Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Maternitas


di Puskesmas Pakis

Oleh:
Hikmatul Uyun
190070300111034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Maternitas


di Puskesmas Pakis

Oleh:
Hikmatul Uyun
190070300111034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jl. Veteran Malang – 65145, JawaTimur – Indonesia


Telp. (62) (0341) 551611 – Fax. (62) (0341) 564755
http://fk.ub.ac.id/

LEMBAR PENGESAHAN

LP (Laporan Pendahuluan) Keluarga Berencana dan ASKEP (Asuhan Keperawatan) Keluarga


Berencana ini dibuat dalam rangka PRAKTIK DEPARTEMEN MATERNITAS mahasiswa

Pendidikan Profesi Ners Universitas Brawijaya Malang di


Puskesmas Pakis

Malang, Desember 2019

Mahasiswa

Hikmatul Uyun

NIM. 190070300111034

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,

________________________ ________________________

NIP. NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA (KB)

DEFINISI
Menurut World Health Organisation (WHO) 1997, keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu
usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu,
bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan
dengan aborsi.

TUJUAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)


Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatu keluarga  dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan
lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
a. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa
b. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
c. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

MANFAAT KELUARGA BERENCANA


Mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga
manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat untuk ibu:
 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
 Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
 Menjaga kesehatan ibu
 Merencanakan kehamilan lebih terprogram
2. Manfaat untuk anak:
 Mengurangi risiko kematian bayi
 Meningkatkan kesehatan bayi
 Mencegah bayi kekurangan gizi
 Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
 Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
 Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat untuk keluarga:
 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
 Harmonisasi keluarga lebih terjaga

ALAT KONTRASEPSI
DEFINISI KONTRASEPSI
Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan
atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
pembuahan.Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya
sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina,
sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks
kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah
dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi,
endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi .

A. JENIS-JENIS KONTRASEPSI ALAMI


1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)/Lactational Amenorrhea Method
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa
campuran makanan lainnya selama 6 bulan. MAL dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi,
apabila:
a. Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan
minimal 8 kali sehari
b. Belum mendapat haid
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan

- Cara kerja
Cara kerja MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat
laktasi/menyusui, hormone yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin
sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormone gonadotrophin
melepaskan horon penghambat (inhibitor). Hormone penghambat akan mengurangi
kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
- Efektifitas
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98%.
- Manfaat kontrasepsi
MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non-kontrasepsi yaitu:
a) Manfaat kontrasepsi
 Efektifitas tinggi (98%) apabila digunakan selama 6 bulan pertama melahirkan,
belum mendapatkan haid dan dan menyusui eksklusif
 Dapat segera dimulai setelah melahirkan
 Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat
 Tidak perlu pengawasan medis
 Tidak mengganggu senggama
 Mudah digunakan
 Tidak perlu biaya
 Tidak menimbulkan efek samping sistemik
 Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama
b) Manfaat non-kontrasepsi
- Untuk bayi
o Mendapat kekebalan pasif
o Meningkatkan gizi
o Mengurangi resiko penyakit menular
o Terhindar dari terpapar terhadap kontaminasi air, susu formula, atau alat
minum yang dipakai
- Untuk ibu
o Mengurangi perdarahan postpartum
o Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal)
o Mengurangi resiko anemia
o Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi

- Keterbatasan
o Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan
o Metode ini hanya bisa digunakan selam 6 bulan setelah melahirkan, belum
mendapatkan haid, dan menyusui secara efektif
o Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatititis B atapun
HIV/AIDS
o Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui
o Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif

- Yang dapat menggunakan MAL


o Wanita yang meyusui secara eksklusif
o Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan
o Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan
o Harus menyusui dan memenuhi criteria berikut:
 Dilakukan segera setelah melahirkan
 Frekuesnsi menyusui sering dan tanpa jadwal
 Pemberian ASI tanpa dot/botol
 Tidak mengkonsumsi suplemen
 Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit

- Yang tidak dapat menggunakan MAL


o Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapatkan haid
o Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam
o Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan
o Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati
o Wanita yang menggunakan obat-obat jenis ergotamine, anti metabolism,
cyclosporine,bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan
o Bayi sudah berumur lebih dari 6 ulan
o Bayi yang mempunyai gangguan metabolism
Metode ini tidak direkomendasikan pada kondisi ibu yang mempunyai HIV/AIDS
positif dan TBC aktif. Namun demikian, Mal boleh digunakan dengan pertimbangan
penilaian klinis medis, tingkat keprahan kondisi ibu, ketersediaan dan penerimaan metode
kontrasepsi lain.

- Keadaan yang memerlukan perhatian dalam menggunakan MAL


Keadaan Anjuran
Ketika mulai pemberian makanan
pendamping secara teratur
Membantu klien memilih metode
Ketika sudah mengalami haid
kontrasepsi lain dan tetap
Bayi menyusui kurang dari 8 kali
mendukung pemberian ASSI
sehari
Bayi berumur 6 bulan atau lebih

- Hal yang Harus Disampaikan Kepada Klien


o Bayi harus menyusui sesering mungkin (on demend)
o Waktu pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam
o Bayi menyusui sampai sepuasnya (bayi akan melepas sendiri hisapannya)
o ASI juga diberikan pada malam hari untuk mempertahankan kecukupan ASI
o ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin
o Waktu pemberian MP-ASI yaitu usia bayi 6 bulan atau lebih
o Metode MAL tidak akan efektif bila bayi sudah mendapatkan MP-ASI
o Ibu yang sudah mendapatkan haid dianjutrkan untuk menggunakan metode
kontrasepsi lain
o Apabilaibu tidak menyusui secara eksklusif atau berhenti menyusui maka perlu
disarankan menggunakan metode kontrasepsi lain

- Langkah-langkah penentuan pemakaian KB MAL

Apakah ibu sudah


haid ?

belum

Apakah bayi sudah Kenalkan alat


diberikan MP-ASI ? kontrasepsi lain yang
lanjutkan pemberian
ASI
Apakah bayi sudah
berumur > 6 bulan ?

belum

Kemungkinan hamil
1-2 persen

Apabila jawaban untuk


semua pertanyaan Ya

2. Metode Mukosa Serviks


Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari
ovulasi.

- Esensi Metode Mukosa Serviks


Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel
sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu:
1. Molekul lendir.
2. Air.
3. Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).

Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga
oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan
terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur.
Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita
sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel
telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa
subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari. Pengamatan
lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan
menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.Pola Subur adalah pola yang
terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak
berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma
dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa
diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.

- Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan
berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi
wanita yang menginginkan kehamilan.
- Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat,
pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir
serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya.
Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100
perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa
serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam
mencegah kehamilan 99 persen.

- Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.
- Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki
keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode
kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda
kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

- Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks


1. Menyusui.
2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
3. Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
4. Perimenopause.
5. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
6. Spermisida.
7. Infeksi penyakit menular seksual.
8. Terkena vaginitis.

- Instruksi Kepada Pengguna/Klien


Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
1. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari
vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
2. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan
perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam
vagina.
3. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar
ketidaksuburan.
4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu
siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan
maupun pola dasar tidak subur.
5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong
aman pada dua hari setelah menstruasi.
6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang
bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa
tidak subur.
7. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini
merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).
8. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini
untuk menghindari terjadinya pembuahan.
9. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari
subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.

- Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan


Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).
Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk memperlihatkan
lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental,
putih, keruh dan lengket.

3. Metode Suhu Basal


Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat
atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal.
Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan
ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali
pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil
dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya
suhu tubuh tetap tinggi.
- Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
 Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
kehamilan.
 Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
menghindari atau mencegah kehamilan.
- Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan
dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu
tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara
teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode
suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode
kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang
berkala (calender method or periodic abstinence).

- Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh


Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
1. Penyakit.
2. Gangguan tidur.
3. Merokok dan atau minum alkohol.
4. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
5. Stres.
6. Penggunaan selimut elektrik.

- Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang
masa subur/ovulasi.
2. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa
subur/ovulasi.
3. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk
hamil.
4. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa
subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
5. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

- Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
3. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok,
alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
5. Tidak mendeteksi awal masa subur.
6. Membutuhkan masa pantang yang lama.

- Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh


Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
1. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari
tempat tidur).
2. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
3. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola
tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
4. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
5. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi
dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis
suhu.
6. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu
tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
7. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga
kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak
subur).
8. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari
metode ovulasi billings.
9. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

- Catatan:
1. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama
perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis
pelindung sebelum memulai senggama.
2. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran
suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian
kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya

Contoh. Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh

3. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah cara mencegah kehamilan dengan menarik penis dari
vagina sebelum terjadi ejakulasi. Cara ini merupakan cara kontrasepsi yang tertua dikenal
manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang paling banyak dilakukan sampai
sekarang.
 Keuntungannya:
Tidak membutuhkan biaya dan persiapan

 Kekurangannya:
Memerlukan pengendalian diri yang besar dari laki-laki, dan banyak laki-laki yang tidak
bisa mengontrol emosionalnya.

 Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:


a) Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat mengandung sperma,
apalagi pada koitus yang berulang.
b) Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina.
c) Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan, misalnya
karena adanya hubungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang
lendir serviks uteri yang pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi.
4. Pembilasan Pasca Senggama
Pembilasan pascasenggama dilakukan oleh perempuan dengan cara membilas
vagina dengan air biasa dengan atau tanpa larutan obat (cuka atau obat lainnya) segera
setelah berhubungan seks. Maksudnya untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari
vagina. Penambahan cuka disini ialah untuk memperoleh efek spermisida serta menjaga
asiditas vagina. Secara alami perempuan juga bisa mencegah kehamilan dengan cara
memperpanjang masa menyusui.

5. Pantang berkala/sistem kalender


Pantang berkala yang juga diistilahkan dengan sistem kalender mula-mula
diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann Knaus dari Jerman sekitar
tahun 1931. Karena itu cara ini juga sering disebut dengan cara Ogino-Knaus.Dasar
pemikirannya adalah perempuan hanya dapat hamil selama beberapa hari saja dalam
tiap daur haidnya. Masa tersebut disebut masa subur atau fase ovulasi itu dan terjadi
sekitar 14 hari (toleransinya sekitar 2 hari) sebelum hari pertama haid yang akan datang.
Kendalanya adalah sulit bagi perempuan untuk menentukan masa suburnya, terutama
bagi mereka yang masa haidnya tidak teratur. Banyak yang mengatakan cara ini adalah
yang paling aman dan tidak mempunyai efek samping.
Menentukan Masa Subur
6. Kondom
Penggunaan kondom sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno. Pada 1553,
Gabrielle Fallopi melukiskan tentang penggunaan kantong sutera diolesi dengan minyak
yang dipasang menyelubungi penis sebelum berhubungan seks dengan tujuan mencegah
laki-laki dari penyakit kelamin.
 Penggunaan
Kondom sebagai alat kontrasepsi baru dimulai pada abad ke-18 di Inggris. Pada
mulanya kondom ini dibuat dari usus biri-biri dan dalam perkembangannya pada 1844,
Goodyear berhasil membuat kondom dari karet. Kondom yang umumnya dipakai
sekarang ini terbuat dari karet dan tersedia dengan ukuran dan warna yang
beragam.Efektivitas kondom ini bergantung pada mutu dan ketelitian dalam
penggunaannya.
 Keuntungan:
1. Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk mencegah
kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS).
2. Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka panjang
3. Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau
 Kekurangan:
1. Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak digunakan atau disimpan
sesuai aturan
2. Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat menggunakan kondom.
3. Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina, bila tidak, dapat
terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular seksual. Kondom yang
terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi beberapa orang

B. JENIS-JENIS KONTRASEPSI BARIER


1. Pessarium (Diafragma Vaginal dan Cervical Cap)
Pessarium merupakan kondom pada perempuan. Secara umum pessarium ini
terbagi dua golongan, yakni diafragma vaginal dan cervical cap. Diafragma vaginal ini
merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari kantong karet yang berbentuk mangkuk
dengan “per” elastis pada pinggirnya.Pinggir diafragma mudah dibengkokkan dan
disisipkandi bagian atas vagina untuk mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi
bagian atas. Supaya efektif hendaknya dipakai jelly atau krim kontrasepsi untuk
pembunuh sperma.Diafragma ini harus tinggal dalam vagina selama 6 jam setelah
melakukan hubungan seksual. Alat kontrasepsi yang satu ini paling cocok dipakai oleh
perempuan dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina
yang baik. Namun untuk penggunannya perlu diperiksa dahulu ukuran difragma yang
sesuai.

Diafragma Vagina

Cervical cap terbuat dari karet atau plastik dan berbentuk mangkuk yang
pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya lebih kecil dari diafragma vaginal. Alat
ini mulai jarang dipergunakan untuk kontrasepsi.

Servical Cap

2. Spermatisida
Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen yaitu zat
kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa. Spermatisid berguna untuk mematikan
sperma sebelum melewati serviks. Cara kerjanya dengan merusak membran sel sperma
dan menurunkan mobilitas sperma serta kemampuan sperma di dalam membuahi ovum.
Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk seperti suppositorum, jelly atau krim, tablet
busa dan tisu KB . Penggunanya masih sangat sedikit.Kini di pasaran terdapat banyak
obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk:
a. Suppositorium: Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium dimasukkan
sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif setelah
5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
b. Jelly: Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly, dan Delfen vaginal crème.
Jelly lebih encer daripada creme. Obat ini disemprotkan kedalam vagina dengan
menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
c. Tablet busa: Sampoon, volpar,Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet terlebih
dahulu dicelupkan kedalam air, kemudian dimasukkan kedalam vagina sejauh
mungkin. Lama kerjanya 30 sampai 60 menit.
d. C-Film: yangmerupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air. Dalam
vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar
pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.

C. JENIS-JENIS KONTRASEPSI HORMONAL


1. Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi yaitu: mini pil, pil kombinasi, dan pil
pascasenggama. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai efek lain
terhadap traktus genitalis. Efeknya berupa perubahan-perubahan pada lendir serviks,
sehingga menjadi kurang banyak dan kental. Dengan demikian sperma
tidak bisa memasukirongga rahim. Yang umum dipakai adalah pil kombinasi antara
estrogen dan progesteron. Pil terbuat dari hormon sintetik.Walaupun macamnya banyak
tersedia dipasaran dan tingkat efektivitasnya sangat tinggi, tidak semua perempuan dapat
menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi. Keadaan yang tidak diperbolehkan
menggunakan pil KB adalah:
a. Perempuan yang mempunyai tumor yang dipengaruhi oleh estrogen
b. Perempuan yang menderita penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
c. Perempuan yang pernah menderita trombophlebitis, tromboemboli, dan kelainan
cerebro-vaskuler
d. Perempuan yang mempunyai penyakit diabetes melitus
e. Perempuan yang mengalami depresi, migren, mioma uteri, hipertensi, oligomenorea.
(Khusus untuk kondisi ini bersifat relatif dan pemberian pil kombinasi bagi perempuan
yang mengalami kelainan-kelainan ini harus di diawasi secara teratur, sedikitnyasekali
dalam tiga bulan).
 Keuntungan:
• Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium.
• Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.
• Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.
• Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun hirsutism (rambut
tumbuh menyerupai pria).

 Kekurangan :
• Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
• Harus rutin diminum setiap hari.
• Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.
• Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala, depresi, letih,
perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual
• Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan memerlukan resep
dokter untuk pembeliannya.

2. Suntikan
a) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
b) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
c) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate
testosteron.
 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
 Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum
untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor
dari hipotalamus.
 Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
 Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.
 Keuntungan dan Kerugian
a) Keuntungan
 Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap
12 minggu.
 DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
 Tingkat efektifitasnya tinggi
 Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
 Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
 Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
 Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak
disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.
 Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
 Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti
timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi
ASI.

b) Kerugian
 Perdarahan yang tidak menentu
 Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
 Berat badan yang bertambah
 Sakit kepala
 Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
 Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
 Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
 Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
 Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
 Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

 Saat Pemberian Yang Tepat


a) Pasca persalinan
 Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post
partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
 Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b) Pasca Abortus
 Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
 Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c) Interval
 Hari kelima menstruasi
 Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

 Kontra Indikasi
 Tersangka hamil
 Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui
penyebabnya
 Tumor/keganasan
 Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.

 Cara Penggunaan
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu
dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

 Efek Samping dan Penanggulangannya


a. Efek samping
1) Gangguan Haid
 Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
 Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
 Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi).
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah
kulit.
b. Penanggulangannya
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian
kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah
akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan
tidak berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari
I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x
1 selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat
estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti.
Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1
tablet ).

2) Keputihan
a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi
keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di
berikan pengobatan.

b) Pengobatan
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan
berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona
10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan.
Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.

3) Perubahan Berat Badan


a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah
satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga
disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat
pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor
makan lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi
penurunan berat badan.
b) Pengobatan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk
melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu
kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan
untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.

4) Pusing dan Sakit Kepala


a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada
tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg,
3 x 1 tablet/hari

5) Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping
b) Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu
diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi
hilang.

 Komplikasi dan Penanggulangannya


a. Komplikasi.
Abses
Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya
benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena
pemakaian jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama.
b. Penanggulangan
Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari).
Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi/ mematangkan abses
misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses,
dapat dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan
lupa berikan antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi.

 Tempat Pelayanan
a) Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
b) Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta / Poliklinik
Pemerintah.
c) Poliklinik Keliling
d) Dokter / Bidan Praktek Swasta

3. Susuk/implan
Ada duamacam susuk yang biasa dipergunakan untuk kontrasepsi, yaitunorplan
dan implanon.Norplan merupakan metodakontrasepsi berjarak5 tahun yang terdiri atas 6
kapsul silastik silikonberisi masing-masing36 mglevonorgestrel dan disisipkan dibawah
kulit.Implanon hanya berjarak 3 tahundan berbentuk batang putih lentur dengan panjang
40 mm dan diameter 2mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserterkhusus.
 Mekanisme kerja:
 Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma
 Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok
untuk implantasi zygote.
 Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

 Keuntungan:
 Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun.
 Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.
 Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan
seksual.

 Kekurangan :
 Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat mempengaruhi
siklus mentruasi.
 Tidak melindu ngi terhadap penyakit menular seksual.
 Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
10. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Sekarang ini di pasaran terdapat berpuluh-puluh jenis IUD. Dari bahan bakunya
IUD yang beredar terdiri dari tiga tipe.Ada yang terbuat dari plastik, mengandung
tembaga, dan ada yang mengandung hormon steroid.Dari segi bentuknya, IUD terbagi ke
dalam bentuk yang terbuka dan tertutup seperti cincin.
Yang banyak dipergunakan dalam program KB nasional adalah IUD jenis Lippes
loop. Dibandingkan dengan alat dan obat kontrasepsi yang lain, IUD mempunyai
keunggulan karena hanya memerlukan satu kali pemasangan, tidak menimbulkan efek
sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara masal, efektivitasnya cukup
tinggi, dan mudah dilepas jika menginginkan anak (reversibel). Namun demikian, IUD
bisa menimbulkan efek samping seperti pendarahan, rasa nyeri, kejang perut, dan
gangguan atau ketidaknyamanan padasuami. Bahkan bisa menimbulkan infeksi pelvik
dan endometritis.
 Keuntungan :
 Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.
 Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat menggunakan IUD dengan
lilitan tembaga.
 IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit.

 Kekurangan :
 Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi.
 Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari.
 Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan kram menstruasi.
Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat menancap ke dalam rahim.

11. Sterilisasi (tubektomi dan vasektomi)


Dalam prakteknya, sterilisasi dibedakan menjadi dua, yakni vasektomi dan
tubektomi. Tubektomi merupakan upaya sterilisasi yang dilakukan terhadapperempuan
dengan jalan menutup atau memotong indung telur dengan caratertentu sehingga yang
bersangkutan tidak dapat hamil lagi.Vasektomi adalah tindakan pengikatan atau
pemotongan pada saluran sperma (vas deferens) yang
mengakibatkan seorang laki-laki tidak bisa menghamili lawan jenisnya. Keunggulan
sterlisasi ini diantaranya adalah efektivitasnya hampir 100 persen, tidak mempengaruhi
libido seks, dan kegagalan dari pihak pasien hampir tidak ada.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Data Subyektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi
tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak,
meningkatnya/ menurunnya BB.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB
kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
d. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid,
dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, DM,
dan TBC.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC,
hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola
aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.

Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu badan,
kesadaran.
2) Pemeriksaan Khusus
a. Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterus.
b. Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya
bendungan vena jugularis.
c. Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
d. Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya
infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
e. Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas
atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.

2. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Penggunaan alat Ansietas
Klien mengatakan kontrasepsi
khawatir untuk ↓
menggunakan alat Adanya efek samping
kontrasepsi dari kontrasepsi

Haid tidak teratur

Perubahan pola haid

Cemas

3. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Ansietas berhubungan dengan terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi
tertentu ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat
kontrasepsi
4. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan NIC : Anxiety Reduction
keperawatan selama 1 x 30 menit, - Nyatakan dengan jelas
klien dapat mengatasi kecemasannya harapan terhadap perilaku
dengan kriteria hasil : klien
NOC : Anxiety Control, Coping - Jelaskan semua prosedur
- Klien mampu mengidentifikasi dan penggunaan alat kontrasepsi
mengungkapkan gejala cemas serta efek samping yang
- Klien mampu mengungkapkan ditimbulkan
dan menunjukkan tehnik untuk - Berikan informasi factual
mengontrol cemas mengenai dampak dari efek
- Postur tubuh, ekspresi wajah, samping
bahasa tubuh dan tingkat - Libatkan keluarga untuk

aktivitas menunjukkan mendampingi klien


- Bantu klien mengenal situasi
berkurangnya kecemasan
yang menimbulkan
kecemasan
- Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
- Berikan kesempatan
bertanya tentang
keuntungan dan kerugian
alat kontrasepsi
- Berikan dukungan
psikososial
PATHWAY
1. Suntik
Suntik

Progesterone Estrogen

Faktor
pembekuan
darah
meningkat

Trombosis

Sirkulasi GIT Reproduksi

Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan


cairan pusat hipotalamus lender
reseptor serviks
Peningkatan makanan Menekan
TD LH,FSH Menghambat
Nafsu makan penetrasi
Menghambat meningkat Ovulasi sperma
sikluas terhambat
oksigenasi BB Sperma &
Menghambat meningkat Perubahan ovum tidak
Nyeri kepala produksi maturasi bertemu
prostaglandin Perubahan endometrium
Nyeri body image Lender
Peningkatan Atropi meningkat
proteksi
Asam terhadap Dinding Keputihan
lambung mukosa rahim sulit
meningkat lambung lepas

Merangsang Iritasi Amenorrhea


muntah mukosa
Defisit lambung Ansietas
vol.cairan
2. PIL KOMBINASI
Pil

Progesterone Estrogen

Faktor
pembekuan
darah
meningkat

Trombosis

Sirkulasi GIT Reproduksi

Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan


cairan & Na pusat nafsu hipotalamus lender
makan serviks
Peningkatan LH,FSH
TD Nafsu makan menurun Menghambat
meningkat penetrasi
Menghambat Ovulasi sperma
siklus BB terhambat
oksigenasi meningkat Sperma &
Menghambat Perubahan ovum tidak
Nyeri kepala produksi Perubahan maturasi bertemu
prostaglandin body image endometrium
Nyeri Lender
Peningkatan Atropi meningkat
proteksi
Asam terhadap Dinding Konsepsi
lambung mukosa rahim sulit tidak terjadi
meningkat lambung lepas

Merangsang Iritasi Amenorrhea


muntah mukosa
lambung Ansietas
Resiko
nutrisi <
kebutuhan
tubuh
3. IUD
IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi kimia pengetahuan
cavum uteri tentang
Perubahan prosedur
Erosi Kontraksi
Fagosit reaksi pemasangan
endometriu uterus
meningkat enzimatik dan efek yg
m
uterus terjadi
Iskemia otot
Perubahan
Spotting uterus
endometriu Perubahan Defisiensi
m endometriu Pengetahua
Infeksi Pelepasan
m n
mediator
Keputihan
Makrofag inflamasi
meningkat Nidasi tidak
meningkat
terjadi
Stimulasi
Infeksi
Menekan saraf
pelvis
sperma simpatis &
parasimpati
Hipertermi
Sperma dan s
ovum tidak
Perubahan
bertemu Persepsi
suhu tubuh
nyeri

Nyeri Akut
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2004. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan


Programdan Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN
BKKBN. 2007. KB Program Nasional. Jakarta: BKKBN
BKKBN, 2010. Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi. Jakarta
BKKBN. 2012. Jenis-jenis Alat dan Obat
Kontrasepsi.http://www.dkijakarta.bkkbn.go.id/unduh/program/44/.
Diakses tanggal 15 Juni 2015 pukul 17.00.
BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana
Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehata. Online
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23518/4/Chapter
%20II.pdf. Diakses tanggal 15 Juni 2015 pukul 17.00
Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
SinarHarapan

Anda mungkin juga menyukai