Anda di halaman 1dari 5

Laporan ukm

1. F6

Judul laporan ; PEMERIKSAAN KEBUGARAN / KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI

Peserahadir ; masraka

Laar belakang ; Kesehatan adalah modal pelayanan ibadah haji, tanpa kondisi kesehatan yang memadai,
niscaya prosesi ritual peribadatan menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu, setiap jemaah haji perlu
menyiapkan diri agar memiliki status kesehatan optimal. Untuk itu, upaya pertama yang perlu ditempuh
adalah pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status kesehatan
sebagai landasan karakterisasi, prediksi, dan penentuan cara eliminasi faktor resiko kesehatan. Dengan
demikian, prosedur dan jenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistik.

PERMASALAHAN

Pemeriksaan kebugaran / kesehatan sebagai salah satu syarat calon jemaah haji.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan pemeriksaan dan tes kebugaran pada para calon jemaah haji di wilayah kerja Puskesmas
Rawasari Kota Jambi.

Kegiatan dilaksanakan pada :

Tanggal : 05 Juli 2019

Jam : 07.00 - selesai.

Tempat : Puskesmas Rawasari

Jumlah Peserta : para calon jemaah haji

Materi :

1. Pendaftaran tes kebugaran calon jemaah haji.

2. Melakukan anamnesa pada calon jemaah haji.

3. Pemeriksaan tekanan darah, berat badan dan tinggi badan.

4. Pengukuran kebugaran dengan metode rockport.

MONITORING & EVALUASI

Pemeriksaan dan tes kebugaran para calon jemaah haji berjalan dengan lancar.

2. F4
Judul ; Edukasi tentang "Pentingnya Pemberian Vitamin A"

Masraka

LATAR BELAKANG

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati, serta
tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial). Vitamin ini berfungsi untuk
penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Pada anak balita,
KVA (kekurangan vitamin A) akan meningkatkan kesakitan dan kematian, serta mudah terkena penyakit
infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak
sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan
kornea dan kebutaan.

Cakupan suplementasi vitamin A pada anak pra sekolah di Indonesia sebesar 81,70 % dengan jumlah
anak pra sekolah yang memperoleh vitamin A sebanyak 15.068.779 anak. Cakupan ini secara nasional
sudah memenuhi standar yaitu 80% sesuai dengan indikator Indonesia sehat 2010. Berdsarkan dari
profil kesehatan Indonesia 2010, persntase pemberian kapsul vitamin A pada anak-anak pra sekolah di
Sumatera Utara masih dibawah rata-rata persentase seluruh provinsi di Indonesia. Kelompok umur yang
terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok
balita usia 12-59 bulan.

Strategi penanggulangan kekurangan vitamin A masih bertumpuh dengan cara pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi (6-11 bulan) kapsul biru yang mengandung vitamin A 100.000 SI
diberikan sebanyak satu kali pada bulan februari atau Agustus, balita (1-5 tahun) kapsul merah yang
mengandung vitamin A 200.000 SI diberikan setiap bulan Februari dan Agustus.

PERMASALAHAN

Adapun alasan mengapa kekurangan vitamin A masih dianggap sebagai suatu masalah ialah karena
penyakit ini masih menjadi salah satu dari empat masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia saat ini.
Keempat maalah gizi utama tersebut antara lain kurang kalori protein dan obesitas (masalah gizi ganda),
kurang vitamin A, gangguan akibat kurang iodium (GAKI), dan anemia zat besi. Disamping itu ada studi
lain yang mengatakan bahwa pengetahuan kebanyakan ibu rumah tangga masih kurang baik mengenai
manfaat vitamin A. Masih banyak ibu-ibu yang masih kurang akan kesadaran terhadap target dari
suplementasi vitamin A.

Adapun bebrapa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian vitamin A adalah

Rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat vitamin A, sehingga rendah juga kesadaran orang
tua tentang pentingnya pemberian vitamin A.

Kurang aktifnya peran kader atau tenaga kesehatan dalam pemberian vitamin A, disini kita perlu
memberikan penyuluhan tentang manfaat dan efek samping dari kekurangan vitamin A, dan perlu
mengingatkan kapan saja bulan pemberian vitamin A (Februari dan Agustus).
Keaktifan kunjungan balita ke posyandu, kurangnya kunjungan balita juga berpengaruh terhadap
rendahnya capaian pemberian vitamin A.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

kan dilakukan pemberian vitamin A di posyandu balita dengan kegiatan berupa :

Meja 1: Pendaftaran

Meja 2 :Penimbangan dan pengukuran

Meja 3 : Pencatatan/pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja 4 :Penyuluhan

Meja 5 :Pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya (imunisasi), dan pemberian Vitamin A

dan pemberian makanan tambahan

PELAKSANAAN

elah dilakukan pemberian vitamin A di posyandu Bunga Mawar di Jorong Balai Ahad pada tanggal 14
Februari 2020

Peserta posyandu yang terdaftar 23 orang

Dilakukan penimbangan dan pengukuran

Dilakukan pencatatan dan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Penyuluhan untuk pemberian vitamin A

Pelayanan kesehatan sesuai yang dibutuhkan, seperti pemberian imunisasi (DPT 1 orang, BCG 2 orang,
polio 3 orang) dan pemberian vitamin A sebanyak 7 orang ( Kapul Biru 100.000 IU 2 orang, Kapsul Merah
200.000 IU 5 orang.

Pemberian makanan tambahan( biskuit dan telur).

 MONITORING & EVALUASI

Pemberian vitamin A di posyandu Bunga Mawar di Jorong Balai Ahad sudah cukup baik, hanya saja
masih kurangnya jumlah anak yang datang untuk mendapatkan vitamin A, kurangnya pengetahuan ibu
tentang manfaat dan efek samping kekurangan dari vitamin A, kurangnya pengetahuan ibu tentang
waktu yang telah ditentukan untuk pemberian vitamin A. Kurang aktifnya peran kader untuk
memberitahukan bulan pemberian vitamin A.

3. F1

Judul PENILAIAN KEBERHASILAN POSYANDU LANSIA


LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
yang dimaksud dengan lanjut Usia (Lansia) adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber dya masyarakat (UKBM) untuk
melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaanya dilakukan oleh masyarakat
bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) , lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah.

Proporsi penduduk diatas 60 tahun di dunia diperkirakan akan terus meningkat. Perkiraan peningkatan
dari tahun 2000 sampai 2050 akan berlipar ganda dari 11% menjadi 22%. Dari tahun 2010-2014
pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun terus meningkat, dari 3,54 juta per tahun menjadi 3,70
juta per tahun.

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga
penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia. Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada lanjut
usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain hipertensi,atritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) dan Diabetes Melitus (DM).

PERMASALAHAN

Penilaian keberhasilan pembinaan lansia melalui kegiatan pelayanan kesehatan diposyandu, dilakukan
dengan menggunakan data pencatatan, pelaporan, pengamatan khusu dan penelitian. Keberhasilan itu
dapat dinilai dari menigkatnya sosialisasi masyarakat lansia, berkembangnya jumlah lembaga
pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia, berkembangnya jangkauan pelayanan
kesehatan bagi lansia, penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit lansia. Pada saat ini
masih sedikitnya lansia yang datang untuk mengikuti kegiatan posyandu, Ada beberapa faktor yang
menyebabkan posyandu lansia belum terlaksanakan secara maksimal

Masih ada beberapa lansia yang tidak mengetahui keberadaan dan manfaat dari posyandu lansia. Contohnya kurangnya
informasi kapan dan dimana akan dilaksanakan posyandu lansia, kurang peran aktif dari kader untuk mengumumkan
posyandu lansia.

Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar atau mendampingi untuk datang ke posyandu lansia. Dukungan keluarga
sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.

Masih kurangnya obat-obatan yang disedediakan untuk kegiatan posyandu lansia.

Masih kurangnya pemberian makanan tambahan lansia pada saat dilakukannya posyandu lansia.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Akan dilaksanakan posyandu lansia

Meja 1 : Pendaftaran

Meja 2 : pengukuran TB, BB dan Tekanan darah

Meja 3 : Pencatatan ( pengisian Kartu Menuju sehat)

Meja 4 : Penyuluhan ( penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan)
Meja 5 : Pelayanan Medis ( Pemeriksaan dan Pengobotan ringan)

 PELAKSANAAN

Telah dilakukan posyandu lansia di Silayang Jorong Parit Panjang pada tanggal 10 Februari 2020

Peserta yang datang untuk posyandu 5 orang

Dilakukan pengukuran BB, TB dan tekanan darah

Memberikan penyuluhan perseorangan berdasarkan keluhan pasien

Kemudian memberikan terapi sesuai keluhan pasien

MONITORING & EVALUASI

Posyandu lansia di Silayang sudah cukup baik, hanya saja masih sedikitnya lansia yang datang ke posyandu lansia.
kurangnya informasi tentang jadwal posyandu lansia, kurangnya obat-obatan yang disediakan, tidak ada dukungan dari
keluarga merupakan salah satu faktor yang membuat berkurangnya peserta posyandu lansia.

Anda mungkin juga menyukai