Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN KONSEP ABORTUS

HAMIL MOLAHIDATIDOSA DAN


KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

DISUSUN OLEH

NAMA : Alfia
NPM : 1420118071
KELAS / SEMESTER : Pagi ( Ambon ) / IV ( Genap )
MATA KULIAH : Keperawatan Maternitas II

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )

MALUKU HUSADA

AMBON

TAHUN 2020
1. KONSEP ABORTUS.
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
rahim yaitu usia kurang dari 20 minggu usia kehamilan dengan berat janin
kurang dari 500 gram. Sikap wanita yang mengalami abortus akan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang ditunjukkan oleh pasangan, keluarga,
teman serta tenaga kesehatan. Berbagai faktor diduga sebagai penyebab
abortus spontan, diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, faktor ibu dan
faktor eksternal lainnya. Faktor ibu seperti usia, paritas, mempunyai riwayat
keguguran sebelumnya, infeksi pada daerah genital, penyakit kronis yang
diderita ibu,bentuk rahim yang kurang sempurna, mioma, gaya hidup yang
tidak sehat, minum obat-obatan yang dapat membahayakan kandungan,
stress atau ketakutan, hubungan sek dengan orgasme sewaktu hamil dan
kelelahan karena sering bepergian dengan kendaraan. Sedangkan Abortus
karena faktor janin bisa disebabkan oleh kelainan kromosom Faktor
eksternal lain yang juga bisa menyebabkan abortus seperti seperti trauma
fisik, terkena pengaruh radiasi, polusi, pestisida, dan berada dalam medan
magnet di atas batas normal. Dalam menjalankan peran pendidik sebagai
perawat maternitas, pasien perlu diberikan informasi dan edukasi yang tepat
agar dapat mencegah dan mengetahui sedini mungkin faktor-faktor pencetus
terjadinya abortus.

2. HAMIL MOLA HIDATIDOSA.


 Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri tumor jinak
(benigna) dari chorion penyebab embrio mati dalam uterus tetapi plasenta
melanjutkan sel-sel trophoblastik terus tumbuh menjadi agresif dan
membentuk tumor yang invasif, kemudian edema dan membentuk seperti
buah anggur, karakteristik mola hidatiosa bentuk komplet dan bentuk
parsial, yaitu tidak ada jaringan embrio dan ada jaringan embrio.
         Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi
cairan jernih. Biasanya tidak ada janin, hanya pada mola parsialis kadang-
kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir kacang hijau sampai sebesar
buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri. Di bawah
mikroskop nampak degenerasi hydrotopik dari stoma jonjot, tidak adanya
pembuluh darah dan proliferasi trofoblast. Pada bagian pemeriksaan
kromosom didapatkan poliploidi dan hampir pada semua kasus mola
susunan sex chromatin adalah wanita.
Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein kadang-kadang
hanya pada satu ovarium, kadang-kadang pada kedua-duanya. Kista ini
berdinding tipis dan berisi cairan kekuning-kuningan dan dapat mencapai
ukuran sebesar sarung tinju atau kepala bayi. Kista lutein terjadi karena
perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin chorion yang tinggi, kista
ini hilang sendiri setelah mola dilahirkan.

3. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU.


Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan yang mengalami
abortus ataupun ruptur dengan tempat implantasi abnormal. Angka kejadian
ini dapat meningkat seiring dengan adanya risiko berupa faktor infeksi
genitalia interna.
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita
yang bersangkutan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang
gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang dapat dihadapi oleh
setiap dokter, karena beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik
terganggu itu. Perlu diketahui oleh setiap dokter klinik kehamilan ektopik
terganggu serta diagnosisnya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada
setiap wanita dalam masa gangguan atau keterlambatan haid yang disertai
nyeri perut bagian bawah, perlu difikirkan kehamilan ektopik terganggu.
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian
besar penyebabnya tidak begitu diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan
pembuahan telur dibagian ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur
mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih di tuba.

Anda mungkin juga menyukai