Anda di halaman 1dari 5

Kasus

Seorang laki-laki 45 tahun masuk Rumah sakit dengan keluhan utama: sesak nafas bila aktivitas
sejak 3 bln. Saat ini sesaknya muncul terus menerus saat istiratkat, sering terbanguun malam hari
karena sesakdan tidur dgn 2 bantal, edema pada kedua tungkai , Riwayat penyakit hipertensi 3
thn dan berobat tdk teratur. Merokok sekitar 1 bungkus per hari Pemeriksaan fisik: TD=150/100,
N=120x/mnt,, RR 30x/menit JVP meningkat, Cor=gallop +, Pulmo=ronchi basah basal +,
Abdomen = asites, hepatomegali, Extr= edema +. Diagnosa : Gagal Jantung Kongestif
Pemeriksaan Penunjang Radiologi : CTR > 50 % (kardiomegali), ECG :Hasil/kesan : irama
sinus, ST elevasi dan Q patologis pada V1 dan V2, V3 dan V4 pada . Hasil/kesan : Irama sinus,
HR 110 x/mnt ireguler , Echocardiographi : Kesimpulan : LVH, RVH, CAD pada anterior
Hasil pemerisaan Laboratorium :
Hb 11,9 g/dl 13.5 – 18.0 g/dl
Hematokrit 35 % 40 – 54 %
Leukosit 6300/µL(mm3) 5000 - 10000/µL(mm3)
Trombosit 255.000 µl 150.000 – 400.000 µl
Diff -/-/2/73/24/1
AGD
PH 7.492 7.35 – 7.45
PO2 88 mmHg 80 – 100 mmHg
PCO2 23,6 mmHg 35 – 45 mmHg
HC03 17,9 mEq/L 22 – 26 mEq/L
Sat O2 98,8 % 95 – 100 %

Na 138 mEq/L 135 – 145 mEq/L


K 5,3 mEq/L 3.5 – 5.5 mEq/L
Cl 101 mEq/L 95 – 105 mEq/L
Ureum 14 mg/dl 8 – 25 mg/dL
Creatinin 2,1 mg/dl 0.6 – 1.5 mg/dl
SGOT 111,3 U/L 10 – 40 U/L
SGPT 360 U/L 10 – 55 U/L
Albumin 3,8 g/dl 3.5 – 5.0 g/dl
Gula darah puasa 97 mg/dl 70 – 120 mg/dl
Urinalisis
Bakteri + (-)
Protein 2 – 4 mg/dl 2 – 8 mg/dl

CK 771 U/L 55 – 170 U/L


CKMB 100 % < 5 %

Dokumentasi SOAP
S : Data Subjektif
 Pasien mengeluh sesak bila beraktivitas
 Saat ini sesaknya muncul terus menerus saat istirahat
 Sering terbangun di mlm hari karena sesak dan tidur dgn 2 bantal
 Pasien mengatakan merokok sekitar 1 bungkus dalam sehari
 Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi 3 tahun terakhir dan berobat tidak teratur

O : Data Objektif
 Edema pada kedua tungkai kaki
 memiliki riwayat hipertensi
 TD : 150/100 mmHg
 Nadi : 120x/menit
 RR : 30x/menit
 JVP meningkat
 Suara paru terdengar ronchi basah
 Abdomen tampak asites
 Hepar hepatomegaly
 Edema (+)
 Kardiomegali
 Irama sinus, ST elevasi dan Q Patologis pada V1 dan V2, V3 dan V4
 LVH, RVH, CAD pada interior

A : Diagnosa Keperawatan
 Penurunan Curah Jantung
 Hypervolemia
 Intoleransi Aktifitas
 Deficit Pengetahuan

P : Rencana Asuhan Keperawatan


1. Penurunan Curah Jantung : Perawatan Jantung
Observasi :
 Observasi tanda atau gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dips na,
kelelahan, koma koma, paroksimal nokturnal dispnea, peningkatan cvp)
 Identifikasi tanda atau gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, ronki basah,
oliguria, batuk, kulit pucat)
 Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri dada (mis intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presipitasi yang
mengurangi nyeri)
 Monitor EKG 12 sadapan
 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
 Monitor nilai laboratorium jantung (mis elektrolit, enzim jantung, bnp, ntpro-bnp)
 Monitor fungsi alat pacu jantung
 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat
Terapeutik :
 Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
 Berikan diet jantung yang sesuai (mis batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, dan
makanan tinggi lemak)
 Gunakan stoking elastis atau pneumatic intermiten, sesuai indikasi
 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk memodifikasi gaya hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
 Berikan dukungan emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi:
 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti merokok
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program rehabilitasi jantung

2. Hypervolemia : Manajemen Hipervolemia


Observasi :
 Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. Ortopnea, edema, jvp/cvp meningkat,
suara napas tambahan)
 Identifikasi penyebab hipervolemia
 Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi jantung, tekanan darah)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, bun, hematokrit)
 Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis, kadar protein dan albumin
meningkat)
 Monitor kecepatan infus secara ketat
 Monitor efek samping diuretik (mis. Hipotensi ortostatik, hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia)
Terapeutik :
 Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
 Batasi asupan cairan dan garam
 Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
Edukasi :
 Anjurkan melapor jika keluaran urine <0,5 ml/kg/jam dalam 6 jam
 Anjurkan melapor jika berat badan bertambah lebih dari 1 kg dalam sehari
 Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan keluaran urine
 Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian diuretik
 Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik
 Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT), jika perlu

3. Intoleransi Aktifitas : Rehabilitas jantung


Observasi :
 Monitor tingkat toleransi aktivitas
 Periksa kontraindikasi latihan (takikardia >120x/menit, tds >180 mmhg, tdd >110
mmhg, hipotensi ortostatik >20 mmhg, angina, dispnea gambaran ekg iskemia, blok
atrioventrikular derajat 2 dan 3, takikardia ventrikel)
 Lakukan skrining anxietas dan depresi, jika perlu
Terapeutik :
 Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 1 (inpatient)
 Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 2 (outpatient)
 Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 3 (maintenance)
 Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 4 (long term)
Edukasi :
 Jelaskan rangkaian fase-fase rehabilitasi jantung
 Anjurkan menjalani latihan sesuai toleransi
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk memodifikasi faktor resiko (misalkan latihan,
diet, berhenti merokok menurunkan berat badan)
 Anjurkan pasien dan keluarga mematuhi jadwal kontrol kesehatan

4. Deficit Pengetahuan : Edukasi Berhenti merokok


Observasi :
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik :
 Sediakan materi dan media edukasi
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Edukasi :
 Jelaskan gejala fisik penarikan nikotin (mis sakit kepala, pusing, mual dan insomnia)
 Jelaskan gejala berhenti merokok (mis mulut kering, batuk, tenggorokan gatal)
 Jelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
 Informasikan produk pengganti nikotin (mis permen karet, semprotan hidung,
inhaler)
 Ajarkan cara berhenti merokok

Anda mungkin juga menyukai