Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME PATOLOGI

OLEH :

ADELIA PRADIPTA
182210690

DOSEN PEMBIMBING :

dr. LINDA M THAUFIK, M.Kes

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA IIA


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2019/2020
HATI

Struktur Hati
Hati terbungkus oleh sebuah kapsul yang disebut kapsul glisson ( berisi embuluh
darah, pembuluh limfe dan saraf ) dan dipisahkan menjadi lobus kiri dan kanan.
Kedua lobus hati tersusun oleh unti yang lebih kecil yang disebut lobulus. Lobulus
terdiri atas hepatosit atau sel hati yang berfungi sebagai unit fungsional hati. Sel hati
mudah melakukan pembelahan saat ibutuhkan untuk mengganti jaringan yang rusak.

Aliran Darah dan Tekanan Darah Hati


Aliran darah dari vena porta sekitar 1000 ml per menit, mengandung oksigen yang
kaya zat gizi, tekanan darah sekitar 3 mm Hg, mengandung bakteri usus, racun dan
obat
Aliran dari arteri hepatika sekitar 500 ml per menit, darah mengalir ke kapiler hati
/ sinusoid, lalu mengalir ke vena sentralis dan vena hepatika, terakhir ke vena kava
inferior. Tekanannya hampir 0 mm Hg

Fungsi Metabolik Hati


Metabolisme adalah proses dibentuknya molekul makanan menjadi simpanan
yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan fungsi sel. Pembentukan disebut
juga anabolisme, dan penguraian disebut katabolisme. Komponen penting pada
hubungan ini adalah sel-sel hati.
Glukosa yang sudah dicerna dan diserap akan digunakan sebagai sumber energi,
jika belum diperlukan makan akan disimpan sebagai glikogen. Hati dapat menyimpan
glikogen dalam jumlah yang besar. Maka jika kadar glukosa dalam darah meningkat,
simpanan tadi juga akan meningkat. Jika seseorang selesai makan kadar glukosannya
akan tinggi karena terjadi pembentukan glikogen atau glikogenesis, ketika kadar nya
sudah meningkat hati akan mengembalikan kadar glukosa plasma menjadi normal
kembali.
Pada saat berpuasa, akan terjadi penguraian glikogen menjadi glukosa, berfungsi
untuk menormalknan kadar glukosa darah hal ini disebut glikogenolisis. Pada saat
kadar glukosa turun hati juga melakukan glukoneogenesis atau membentuk glukosa
baru agar kadarnya konstan, pada proses ini yang dibentuk menjadi glukosa adalah
asam amino dan asam lemak.

Penanganan Asam Amino oleh Hati


Asam amino yang sudah dicerna diubah menjadi protein untuk membentuk enzim
dan komponen struktural. Hati merupakan jaringan utama yang menyimpan protein,
jika asam amino dibutuhkan maka terjadilah penguraian protein simpanan dan
pelepasan asam amino bebas. Jika asam amino plasma menurun makan akan memicu
penguraian protein simpanan.
Penyimpanan protein memiliki batas, apabila tidak ada lagi makan hati akan
melakukan deaminasi asam amino dan menggunakannya sebagai sumber energi,
selama deaminasi akan terjadi pelepasan amonia yang diubah menjadi urea dan akan
diekresikan leh ginjal.

Penanganan Asam Lemak oleh Hati


Asam lemak yang dicerna akan diserap kedalam sirkulasi limfe dalam bentuk
kilomikron yang nantinya akan disalurkan oleh pembuluh limfe ke duktus torasikus
dan menyatu dengan sirkulasi sitemik. Trigliserida diubah kembali menjadi asam
lemak dan gliserol sehingga dpat berdifusi masuk ke sel.
Setelah sampai di sel, asam lemak dan gliserol diubah lagi menjadi trigliserida .
Trigliserida mungkin akan dimetabolisasi menjadi gliserol dan asam lemak bebas agar
dapat masuk ke siklus Krebs dan menghasilkan energi.
Namun sebagian gliserol dan asam lemak tidak langsung masuk ke siklus Krebs
tapi digunakan oleh hati untuk membentk glukosa baru. Apbila berlebihan dapat
menyebabkan pembentukan keton. Jadi pengubahan asam lemak menjadi glukosa atau
glukoneogenesis penting utnuk menunjang energi yang diperlukan otak saat kadar
glukosa rendah.

Penanganan Kolesterol oleh Hati


Kolesterol digunakan untuk pencernaan lemak. Selama pencernaan, kolesterol
menjadi misel. Trigliserida dapat dicerna apabila sudah menjadi seperti misel.
Kolesterol dari misel diedarkan menuju hati, dan sebagian kolesterol digunakan dalm
proses pencernaan. Sisa nya dilepaskan di aliran darh dan berikatan dengan fosfolipid
sebagai lipoprotein. Lipoprotein yang berdensitas rendah ( LDL ) dan yang
berdensitas sangat rendah ( VLDL ) menunjukkan bahwa hati menangani kolesterol
dalm jumlah besar. Hal ini dapat merusak sel, termasuk sel endotel yang melapisi
arteri. Sedangkan lipoprotein yang berdensitas tinggi ( HDL ) bersifat protektif
terhadap penyakit arteri.

Sekresi Empedu
Garam empedu disintesis dihati dari kolesterol yang dislurkan ke hati dari usus
halus atau langsung disintesis oleh ahti dlam proses meabolisme lemak. Semua sel
hati ikut dalam membuat empedu dan mensekresikan ke dalam kanalikulus biliaris
kecil yang mengelilingi sel hati. Kanalikulus mengalirkan isinya ke duktus lalu
menyatu menjadi duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis. Dari duktus inilah
empedu dialirkan ke kantung empedu untuk disimpan ke dalam usus. Garam empedu
berfungsi dalam pencernaan lemak. Jika tidak ada empedu 40% lemak makanana
tidak terserap oleh usus dan keluar melalui tinja.
Selain itu fungsi hati adalah menangani komponen lain empedu yaitu bilirubin.
Bilirubin harus dimetabolisme oleh hati agar dapat diekskresikan.

Biotransformasi Metabolik
Hati berperan dalam mentransformasikan zat yang mungkin berisfat racun. Zat yang
dimaksud dapat berasal dari makanan atau diproduksi oleh tubuh. Biotransformasi
metabolik disebut juga detosifikasi metabolik.

Biotransformasi Bilirubin
Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah, bilirubin berikatan dengan
albumin plasma dan mengalir dalam darah menuju ke hati.
Setelah berada di hati bilirubin dilepaskan dari albumin karena pengikatnya bersifat
reversibel dan bilirubin bebas bersifat larut lemak. Lalu bilirubin akan masuk ke
hepatosit dan berikatan dengan zat lain sehingga terkonjugasi dan berisfat larut air
tidak larut lemak.
Bilirubin yang terkonjugasi disalurkan ke kanalikulus empedu, dan dialirkan
bersama dengan komponen empedu. Sehingga sebagian kecil bilirubin terkonjugasi di
dalam darah, tapi tidak terkonjugasi dalam perjalanannya menuju hati.
Setelah berada di uus, bilirubin terkonjugasi menjadi urobilinogen yang nantinya
masuk ke darah dahn disekresikan. Konjugasi bilirubin penting untuk ekskresi
bilirubin jika tidak bilirubin tidak dapat diekskresi dan terjadi penumpukan dalam
darah yang bersifat toksik.

Biotransformasi Hormon
Hati membuat banyak hormon dalam tubuh menjadi tidak aktif, hati mengolah
hormon agar lebih larut dalam air sehingga dapat di ekskresikan jika biotransformasi
inti tidak terjadi maka hormon akan menumpuk dijaringan.
Beberapa hormon lain juga dibuat tidak aktif atau dideaminasi untuk memudahkan
hormon untuk keluar dari tubuh

Biotransformasi Amonia
Di dalam hati amonia ditransformasi menjadi urea dan diekskresikan dalm urine,
jika tidak akan ada penumpukan amonia yang aoat menyebabkan disfungsi saraf dan
bisa koma atau kematian.

Metabolisme Obat dan Toksin


Jika hati tidak berfungsi dengan baik, toksin dan obat akan terakumulasi di tubuh
sehingga suplai senyawa-senyawa tersebut menjadi tidak adekuat.

Penanganan Alkohol oleh Hati


Metabolisme di hati ada dua, yang pertama menggunakan enzim dan reaksinya
berlangsung di sitoplasma dan sitokondria hepatosit.
Yang kedua, jaras meos, berlangsung di endoplasma dan terutama digunakan oleh
hati individu yang telah lama mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Jaras MEOS bersifat merusak , oleh karena itu pevandu alkohol rentan terhadap
kerusakan yang ditimbulkan oleh berbagai toksin dan obat serta efek toksi sebagian
vitamin.
Koenzim lain adalah NAD, diperlukan untuk metabolisme lain termasuk siklus
Krebs. Hipoglikemia dan penimbunan asam laktak dapat terjadi jika tidak ada NAD.
Hal tersebut dapat menyebabkan gout karena peningkatan asam laktat mengurangi
ekskresi asam urat oleh ginjal.

Penyimpanan Darah Di Hati


Hati sebagai tempat penyimpanan darah, jika volume darah berkurang maka hati
dapat membebaskan darah ke sikulasi. Jumlah simpanan darah bergantung pada
susunan indeks kardiovaskular, biasanya 400-500 ml.

Pembentukan Protein Plasma


Hati juga bertugas mensintesis protein plama, apabila hati tidak mampu
mempertahankan jumlah protein plasma secara adekuat maka tekanan osmotik kapiler
menjadi rendah dan plasma yang tersaring keluar tidak bisa kembali ke kapiler yang
membentuk sebuah vena, dan terjadi pembengkakan dan edema di ruang interstisium.

Pembentukan Faktor Pembekuan


Hati berfungsi dalam pembentukan faktor pembekuan, bila produksi zat ini tidak
adekuat maka pembekuan darah akan terganggu dan bisa terjadi pendarahan. Vitamin
K juga merupakan vitamin yang dibutuhkan untuk faktor pembekuan. Disfungsi hati
dapat menyebabkan penurunan pembentukan atau suplai empedu ke usus dan
menimbulkan masalah pendarahan.

Fungsi Imunologis
Kapiler hati atau sinusoid berisi aliran darah yang merupakan campran darah dari
vena porta dan dari areri hepatika, sinusoi dilapisi oleh sel makrofag yang disebut sel
Kupffer, fungsinya menyingkirkan bakteri, sel mati dan benda asing lainnya yang
berasal dari darah.

Penyimpanan Vitamin Dan Mineral


Hati dpat menyimpan vitamin dan besi, lalu dilepaskan apabila kadar zat tersebut
menurun didalam darah.

Pemeriksaan Fungsi Hati


Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah :
● Pengukuran bilirubin
● Pengukuran enzim hati
● Pengukuran konsentrasi protein plasma
● Pengukuran masa protrombin
● Ultrasound, CT, dan MRI
● Biopsi hati
Konsep Patofisiologis

Hipertensi Porta
Terjadi akibat peningkatan berlebihan tekanan di vena porta, tekanan normlnya
adalah 3 mm Hg, jika sudah 9-10 mm Hg maka sudah dianggap hipertensi porta. Hal
ini terjadi karena aliran darah yang berlebihan menuju hati.

Efek Hipertensi Porta


Darah pada hipertensi porta mengalir ke hati melalui vena porta mencari jalan lain
dengan resistensi yang lebih rendah sehingga menimbulkan pembuluh kolateral.
Apabila darah tidak melalui hati maka hepatosit tidak dapat mempertahankan
transformasi biologis, detoksifikasi dan metabolisme makanana. Sirkulasi kolateral
juga tidak dpat menangani peningkatan aliran darah sehingga tebentuk ruang ketiga.

Penyebab Hipertensi Porta


Terjadi karena adanya obstruksi yang terjadi akibat fibrosis hati. Juga dapat terjadi
karena peradangan sehingga dapat menimbulkan hepatitis. Apabila aliran darah
terganggu maka tekanan porta meningkat dn timbul hipertensi porta.
Obstruksi aliran terjadi apabila terdapat trombus atau embolus di vena hepatika.
Juga segala sesuatu yang menghambat aliran dapat menyebabkan darah kembali ke
hati dan tekanana meningkat di vena porta.

Ruang Ketiga
Mengacu pada cairan yang tertimbun di bagian tubuh selain di sel atau sistem
vaskular.
Jenis Ruang Ketiga
● Asites yaitu penimbunan cairan serosa di rongga peritoneum, terjadi akibat
hipertensi porta. Peningkatan aliran menyebabkan peningkatan tekanan kapiler di
pembuluh rongga abdomen sehingga terjadi filtrasi. Tekanan yang tinggi juga dapat
menyebabkan cairan mengalir keluar hati dan masuk ke rongga peritoneum.
● Edema interstisium, terjadi akibat berpindahnya albumin serum pada asites dan
adanya gangguan sintesis protein.
Efek Ruang Ketiga pada Tekanan Darah
Akibat penimbunan cairan di rongga peritoneum maka volume darah dalam
sirkulasi berkurang. Volume darah turun diikuti tekanan darah yang juga turun maka
baroreseptor karotis dan aorta diaktifkan. Salah satu respons adalah peningkatan
pelepasan hormon renin oleh sel jukstaglomerulus ginjal.

Respons Refleks Terhadap Ruang Ketiga


Peningkatan renin menyebabkan peningkatan pembentukan hormon angiotensin
yang menyebabkan konstriksi arterior, meningkatkan resistensi perifer total dan
tekanan darah.Kadar Adh dan aldosteron dapat meningkat pada penyakit hati karena
hati tidak dapat meninaktifkan hormon tersebut.
Meningkatnya volume plasma makan cairan yang berpindah ke rongga pritoneum
dan interstisium lebih banyak sehingga asitesm dan edema meningkat. Akhirnya
tekanan akan cukup besar dan melawan filtrasi sehingga tercapai keseimbangan baru
tekanan cairan di dalam dan luar kapiler.

Pirau Vena Porta Sistemik


Pirau atau terbukannya pembuluh kolateral yang mengalirkan darah. Pirau
mengalihkan aliran darah dengan memintas hati, namun pembuluh ini kuranng pas
untuk menangani aliran darah yang deras sehingga terbentuk lah varises. Hika varises
pecah maka akan terjadi pendarahan besar, dan akan memburuk jika terjadi penurunan
pembentukan faktor pembekuan sehinggan pendarahan terjadi lebih lama.

Splenomegali
Pembesaran limpa yang terjadi pada hipertensi porta karena aliran darah dialihkan
ke limpa melalui vena splenik sehingga limpa membesar. Karena darah yang
tersimpan di limpa tidak dapat digunakan oleh sirkulasi umum, makan dapat
menyebabkan anemia, trombositopenia, dan leukopenia.

Anda mungkin juga menyukai