OLEH :
ADELIA PRADIPTA
182210690
DOSEN PEMBIMBING :
Struktur Hati
Hati terbungkus oleh sebuah kapsul yang disebut kapsul glisson ( berisi embuluh
darah, pembuluh limfe dan saraf ) dan dipisahkan menjadi lobus kiri dan kanan.
Kedua lobus hati tersusun oleh unti yang lebih kecil yang disebut lobulus. Lobulus
terdiri atas hepatosit atau sel hati yang berfungi sebagai unit fungsional hati. Sel hati
mudah melakukan pembelahan saat ibutuhkan untuk mengganti jaringan yang rusak.
Sekresi Empedu
Garam empedu disintesis dihati dari kolesterol yang dislurkan ke hati dari usus
halus atau langsung disintesis oleh ahti dlam proses meabolisme lemak. Semua sel
hati ikut dalam membuat empedu dan mensekresikan ke dalam kanalikulus biliaris
kecil yang mengelilingi sel hati. Kanalikulus mengalirkan isinya ke duktus lalu
menyatu menjadi duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis. Dari duktus inilah
empedu dialirkan ke kantung empedu untuk disimpan ke dalam usus. Garam empedu
berfungsi dalam pencernaan lemak. Jika tidak ada empedu 40% lemak makanana
tidak terserap oleh usus dan keluar melalui tinja.
Selain itu fungsi hati adalah menangani komponen lain empedu yaitu bilirubin.
Bilirubin harus dimetabolisme oleh hati agar dapat diekskresikan.
Biotransformasi Metabolik
Hati berperan dalam mentransformasikan zat yang mungkin berisfat racun. Zat yang
dimaksud dapat berasal dari makanan atau diproduksi oleh tubuh. Biotransformasi
metabolik disebut juga detosifikasi metabolik.
Biotransformasi Bilirubin
Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah, bilirubin berikatan dengan
albumin plasma dan mengalir dalam darah menuju ke hati.
Setelah berada di hati bilirubin dilepaskan dari albumin karena pengikatnya bersifat
reversibel dan bilirubin bebas bersifat larut lemak. Lalu bilirubin akan masuk ke
hepatosit dan berikatan dengan zat lain sehingga terkonjugasi dan berisfat larut air
tidak larut lemak.
Bilirubin yang terkonjugasi disalurkan ke kanalikulus empedu, dan dialirkan
bersama dengan komponen empedu. Sehingga sebagian kecil bilirubin terkonjugasi di
dalam darah, tapi tidak terkonjugasi dalam perjalanannya menuju hati.
Setelah berada di uus, bilirubin terkonjugasi menjadi urobilinogen yang nantinya
masuk ke darah dahn disekresikan. Konjugasi bilirubin penting untuk ekskresi
bilirubin jika tidak bilirubin tidak dapat diekskresi dan terjadi penumpukan dalam
darah yang bersifat toksik.
Biotransformasi Hormon
Hati membuat banyak hormon dalam tubuh menjadi tidak aktif, hati mengolah
hormon agar lebih larut dalam air sehingga dapat di ekskresikan jika biotransformasi
inti tidak terjadi maka hormon akan menumpuk dijaringan.
Beberapa hormon lain juga dibuat tidak aktif atau dideaminasi untuk memudahkan
hormon untuk keluar dari tubuh
Biotransformasi Amonia
Di dalam hati amonia ditransformasi menjadi urea dan diekskresikan dalm urine,
jika tidak akan ada penumpukan amonia yang aoat menyebabkan disfungsi saraf dan
bisa koma atau kematian.
Fungsi Imunologis
Kapiler hati atau sinusoid berisi aliran darah yang merupakan campran darah dari
vena porta dan dari areri hepatika, sinusoi dilapisi oleh sel makrofag yang disebut sel
Kupffer, fungsinya menyingkirkan bakteri, sel mati dan benda asing lainnya yang
berasal dari darah.
Hipertensi Porta
Terjadi akibat peningkatan berlebihan tekanan di vena porta, tekanan normlnya
adalah 3 mm Hg, jika sudah 9-10 mm Hg maka sudah dianggap hipertensi porta. Hal
ini terjadi karena aliran darah yang berlebihan menuju hati.
Ruang Ketiga
Mengacu pada cairan yang tertimbun di bagian tubuh selain di sel atau sistem
vaskular.
Jenis Ruang Ketiga
● Asites yaitu penimbunan cairan serosa di rongga peritoneum, terjadi akibat
hipertensi porta. Peningkatan aliran menyebabkan peningkatan tekanan kapiler di
pembuluh rongga abdomen sehingga terjadi filtrasi. Tekanan yang tinggi juga dapat
menyebabkan cairan mengalir keluar hati dan masuk ke rongga peritoneum.
● Edema interstisium, terjadi akibat berpindahnya albumin serum pada asites dan
adanya gangguan sintesis protein.
Efek Ruang Ketiga pada Tekanan Darah
Akibat penimbunan cairan di rongga peritoneum maka volume darah dalam
sirkulasi berkurang. Volume darah turun diikuti tekanan darah yang juga turun maka
baroreseptor karotis dan aorta diaktifkan. Salah satu respons adalah peningkatan
pelepasan hormon renin oleh sel jukstaglomerulus ginjal.
Splenomegali
Pembesaran limpa yang terjadi pada hipertensi porta karena aliran darah dialihkan
ke limpa melalui vena splenik sehingga limpa membesar. Karena darah yang
tersimpan di limpa tidak dapat digunakan oleh sirkulasi umum, makan dapat
menyebabkan anemia, trombositopenia, dan leukopenia.