Anda di halaman 1dari 10

Menurut Thomas D.

Borkovec seorang ahli Psikologi dari


Pennsylvania State University. Dalam artian
tertentu, kekhawatiran merupakan salah satu cara manusia
berusaha menyelesaikan suatu
masalah dari ancaman atau berusaha mengantisipasi
bahaya, sebelum bahaya itu muncul dan tidak selamanya
menjadi hal yang negatif. Kekhawatiran merupakan salah satu
bentuk respon natural tubuh seorang manusia yang menerima
rangsangan bahaya dan membuatnya memilih “fight-or-flight”
action dari respon yang diterimanya.

Kekhawatiran yang berhasil mampu menghasilkan refleksi yang


konstruktif ketika menghadapi suatu masalah, dan bahkan bisa
menghasilkan suatu penyelesaian yang baik.
Sumber : https://hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/5-Ciri-Ciri-Fisik-yang-Menjadi-
Pertanda-Gangguan-Kecemasan.jpg

Dan sekarang tentang kecemasan. Memangnya apa penyebab


seseorang menjadi cemas? Kecemasan merupakan salah satu
bentuk reaksi kewaspadaan terhadap ancaman bahaya.
Bila rasa takut memicu otak emosional, maka rasa kecemasan
akan muncul dan berusaha memusatkan pemikiran pada
ancaman tersebut.
Dari pembahasan singkat tersebut, definisi yang bisa kita ambil
tentang perbedaan kekhawatiran dan kecemasan adalah
pada fokusnya.

Seorang yang khawatir cenderung terfokus pada


permasalahannya. Sedangkan seorang yang merasa
cemas cenderung terfokus pada ancaman atau
bahayanya.

Misalnya terdapat suatu wabah penyakit A di daerah B, Andrew


dan Bernard adalah seorang yang tinggal di daerah B. Andrew
merasa terancam dan terus berpikir tentang masalah wabah
penyakit tersebut, mengapa wabah penyakit tersebut bisa
muncul dan darimana muasalnya. Sedangkan Bernard
termasuk orang yang sangat takut dengan penyakit tersebut. Ia
sangat tidak ingin terkena penyakit tersebut dan terus
membayangkan gejala yang ia mungkin rasakan jika menderita
penyakit tersebut. Dari contoh tersebut, maka bisa disimpulkan
bahwa yang dirasakan Andrew adalah kekhawatiran dan yang
dirasakan Bernard adalah kecemasan.

Namun dari pembahasan sisi positif tersebut, mengapa stigma


negatif muncul di masyarakat tentang kecemasan dan
kekhawatiran ini? Kecemasan atau kekhawatiran yang kurang
tepat adalah yang tidak terkontrol sehingga penyelesaian
akan masalah atau ancaman tersebut tidak menemukan
titik ujung.
Kecemasan yang tidak
baik menyebabkan seseorang teralihkan
pandangannya dan hanya
terfokus pada bahayanya saja, sedangkan
Kekhawatiran yang tidak baik adalah
kekhawatiran yang tidak mampu
menemukan solusi yang tepat karena
hanya terfokus pada satu penyelesaian
masalah.
Sumber : https://hellosehat.com/wp-content/uploads/2016/05/Bagaimana-mengatur-perasaan-
cemas-1024x681.jpg?x96420

Kekhawatiran atau kecemasan yang tidak teratasi dan bahkan


menumpuk hingga kronis, pada tingkatan tertentu mampu
menimbulkan fobia, obsesi, kompulsif, serta mudah panik. Pada
masing masing gangguan ini, kekhawatiran atau kecemasan
tampil dalam pola pola yang berbeda. Untuk kasus fobia,
kecemasan terpaku pada situasi yang ditakutkan. Bagi
penderita obsesi, kekhawatiran terpusat dengan bagaimana
mencegah bencana yang ditakutkan. Sedangkan bagi
penderita mudah panik, kecemasan terpaku pada ketakutan
akan kematian atau pada kepanikan itu sendiri. Pada setiap
penyakit ini, ciri khasnya adalah kecemasan atau kekhawatiran
tampil dalam skala yang sangat berlebihan.

Menurut pengamatan peneliti, kecemasan muncul dalam 2


bentuk :

a. Kognitif (Akibat adanya pikiran yang merisaukan )

b. Somatif ( Mengakibatkan gejala fisiologis, seperti jantung


berdebar atau ketegangan otot )
Sumber : https://static.inilah.com/data/berita/foto/2429085.jpg

Menurut Thomas D. Borkovec seorang ahli Psikologi dari


Pennsylvania State University berikut beberapa solusi yang bisa
dilakukan.

1. Dalam kecemasan fisiologis salah satu caranya adalah


dengan terus menerus membayangkan
permasalahannya dibandingkan dengan
memikirkan bencana. Dalam artian meningkatkan
kekhawatiran untuk menekan kecemasan.
2. Melatih Kesadaran Diri (Peka akan adanya serangan
kekhawatiran sedini mungkin), yaitu dengan cara
melatih memantau tanda tanda kecemasan, mampu
mengidentifikasi situasi pemicu kecemasan, serta
mengidentifikasi perasaan yang mempengaruhi kerja
tubuh.
3. Melatih menerapkan metode relaksasi yang dapat
diterapkan ketika awal terjadi serangan kecemasan
dan mempraktekkannya setiap hari.
4. Aktif melawan pikiran pikiran yang
merisaukan atau bersikap kritis terhadap
pengandaian mereka. Bentuknya seperti “Apakah
besar kemungkinan kejadian buruk itu akan terjadi?
Apakah mutlak hanya satu alternatif cara untuk
menyelesaikan masalah tersebut? Adakah langkah
konstruktif yang bisa diambil ? Sungguh
bermanfaatkah membayangkan terus menerus
kejadian tersebut?”
5. Menggunakan obat penenang diri jika penderita
sudah mengalami kecemasan kronis maupun obsesi
kompulsif yang bisa membahayakan dirinya sendiri.
Tentunya penggunaan obat ini merupakan alternatif
terakhir dan harus persetujuan dokter atau psikiater.

Kekhawatiran akan semakin redup jika selalu dilawan sehingga


daya persuasinya tidak akan semakin besar. Melawannya
adalah dengan cara memikirkan lebih dari satu gagasan
konstruktif untuk menyelesaikan masalah sehingga tidak
terhanyut dalam satu kondisi yang tidak bisa diterima.

NEXT PART — Sadness..

 Psikologi
 Anxiety
 Khawatir
 Kecemasan
 Self Control

3 claps
WRITTEN BY

Anda mungkin juga menyukai