Anda di halaman 1dari 4

SOAP DIARE

1. Kebutuhan cairan pada pasien


Rumus dehidrasi : BB sebelum sakit-BB sesudah sakit x 100% / BB Sebelum sakit
Diketahui : BB Sebelum sakit 71 kg
: BB Sesudah sakti 70 kg
Hidrasi : (71 - 70) x 100% / 71 Kg
: 1 x 100% / 71 kg
: 1,4 % (dehidrasi ringan)
Rumus kebutuhan cairan (Holliday & Segard)
BB 10 kg pertama : 1000 ml cairan
BB 10 Kg kedua : 500 ml cairan
BB kg terakhir : 20 ml x BB sisa
: 20 ml x 50 kg = 1000 ml
Total Cairan yang dibutuhkan = 1000 ml + 500 ml + 1000 ml
= 2500 ml = 2.5 Liter
Rumus IWL (Insensible Water Loss)
Dewasa : 10-15 cc/kgBB/hari
Bila terjadi kenaikan suhu : 10 cc/kgBB + 200 (suhu sekarang- 36,8 derajat celcius)
: (10 cc x 70) + 200 (38 – 36,8)
: 700 + 200 (1,2)
: 900 x 1,2 = 1.080 ml

2. Data subjektif
 Pasien mengeluh BAB cair 4-5x/hari sejak 4 hari yang lalu
 Feses berwarna kuning dan bau khas feses
 Klien mengatakan malas makan dan minum

3. Data objektif
 Klien tampak lemah, bibir kering dan pucat disertai demam
 Klien makan hanya 3-4 sendok perhari
 BB pasien turun 1 kg (BB sebelum sakit 71 kg, sesudah sakit 70 kg)
 Minum hanya 2 gelas ukuran 250 ml/hari
 BAK 2x/hari dengan warna kuning pekat dan bau khas urine dengan keluaran sekitar
½ gelas ukuran 100cc/bak
 Tugor kulir 2 detik
 TD 90/60 mmHg
 RR 22x/menit
 Nadi 90x/menit
 Suhu 38 derajat celcius
4. Analisa data/ Diagnosis Keperawatan
1. Hipovolemia
Data Subjektif
 Pasien mengeluh BAB cair 4-5x/hari sejak 4 hari yang lalu
 Feses berwarna kuning dan bau khas feses
Data Objektif
 Klien tampak lemah, bibir kering dan pucat disertai demam
 Minum hanya 2 gelas ukuran 250 ml/hari
 BAK 2x/hari dengan warna kuning pekat dan bau khas urine dengan keluaran
sekitar ½ gelas ukuran 100cc/bak
 Tugor kulir 2 detik
 TD 90/60 mmHg
 Suhu 38 derajat celcius
 RR 22x/menit
 Nadi 90x/menit
2. Risiko defisit nutrisi
Data Subjektif
 Klien mengatakan malas makan dan minum
Data Objektif
 Klien tampak lemah, bibir kering dan pucat disertai demam
 Klien makan hanya 3-4 sendok perhari
 BB pasien turun 1 kg (BB sebelum sakit 71 kg, sesudah sakit 70 kg)
 TD 90/60 mmHg
 RR 22x/menit
 Nadi 90x/menit
 Suhu 38 derajat celcius

5. Planing/Rencana Keperawatan
a. Hypovolemia : Manajemen Hipovolemia; Manajemen Diare
1) Manajemen Hipovolemia
Observasi :
 Periksa tanda dan gejala hipovolemia (misal frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, tugur kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkat, lemah)
Terapeutik :
 Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi modified trendelenbug
 Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis NaCl, RL)
 Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
 Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis albumin, plasmanate)
 Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
2) Manajemen Diare
Observasi :
 Identifikasi penyebab diare (misal inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal, proses infeksi, malabsorpsi, anxietas, stress, efek obat-obatan,
pemberian botol susu)
 Identifikasi riwayat pemberian makan
 Identifikasi gejala invaginasi (misal tangisan keras, ke pecahan pada bayi)
 Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
 monitor tanda dan gejala hipovolemia (misal takikardia, nadi teraba lemah,
tekanan darah turun atau gol kulit mukosa kulit kering, CRT melambat BB
turun)
 Monitor iritasi dan serasi kulit di daerah peranal
 Monitor jumlah pengeluaran diare
 Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik :
 Berikan asupan cairan oral (misalnya larutan garam gula, oralit)
 Pasang jalur intravena
 Berikan cairan intravena (misal ringer asetat, ringer laktat), jika perlu
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
 Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi :
 Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
 Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung
laktosa
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis loperamide, defonoksilat)
 Kolaborasi pemberian antispasmodik atau spasmolitik (mis papaverin, ekstrak
belladonna, mebeverine)
 Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis atapulgit, smetit, kaolin-
pektin)
b. Risiko Defisit Nutrisi : Manajemen Nutrisi
Observasi :
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
 Melakukan oral hygiene sebelum makan, juga perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi :
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal pereda nyeri antiemetik),
jika perlu
 kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan jika perlu

Anda mungkin juga menyukai