Anda di halaman 1dari 3

Dasar Bukti

Dasar dari setiap audit adalah bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor. Auditor harus
memiliki pengetahuan dan ketamprilan untuk mengumpulkan bukti audit yang tepat dan
mencakupi dalam setiap audit untuk memenuhi standar profesi.

Bukti (evidence) adalah segala hal yang dapat membuat seseorang meyakini bahwa fakta,
proposisi atau asersi tersebut benar atau salah. Bukti audit (audit evidence) adalah seluruh
informasi yang digunakan auditor dalam mengambil sejumlah kesimpulan sebagai dasar bagi
opini audit (Hayes dkk., 2017:398).
Bukti  (evidence)  adalah setiap informasi yang digunakan untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti memiliki
banyak bentuk yang berbeda antara lain (Elder dkk., 2011:5):
a.        Kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien)
b.        Komunikasi tertulis dengan pihak luar
c.         Observasi oleh auditor
d.        Data elektronik dan data lain tentang transaksi

Bukti audit (audit evidence)  merupakan seluruh informasi baik itu berupa catatan akuntansi
atau informasi pendukung lainnya digunakan auditor dalam membuat opini audit. bukti audit
misalnya faktur, surat jalan, pesanan pembelian (purchase order), pesanan penjualan (sales
order), bukti penerimaan barang, buku besar, jurnal, penyesuaian-penyesuaian, bukti
transfer/bank  dsb. Sedangkan informasi lainnya bisa berupa pengungkapan/hasil wawancara dari
manajemen/staf, konfirmasi hutang piutang, surat menyurat, notulen hasil rapat dsb.
Asersi laporan keuangan

SA Seksi 326 paragraf 03 menyebutkan berbagai asersi yang terkandung


dalam laporan keuangan. Asersi tersebut dapat bersifat implisit maupun eksplisit. Asersi
manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan berdasarkan
penggolongan besar berikut ini:

1.        Asersi Keberadaan atau Keterjadian

Behubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan
apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.

2.         Asersi Kelengkapan

Berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya telah
disajikan dalam laporan keuangan.

3.        Asersi Hak dan Kewajiban

Berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan utang merupakan
kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

4.        Asersi Penilaian atau Alokasi

Berhubungan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan biaya


sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.

5.         Asersi Penyajian dan Pengungkapan

Berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan


diklasifikasikan dijelaskan, dan diungkapakan semestinya.

Secara tidak langsung, hal tersebut diatas telah melukiskan hubungan


antara asersi manajemen dengan tujuan umum audit. Karena kewajaran laporan keuangan sangat
ditentukan integritas berbagai asersi manajemen yang terkandungdalam laporan keuangan.
Daftar Pustaka

Hayes, R., Wallage, P., dan Gortemaker, H. (2017). Prinsip-prinsip Pengauditan International


Standards on Auditing (edisi ketiga).  Jakarta: Salemba Empat

Al. Haryono Jusup, 2001, Auditing, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN

Anda mungkin juga menyukai