6-12 tahun meliputi ;


a) Self as rational coper (penguasaan rasional).
Tahap ini muncul ketika anak mulai bersekolah. Segala aturan dan harapan baru dipelajari dari
guru, teman sekolah serta aktivitas yang diberikan dan tantangan intelektual. Anak belajar bahwa
dia dapat memecahkan masalah dengan menggunakan proses yang logis dan rasional
b) Propriate striving (berusaha memilki).
Tahap ini ada ketika berada dalam masa adolensi. Allport percaa bahwa masa adolensi
merupakan masa yanga sangat menentukan. Pertanyaan ” who am I ”, adalah pertanyaan yang
biasanya muncul. Karena didorong dan ditarik dalam arah-arah berbeda oleh orang tua dan
teman sebaya, anak remaja itu mengadakan percobaan dengan kedok dan peranan, menguji
gambaran diri, berusaha menemukan suatu kepribadian orang dewasa. Segi yang sangat penting
dari pencarian identitas diri adalah definisi tujuan hidup.
Tahap – tahap perkembangan proprium di atas berkembang dari masa bayi sampai masa
adolensi. Kegagalan atau kekecewaan yang terjadi pada salah satu tahap akan berakibat pada
tahap yang selanjutnya. Dengan demikian pengalaman masa kanak-kanak mempunyai peranan
penting dalam mewujudkan pribadi sehat.
Penelitian khas dan metode penelitian

Idiografik versus nomotetik


Seorang peneliti dapatmemilih meneliti tingkah laku dengan menggunakan prinsip umum,
variable universal dan sejumlah besar subjek atau memusatkan perhatian pada kasus individu
dengan menggunakan metode dan variable yang sesuai dengan keunikan setiap individu. Allport
meminjam istilah dari filsuf Jerman, Windelband, idiografik (individual) dan nomotetik
(universal). Namun, tahun 1962 ia mengganti dengan istilah baru, morfogenik untuk idiografik
dan dimensional untuk nomotetik. Allport mengemukakan dua hal ini memiliki tempat dalam
psikologi. Tetapi penekanannya khusus dikalangan psikologi Amerika lebih condong pada
nomotetik sehingga perlu reorientasi yang drastic karena morfogenik akan menghasilkan prediksi
dan pemahaman yang lebih baik. Tekanan dan pendekatan morfogenik merupakan suatu akibat
logis dari beberapa segi pandangan teoritis allport.
Pertama, penekanan pada keunikan setiap orang mewajibkan peneliti untuk memilih metode
penelitian yang tidak akan menyembunyikan dan mengaburkan individualitas.
Kedua, penekanan pada pentingnya disposisi-disposisi pribadi sebagai factor primer perilaku.
Apabila disposisi ini merupakan sesuatu yang real dalam kepribadian dan disposisi ini khas pada
pribadi yang bersangkutan, maka jleaslah bahwa pendekatan yang paling efektif untuk meneliti
suatu perilaku adalah suatu metode yang meneliti sang individu.
Teknik yang pas yang dipakai allport dan Vernon dalam penelitian mereka adalah mengenai
tingkah laku ekspresif, analisis structural dan analisis isi.pendekatan yang dimakasud Q
methodology, individualized questionnaires, self anchoring scale, the role construck repertory
test, inverse factor analysis.
Pengukuran kepribadian secara langsung dan tidak langsung
Allport konsisten terhadap kesadaran dan rasionalitngkah laku. Keyakinanya pada individu yang
normal bertingkah laku berdasarkan motif-motif yang ia ketahui dan masuk akal.allport
menyatakan bahwa metode langsung dan tidak langsung akan mengahsilkan gambaran uyang
konsisten dalam kasus individu yang normal.
Allport menyimpulakan metode tidak langsung dapt mengungkapkan factor tak sadar yang
penting dari tingkah laku. Metode tidak langsung hanya digunakan sebagai pelengkap dari
metode langsung. Untuk orang normal, metode langsung menunjukan gambaran yang lebih
lengkap dan berguna tentang struktur motovasi.
Peneliitian tentang tingkah laku ekspresif
Awal tahun 1930-an, allport dan temannya mengadakan serangkaian penelitian untuk
membuktikan bahwa perilaku ekspresif adalah penting dan konsisiten. Allport membedakan dua
komponen dalam setiap respon manusia. Pertama, komponen adaptif atau komponen
penanggulangan, yaitu komponen yang terutama menyangkut nilai fungsi atau manfaat suatu
perbuatan,a kibat yang ditimbulkan perbuatan tersebut, atau tujuan yang ingin dicapai. Kedua,
komponenekspresif, cara atau gaya dalam melakukanperbuatan itu. Sesuai dengan penekanan
pada unsure-unsureindividual dan unik tingkah laku, allport menaruh minat pada perilaku
ekspresif, yaitu komponen idiosinkratik atau personal yang bahkan akan tetap kelihatan pada
respon yang paling steriotip.
Gaya tingkah laku tidak semata-mata ditentukan oleh factor kepribadian. Factor sosiokultural,
keadaan atau suasana hati, kondisi organis, dan variable lain juga menentukan perilaku ini.
Tingkah lakiu ekspresif dapat diklasifikasikan menurut tipe perbuatan yang dilakuakn, seperti :
ekspresi wajah, gaya jalan, suara dan tulisan tangan. Allport menyatakan :cirri-ciri ekspresif
tubuh tidaklah diaktifkan secara lepas. Setiap cirri tersebut dipengaruhi dengan cara yang persis
sama seperti cirri lainnya. Karena itu, sampai pada batas tertentu pernyataan Lavater bahwa
“jiwa yang satu dan sama terwujud dalam segalanya” bias dibenarkan. Akan tetapi konsistrensi
tidaklah pernah sempurna. Masing-masing saluran ekspresi bukan merupakan duplikat yang
tepat dari semua saluran lainnya. Apabila demikian halnya, maka metode monosimtomatik benar
adanya. Seluruh kepribadian dapat terungkap dalam setiap cirri. Tulisan tangan dapat
mengatakan segalanya, begitu juga mata, tangan atau lengan kaki,. Bukti yang dikumpulkan
tidak membenarkan intrepetasi yang begitu sederhana.
Surat-surat jenny
Allport mengumpulkan 301 surat dari seorang baya bernama Jenny Masterson yang
dimanfaatkan Baldwin untuk menganalisa kepribadian yang menonjol pada Jenny. Baldwin
menggunakan analisis struktur personal. Langkah yang dilakukan :
1. Membaca surat tersebut untuk mengidentifikasikan topic dan tema yang mencolok.
2. Menemukan hubungan antara topic.
Maka kepribadian dapat dilihat dengan penghitungan statistic dari apasaja topic yang ditulis dan
seberapa banyaknya atau seringnya topic tersebut diceritakan. Namun allport hanya menuliskan
pengelompokan sifat-sifat yang sering dimunculkan berdasarkan surat yang dituliskan jenny.
Namun allport sendiri juga melakukan evaluasi seperti yang ia tuliskan : “analisis isi bukanlah
kunci emas untuk membuka kepribadian jenny.tetapi berperan untuk mengobjektifikasikan,
mengkuantifikasikan dan sampai batas tertentu memurnikan kesan yang didasarkan pada akal
sehat. Dengan membuat kita selalu dekat dengan data, maka kita tidak dibiarkan merusak
evidensi. Ia juga berperan untuk menemukan hal-hal baru yang muncul

Anda mungkin juga menyukai