HALUSINASI PENDENGARAN
PEMBIMBING IBU TRIVONIA SRI NURWELA,S,Kep. Ns., MKes
OLEH
FEBRY A LIMA
NIM. PO 530 3211119 074
HALUSINASI PENDENGARAN
A. Pengertian
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2010).
Menurut Damaiyanti & Iskandar, 2012, Halusinasi adalah salah satu gejala
maupun tidak jelas, dimana suara tersebut bisa mengajak klien berbicara
dari luar tanpa adanya obyek yang nyata. Halusinasi dapat berupa
yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, halusinasi juga dapat berupa
pendengaran berupa suara dari orang yang mungkin dikenal atau tidak
dikenal yang meminta klien melakukan sesuatu baik secara sadar ataupun
tidak.
B. Jenis – Jenis Halusinasi
1. Halusinasi pendengaran
Yaitu mendengarkan suara atau kebisingan yang kurang jelas ataupun yang
2. Halusinasi penglihatan
Yaitu seperti melihat stimulus visual dalam bentuk kilatan atau cahaya,
3. Halusinasi penghidung
Yaitu seperti membaui aroma tertentu seperti bau darah, urine, feses,
parfum, atau bau yang lainnya. Ini sering terjadi pada seseorang pasca
4. Halusinasi pengecapan
Yaitu seperti merasa mengecap sesuatu seperti darah, urine, feses, atau
yang lainnya.
5. Halusinasi perabaan
Terjadinya Halusinasi dimulai dari beberapa fase. Hal ini dipengaruhi oleh
rangsangan dari luar. Menurut (Stuart, 2007) tahapan halusinasi ada empat
tahap, semakin berat tahap yang diderita klien, maka akan semakin berat
1. Fase I :
menyenangkan.
a. Karakteristik:
b. Perilaku klien:
menjijikan.
a. Karakteristik :
b. Perilaku klien
3. Fase III :
a. Karakteristik :
petunjuk.
4. Fase IV :
a. Karakteristik:
b. Perilaku klien
ii. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
1. Faktor Predisposisi
1. Biologis
psikotik.
klien.
3. Sosial Budaya
2. Faktor Prespitasi
tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
1. Biologis
diinterpretasikan.
2. Stress
perilaku.
3. Sumber Koping
neurobiology termasuk :
1) Regresi
2) Projeksi
3) Menarik diri
E. Manifestasi Klinis
1. Halusinasi pendengaran
dapat berkisar dari suara yang sederhana sampai suara orang bicara
mengenai klien. Jenis lain termasuk pikiran yang dapat didegar yaitu
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penciuman
4. Halusinasi pengecapan
5. Halusinasi perabaan
yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
tahapan yaitu:
1. Tahap Pertama
Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa nyaman pada klien,
2. Tahap Kedua
3. Tahap Ketiga
berakhir.
4. Tahap Keempat
Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan masalah utama gangguan
H. Penatalaksaaan medis
Terapi dalam jiwa bukan hanya meliputi pengobatan dan farmakologi, tetapi
juga pemberian psikoterapi, serta terapi modalitas yang sesuai dengan gejala
Pada terapi tersebut juga harus dengan dukungan keluarga dan sosial akan
1. Psikofarmakologis
Trihexphendyl.
2. Terapi Somatis
kondisi fisik kien. Walaupun yang di beri perilaku adalah fisik klien,
1. Pengingkatan
beberapa detik pada pelipis kiri / kanan (lobus frontal) klien (Stuart,
2007).
3. Terapi Modalitas
Definisi
Manfaat
a.Manfaat umum
Melakukan sosialisasi.
b. Manfaat khusus
c. Manfaat rehabilitasi
Tujuan TAK
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
yang dialami.
a. Tujuan
a. Tujuan
mengatasi halusinasi.
a. Tujuan
a. Tujuan
munculnya halusinasi.
a. Tujuan
halusinasi.
Tabel
Formatevaluasi sesi 4
a. Pengkajian
Faktor Predisposisi
aman.
5) Komunikasi tertutup
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan
4. Faktor psikologis
ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis
6. Faktor genetik
2. Perilaku
3. Fisik
1. ADL
2. Kebiasaan
4. Status Emosi
Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan bermusuhan, kecemasan
5. Status Intelektual
realistis, tidak logis dan sukar diikuti atau kaku, kurang motivasi, koping regresi dan denial
6. .Status Sosial
kecemasan
Format atau data focus pada klien dengan gangguan persepsi sensori
Isi halusinasi pendengaran: Tanyakan apakah ada suara yang didengar, apa yang
Waktu halusinasi: kapan terjadinya halusinasi misalnya pagi, siang,sore atau malam
Frekuensi halusinasi: apakah halusinasi itu terjadi setiap hari berapa kali sehari
Situasi halusinasi: Apa yang terjadi jika halusinasi misalnya marah atau takut, sedih
atau senang
Respon klien: Jika terjadi halusinasi apa yang dilakukan tidur, marah, menyibukkan
c. Pohon masalah
TABEL 3.2
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATA
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Gangguan sensori Pasien mampu: Pasien dapat : SP 1
persepsi : Halusinasi Mengenali halusinasi Dapat menyebutkan jenis, isi, waktu, Bina hubungan saling percaya
yang di alaminya frekuensi, situasi pencetus dan Identifikasi halusinasi (isi, waktu, frekuensi,
Mampu mengontrol perasaan saat halusinasi muncul situasi, respon dan perasaan saat halusinasi
halusinasi Mampu menjelaskan dan muncul)
Mengikuti program memperagakan cara mengotrol Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara
pengobatan secara halusinasi menghardik
optimal Masukkan latihan menghardik dalam jadwal
SP 2
Evaluasi tanda dann gejala halusinasi
Validasi kemampuan pasien melakukan latihan
menghardik dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan menghardik
Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara
minum obat dengan prinsip 6 benar
Jenis
Guna
Dosis
Mampu mneyebutkan kegiatan yang Frekuensi
sudah dilakukan Cara
Kontinuitas minum obat
SP 4
Evaluasi tanda dan gejala halusinasi
Validasi kemampuan pasien melakukan latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
dengan orang lain, beri pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
dengan orang lain
Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan aktifitas
Masukan dalam jadwal kegiatan.
SP 3
Evaluasi tanda dan gejala DPD
Validasi kemampuan pasien melakukan
Mampu menjelaskan pentingnya kegiatan pertama dan kedua, beri pujian
makan/minum yang baik Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
Mampu mempraktekan cara dan kedua
makan/minum yang baik Jelaskan kebutuhan dan cara makan/minum dan
latih cara makan/minum yang baik
Masukan dalam jadwal kegiatan
SP 4
Evaluasi tanda dan gejala DPD
Validasi kemampuan pasien melakukan
kegiatan pertama, kedua dan ketiga, beri pujian
Mampu menjelaskan Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,
pentingnya BAB/BAK yang kedua dan ketiga
baik Jelaskan cara BAB/BAK yang baik dan benar
Mampu Masukan dalam jadwal kegiatan
mempraktekan/melakukan cara
BAB/BAK yang baik
SP 4
Evaluasi tanda dan gejala HDR
Validasi kemampuan pasien melakukan
kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah
dilatih dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,
kedua dan ketiga
Bantu mamilih kegiata keempat
Latih kegiatan keempat yang dipilih
Masukan dalam jadwal
1. Implementasi:
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan yang ada (Azizah, 2011)
b. Evaluasi keluarga
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada
pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat
dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi
dirawat dirumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan
membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal.
Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan
untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien
dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan menurut Azizah (2011) yang dapat diberikan untuk keluarga pasien
halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien
halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Nasir, Muhit. (2015) Dasar-Dasar Keperawatan Jiea Pengantar Dan Teori.
Mei 2016.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika,
Yogyakarta
Salemba Medika
Jakarta