Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Keragaman Tumbuhan dan Ramuan Etnomedisin


Lampung Timur

Rusdi Evizal1, Endah Setyaningrum2, Ardian1, Agung Wibawa3, Deddy


Aprilani4
1. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2. Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Lampung, 3. Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Lampung,
4. Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung
E-mail: rusdievizal@yahoo.com

Abstrak. Indonesia merupakan wilayah hot spot biodiversitas dunia termasuk kekayaan
ragam tumbuhan obat. Berbagai suku memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan etnomedisin
dengan keunikan ramuan dan cara penyajian. Kearifan lokal, pengobatan tradisonal, dan
pengetahuan etnobotani perlu dipelajari dan dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk
menginventarisasi tumbuhan obat dan bagian yang digunakan untuk ramuan dan
menginventarisasi ramuan tumbuhan obat cara penggunaannya oleh etnis lokal di Lampung
Timur. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penentuan sampel informan
menggunakan metode snowball sampling dari 3 kecamatan yaitu Way Jepara, Melinting, dan
Jabung. Hasil menunjukkan bahwa pengobat tradisional merupakan suku Lampung asli,
perempuan atau laki-laki, dengan usia berkisar 50-79 tahun berpendidikan tidak tamat SD
atau tamat SD. Menjadi pengobat umumnya sebagai pekerjaan samping, penghidupan utama
umumnya sebagai petani atau pekebun. Terdapat 69 jenis tumbuhan berupa pohon atau herba
dengan bagian yang digunakan sebagai bahan ramuan obat berupa, daun, batang, kulit
batang, buah, umbi, akar atau keseluruhan herba. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai
ramuan untuk pengobatan berbagai penyakit dan perawatan kesehatan mulai dari penyakit
yang umum yaitu mencret, batuk, bisul, pengobatan luka, demam, sariawan, campak,
cacingan, penyakit yang spesifik seperti maag, sakit kuning, vertigo, rematik, darah tinggi,
kencing manis serta perawatan khusus seperti perawatan pasca melahirkan, patah tulang, dan
ingin mempunyai keturunan.

Kata Kunci: Keragaman tumbuhan, Lampung Timur, etnomedisin, etnobotani

PENDAHULUAN etnobotani tradisional tidak saja penting


untuk mencatat tradisi endogenus dan
Indonesia merupakan wilayah kekayaan kekayaan warisan, tetapi juga memberi
biodiversitas dunia terbesar kedua, informasi penting untuk keberlanjutan
termasuk kekayaan ragam tumbuhan obat industri tanaman obat dan konservasi
dan ribuan spesies sudah digunakan habitat sumberdaya hutan. serta
masyarakat. Berbagai suku memanfaatkan pemanfaatannya untuk riset farmasi dan
tumbuhan sebagai bahan etnomedisin penemuan obat baru.
dengan keunikan ramuan dan cara Kemajuan teknologi dan ilmu
penyajian yang menunjukkan tingginya pengetahuan ternyata tidak mampu begitu
pengetahuan etnis lokal tentang tumbuhan saja menghilangkan arti pengobatan
obat. tradisional. Oleh karena itu salah satu
Pengetahuan tentang tumbuhan obat pengobatan alternatif yang dilakukan adalah
merupakan warisan budaya bangsa turun meningkatkan penggunaan tumbuhan
temurun yang pewarisannya perlu mendapat berkhasiat obat di kalangan masyarakat.
perhatian. Pengumpulan pengetahuan Kearifan lokal, pengobatan tradisonal, dan

Semirata 2013 FMIPA Unila |279


Rusdi Evizal, dkk: Keragaman Tumbuhan dan Ramuan Etnomedisin Lampung Timur

pengetahuan etnobotani perlu dipelajari dan = (FL) yaitu persentase informan yang
dikembangkan. Penelitian ini bertujuan menyebutkan penggunaan suatu spesies
untuk menginventarisasi tumbuhan obat tumbuhan untuk pengobatan yang sama,
dan bagian yang digunakan untuk ramuan dihitung dengan rumus FL (%) = (Np/N) x
dan menginventarisasi ramuan tumbuhan 100% dimana Np = jumlah informan yang
obat cara penggunaannya oleh etnis lokal di menyebutkan suatu jenis tumbuhan untuk
Lampung Timur. suatu pengobatan tertentu, N = jumlah
informan yang menyebutkan suatu jenis
METODE PENELITIAN tumbuhan untuk pengobatan apapun.
Fidelitas yang tinggi menunjukkan
Penelitian ini dilaksanakan pada kemungkinan efektifitas ramuan.
November-Desember 2012, menggunakan
metode survei dengan penentuan sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
informan menggunakan metode snowball
sampling. Tiga kecamatan terpilih Karakteristik pengobat tradisional
ditentukan secara proposif karena sampel adalah suku Lampung asli,
merupakan kecamatan berpenduduk etnis perempuan atau laki-laki, dengan usia
lokal yang utama yaitu Kecamatan Way berkisar 50-79 tahun. Mereka
Jepara, Melinting, dan Jabung. Dari setiap berpendidikan tidak tamat SD atau tamat
kecamatan diambil 2 informan pengobat SD. Pengobat tradisional yang biasa
tradisional (battra) berdasarkan saran tokoh memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan
masyarakat. obat biasanya merupakan dukun dengan
Pengumpulan data primer dilakukan basis keterampilan khusus seperti dukun
dengan wawancara secara mendalam patah tulang, dukun melahirkan, dukun
informan battra mengenai nama lokal urut. Keterampilan sebagai dukun atau
tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang pengobat diperoleh secara turun temurun.
diambil serta cara meramuannya, dan Mereka sudah mengenal pengobatan
observasi lapangan. Observasi lapangan farmasi bahkan sebagai dukun bayi sudah
dilakukan untuk identifikasi tumbuhan, bekerjasama dengan bidan desa untuk
habitatnya, keadaan demografinya, membantu ibu melahirkan. Mereka berusia
dokumentasi foto dan pengambilan sampel lanjut dan tinggal di rumah sederhana.
spesimen. Spesimen tanaman obat diambil Sebagai penghasilan utama umumnya
untuk deskripsi morfologi, pengawetan, dan mereka hidup dari bertani atau beternak.
pembuatan herbarium. Deskripsi morfologi Menjadi pengobat umumnya sebagai
dilakukan dengan mencatat bagian penting pekerjaan samping, penghidupan utama
morfologi tumbuhan, seperti perawakan, umumnya sebagai petani atau pekebun
akar, daun, batang, dan bunga. Pengawetan Hasil survei ini menunjukkan tumbuhan
basah dilakukan menggunakan spritus yang digunakan masyarakat etnis lokal
sebagai pengawet. Pengawetan kering Lampung Timur untuk ramuan obat
dilakukan dengan cara membuat herbarium tradisional ada 79 spesies (Tabel 4) yang
menggunakan oven. termasuk dalam 40 famili. Dari spesies
Nilai penting suatu tumbuhan obat tersebut terdapat 11 spesies tumbuhan obat
ditentukan berdasarkan jumlah sitasi yang yang penting (disitasi minimal dua kali)
ada dalam resep. Spesies tanaman dianggap dengan nilai penting berkisar 33-83%
penting apabila minimal disitir dua kali (Tabel 3). Dari 40 famili tumbuhan obat
untuk suatu resep pengobatan yang artinya terdapat 14 famili tumbuhan obat yang
paling tidak sudah dikonfirmasi oleh termasuk penting (disitasi minimal dua kali)
informan lain. Nilai fidelitas (Fidelity Level dan 26 famili hanya disitasi satu kali. Nilai

280| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

fidelitas tumbuhan obat penting tersebut 50

berkisar 40-100%. 40
Tumbuhan yang digunakan sebagai obat

Sitasi (%)
30
dapat dikelompokkan sebagai berikut: (1)
20
Tumbuhan berupa tanaman budidaya yang
10
relatif mudah dicari seperti alpukat, jambu
biji, jambu air, sawo, kunyit, laos, dadap, 0
D H U B Ar Kb K F Bi
jarak, petai besar, cabe kecil, gambas, labu
wai (labu putih), kencur, serai, (2) tanaman Gambar 1. Bagian tumbuhan yang digunakan
budidaya yang relatif sulit dicari tidak tentu
mudah dicari seperti gedang (papaya) Keterangan:
ungu, jeruk seruit (jeruk kecil), pisang D=daun, H=herba, U=umbi, B=buah,
nangka, jambu bol, langsep, dan manggis, Ar= akar atau rimpang, Kb=kulit batang,
(3) tanaman obat yang ditanam atau K=kayu, F=bunga, Bi=biji.
memang untuk digunakan sebagai ramuan
Bagian tumbuhan yang digunakan
obat misalnya temu hitam, kiji beling,
sebagai simplisia obat terutama berupa
jerangau, pacar air, pacar cina, sirih, sirih
daun (45%) dan keseluruhan herba (13%).
merah, kacang sekampung (temu kunci),
Bagian tumbuhan yang lain yaitu umbi,
ruso, bulung urik, kecapau, dan tanus, (4)
buah, akar atau rimpang, kulit batang, kayu,
tumbuhan yang umumnya tumbuh liar di
bunga, dan biji hanya disitasi di bawah 10%
hutan atau di kebun yang digunakan
(Gambar 1).
sebagai obat yang tidak tentu mudah
Bahan tumbuhan obat tersebut diperoleh
diperoleh misalnya bambu kuning, kayu
dari lingkungan sekitar terutama dari
poli (pulai), sungkai, tinjau, lemali,
pekarangan atau ladang. Habitat bahan yang
kecubung, pegagan balak (pegagan), dan
diambil berupa pekarangan, ladang dan
pegagan lunik (semanggi). Uraian
pekarangan atau ladang meliputi 76% dari
selengkapnya disajikan pada Tabel 4.
sitasi. Ada 14% sitasi yang menyebutkan
Tabel 1. Contoh tabel dalam dua kolom bahan diambil dari ladang atau hutan, dan
5% diperoleh dari hutan. Sedangkan
tanaman bumbu seperti bawang merah dan
Peramuan Frekuensi Sitasi
bawang putih diperoleh dari pasar (Gambar
sitasi (%)
2). Hal ini menunjukkan bahwa habitat
(n=67)
buatan manusia merupakan sumber pokok
Zingiberaceae 7 10,4 tumbuhan obat masyarakat pedesaan saat
Verbenaceae 4 6,0 ini.
Myrtaceae 3 4,5 40
Solanaceae 3 4,5 35
Poaceae 3 4,5 30
Sitasi (%)

25
Meliaceae 3 4,5
20
Asteraceae 3 4,5 15
Euphorbiaceae 3 4,5 10
5
Liliaceae 2 3,0
0
Menispermae 2 3,0 P L P&L L&H H Pasar
Cucurbitaceae 2 3,0
Gambar 2. Sumber (habitat) tumbuhan obat
Piperaceae 2 3,0
Caesalpiniaceae 2 3,0 Keterangan: P=pekarangan, L=ladang, P&L=
Apocynaceae 2 3,0 pekarangan dan ladang, L&H= ladang dan
Jumlah 41 61,4 hutan, H=hutan

Semirata 2013 FMIPA Unila |281


Rusdi Evizal, dkk: Keragaman Tumbuhan dan Ramuan Etnomedisin Lampung Timur

Ramuan yang disitasi Battra (pengobat) Keterangan: O-m=oral diminum, O-t = oral
untuk mengobati 35 penyakit. Jenis ramuan ditelan atau dimakan, L-p = luar, diparem, L-u
cukup luas, baik pengobatan luar maupun = luar, diusap, L-t = luar, diteteskan, L-k = luar,
dalam, dari pengobatan penyakit umum dikompreskan, U = uap (nasal,dan telinga)
seperti batuk dan mencret (diare) sampai
penyakit spesifik seperti sakit kuning, Terkait dengan cara bahan obat yang
maag, dan vertigo. Penanganan pengobatan dipakai dengan diminum, bahan ramuan
yang intensif seperti patah tulang, pasca baik simplisia tunggal maupun beberapa
melahirkan (nifas), lemah syahwat atau simplisia, umumnya disiapkan dengan cara
ingin memperoleh keturunan juga mampu direbus langsung setelah dipotong-potong.
ditangani. Ramuan diare, dan sakit kuning, Sebagian kecil ramuan yang diminum
merupakan yang paling banyak disitasi berupa seduhan atau perasan. Sebagai obat
yaitu 6 sitasi. Ramuan untuk demam, sesak luar, ramuan dihaluskan dengan berbagai
nafas, kencing manis, bisul, dan batuk cara seperti dimemarkan, diremas,
disitasi 4-5 kali. Ramuan untuk perut dikunyah, diparut, ditumbuk, atau digiling
kembung, maag, patah tulang, dan darah (Tabel 2).
tinggi disitasi 3 kali. Ramuan untuk sakit
kepala, tetanus, campak, fertilitas, sakit Tabel 2. Contoh tabel dalam dua kolom
pinggang, rematik, keseleo, dan mata
belekan disitasi 2 kali. Peramuan Sitasi
Cara pamakaian ramuan yang paling (%)
umum adalah secara oral yaitu dengan Direbus 32,6
diminum (57%). Sebanyak 37,3% sitasi Dimemarkan atau 32,6
menyebutkan pemakaian sebagai obat luar, diremas, atau dikunyah
baik dengan cara diparem atau ditempelkan,
Dipotong atau diparut 16,8
dioles atau diusapkan, ditetes, dan
dikompreskan (Gambar 3). kemudian diperas
Ditumbuk atau digiling 9,5
60 Dipanaskan atau 3,2
50
dilayukan di api
40
Sitasi (%)

Diseduh air panas 2,1


30

20
Langsung ditelan atau 2,1
10 dilalap
0 Dicelup air 1,1
O-m O-t L-p L-u L-t L-k U
Jumlah 100
Gambar 3. Cara pemakaian ramuan

Tabel 3. Nilai penting dan fidelitas tumbuhan obat utama

No Nama lokal Nama Latin Famili Nilai Pengobatan Fidelity


Penting Level
(%) (%)
1 Sawo Achras zapota Sapotaceae 50 Mencret 100
2 Dadap minyak Erythrina Papilionaceae 33 Demam 100
sububrams
3 Kapuk randu Ceiba pentandra Bombaceae 83 Demam 40
Mata belekan 40
4 Bambu kuning Phyllostachys Poaceae 33 Sakit kuning 100
sulphurea

282| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

5 Jambu biji Psidium guajava Myrtaceae 50 Mencret 100


6 Serai dapur Cymbopogon Poaceae 50 Patah tulang 100
nardus
7 Lemali Leea indica Leeaceae 50 Patah tulang 100
8 Sirih Piper betle Piperaceae 67 Batuk 75
9 Kemiri Aleurites Euphorbiaceae 50 Patah tulang 100
trisperma
10 Alpukat Persea gratissima Lauraceae 33 Darah tinggi 100
11 Kecapau Blumea Asteraceae 33 Mencret 100
balsamifera

Tabel 4. Ragam tumbuhan obat dan kegunaannya

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus Bagian Kegunaan


(obat)
1 Ruso Justicia Lamiales Herba Herba Sakit perut
gendarussa
2 Mengkudu Morinda Rubaceae Pohon Daun Mencret,
citrifolia darah rendah
3 Bawang Allium cepa Liliaceae Herba Umbi Mencret
merah
4 Sawo Achras zapota Sapotaceae Pohon Buah Mencret
muda
5 Dadap Erythrina Papilionaceae Pohon Daun Demam,
Minyak sububrams
6 Cincau Cyclea barbata Menispermae Harba Daun Demam
7 Jambu Bol Syzygium Myrtaceae Pohon Kulit Sesak nafas
malaecense batang
8 Sapu Burah Herba Daun Sesak nafas
9 Bulung Urik Kalanchae Crassulaceae Herba Herba Sakit kepala
laciniata
10 Cabe Kecil Capsicum Solanaceae Herba Daun Sakit kepala,
annum keseleo
11 Randu Ceiba Bombaceae Pohon Daun, air Bisul,
pentandra batang melancarkan
kelahiran,
demam
(daun),
belekan
12 Sambiloto Andrographis Acanthaceae Herba Herba Sakit kuning
paniculata
13 Bambu Phyllostachys Graminae Pohon Rebung Sakit kuning
Kuning sulphurea
14 Langsep Lansium Meliaceae Pohon Kulit Maag
domesticum batang
15 Gambas Luffa Cucurbitaceae Herba Biji Malaria
acutangula
17 Jambu Biji Psidium Myrtaceae Pohon Daun Mencret
guajava
18 Kunyit Curcuma Zingiberaceae Herba Rimpang Mencret,
longa kesuburan,
19 Tanus Artemisia Asteraceae Herba Daun Penyembuh
vulgaris luka

Semirata 2013 FMIPA Unila |283


Rusdi Evizal, dkk: Keragaman Tumbuhan dan Ramuan Etnomedisin Lampung Timur

20 Kembang Hibiscus Malvaceae Herba Daun, Penyembuh


Susun rosasinensis bunga luka, batuk
dahak
21 Pinang Areca catechu Arecaceae Pohon Akar Lemah
syahwat
22 Jati Tectona Verbenaceae Pohon Batang Lemah
grandis syahwat
23 Alang-alang Imperata Gramineae Herba Akar Lemah
cylindrical syahwat,
sakit kuning
24 Gedang Carica papaya Caricaceae Herba Tangkai Kuping
Wungu daun burdening
25 Jambu Air Syzygium Myrtaceae Pohon Daun Ketusuk duri,
aquaeum demam
26 Katarak Isotoma Campanulaceae Herba Bunga Sakit mata
longiflora
27 Ubi Jalar Ipomea Convolvulaceae Herba Daun Kencing
batatas manis
28 Brotowali Tinospora Menispermaceae Herba Batang Stamina
crispa
29 Jus Annona Annonaceae Pohon Daun Perut
reticulate Kembung
30 Ibung Gynura Asteraceae Herba Daun Sesak nafas
Nyowo procumbens
31 Sereh Cymbopogon Poaceae Herba Batang Patah tulang
nardus
32 Lemali Leea indica Leeaceae Perdu Batang & Patah tulang
daun
33 Duku Lansium Meliaceae Pohon Kulit Mencret,
domesticum batang cacingan
34 Mangga Mangifera Anacardiaceae Pohon Kulit Mencret
indica batang
35 Kecapau Blumea Asteraceae Herba Daun Mencret
balsamifera
36 Bawang Allium Liliaceae Herba Umbi Demam
Putih sativum campak,
steep
37 Temu Lawak Curcuma Zingiberaceae Herba Umbi Kesuburan,
xanhorhiza mencret
38 Sirih Piper betle Piperaceae Herba Daun Batuk,
kesuburan
39 Jeruk Seruit Citrus Rutaceae Perdu Buah Batuk, sesak
aurantifolia nafas
40 Laos Alpinia Zingiberaceae Herba Rampang Batuk,
galangal mencret,
sakit kuning,
maag
41 Kemiri Laki Aleurites Euphorbiaceae Pohon Biji Patah tulang,
trisperma bisul
42 Sirih Merah Piper Piperaceae Herba Daun Darah tinggi
erocatum
43 Alpukat Persea Lauraceae Pohon Daun Darah tinggi
gratissima

284| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

44 Kumis Orthosiphon Lamiaceae Herba Herba Maag, sakit


Kucing aristatus pinggang
45 Pacar Cina Algaia odorata Meliaceae Perdu Daun Maag
46 Manggis Garcinia Guttiferae Pohon Kulit buah Kencing
mangostana manis
47 Jengkol Pithecellobiu Caesalpiniaceae Pohon Buah Kencing
m jiringa manis
48 Katau Ayam Lantana Verbenaceae Perdu Daun Sakit kuning
camara
49 Sungkai Peronema Verbenaceae Pohon Daun Sakit kuning,
canescens penyegar
50 Pegagan Centella Mackinlayaceae Herba Herba Daya Ingat
Balak asiatica
51 Pegagan Hydrocotyle Umbelliferae Herba Herba Sakit
Lunik sibthorpioides pinggang
52 Kacang Boesenbergia Zingiberaceae Herba Umbi Masuk angin
Sekampung pandurata
53 Singkong Manihot Euphorbiaceae Herba Daun Rematik
utilissima
54 Ribu Galing Lygodium Schzaeales Herba Akar Sesak nafas
circinatum
55 Asam Jawa Tamarindus Caesalpiniaceae Pohon Buah Patah tulang
indica masak
56 Pisang Musa Musaceae Herba Jantung Kencing
Nangka paradisiaca manis
57 Tomat Solanum Solanaceae Herba Buah Bisul
lycopersicum
58 Kayu Poli Alstonia Apocynaceae Pohon Kulit Campak
scholaris batang
59 Petai Besar Parkia Mimosaceae Pohon Daun Campak
speciosa
60 Tinjau Rauvolvia Apocynaceae Perdu Daun Vertigo
serpentine
61 Kencur Kaemferia Zingiberaceae Herba Umbi Keseleo,
galanga kesuburan asi
62 Kecubung Datura metel Solanaceae Perdu Daun Rematik
63 Jarak Pagar Jatropa curcas Euphorbiaceae Perdu Daun Demam
(daun),
sariawan
(getah)
64 Jerangau Acorus Araceae Herba Umbi Demam
calamus
65 Jabung Wai Etlingera Zingiberaceae Herba Daun Perawatan
elatior bersalin
66 Labu Wai Lagenaria Cucurbitaceae Herba Daun Perawatan
securaria bersalin
67 Keji Beling Clerodendrum Verbenaceae Herba Daun Sakit kuning
calamitosum
68 Temu Hitam Curcuma Zingiberaceae Herba Umbi Sakit kuning
aeruginosa
69 Pacar Air Impatiens Balsaminaceae Herba Daun Bisul
balsamina

Semirata 2013 FMIPA Unila |285


Rusdi Evizal, dkk: Keragaman Tumbuhan dan Ramuan Etnomedisin Lampung Timur

KESIMPULAN Prudence J. Med. Plants Res. Vol. 1 No.


1, p. 1-8.
Pengobat tradisional Lampung Timur D.A. Ofori, B.O. Darko, A. Gyimah, K.A.
mensitasi 69 spesies tumbuhan obat yang Adam, S.O. Jimoh, and R. Jamnadass.
termasuk dalam 40 famili. Dari spesies (2012). Ethnobotany, propagation, and
tersebut terdapat 11 spesies tumbuhan obat conservation of medicinal plnats in
yang penting dengan nilai penting berkisar Ghana. Ghana J. Forestry, Vol. 28, No.
33-83% dan 14 famili tumbuhan obat yang 1, p. 29-38.
penting. Nilai fidelitas tumbuhan obat
penting tersebut berkisar 40-100%. Ramuan M. Mosaddegh, F. Naghibi, H. Moazzeni,
diare, dan sakit kuning, merupakan yang A. Pirani, and S. Esmaeili. (2012).
paling banyak disitasi yaitu 6 sitasi. Ethnobotanical survey of herbal
Ramuan untuk demam, sesak nafas, remedies traditionally used in
kencing manis, bisul, dan batuk disitasi 4-5 Kohghiluyeh va Boyer Ahmad Province
kali. Ramuan untuk perut kembung, maag, of Iran. Journal of Ethnopharmacology,
patah tulang, dan darah tinggi disitasi 3 Vol. 141, p. 80-95.
kali. Cara pamakaian ramuan yang paling Balitbang Kesehatan. (2012). Panduan
umum adalah secara oral yaitu dengan Herbarium, Dokumentasi dan Deskripsi
diminum (57%) dan sebanyak 37,3% sitasi Tumbuhan. Kementrian Kesehatan RI.
sebagai obat luar.
J.L. Betti, O.D. Yongo, D.O.Mbomio, D.M.
UCAPAN TERIMA KASIH Iponga, and A. Ngoye. (2013). An
ethnobotanical and floristical study of
Ucapan terima disampaikan kepada medicinal plants among the Bakka
Lembaga Penelitian Universitas Lampung Pygmies in the periphery of the Ipassa –
yang memberi kesempatan dan dana Biosphere Reserve, Gabon. European
sebagai tim Riset Khusus Eksplorasi Journal of Medicinal Plants, Vol. 3, No
Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan 2, p. 174-205.
Tumbuhan Obat di Indonesia Berbasis I. Ugulu. (2011). Traditional ethnobotanical
Komunitas. knowledge about medicinal plants used
for external therapies in Alasehir,
DAFTAR PUSTAKA Turkey. Int. J. Med. Arom. Plants, Vol.
1, No 2, September 2011, p. 101 – 106.
H.R. Dewoto. (2007). Pengembangan obat
tradisional Indonesia menjadi T. Teklehaymanot and M. Giday. (2007).
fitofarmaka. Majalah Kedokteran Ethnobotanical study of medicinal plants
Indonesia, Vol. 57, No. 7, p. 205-211. used by people in Zegie Peninsula, North
Western Ethiopia. Journal of
A.H.M.M. Rahman. (2013). Medico- Ethnobiology and Ethnomedicine, Vol.
botanical Study of the plants found in the 3, No. 12, p. 1-11.
Rajshahi District of Bangladesh.

286| Semirata 2013 FMIPA Unila

Anda mungkin juga menyukai