Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu indikator keberhasilan Pemb.kesehatan adalah
meningkatnya UHH (usia harapan hidup), meningkatnya UHH berdampak
terhadap meningkatnya populasi Usila .Umumnya permasalahan Usila
menyangkut masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan budayaProses
penuaan terkait dengan meningkatnya penyakit degeneratif, untuk
pengobatan perlu waktu lama & biaya tinggi“Menjadi tua merupakan
suatu keuntungan, bukan menimbulkan masalah”
Penduduk Indonesia diramalkan tahun 2025 akan mengalami
kenaikan 414% dari keadaan thn 1990 ( % kenaikan tertinggi diseluruh
dunia).Masalah kependudukan akan bergeser pada kelompok usia tua
sehingga masalah kesehatan yg timbul sejalan dgn perubahan
penduduk.Pelayanan kesehatan kearah kuratif akan bertambah sejalan dgn
penyakit karena proses degeneratif.Secara ekonomi aset pemeliharaan
kesehatan negara akan lebih membengkak.
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh
karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk
mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi. Indonesia
sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan sebagai
bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil
bagian dalam
mengantisipasi peningkatan jumlah populasi lansia dengan
menitikberatkan pada penanganan dibidang kesehatan dan keperawatan.
Dalam hal ini penting kiranya diketahui informasi mengenai tingkat

1
kesehatan dan tingkat ketergantungan lansia di masyarakat. Salah satu
pelayanan kesehatan di masyarakat adalah posyandu lansia.
Posyandu adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang
didirikan di desadesa kecil yang tidak terjangkau oleh rumah sakit atau
klinik. Tujuan program posyandu lansia adalah memberdayakan kelompok
lansia sehingga mereka mampu untuk menolong dirinya sendiri dalam
mengatasi masalah kesehatannya serta dapat menyumbangkan tenaga dan
kemampuannya untuk kepentingan keluarga dan masyarakat. Kegiatan-
kegiatan dalam posyandu lansia akan dikembangkan lebih bersifat
mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan daya ingat.

B. Rumusan masalah
1. Program pengembangan kesehatan lansia di Indonesia?
2. Tujuan program peningkatan kesehatan lansia di Indonesia?
3. Jenis-jenis program peningkatan kesehatan lansia di Indonesia?

C. Tujuan
1. Dapat memahami program pengembangan kesehatan lansia di
Indonesia.
2. Dapat memahmi tujuan program peningkatan kesehatan lansia di
Indonesia.
3. Dapat memahami jenis-jenis program peningkatan kesehatan lansia di
Indonesia.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian program peningkatan kesehatan lansia di Indonesia


Adalah suatu kebijakan pelayanan kesehatan lansia ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
mencapai masa tua bahagia dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya.

B. Tujuan program peningkatan kesehatan lansia di Indonesia


1. Umum

Meningkatkan derajat dan mutu kehidupan usia lanjut untuk


mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

2. Khusus

Meningkatkan kesadaran lansia untuk hidup sehat meningkatkan


kemampuan dan peran keluarga/ masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan usia lanjut, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan lansia.

C. Jenis-jenis program peningkatan kesehatan lansia di Indonesia

1. JPKM ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)


Merupakan salah satu program pokok perawatan kesehatan
masyarakat yang ada dipuskesmas sasaran nya adalah didalam nya
keluarga lansia. Perkembngan jumlah keluarga yang terus menerus
meningkat dan banyak keluarga yang beresiko tentunya. Dengan

3
program ini diharapkan lansia mendapatka yang baik dan perhatian
yang selayaknya.
Kewajiban pemerintah tersebut tertuang di dalam Undang-
Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada Pasal
5, dituliskan delapa hak para lansia yang harus dipenuhi
pemerintah berkaitan dengan kesejahteraan sosialnya. Diantaranya
mendapatkan perlindungan sosial, bantuan sosial dan pelayanan
kesehatan.
2. Posyandu lansia
Adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
1) Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentuka posyandu lansia secara garis besar
adalah: Pertama, pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia. Kedua, mendekatkan pelayanan dan
meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam
kesehatan di samping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.
2) Sasaran posyandu lansia
Sasaran langsung:
- Pra usia lanjut (pra senilis) 45-59 thn
- Usia lanjut 60-69 thn
- Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 tahun atau usia
lanjut berumur 60 tahun atau lebih degan masalah
kesehatan.

4
Sasaran tidak langsung:
- Keluarga dimana usia lanjut berada
- Masyarakat di lingkungan usia lanjut
- Organisasi sosial
- Petugas kesehatan
- Masyarakat luas

3) Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia


Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat
sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam
posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan
pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun
kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu
lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan
sebagai berikut :
a. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan
penimbangan berat badan dan atau tinggi badan
b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi
badan, indeks massa tubuh (IMT) Pelayanan kesehatan
seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
b. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau
konseling, disini juga bisa dilakukan.

4) Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia


lanjut di Posyandu Lansia seperti:

a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi


kegiatan dasar dalam kehidupan, sepertimakan/minum,

5
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang
air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan
dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman
metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik
indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu
menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli
atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air
seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan
dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1
hingga 7.
i. penyuluhan kesehatan.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi


setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga
seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan
kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia,
dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan
(gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku
pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan,
stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer,
Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.

6
D. Kegiatan-kegiatan dalam pembinaan lansia

1. Upaya promotif
Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia
lanjut usia agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi
dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatanpenyuluhan, di mana
penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting
sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang
antara lain adalah:
 Kesehatan dan pemeliharaan kerbersihan diri serta deteksi
dini penurunan kondisi kesehatnnya, teratur atau instasi
pelayanan kesehatan lainnya.
 Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan
segar.
 Diet seimbang atau makanan dengan menu yang
mengandung gizi seimbang.
 Pembinaan mental dalam menigkatkan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
 Meningkatkan kegiatan sosioal di masyarakat atau
mengadakan kelompok sosial.
 Hidup menghidari kebiasaan yang tidak baik, seperti
merokok, alkohol, kopi, kelelahan fisik, dan mental.
2. Upaya preventif
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadapa kemungkinan
terjadinyapenyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan
oleh proses ketuaan. Kegiatannya:
 pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut.

7
 Keseagaran jasmani yang dilakukan secara terartur dan
disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut serta tetap
merasa sehat dan bugar.
 Penyuluhan tentang penggunana berbagai alat bantu,
misalnya kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut
tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna.
 Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
 Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
3. Upaya kuratif
Adalah upaya pengobatan pada usia lanjut. Bertambahnya umur
pada lansia akan menyebabkan banyak gangguan fisik maupun
psikologis.
4. Upaya rehabilitatif
Yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah
menurun. Kegiatannya dapat berupa memberikan informasi,
pengetahuan, dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat
bantu, misalnya alat pendengaran agar usia lanjut dapat memberikan
karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah


telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna
dalamkehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia
lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui
beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah
Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah
Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah
melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

B. Saran
Kita ketahui lansia ini akan banyak menderita penyakit contoh
hipertensi, stroke, osteoporosis dll. Maka para lansia diharapkan mengikuti
program-program pemerintah untukmengetahui perubahan atau
perkembangan kesehatannya dan keluarga juga harus mendukungprogram
ini diharapkan juga para lanjut usia melakukan pola hidup sehat yakni
dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara benar dan teratur serta tidak merokok.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R siti.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. 2008. Jakatra: Salemba


medika
Mubarak Wahid iqbal,dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2006. Jakarta:
Sagung Seto
Situart dan Sundart. Keperawatan Medikal Bedah 1.2001. Jakarta: EGC

Badan Pusat Statistik. 2010. Susenas, 2010. Jakarta: BPS.

Depsos. 1965. UU No.4 Tahun 1965 teantang Pemberian Bantuan


Penghidupan Orang Jompo. Jakarta: Depsos.

10

Anda mungkin juga menyukai