2. Data subjektif
Pasien mengeluh BAB cair 4-5x/hari sejak 4 hari yang lalu
Feses berwarna kuning dan bau khas feses
Klien mengatakan malas makan dan minum
3. Data objektif
Klien tampak lemah, bibir kering dan pucat disertai demam
Klien makan hanya 3-4 sendok perhari
BB pasien turun 1 kg (BB sebelum sakit 71 kg, sesudah sakit 70 kg)
Minum hanya 2 gelas ukuran 250 ml/hari
BAK 2x/hari dengan warna kuning pekat dan bau khas urine dengan keluaran sekitar
½ gelas ukuran 100cc/bak
Tugor kulir 2 detik
TD 90/60 mmHg
RR 22x/menit
Nadi 90x/menit
Suhu 38 derajat celcius
4. Analisa data/ Diagnosis Keperawatan
1. Hipovolemia
Data Subjektif
Pasien mengeluh BAB cair 4-5x/hari sejak 4 hari yang lalu
Feses berwarna kuning dan bau khas feses
Data Objektif
Klien tampak lemah, bibir kering dan pucat disertai demam
Minum hanya 2 gelas ukuran 250 ml/hari
BAK 2x/hari dengan warna kuning pekat dan bau khas urine dengan keluaran
sekitar ½ gelas ukuran 100cc/bak
Tugor kulir 2 detik
TD 90/60 mmHg
Suhu 38 derajat celcius
RR 22x/menit
Nadi 90x/menit
2. Risiko defisit nutrisi
Data Subjektif
Klien mengatakan malas makan dan minum
Data Objektif
Klien tampak lemah, bibir kering dan pucat disertai demam
Klien makan hanya 3-4 sendok perhari
BB pasien turun 1 kg (BB sebelum sakit 71 kg, sesudah sakit 70 kg)
TD 90/60 mmHg
RR 22x/menit
Nadi 90x/menit
Suhu 38 derajat celcius
5. Planing/Rencana Keperawatan
a. Hypovolemia : Manajemen Hipovolemia; Manajemen Diare
1) Manajemen Hipovolemia
Observasi :
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (misal frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, tugur kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkat, lemah)
Terapeutik :
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenbug
Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis NaCl, RL)
Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis albumin, plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
2) Manajemen Diare
Observasi :
Identifikasi penyebab diare (misal inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal, proses infeksi, malabsorpsi, anxietas, stress, efek obat-obatan,
pemberian botol susu)
Identifikasi riwayat pemberian makan
Identifikasi gejala invaginasi (misal tangisan keras, ke pecahan pada bayi)
Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
monitor tanda dan gejala hipovolemia (misal takikardia, nadi teraba lemah,
tekanan darah turun atau gol kulit mukosa kulit kering, CRT melambat BB
turun)
Monitor iritasi dan serasi kulit di daerah peranal
Monitor jumlah pengeluaran diare
Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik :
Berikan asupan cairan oral (misalnya larutan garam gula, oralit)
Pasang jalur intravena
Berikan cairan intravena (misal ringer asetat, ringer laktat), jika perlu
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi :
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung
laktosa
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis loperamide, defonoksilat)
Kolaborasi pemberian antispasmodik atau spasmolitik (mis papaverin, ekstrak
belladonna, mebeverine)
Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis atapulgit, smetit, kaolin-
pektin)
b. Risiko Defisit Nutrisi : Manajemen Nutrisi
Observasi :
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
Melakukan oral hygiene sebelum makan, juga perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi :
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal pereda nyeri antiemetik),
jika perlu
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan jika perlu