NIM : 1911013110005 Artikel Sitologi Umbi Lapis Bawang Merah (Allium cepa L.)
Bawang merah (Allium cepa L.)
merupakan tumbuhan dengan habitus herba. Bawang merah mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan dari pelepah yang 1 dengan yang lain. Bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi, yaitu pada ketinggian 0- 1.000 m dpl. Bawang merah termasuk dalam kelompok tanaman Allium bersama 780 spesies Morfologi Allium lainnya (Marlin et al., 2018). tanaman (Pasaribu, 2017) Adapun sistem klasifikasi pada bawan Tanaman bawang merah (Allium cepa L.) termasuk tanaman semusim (annual), berumbi lapis, merah adalah sebagai berikut : berdaun silindris seperti pipa, serta memiliki batang sejati (disus) yang berbentuk seperti cakram tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan mata tunas (titik tumbuh). Umbi lapis bawang Regnum : Plantae merah berwarna merah keputih-putihan dengan daun tunggal yang memeluk umbi (Rukmana, 2007). Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sel pada umbi lapis bawang merah teermasuk sel hidup karena terdapat inti sel (nukleus) dan Ordo : Liliales sitoplasma. Umbi lapis memiliki bentuk sel yang memanjang, dengan dinding sel dan butiran aleuron Famili : Liliaceae yang berwarna merah keunguan. Adapun pembesaran yang terjadi pada umbi lapis diakibatkan oleh Genus : Allium pembesaran sel yang lebih dominan dari pada pembelahan sel (Setiyowati et al., 2010). Spesies : Allium cepa L. (Rahayu & Berlian, 1999) Nama : Muhammad Rasyid Azkia NIM : 1911013110005 Artikel Sitologi Bagian endodermis umbi lapis berbentuk heksagonl memanjang dengan susunan yang berselang-seling seperti batu bata. Inti sel bawang merah berbentuk bulat seperti lensa dan terdapat di dalam sitoplasma. Sitoplasma pada umbi lapis bawang merah merupakan bagian terbesar sel dan menempati hampir semua ruangan sel (Khoerunnisa,2014). Umbi bawang merah mengandung ikatan amino yang tidak berbau, tidak berwarna, dan dapat larut dalam air. Ikatan asam amino ini disebut alliin. Alliin dapat berubah menjadi zat yang mengandung belerang yang disebut allicin. Allicin berikatan dengan tiamin (vitamin B1) dan membentuk ikatan allithiamine yang lebih mudah diserap tubuh manusia. Bawang merah juga mengandung senyawa volatil yang disebut zat eteris yang diduga dapat bersifat bakterisida dan fungisida terhadap cendawan dan bakteri tertentu (AAK, 1998). Bawang merah dapat digunakan sebagai obat tradisional karena mengandung efek antiesptik dan senyawa alliin. Manfaat dari bawang merah diantaranya : 1. Mengontrol tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol 2. Membunuh sebagian besar mikroba 3. Mencegah kanker 4. Dapat mengaktifkan gerakan lambung 5. Penghilang rasa sakit pada bagian tubuh yang terluka. 6. Mengatasi sembelit 7. Mengurangi resiko diabetes. 8. Menurunkan tingkat gula darah dalam darah. (Ratnawati, 1988) Referensi : AAK. 1998. Pedoman Bertanan Bawang. Kanisius, Yogyakarta. Khoerunnisa, N. 2014. Struktur dan Fungsi Tumbuhan. Erlangga, Jakarta. Marlin, A. Maharijaya, Sobir, & A. Purwi. 2018. Keragaan Karakter Pembungaan Kuantitatif dan Profil Metabolomik Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum) yang Diinduksi dengan Perlakuan Vernalisasi. Jurnal Hortikultura Indonesia. 9(3) : 197-205. Pasaribu, S. 2017. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos Gulma Siam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Bawang Merah. Skripsi. Universitas Mercu Buana, Yogyakarta. Rahayu, E., & N.V.A. Berlian. 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta. Ratnawati. 1988. Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Merah. Puslitbang, Bogor. Rukmana, R. 2007. Bawang Merah Dari Biji. Penerbit Aneka Ilmu, Semarang. Setiyowati, S., Haryanti, & R.B. Hastuti. 2010. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Bioma. 12 (2) : 44-48.