Anda di halaman 1dari 10

Judul Praktikum : Epidermis dan derivatnya

Tanggal Praktikum : Kamis, 2 April 2020


Tujuan : Melihat macam-macam trikoma, stomata dan epidermis

Paraf Asisten Nilai Objek Pengamatan:


1. Batang Tebu (Saccharum officinarum)
2. Daun Beringin (Ficus benyamina)
3. Daun Durian (Durio zibethinus)

Nama Praktikan/ Kelompok:


Muhammad Rasyid Azkia/ II

Asisten:
Hilmah
Keterangan:
1. Sel silika
2. Sel gabus
3. Sel panjang
4. Sel pendek

Deskripsi Preparat Batang Tebu (Saccharum officinarum) :


Batang tebu (Saccharum officinarum) pada pengamatan terlihat memiliki epidermis yang termodifikasi menjadi Klasifikasi
sel kersik (silika) dan sel-sel gabus. Jaringan epidermis sangat kokoh karena tersusun dari sel yang rapat satu sama lain. Sel Regnum : Plantae
epidermis memiliki protoplasma hidup dan dapat menyimpan hasil metabolisme. Epidermis batang tebu juga dilapisi oleh Divisi : Spermatophyta
kutikula. Kutikula merupakan bahan bersifat lilin dan merupakan lapisan datar atau berbentuk batang. Kutikula pada bagian Kelas : Dicotyledonae
luar berfungsi sebagai pelindung batang dari kekeringan (Hartanto, 2006). Sel silika merupakan bagian dari epidermis yang Ordo : Gramiles
Famili : Gramiaceae
dapat berbentuk bulat, elips, halter atau pelana. Sel silika pada batang tebu mengandung kristal kersik. Sel gabus memiliki
Genus : Sacchrumm
dinding sel yang dilapisi oleh suberin. Fungsi sel gabus dan sel silika pada batang tebu adalah untuk memperkuat batang dan Spesies : Saccharum
mengeraskan kulit batang (Sumardi, 2011). Susunan epidermis pada permukaan adoksial maupun abaksial epidermis tebu officarum
terdiri atas stomata, sel panjang, sel silika, dan sel gabus. Bentuk dari sel pada batang tebu bermacam-macam, terdapat sel
panjang dan sel pendek dengan bentuk yang berkelok-kelok. Adapun sel gabus memiliki struktur yang berlubang-lubang. Sel
silika memiliki fungsi khusus yaitu menghantarkan air keseluruh jaringan Batang tebu juga memiliki korteks yang tersusun
oleh sel-sel parenkim yang berdinding tipis. Letak sel-sel parenkim juga tidak beraturan sehingga banyak membentuk ruang
antar sel (Sutrian, 2008).

Sumardi, I. 2011. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta.
Sutrian, Y. 2008. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Rineka Cipta, Jakarta.
Keterangan:
1. Jaringan epidermis
2. Jaringan spons
3. Jaringan pembuluh
4. Litosit
5. Sistolit
6. Korteks
Deskripsi Preparat Daun Beringin (Ficus benjamina) :
Daun beringin (Ficus benjamina) mempunyai dinding sel epidermis yang tersusus oleh zat kutin. Kutin adalah Klasifikasi
senyawa bersifat lemak yang merembes ke dinding sebelah luar dan membentuk lapisan terpisah berupa kutikula di Regnum : Plantae
permukaan luar epidermis. Kutikula dilapisi oleh bahan bersifat lilin yang merupakan lapisan berbentuk batang atau disebut Divisi : Spermatophyta
filamen. Kutin berada di bawah kutikula dan berfungsi untuk menahan proses penguapan atau tranpirasi pada tumbuhan Kelas : Dicotyledonae
beringin. Mesofil daun terdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan spons. Mesofil daun beringin mengandung banyak Ordo : Marales
Famili : Maraceae
klorofil, terutama pada sel-sel palisade. Jaringan palisade dapat ditemukan di permukaan atas dan bawah daun beringin.
Genus : Ficus
Ukuran sel palisade yang berada di permukaan daun, jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan palisade di permukaan Spesies : Ficus benjamina
bawah daun (Hidayat, 1995). Adapun litosit merupakan struktur khas pada tumbuhan beringin. Litosit merupakan hasil
spesialisasi epidermis yang mengandung kristal karsium karbonat yang disebut sistolit. Litosit memiliki ukuran yang sangat
besar serta memiliki bentuk ovoid (Rasyid et al.,2017). Litosit merupakan sel yang mengalami penebalan sentripetal.
Penebalan tersebut tersusun atas kristal sisolit (selulosa) dan deposisi kristal Ca-karbonat yang membentuk bangunan seperti
sarung. Dinding epidermis daun beringin mengalami penebalan ke arah lumen sel, yaitu penebalan dari luar ke dalam sel.
Penebalan tersebut membentuk rumah lebah yang mengandung selulosa dan kalsium karbonat yang disebut dengan sitolit
(Sumardi, 2010).

Referensi :
Hidayat, E.B. 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB Press, Bandung.
Rasyid, M., M.H. Irawati., & M. Saptasari. 2017. Anatomi Daun Ficus Racemosa L. (Biraeng) dan Potensinya di Taman Nasional
Bantimurung Bulusarung. Jurnal Pendidikan. 2(6) : 861-866.
Sumardi, I. 2011. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta.
Keterangan:
1. Trikoma sisik

(Sumber: Priyanti et al., 2015)

Deskripsi Preparat Daun Durian (Durio zibethinus) :


Daun durian (Durio zebethius) pada pengamatan memiliki trikoma yang berjenis sisik bercabang. Trikoma pada Klasifikasi
jaringan epidermis tumbuhan mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga. Trikoma yang terdapat pada Regnum : Plantae
daun durian ini merupakan trikoma nonglanduler, yaitu trikoma yang tidak menjalankan fungsi sebagai alat untuk melakukan Divisi : Magnoliophyta
sekresi, karena pada bagian trikoma tidak ditemukan kelenjar. Jaringan trikoma nonglanduler memiliki bentuk stellata atau Kelas : Magnoliopsida
dapat dikatakan menyerupai bintang pada daun durian. Kepala trikoma memiliki pigmen coklat, bersifat multiseluler, serta Ordo : Malvaves
Famili : Bombaceae
terdiri dari sel yang ditanggung pada tangkai sel non glanduler (Dewi et al., 2015). Trikoma nonglanduler dapat ditemukan
Genus : Durio
di bagian adaksial maupun abaksial daun durian. Selain itu, pada bagian sel daun durian paling luar berdeferensiasi menjadi Spesies : Durio zibethinus
sel lepas yang bertugas untuk melindungi bagian sisik bercabang (Sumardi, 2011). Trikoma nonglanduler berfungsi untuk
menghalangi patogen yang masuk melalui stomata. Trikoma pada daun durian terbentuk dari sel epidermis (emergens).
Trikoma kasar berserat pada pangkal memiliki paling sedikit 2 sel yang berdampingan. Trikoma pada durian memiliki fungsi
untuk mengurangi penguapan dan meneruskan rangsangan (Surtian, 2008).

Referensi :
Referensi:
Dewi, V.P., I. Hindun, & S. Wahyuni. 2015. Studi Trikoma Daun pada Famili Solanaceae sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal
Sumardi,Pendidikan
I. 2011. Struktur dan
Biologi Perkembangan
Indonesia. Tumbuhan. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta.
1(2) : 209-218.
Sutrian, Y.T.,
Priyanti, 2008. Pengantar Sobir,
Chikmawati., Anatomi Tumbuh-tumbuhan
& A. Tentang
Hartana. 2015. Leaf Sel dan
Trichome Jaringan. Rineka
Morphology of DurioCipta, Jakarta.
Kutejensis Landraces from Kalimantan.
Makara Journal of Science. 19(1): 37-42.
Sumardi, I. 2011. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta.
Sutrian, Y. 2008. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Rineka Cipta, Jakarta.
Judul Praktikum : Meristem dan Jaringan Dasar (Parenkim)
Tanggal Praktikum : Kamis, 2 April 2020
Tujuan : Melihat jaringan meristem pada akar dan batang serta melihat macam-macam bentuk parenkim

Paraf Asisten Nilai Objek Pengamatan:


1. Daun Pinus (Pinus merkusii)
2. Daun canna sp.

Nama Praktikan/ Kelompok:


Muhammad Rasyid Azkia/ II

Asisten:
Hilmah
Keterangan:
1. Jaringan epidermis
2. Stomata
3. Parenkim lipatan
4. Xilem
5. Floem
6. Endodermis
(Sumber: Huttunen et al., 2014) 7. Saluran havers
8. Korteks
Deskripsi Preparat Daun Pinus (Pinus merkusii) :
Daun pinus (Pinus merkusii) memiliki bentuk stomata yang lonjong, karena pinus tergolong tumbuhan Klasifikasi
monokotil. Stomata atau mulut daun pada tumbuhan tusam memiliki celah yang dikelilingi oleh 2 sel penjaga yang terletak Regnum : Plantae
pada jaringan epidermis daun. Sel-sel penjaga yang juga terdapat di antara stomata merupakan modifikasi sel epidermis yang Divisi : Pinophyta
berfungsi untuk mengatur besar rongga pada saat stomata terbuka. Stomata memiliki peran sebagai tempat pertukaran gas Kelas : Pinopsida
pada tumbuhan pinus (Perkasa et al., 2017). Parenkim terbagi menjadi 2 yaitu parenkim palisade dan parenkim bunga Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
karang. Jaringan palisade bentuknya agak lonjong memanjang namun ujung bagian atasnya bergerigi, sedangkan pada
Genus : Pinus
parenkim bunga karang terlihat seperti sel-sel yang berukuran besar dengan isi yang kosong. Permukaan daun pinus Spesies : Pinus merkusii
memiliki lapisan dalam berupa hipodermis dan lapisan luar berupa epidermis. Bagian daun tusam juga terdapat jaringan
pengangkut yaitu xilem dan floem (Sutrian, 2008). Jaringan pada daun pinus memiliki saluran havers yang merupakan ciri
khas dari batang, akar, dan daun. Daun pinus tersusun atas sel-sel parenkimatis, memiliki lekukan ke arah dalam sel yang
mengandung klorofil. Tanaman tusam memiliki epidermis yang berbentuk bulat dan kecil, serta xilem yang berada di atas
floem. Jaringan pengangkut pada daun pinus juga memiliki berkas pembuluh tunggal atau berkas ganda yang terletak
berdampingan. Jaringan hipodermis daun tusam mempunyai sel-sel parenkim yang menyerupai serat jaringan dasar dengan
sel-sel parenkimatis yang memiliki tekukan ke arah dalam sel yang berklorofil (Hidayat, 1995).

Referensi :
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB Press, Bandung.
Huttunen. S,A., Bytnerowicz.,M.J.Arbaugh.,K.Bent.,M.Karhu.,&P.Thuohimaa. 2014. Diagnostics of Epistomatal Wax of Californian pine Needles,And Ther
Association with Ozone Caused Chlorotic Mottle. American Journal Of Plant Sciences.5(12):1734-1744.
Perkasa, A.Y., T. Siswanto, F. Shintarika, & T.G. Aji. 2017. Studi Identifikasi Stomata pada Kelompok Tanaman C3, C4, dan CAM. Jurnal Pertanian Presisi.
1(1) :59-72.
Sutrian, Y. 2008. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Rineka Cipta, Jakarta.
Keterangan:
1. Sel parenkim

(Sumber : Hidayat, 1995)

Deskripsi Preparat Daun Canna sp.


Daun Canna sp. pada pengamatan memiliki jaringan parenkim yang tipis, yaitu parenkim yang disebut Klasifikasi
aktinenkim karena tersusun secara bercabang seperti bintang dengan ruang antar sel yang besar. Parenkim bintang termasuk Regnum : Plantae
ke dalam aerenkim yang berfungsi untuk menyimpan udara. Selain itu, juga terlihat rongga pada tangkai serta rongga antar Divisi : Magnoliophyta
sel (Nugroho et al., 2012). Epidermis yang tipis pada tanaman Canna sp. memungkinkan tumbuhan tersebut untuk hidup Kelas : Liliopsida
pada kondisi cekaman air. Tanaman Canna sp. memiliki stomata dengan tipe parasitik yang memiliki sel penutup berbentuk Ordo : Zingiberales
Famili : Cannaceae
halter. Stomata pada tanaman Canna sp. banyak ditemukan pada bagian abaksial daun (Dewi et al., 2014). Jaringan mesofil
Genus : Canna
tanaman Canna sp. terdiri atas parenkim palisade yang banyak mengandung klorofil sehingga berperan dalam proses Spesies : Canna sp.
fotosintesis. Selain itu, juga terdapat parenkim bunga karang (spons) yang berfungsi untuk memudahkan pertukaran gas.
Parenkim merupakan sel hidup yang memiliki bermacam-macam bentuk yang sesuai dengan fungsinya, karena merupakan
sel yang hidup, sel parenkim masih dapat membelah meskipun telah dewasa. Sel penyusun jaringan daun dan ruang antar sel
yang besar, memungkinkan tangkai daun bunga tasbis (Canna sp.) dapat menyimpan udara sehingga dapat disebut parenkim
udara (Abdurrahman, 2008).

Referensi :
Referensi:
Abdurrahman, D. 2008. Biologi Kelompok Pertanian. Cerfindo Media Pratama, Jakarta.
Dewi, O.R., A. Pitoyo, & E. Anggarwulan. 2014. Pertumbuhan dan Struktur Anatomi Daun Dua Varietas Ganyong
(Canna edulis) pada Ketersediaan Air Berbeda. Bioteknologi. 11(1) : 5-10.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB, Bandung.
Nugroho, L.H., Purnomo, & I. Sumardi. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Judul Praktikum : Jaringan Penguat dan Jaringan Pengangkut
Tanggal Praktikum : Kamis, 2 April 2020
Tujuan : Melihat adanya jaringan penguat dan melihat tipe berkas pengangkut

Paraf Asisten Nilai Objek Pengamatan:


1. Batang Jagung (Zea mays)
2. Batang Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Nama Praktikan/ Kelompok:


Muhammad Rasyid Azkia/ II

Asisten:
Hilmah
Keterangan:
1. Trikoma nonglanduler
2. Jaringan epidermis
3. Korteks
4. Floem
5. Kambium
(Sumber:Dalaila, 2018) 6. Xilem
7. Empulur
8. Jaringan pengangkut
Deskripsi Preparat Batang Jagung (Zea mays) : 9. Skelerenkim

Bagian yang terlihat pada irisan melintang batang jagung (Zea mays) adalah korteks, sklerenkim, floem, xilem, Klasifikasi
epidermis, empulur, dan jaringan pengangkut lain. Tipe berkas pengangkutan pada irisan melintang batang jagung adalah Regnum : Plantae
koleteral tertutup. Koleteral tertutup adalah tipe koleteral antara xilem dan floem yang tidak memiliki kambium (Kimball, Divisi : Magnoliophyta
1991). Batang jagung memiliki korteks yang merupakan daerah berbentuk silinder di antara epidermis dan silinder Kelas : Liliopsida
pembuluh. Korteks batang terdiri dari sel-sel parenkim yang mempunyai dinding sel tipis. Selain itu, juga terdapat Ordo : Poales
Famili : Poaceae
endodermis yang merupakan lapisan pembatas antara korteks dengan silinder pusat. Letak berkas pembuluh pada batang
Genus : Zea
jagung tidak beraturan tersebar di seluruh batang. Xilem dan floem terlihat sangat berdekatan dan tersebar tidak beraturan. Spesies : Zea Mays
Berkas pembuluh pada batang jagung paling banyak tersebar di dekat bagian epidermis. Tanaman jagung juga banyak
memiliki berkas pembuluh di bagian korteks dekat epidermis atau daerah perifer batang (Lamahala et al., 2018). Berkas
pembuluh dikelilingi oleh sklerenkim yang disebut selubung berkas pengangkut. Kambium tidak terdapat pada jagung,
sehingga tanaman ini tidak melakukan pertumbuhan sekunder dan batang tidak dapat membesar (Hidayat, 1995).
Keterangan:
9
1. Jaringan epidermis
7
2. Korteks
6 3. Stele (Silinder pusat)
4. Sklerenkim
8 5. Endodermis
6. Empulur
(Sumber: Cronquist, 1981) 7. Xilem
8. Kambium
Deskripsi Preparat Batang Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sisensus) : 9. Floem
Batang kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) pada penampang melintang dapat ditemukan bagian-bagian Klasifikasi
berupa empulur, korteks, xilem, floem, sklerenkim, epidermis, serta endodermis. Batang bunga sepatu mempunya i berkas Regnum : Plantae
pembuluh tipe koleteral terbuka yang terletak secara teratur di dalam lingkaran. Hal yang khusus pada koleteral terbuka Divisi : Magnoliophyta
adalah terdapat kambium yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara xilem dan floem (Hidayat, 1995). Batang Kelas : Magnoliopsida
kembang sepatu memiliki berkas pembuluh pengangkut yang berada teratur di dalam lingkaran. Berkas pengangkut batang Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
adalah xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk saluran air dan zat hara dari akar kebagian-bagian tubuh yang lain serta
Genus : Hibiscus
jaringan floem berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Epidermis pada batang adalah Spesies : Hibiscus rosa-sinensis
sel hidup yamg mampu bermitosis. Hal tersebut penting dalam upaya perluasan permukaan apabila terjadi tekanan dari
dalam akibat pembuluh (pertumbuhan sekunder). Sel lendir merupakan sel yang berfungsi untuk mengahasilkan lendir pada
tanaman kembang sepatu. Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel yang berbentuk persegi panjang dan kadang-kadang diselingi
lendir. Korteks pada batang bunga sepatu adalah kawasan di sekitar epidermis dan sel silinder pembuluh. Bagian yang
terletak di luar korteks batang terdiri atas parenkim yang berisi kloroplas. Selain itu, empulur juga terdiri atas parenkim yang
dapat mengandung kloroplas (Sutrian, 2008).

Referensi :
Referensi:
Cronquist, A. (1981). An Intergrated System of Clasification of Flowering Plants. Columbia University Press, New York.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB Press, Bandung.
Sutrian, Y. 2008. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai