Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari
ovulasi , migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi, dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi samapi atrem (Manuaba, 2010:75).Bila dihitung dari fase
fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan berlangsung dalam 3 trimester, trimester 1
berlangsung dalam 13 minggu, trimester 2 14 minggu (minggu ke 14 hingga
ke27), dan trimester ke 3 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40). (Evayanti,
2015).
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan
dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37- 42 minggu setelah persalinan
ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang baik.
Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo
adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap
di hitung dari HPHT.
Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu
adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
Kehamilan lebih bulan (kadang juga disebut kehamilan memanjang atau
lewat bulan) merupakan kehamilan yang memanjang melebihi akhir minggu
42 gestasi atau 294 hari dari hari pertama periode menstruasi terakhir HPHT.
(Lowdermilk,Perry,Cashion;2013)

Persalinan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas dan


morbiditas perinatal. Persalinan postterm berpengaruh pada janin, dalam
kenyataannya persalinan postterm mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan janin sampai pada kematian janin akibat kekurangan zat

1
makanan dan oksigen. Persalinan postterm mempunyai hubungan erat dengan
mortalitas dan morbiditas perinatal. Sementara itu, resiko bagi ibu dengan
persalinan postterm dapat berupa partus lama, inersia uteri dan perdarahan
pasca salin serta meningkatnya tindakan obstetrik (Fadlun, Feryanto, 2013:
19).

B. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, faktor yang dikemukakan adalah :
1. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitosin berkurang.
2. Herediter, karena post naturitas sering dijumpai pada suatu keluarga
tertentu
3. Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan
kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya His
4. Kurangnya air ketuban
5. Insufiensi plasenta

C. Manifestasi
 Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang,
yaitu secara subyektif kurang dari 7kali/20 menit atau secara obyektif
dengan KTG kurang dari 10 kali/20 menit.
 Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi
menjadi:
a. Stadium I kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi
sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
b. Stadium II.Seperti stadium I diserai pewarnaan mekonium
(kehijauaan) dikulit.
c. Stadium III. Seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan
pada kuku dan tali pusat. (Mansjoer dan Triyanti. 2000)

2
D. Patofisiologi

E. Komplikasi
Komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan lebih bulan adalah
pertumbuhan janin abnormal. Walaupun risiko memiliki bayi lahir kecil
meningkat, hanya 10% samapai 20% janin postterm yang mendapat nutrisi
yang kurang. Makrosomia (berat lahir >4.000 g) terjadi jauh lebih sering
dibandingkan pada kehamilan cukup bulan. Makrosomnia terjadi ketika
plasenta terus memberikan nutrisi yang adekuat untuk mendukung
pertumbuhan janin setelah 40 minggu usia kehamilan. Bayi makrosomnia
memiliki risiko yang meningkat untuk terjadinya perlukaaan saat lahir yang
disebabkan oleh kelahiran yang sulit, dengan bantuan forseps dan distosia
bahu (Resnik & Resnik, 2009)
Risiko janin lainnya berhubungan dengan kehamilan lebih bulan
berhubungan dengan lingkungan intrauterus. Setelah 43 hingga 44 minggu
usia kehamilan, plasenta mulai menua. Perluasan area infark peningkatan
deposisi kalsium serta fibrin dalam jaringan menurunkan cadangan plasenta

3
dan dapat memengaruhi kemampuannya untuk memberikan oksigen pada
janin. Pengurangan cairan amnion (< 400 ml) oligohidramnion, merupakan
komplikasi yang paling sering berkaitan dengan kehamilan lebih bulan.
Dikarenakan penurunan jumlah cairan amnion, terdapat kemungkinan
terjadinya kompresi tali pusat dan mengakibatkan hipoksemia janin
(Gilbert,2007). Komplikasi potensial lainnya meliputi cairan amnion dengan
pewarnaan mekonium, peningkatan kemungkinan aspirasi mekonium, dan
skor APGAR yang rendah.. Oligohidramnion meningkatkan efek pewarnaan
mekonium. Jumlah cairan amnion yang kurang dari normal untuk mendilusi,
membuat mekonium lebih tebal dan lebih lengket dibandingkan yang
seharusnya (Resnik & Resnik, 2009) (Lowdermilk,Perry,Cashion;2013)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. USG untuk menilai usia kehamilan, oligohiramnion, derajat maturitas
plasenta.
2. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
3. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes
tanpa tekanan dinilai apakah reakif atau tidak dan tes tekanan
oksitosin)
4. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik >20%. (Arif
Mansjoer,Kuspuji Triyanti;2000)

G. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah
monitoring janin sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
4. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim
5. Terdapat hipertensi, pre-eklampsia

4
6. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
7. Pada kehamilan > 40-42 minggu Maka ibu dirawat di rumah sakit
8. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi
gawat janin, atau
c. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-
eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan
kesalahan letak janin
d. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus
lama akan sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang
besar; dan kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia
janin perlu dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka
terhadap sedatif dan narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)

H. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan


kehamilan posterm antara lain:

a. Ansietas berhubungan dengan partus macet


b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terbukanya intrauterine
dengan ekstrauterin

5
I. Intervensi

Diagnosa Rencana keperawatan


No Tujuan
keperawatan Intervensi Rasional
1. Ansietas Diharapkan klien  Jelaskan prosedur  Pengetahuan
berhubungan mampu menunjukkan intervensi tentang alasan untuk
dengan partus berkurangnya rasa keperawatan dan aktifitas ini dapat
macet. cemas dan mampu tindakan. menurunkan rasa
mempertahankan Pertahankan takut dari
koping yang positif komunikasi ketidaktahuan.
dengan kriteria hasil terbuka,  Membantu klien
sebagai berikut: diskusikan dan orang terdekat
 Klien merasa dengan klien merasa mudah dan
tenang dan optimis kemungkinan lebih nyaman pada
dengan efek samping sekitar kita.
persalinannya. dan hasil,  Memungkinkan
 Klien dapat pertahankan klien untuk
menggunakan sikap optimis. merileksasikan otot-
teknik relaksasi  Orientasikan klien otot supaya tidak
distraksi atau napas dengan pasangan tegang.
dalam dengan pada lingkungan  Dapat
efektif. persalinan. membantu
 Menggungkap  Anjurkan tehnik menurunkan
kan pemahaman relaksasi seperti ansietas dan
situasi individu dan teknik distraksi merangsang
kemungkinan hasil atau napas dalam identifikasi perilaku
akhir.  Anjurkan koping.
 Klien tampak penggungkapan
rileks, tanda-tanda rasa takut atau
vital dalam batas masalah.
normal
TD : 120/80 mmHg
RR : 18-24 x/menit
Nadi: 80-100 x/menit

2. Resiko Diharapkan klien  Pantau tanda-


infeksi mampu menunjukkan tanda vital.  TTV dapat
berhubungan bebas dari tanda-tanda  Tekankan berubah karena
dengan jalan infeksi dengan kriteria pentingnya cuci ansietas.
lahir kontak hasil sebagai berikut: tangan yang baik  Menurunkan
terlalu lama  Suhu tubuh normal dan tepat. resiko yang
dengan 36,5-370C.  Gunakan teknik menyebabkan
ekstrauteri.  Kontaminasi dapat aseptik selama penyebaran agen
diminimalkan. melakukan infeksius.
pemeriksaan  Membantu
vagina (VT). mencegah
pertumbuhan

6
 Cairan amniotic  Pantau tanda- bakteri, membatasi
jernih, hampir tidak tanda vital dan kontaminasi dari
berwarna dan nilai leukosit. pencapaian ke
berbau.  Pantau dan vagina.
Pada pemeriksaan gambarkan  Dalam 4 jam
laboratorium jumlah karakteristik dari setelah membrane
leukosit dalam batas cairan amniotic. rupture, insiden
normal yaitu 5000- korioamnionitis
10000 mm3. meningkat secara
progresif,
ditunjukkan dengan
perubahan TTV dan
jumlah sel darah
pulih.
 Pada infeksi
cairan amnionitik
menjadi lebih kental
dan kuning pekat
dengan bau yang
tidak sedap.

7
DAFTAR PUSTAKA

Lowdermilk et-al. 2013. Keperawatan Maternitas. Jakarta. Elsevier


Manuaba, Ida Ayu Chandranita et-al. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Jakarta. EGC.
Masjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius
FKUI.
Riska, Eka et-al. 2019. Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny “N” dengan
Persalinan Postterm di RSUD Syekh Yusuf Gowa 17 Juli 2018. Dikutip
dari: http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/view/7533. Diakses tanggal
25 mei 2019.
Saifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Riska, Eka et-al. 2019. Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny “N” dengan
Persalinan Postterm di RSUD Syekh Yusuf Gowa 17 Juli 2018. Dikutip
dari: http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/view/7533. Diakses tanggal
25 mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai