Anda di halaman 1dari 10

32

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data dari

responden, yaitu data primer (tentang hasil penelitian gambaran dari karies gigi

pada anak berkebutuhan khusus. Data skunder berupa data umum (menyajikan

profil daerah/wilayah penelitian dan data tentang sekolah tempat dilakukannya

penelitian) serta data khusus (menyajikan data distribusi frekuensi dan tabulasi

dari variabel-variabel yang diteliti serta analisis dan hasil penelitian).

A. Gambaran Profil SMPN I Salam Babaris

1 Nama Sekolah : SLB Negeri 1 Tapin


2 NPSN : 30314040
3 Jenjang Pendidikan : SLB
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Lambung Mangkurat Pualamsari
  RT / RW : 1 / 1  
  Kode Pos : 71183
  Kelurahan : Pualam Sari
  Kecamatan : Kec. Binuang
  Kabupaten/Kota : Kab. Tapin
  Provinsi : Prop. Kalimantan Selatan
  Negara :  
6 Posisi Geografis : -3.156682 Lintang    
      115.096018 Bujur    
Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 188.44/0285/KUM/2018
8 Tanggal SK Pendirian : 2018-07-02
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : 188.44/0285/KUM/2018
11 Tgl SK Izin Operasional : 2018-07-02
12 Luas Tanah Milik (m2) :  5000
13 Nama Wajib Pajak : SLB Negeri 1 Tapin
14 NPWP : 008560237733000
15 Email : slbnegeri1tapin@gmail.com
B. Analisis dan Hasil Penelitian
33

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari karies gigi

pada anak berkebutuhan khusus SDLB Negeri 1 Tapin yang didapat melalui

format pemeriksaan gigi yang langsung dilakukan peneliti kepada responden

1. Umur Responden

Data yang diperoleh dalam penelitian ini di klasifikasikan sebagai

berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pada Murid SDLB


Negeri 1 Tapin Tahun 2020
No. Umur (thn) Jumlah %
1. 8-10 24 51,07
2. 11-13 19 40,42
3. ≥ 14 4 8,51
Jumlah 47 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi jumlah sampel yang

diteliti berdasarkan kriteria umur sebanyak 47 orang, dengan kriteria umur

8-10 tahun sebanyak 24 orang (51,07%), kriteria umur 11-13 tahun

sebanyak 19 orang (40,42%) dan kriteria umur ≥ 14 tahun sebanyak 4

orang (8,51%).

2. Karies Murid SDLB Negeri 1 Tapin

Data yang diperoleh dalam penelitian ini di klasifikasikan sebagai

berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karies Murid SDLB Negeri 1 Tapin Tahun
2020
No. Kategori Karies Jumlah %
1. Rendah 34 72,34
2. Tinggi 13 27,66
Jumlah 47 100%
34

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi karies pada kategori

rendah sebanyak 34 orang (72,34%), sedangkan untuk kategori karies

tinggi sebanyak 13 orang (27,66%).

BAB V
35

PEMBAHASAN

A. Karies Murid SLB Negeri 1 Tapin

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi karies pada kategori rendah

sebanyak 34 orang (72,34%), sedangkan untuk kategori karies tinggi

sebanyak 13 orang (27,66%).

Kesehatan gigi dan mulut penting bagi kesehatan dan kesejahteraan

tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk

fungsi bicara, pengunyahan dan rasa percaya diri. Gangguan pada kesehatan

mulut akan berdampak pada kinerja seseorang (Putri, 2010).

Karies gigi merupakan suatu proses kerusakan gigi yang dimulai dari

enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor

(multiple factors) didalam rongga mulut yang berinteraksi satu dengan yang

lain. Faktor–faktor tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme, substrat

dan waktu (Chemiawan, 2004).

Menurut peneliti kondisi kesehatan gigi dan mulut pada individu

diantaranya dipengaruhi oleh kebersihan gigi dan mulut individu itu

sendiri. Namun hal ini belum dapat kita katakan pada anak berkebutuhan

khusus, Apabila cara hidup sehat dalam memelihara kesehatan gigi dan

mulutnya sudah merupakan kebiasaan yang baik, maka resiko terjadinya

karies pada gigi juga dapat dicegah. Kondisi oral hygiene yang jelek

biasanya sangat mempengaruhi seseorang untuk mengalami penyakit gigi dan

mulut, oleh karena itu perawatan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
36

teratur sangat penting disertai dengan pemeriksaan dan membersihkan gigi

dan mulut secara teratur untuk mencegah infeksi pada mulut jadi dari sini lah

pentingnya peran orangtua maupun pihak terkait (sekolah) agar lebih

mengedukasi pada anak berkebutuhan khusus tersebut.

Pada Kondisi oral hygiene anak berkebutuhan khusus yang jelek

biasanya sangat mempengaruhi anak tersebut untuk mengalami penyakit gigi

dan mulut, oleh karena itu perawatan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan

teratur sangat penting disertai dengan pemeriksaan dan membersihkan gigi

dan mulut secara teratur untuk mencegah infeksi pada mulut

(gingivitis,periodontitis).

Anak berkebutuhan khusus merupakan kelompok berisiko tinggi

terhadap masalah kesehatan, sehingga membutuhkan bantuan dan kerjasama

oaring tua, orang lain untuk mendapatkan dan memelihara kesehatan

termasuk dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut mereka. Apabila

kesehatan gigi dan mulut mereka terjaga tentunya juga akan berpengaruh

terhadap kehidupan mereka (Cahyani, 2017).

Menurut peneliti peran orangtua anak berkebutuhan khusus sangat lah

vital seperti hal penting sebagaimana kita ketahui bahwa penyelenggaraan

pendidikan itu dapat dilaksanakan dilingkungan keluarga, Sekolah dan

masyarakat. Oleh karen itu tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama antara orangtua, pemerintah, dan tokoh-tokoh masyrakat.

Dalam hal ini guru juga memiliki peran seperti orangtua dalam

pendidikan anak dan guru harus menjalankan peran dengan baik layaknya
37

orangtua karena harapan orangtua murid sangat besar terhadap guru baik di

sekolah maupun diluar sekolah. Menurut peneliti bahwa dalam peranan yang

berhubungan dengan pekerjaan seseorang diharapkan menjalankan

kewajiban-kewajiban yang berhubugan dengan peranan yang di pegangnya.

Menurut peran diatas wajib mengajarkan anak mengenai sikap, nilai,

dan tingkah laku mereka dalam keseharian sehingga anak bisa bertanggung

jawab dalam beraktifitas inilah yang patut diajarkan orangtua dan guru pada

anak meskipun anak memiliki kekurangan pada pemikiran dan wawasannya

yang kurang juga daya tangkap yang lemah membuat anak berkebutuhan

khusus terlihat beda pada anak-anak lainnya disinilah bisa kita lihat fungsi

keluarga berjalan dengan baik atau malah sebaliknya berjalannya fungsi

tersebut tentunya melakukan interaksi pada anak..

Peran pendidik orangtua murid di dalam rumah berhubungan dengan

karies hal ini peran orangtua tidaklah hanya mendidik dilingkungan saja, baik

di sekolah maupun dikeluarga orangtua harus ekstra dalam mendidik anak

terlebih lagi anak yang berkebutuhan khusus yaitu anak-anak yang memiliki

kekurangan baik secara fisik maupun secara intelektual seperti salah satunya

yang menjadi perhatian peniliti dalam penelitian ini yaitu Murid SDLB

Negeri 1 Tapin. Menurut peneliti peran diatas wajib mengajarkan anak

mengenai sikap, nilai, dan tingkah laku mereka dalam keseharian sehingga

anak bisa bertanggung jawab dalam beraktifitas inilah yang patut diajarkan

orangtua dan guru pada anak meskipun anak memiliki kekurangan pada

pemikiran dan wawasannya yang kurang juga daya tangkap yang lemah
38

membuat anak berkebutuhan khusus terlihat beda pada anak-anak lainnya

disinilah bisa kita lihat fungsi keluarga berjalan dengan baik atau malah

sebaliknya berjalannya fungsi tersebut tentunya melakukan interaksi pada

anak dalam melakukan dan mengajarkan menjaga kebersihan gigi dan mulut

agar tidak terjadi karies.

Penelitian ini didukung oleh Andi Setiawan (2016) didapatkan dari

penelitian dengan judul “Peran Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan

Khusus dengan Keadaan Karies anak Di SLBN Bintan pada periode Januari-

Desember tahun 2015”. Ia menyatakan peran keluarga merupakan unit sosial

terkecil yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak. Di dalam suatu keluarga peran

orang tua sangatlah penting bagi seseorang anak, hal tersebut dikarenakan

dengan peran yang dimiliki oleh orangtua tersebut maka aka dapat

mempengaruhi prilaku anak. Ketika anak ingin berprilaku maka anak tersebut

akan menyesuaikan prilakunya dengan prilaku orang–orang disekitarnya.

Setiap orangtua tentu akan memiliki perasaan berbahagia dan bangga bila

memiliki anak sehat, cerdas, seperti kebanyakan anak lainya, namun

bagaimana dengan perasaan orangtua yang memiliki anak kebutuhan khusus,

bagi orangtua anak berkebutuhan tersendiri, dan tidak dapat di sama ratakan

dengan orangtuanya lainya. Sebelum banyak yang tau adanya sekolah SLB

banyak anak ABK yang tidak sekolah, ketika adanya sosialisasi ke

masyarakat baru orangtua yang mempunyai anak ABK ingin menysekolahkan

anaknya ke SLB Negeri Bintan orangtua menyadari bahwa anak ABK masih

bisa untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak umumnya.


39

Pendidikan berkebutuhan khusus memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada setiap anak berkebutuhan atau kelainan, emosional, mental

dan sosial untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuanya, layanan khusus adalah pengajaran yang di

rancang untuk merespon karakteristik unik anak yang memiliki kebutuhan

khusus yang tidak dapat diakomodasi, seperti:

1. Anak dengan hambatan komunikasi, interaksi dan bahasa (HMKIB).

2. Anak dengan hambatan persepsi motoric dan mobalitas (HPMM)

3. Anak adalah hambatan emosi dan prilaku (HEP)

4. Anak dengan hamabatan kecerdasan dan akademik (HKA) (Tunanetra,

tunarungu-wicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras)

Pada Kondisi oral hygiene anak berkebutuhan khusus yang jelek

biasanya sangat mempengaruhi anak tersebut untuk mengalami penyakit

gigi dan mulut, oleh karena itu pentingnya peran orangtua, sekolah dalam

mengajari menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan teratur sangat

penting disertai dengan pemeriksaan dan membersihkan gigi dan mulut

secara teratur untuk mencegah infeksi pada mulut

(gingivitis,periodontitis).

BAB VI

PENUTUP
40

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gambaran karies gigi pada Anak

Berkebutuhan Khusus di SDLB 1 Tapin Kecamatan Binuang Kabupaten

Tapin, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Karies gigi pada Anak Berkebutuhan Khusus di SDLB 1 Tapin Kecamatan

Binuang Kabupaten Tapin sebagian besar berkategori rendah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mengemukakan saran

sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan, sikap, perilaku, dan kesadaran masyarakat

dilingkungan setempat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan

mulut khususnya dalam hal perawatan gigi agar menyadari pentingnya

menjaga kebersihan gigi dan mulut.

2. Peran orangtua anak berkebutuhan khusus sangat lah vital seperti hal

penting sebagaimana kita ketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan itu

dapat dilaksanakan dilingkungan keluarga, Sekolah dan masyarakat. Oleh

karena itu tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab

bersama antara orangtua, pemerintah, dan tokoh-tokoh masyrakat.

3. Para orang tua tidak hanya mengharapkan pembelajaran dari sekolah saja

melainkan juga melatih dan mengajarkan kegiatan rumah, kebersihan diri

pada anak mereka, orang tua murid melakukan peran mereka dengan baik
41

dalam mengajarkan anak mereka tentang kebersihan rumah, cara bekerja

dengan baik, dan kerapian maupun kebersihan pada diri sendiri meskipun

anak mereka lamban merespon pembelajaran yang diajarkan tapi orangtua

murid tidak lelah ataupun letih dengan terus melatih anak mereka dalam

keseharian anak baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.

Anda mungkin juga menyukai