Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL BOOK REVIEW

MATA KULIAH
INTERPRETASI DAN ANALISIS PETA

Dosen Pengampu :
Anik Juli Dwi Astuti, S.Si, M.Sc.

OLEH
KELOMPOK VII :
IMAM AGUS TRIYONO
LUVITA ANASTASYA HUTAHAEAN
NURUL TIA SHAKILLA NASUTION

KELAS B
JURUSAN S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
INFORMASI

 Informasi Bibliografi
1. Judul buku : Kartografi Dasar.
2. Penulis : Dewi Liesnoor Setyowati
Andi Irwan Benardi
Saptono Putro
3. Penerbit : Ombak
4. Tahun terbit : 2014
5. ISBN : 978-602-258-203-8
6. Tebal buku : 131 halaman
7. Urutan cetakan :I
8. Dimensi buku : 16 x 23 cm

 Reviewer
1. Imam Agus Triyono : Bab VII (Skala Peta)
2. Luvita Anastasya Hutahaean : Bab VI (Lettering)
3. Nurul Tia Shakilla Nasution : Bab VIII (Proyeksi Peta)

 Halaman Sampul Buku


RINGKASAN ISI BUKU

BAB VI (LETTERING)
A. Tipe Letering
Letering adalah semua tulisan dan angka-angka yang tertera dalam suatu peta. Letering
berfungsi untuk mempertegas arti dari simbol-simbol peta. Fungsi lain letering adalah
mempertebal arti dari simbol peta yang ada. Panduan penting penggunaan letering untuk
objek tertentu, yaitu :
1. Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh penulisan nama kota: Surakarta
2. Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh penulisan nama laut: Laut Jawa.
Pada dasarnya, setiap penamaan simbol atau kenampakan alam selalu digunakan huruf-huruf
standart.
1. Judul peta ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf disesuaikan
dengan besar peta.
2. Kenampakan di air misalnya sungai, laut, danau, rawa menggunakan huruf bersirip
dan miring, besar kecilnya berdasarkan strateginya
3. Tulisan sungai ditulis memanjang sesuai dengan arah sungai. Untuk penulisan dapat
diletakkan dibagian atas atau bawah sungai dengan jenis miring/italic
4. Legenda ditulis dengan huruf cetak dan diatur supaya baik untuk dilihat.
5. Kota-kota besar ditulis dengan huruf tegak dan cetak, lebih kecil dari judul peta.
Untuk kota-kota kecil hurufnya juga harus lebih kecil lagi.

B. Penentuan Letering dalam Peta


Nama-nama geografi ini perlu dicantumka dalam peta karena nama ini dipakai sebagai
identifikasi suatu perwujudan, walaupun sebetulnya nama sendiri bukan bagian dari muka
bumi. Prinsip penulisan untuk nama-nama geografi tipe huruf yang dipergunakan adalah :
1. Wilayah administrasi dan nama tempat, biasanya berwarna hitam, tetapi dapat pula
berwarna lain misalnya kelabu, apabila teks merupakan bagian dari peta dasar dimana
informasi tematik dicetak atasnya.
2. Nama bentuk relief seperti pergunungan, bukit, tipe italic/miring warna hitam
3. Nama peraira atau perwujudan air dengan tipe italic warna biru.
4. Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf
cetak kecil
5. Penulisan nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu :
a. Dibawah simbol kota
b. Di atas simbol kota
c. Di sebelah kanan simbol kota
d. Di sebelah kiri simbol kota
BAB VII (SKALA PETA)
A. Pengertian dan Jenis Skala Peta
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya
di lapangan atau permukaan bumi dengan menggunakan satuan ukuran. Secara umum skala
pada peta dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
 Skala angka atau numerik, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Misalnnya skala 1 : 250.000, 1:.500.000, 1: 1.000.000, dan lainnya.
 Skala garis atau grafik, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk garis linear dengan
adanya perbandingan pada tiap ruasnya.
Misalnya pada skala 1: 500.000

0 1 2 3 4 5 Km

 Skala kalimat atau verbal, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat baku
sebagai petunjuk, dominan ditemukan pada wilayah Eropa dengan menggunakan
satuan inchi dan mil.
Misalnya One inch to two miles

B. Cara Menentukan Skala Peta


 Membandingkan dengan peta lain yang cakupan daerahnya sama dan disertai dengan
skala.
 Membandingkan jarak horizontal di lapangan dengan jarak yang terdapat di peta.
 Menganalisis garis kontur peta dengan kontur interval yang terdapat pada peta.
 Menghitung skala peta berdasarkan jarak dua garis meridian peta.

C. Merubah Skala Peta


 Mengkonversi skala pecahan menjadi skala inchi.
 Mengkonversi skala pecahan menjai skala garis.
Kedua cara diatas dapat dilakukan yakni dengan menghitung perbedaan satuan hitung.

D. Memperbesar dan Memperkecil Peta


 Menggunakan metode bujur sangkar/grid square/ union jack
Yakni melakukan perbesaran atau memperkecil peta dengan cara membuat kotak-
kotak bujur sangkar dengan jarak yang sama.
Misalnya pada peta 1 sebagai peta dasar dibuat grid atau kotak sebesar 1cm x 1cm,
dan diperbesar dua kali menjadi 2cm x 2cm.
 Menggunakan Pantograph
Yakni memperpesar dan memperkecil peta dengan bantuan alat pantograf dimana
pada proses pelaksanaan dapat mempertahankan akurasi skala.
 Menggunakan alat Map O-Graph
Yakni memperbesar dan memperkecil peta menggunakan alat Map O Graf yang
menggunakan lensa sehingga bayangan peta yang diperbesar atau diperkecil akan
jatuh di meja gambar dan dapat digambar kembali dengan posisi bayangan.

BAB VIII PROYEKSI PETA

Bentuk bumi bulat berukuran tiga dimensi, sedangkan peta berbentuk datar berukuran
dua dimensi. Proyeksi peta merupakan cara memindahkan letak titik-titik pada permukaan
bumi ke bidang datar. Sistem proyeksi diperlukan untuk memindahkan kenampakan bumi yang
bulat pada bidang datar.proyeksi peta di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari
perpindahan data topografi dari permukaan bumi ke atas permukaan peta. Sederhananya
proyeksi peta dapat diartikan sebagai cara pemindahan garis parallel dan meridian dari globe
(bidang lengkung) ke bidang datar. Artinya proyeksi merupakan suatu sistem yang
memberikan hubungan antara titik-titik di bumi dan di peta.
Secara khusus pengertian proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis
lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (globe) ke bidang datar (peta). Peta
merupakan gambaran dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan pada
sebuah bidang datar dengan menggunakan skala tertentu. Perpindahan dari bidang lengkung
(globe) ke bidang datar (peta) harus diusahakan akurat. Yang perlu diingat adalah
penyimpangan atau kesalahan terjadi pada saat mengubah globe menjadi peta dinamakan
distorsi atau kesalahan peta. Kesalahan peta dapat dilihat dari bentuk, luas, jarak dan arah. Agar
kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan makan proses pemindahan harus
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
 Bentuk yang diubah harus tetap, letak obyek di permukaan bumi tidak berubah
 Luas permukaan yang sudah diubah harus tetap
 Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap
 Pemindahan lokasi obyek di permukaan bumi tidak mengalami penyimpangan

Anda mungkin juga menyukai