Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Noviandini

Nim : 18.11.401.01.0761

Pemeriksaan penunjang yang terstandar dalam pemeriksaan kehamilan?

Antenatal care adalah sebuah istilah kesehatan yang mengacu pada program pelayanan kesehatan ibu
hamil, sehingga bisa ditangani oleh tenaga medis secara lebih profesional. Di Indonesia berdasarkan
informasi dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2009, antenatal care dikenal dengan rumus 10 T sebagai
sebuah standar yang telah ditetapkan sebagai pedoman rumah sakit dan puskesmas setempat.

Antenatal care bertujuan sebagai pemeriksaan selama masa kehamilan dengan bantuan dokter atau
bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental serta fisik ibu hamil. Perlu diketahui juga bahwa
antenatal care dapat memberikan manfaat positif untuk kesehatan ibu hamil, seperti:

1. Meminimalisir atau menghindari risiko komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan atau
persalinan.

2. Membantu ibu hamil lebih mengoptimalkan masalah kesehatan mental serta fisiknya.

3.Mempersiapkan seorang Mama untuk menjalani masa nifas dan pemberian ASI secara eksklusif.

Berikut pemeriksaan penunjang dalam pemeriksaan kehamilan yaitu 10T

1. Catat hasil setiap kali melakukan timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Perlu diketahui bahwa menimbang berat badan serta mengukur tinggi badan ibu hamil menjadi salah
satu pemeriksaan yang dilakukan dalam pertemuan pertama saat antenatal. Pengukuran ini dilakukan
untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil secara konsisten. Bidan pun akan bertugas untuk
mencatat hasil setiap kali menimbang berat badan serta mengukur tinggi badan selama masa
kehamilan. Hasil pengukuran nantinya akan digunakan oleh bidan untuk menjadi sebuah acuan apabila
terjadi masalah selama hamil seperti kehamilan dengan obesitas atau mengalami bengkak saat
kehamilan kembar. Sebagai bekal pengetahuan perlu diketahui bahwa seorang ibu hamil memiliki
pertambahan berat badan sekitar 0,5 kg setiap bulannya di trimester pertama. Lalu, berat ibu hamil di
trimester kedua dan ketiga bertambah lagi hingga 0,5 kg setiap minggunya.Kemudian di akhir kehamilan,
ibu hamil akan mengalami pertambahan berat badan sekitar 20 hingga 90 kg dari berat badan sebelum
hamil. Kondisi pertambahan berat badan ini dianggap normal dan idealnya harus terjadi, sehingga bisa
dinyatakan sehat serta berkembang sesuai tahapan.

2. Memeriksa tekanan darah secara rutin

Saat antenatal care berlangsung, maka bidan juga melakukan pemeriksaan tekanan darah atau tensi.
Pemeriksaan ini termasuk wajib seperti pengukuran berat badan dan tinggi badan sebelumnya. Tekanan
darah yang normal berada di angka 110/80 hingga 140/90 mmHg. Perlu diwaspadai ketika hasil tekanan
darah menunjukkan angka lebih dari 140/90 mmHg karena ibu hamil lebih rentan berisiko mengalami
gangguan kehamilan. Beberapa dampak buruk akibat kondisi ini yaitu dapat menyebabkan
preeklampsia dan eklampsia. Kedua permasalahan yang bisa terjadi selama masa kehamilan dapat
mengancam kehamilan karena tekanan darah tinggi (hipertensi). Kalau kondisinya sudah begini,
sebaiknya perlu rutin berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan solusi yang tepat.

3. Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan

Menentukan usia kehamilan bisa dilakukan dengan memeriksa dan mengukur tinggi fundus uteri. Perlu
diketahui bahwa tinggi puncak rahim dalam sentimeter (cm) akan disesuaikan dengan usia kehamilan.
Ukuran puncak rahim bisa dikatakan normal apabila sesuai dengan tabel ukuran fundus uteri, namun
ada toleransi perbedaan ukuran sekitar 1-2 cm. Bila saat pengukuran rahim diketahui terjadi perbedaan
lebih kecil sekitar 2 cm dari usia kehamilan, maka ini bisa menjadi tanda bahwa ada kemungkinan
pertumbuhan janjn mengalami gangguan.

4. Melakukan skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)

Kesehatan selama masa kehamilan memang perlu diperhatikan agar pertumbuhan dan perkembangan
janin tetap sehat. Sebelum melakukan imunisasi tetanus toksoid, Mama perlu menjalani proses skrining
untuk mengetahui dosis serta status imunisasi tetanus toksoid yang telah diperoleh sebelumnya. Selain
itu, Mama perlu mengetahui juga bahwa imunisasi tetanus toksoid akan semakin efektif ketika dilakukan
minimal 2 kali dengan jarak antar imunisasi berkisar 4 minggu. Vaksin TT (Tetanus Toksoid) dilakukan
sebanyak 5 kali dengan selang waktu yang berbeda-beda, seperti:

TT1 : dilakukan pada saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada saat kehamilan

TT2 : dilakukan 4 minggu setelah TT1

TT3 : dilakukan 6 bulan setelah TT2

TT4 : dilakukan 1 tahun setelah TT3

TT5 : dilakukan 1 tahun setelah TT4

5. Pemberian tablet zat besi untuk rutin dikonsumsi

Kebutuhan zat besi selama masa kehamilan memang diperlukan agar pertumbuhan dan perkembangan
si Kecil bisa semakin optimal. Untuk itu, dokter pun akan memberikan resep berupa tablet zat besi agar
bisa dikonsumsi setiap hari oleh ibu hamil. Secara umum, zat besi yang diberikan oleh dokter biasanya
berjumlah minimal 90 tablet dan maksimal dikonsumsi satu tablet saja setiap harinya selama hamil.
Walau harus dikonsumsi secara rutin, namun perlu diperhatikan untuk tidak mengonsumsi tablet zar
besi bersamaan dengan kopi atau teh karena dapat menganggu penyetapan zat besi ke dalam tubuh.
Perlu berhati-hati agar tidak mengganggu kesehatan selama hamil.
6. Pengukuran status gizi untuk mencegah dampak buruk pada kelahiran bayi

Pengukuran status gizi selama masa kehamilan perlu dilakukan sejak ini agar dapat mendetekai adanya
kekurangan gizi. Untuk meminimalisir dampak buruk ke depannya, maka dokter akan melakukan
pengukuran status gizi. Pengukuran status gizi ini dapat mengurangi kemungkinan bayi terlahir dengan
berat badan yang rendah dari angka normal. Cara pengukuran status gizi ini dilakukan dengan mengukur
lingkar lengan atas serta jarak pangkal bahu ke ujung siku menggunakan alat bernama pita ukur. Demi
meningkatkan gizi selama masa kehamilan, sebaiknya tetap mengonsumsi berbagai asupan makanan
dan minuman yang menyehatkan tubuh. Cari tahu juga informasi mengenai makanan yang dapat
meningkatkan imunitas tubuh ya, Ma.

7. Tes laboratorium dapat meminimalisir segala kemungkinan terhadap penyakit

Selama pemeriksaan antenatal, dokter umumnya akan mengambil sampel dari tubuh ibu hamil untuk
keperluan tes laboratorium melalui tes rutin maupun khusus. Tes laboratorium ini tentu bermanfaat
karena dapat mencangkup beberapa pemeriksaan seperti:Pemeriksaan golongan darah dan rhesus.
Pemeriksaan kadad hemoglobin. Pemeriksaan dengan tes HIV dan penyakit menular seksual lainnya.
Pemeriksaan dengan tes rapid untuk malaria. Berbagai pemeriksaan ini tentu dapat membantu menjaga
kesehatan ibu hamil serta janin di dalam kandungan agar semakin terjaga.

8. Melakukan pemeriksaan terhadap presentasi janin dan denyut jantung janin

Pemeriksaan denyut jantung biasanya dapat terjadi saat usia kehamilan telah memasuki minggu ke-16.
Pemeriksaan ini sangat penting karena bisa memberitahukan kondisi terkini dari si Kecil saat masih di
dalam perut. Beberapa manfaat yang bisa diketahui usai melakukan pemeriksaan ini yaitu dapat
memantau, mendeteksi dan menghindari faktor risiko kematian prenatal saat hamil. Biasanya ini dapat
terjadi karena disebabkan oleh gangguan pertumbuhan cacat bawaan, hipoksia hingga infeksi.

9. Tatalaksana kasus selama menjalani antenatal care

Setiap ibu hamil itu berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai selama menjalani masa-
masa kehamilan. Untuk itu, jika suatu ketika hasil tes menunjukkan ada berbagai risiko tinggi yang dapat
terjadi pada janin di dalam kandungan, maka pihak rumah sakit akan menawarkan untuk segera
mendapatkan tatalaksana kasus.Melalui fasilitas kesehatan yang selalu memberikan yang terbaik.

10. Temu wicara selama antenatal care perlu digunakan dengan baik

Temu wicara atau konseling setiap kali mendapatkan kesempatan untuk kunjungan antenatal care perlu
dilakukan dengan baik. Mama berhak berkonsultasi mengenai apa saja kepada pihak dokter termasuk
segala keluhan yang terjadi selama masa kehamilan. Saat melakukan temu wicara, ibu hamil seringkali
bertanya mengenai pencegahan komplikasi kehamilan, masalah kesehatan bahkan mengenai
perencanaan persalinan yang diinginkan oleh ibu hamil agar tetap merasa nyaman. Layanan temu
wicara ini juga diperlukan untuk menyepakati rencana-rencana kelahiran, rujukan bila diperlukan,
bimbingan pengasuhan bayi saat sudah terlahir dan pemakaian KB pasca persalinan.

Anda mungkin juga menyukai