Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

VALIDITAS

Oleh:

Devita Lely Wuriandari (5217013)

Masfhiyatus Sholichah (5217005)

Syarifah (5217008)

PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

PETERONGAN JOMBANG

2019

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “validitas ”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu seingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jombang, 28 September 2019

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

Daftar Isi..........................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4

1.3 TUJUAN................................................................................................................................4

BAB 2..............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

1. Validitas Instrumen...............................................................................................................5

2. Macam-macam Validitas......................................................................................................6

3. Cara Menghitung Validitas Alat Ukur..................................................................................9

4. Validitas butir soal atau validitas item................................................................................10

5. Tes terstandar sebagai kriterium dalam menentukan validitas...........................................11

6. Validitas faktoran................................................................................................................11

BAB 3............................................................................................................................................12

PENUTUP.....................................................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ketentuan penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan
yang dievaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar
dapat diperoleh data valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika
pernyataan tersebut dibalik, instrument evaluasi dituntut untuk valid karena diinginkan dapat
diperoleh data yang valid. Dengan kata lain, instrument evaluasi dipersyaratkan valid agar
hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid.
Dalam pembicaraan ini akan dikemukakan apa itu validitas dan jenis-jenis validitas. Jenis
validitas yang pertama menyangkut soal secara keseluruhan yang akan di bahas pada bab
selanjutnya. Disusul pembahasan validitas yang kedua, yakni validitas yang menyangkut
butir soal atau item dan validitas factor yang menyangkut bagian materi

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari validitas ?
2. Jelaskan macam-macam validitas!
3. Bagaimana cara menghitung kevalid an sebuah instrument?

1.3 TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami apa itu validitas
2. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam validitas
3. Agar mahasiswa dapat menguji kevalid an suatu instrumen

4
BAB 2

PEMBAHASAN
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan dari kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Scarvia B. Anderson dkk yang dikutip
Suharsimi Arikunto menyatakan : “A test is valid it measures what it purpose to measure – suatu
tes dikatakan valid apanila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.” Valid berarti shahih,
artinya keabsahan instrumen itu tidak diragukan lagi. Suatu tes atau nontes dari alat ukur atau
instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya atau memberika hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
itu. Hasil ukur dari pengukuran merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat dan fakta
atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. Diberikan tes kepada sekelompok orang
misalkan berhubungan dengan kemampuan mekanik terhadap mobil, maka skor yang diperoleh
berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengendarai mobil dan memperbaiki mobil
bukan kemampuan seseorang berkenaan dengan pengetahuan tentang mobil seperti, macam-
macam mobil, jenis mobil yang baik, dan sebagainya. Contoh lain misalkan guru memberi tes
tentang penalaran kritis seorang siswa berkaitan dengan soal konsep matematika, maka skor
yang diperoleh dari hasil mengukur kemampuan siswa dalam indicator penalaran kritis terhadap
soal matemayika, bukan skor yang berkaitan dengan kemampuan penerapan konsep
matematika, atau kamampuan menyelesaikan soal cerita dalam matematika.

Validitas instrumen mempermasalahkan apakah instrumen atau tes tersebut benar-benar


mengukur apa yang hendak diukur. Cureton dalam tahun 1978 yang dikutip Djaali mengatakan :
“The essential question of test validity is how well a test does the job it it employed to do.”
Maksudnya seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang
sesungguhnya dari objek ukur akan tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan.
Menurut Gay (1983) dalam sukardi, 2007 suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang
digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seorang guru atau pendidik hendaknya
melakukan tes terhadap siswanya apakah mereka dapat menguasai pengetahuan yang diajarkan.

5
Pada tahun 1975 Cronbach menyatakan bahwa suatu alat ukur yang valid untuk tujuan
tertentu atau pengambilan keputusan tertentu mungkin tidak valid untuk tujuan atau pengambilan
keputusan lain. Validitas suatu tes atau alat ukur harus dikaitkan dengan tujuan, agar soal tes atau
nontes yang disusun terarah berangkat dari tujuan pembelajaran yang ditentukan. Untuk itu perlu
di pahami keberadaan indikator kompetensi suatu pokok bahasan atau subpokok bahasan.

Berdasarkan pengertian di atas tentang validitas dapatlah disimpulkan definisi validitas adalah
derajat yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur tes atau nontes
dalam melakukan fungsi ukurnya benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Alat ukur itu
hanya valid untuk suatu tujuan, tidak universal. Contoh seorang guru membuat tes matematika
yang valid untuk satuan pendidikan SMA belum tentu valid untuk SMK, walaupun pokok
bahasannya sama misalkan statistic. Derajat validitas hanya berlaku untuk suatu kelompok
tertentu yang memang telah direncanakan pemakainya oleh si pembuat instrumen.

2. Macam-macam Validitas
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Hal
yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh
validitas empiris (empirical validity). Dua hal inilah yang dijadikan dasar pengelompokan
validitas tes.

Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.

a. Validitas logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” yang berasal dari kata “logika”,
yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah
instrumen evalusi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrument yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang
terpenuhi karena instrument yang bersangkutan sudah dirancang secar baik,
mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
instrument yang sudah disusun berdasarkan teori penyusunan instrument, secara logis
sudah valid. Dari penjelasan tersebut kita dapat memahami bahwa validitas logis
dapat dicapai apabila instrument disusun mengikuti ketentuan yang ada. Dengan
demikian dapat disimpulakan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya, tetapi
langsung diperoleh sesudah instrument tersebut selesai disusun.

6
Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrument, yaitu :
validitas isi dan validitas konstrak (construct validity). Validitas isi bagi sebuah
instrument menunjuk suatu kondisi sebuah instrument yang disusun berdasarkan isi
materi pelajaran yang dievaluasi. Selanjutnya validitas konstrak sebuah instrument
menunjuk suatu kondisi sebuah instrument yang disusun berdasarkan konstrak aspek-
aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi.
b. Validitas empiris

Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”.


Sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah di uji
dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat diakui jujur oleh
masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut memang
jujur. Contoh lain, seseorang dapat dikatakan kreatif apabila dari pengalaman
dibuktikan bahwa orang tersebut sudah banyak menghasilkan ide-ide baru yang
diakui berbeda dari hal-hal yang sudah ada. Dari penjelasan dan contoh-contoh
tersebut diketahui bahwa validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan
menyusun instrument berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi
harus dibuktikan melalui pengalaman.

Ada dua macam validitas empiris, yakni ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
menguji bahwa sebuah instrument memang valid. Pengujian tersebut dilakukan
dengan membandingkan kondisi instrument yang bersangkutan dengan kriterium atau
sebuah ukuran. Kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondisi instrument
dimaksud ada dua, yaitu : yang sudah tersedia dan yang belum ada tetapi akan terjadi
di waktu yang akan datang. Bagi instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium
yang sudah tersedia, yang sudah ada, disebut memiliki validitas “ada sekarang”, yang
dalam istilah bahasa inggris disebut memiliki concurrent validity. Selanjutnya
instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang diramalkan akan terjadi,
disebut memiliki validitas ramalan atau validitas prediksi, yang dalam istilah bahasa
inggris disebut memiliki predictive validity.

Dari uraian adanya dua jenis validitas, yakni validitas logis yang ada dua macam,
dan validitas empiris, yang juga ada dua macam, maka secara keseluruhan kita

7
mengenal adanya empat validitas, yaitu : 1. Validitas isi, 2. Validitas konstrak, 3.
Validitas “ada sekarang”, 4. Validitas predictive

Dua yang pertama yakni 1 dan 2 dicapai melalui penyusunan berdasarkan


ketentuan atau teori, sedangkan 2 berikutnya , yakni 3 dan 4 dicapai atau diketahui
sesudah dibuktikan melalui pengalaman.

Adapun penjelasan masing-masing veliditas adalah sebagai berikut

1. Validitas isi (contens validity)


Suatu tes dikatakan validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi
yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut
validitas kurikuler.
2. Validitas konstruksi (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki baliditas konstruksi apabila butir-butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir
soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang
menjadi tujuan instruksional.
Validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan
memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK. Pengerjaannya
dilakukan berdasarkan logika, bukan pengalaman.
3. Validitas “ada sekarang” (concurrent validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes
dikatakan mamiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika
ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini, hasil tes
dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang
telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada
sekarang, concurrent).
Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kreterium
atau alat banding. Maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
4. Validitas prediksi (predictive validity)

8
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan
apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang.

3. Cara Menghitung Validitas Alat Ukur


Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product
moment yang dikemukakan oleh pearson .
Rumus korelasi product moment ada 2 macam, yaitu ;
a. Korelasi product moment dengan simpangan, dan
b. Korelasi product moment dengan angka kasar

Rumus korelasi product moment dengan simpangan:

∑❑
xy
r xy =
√ ¿ ¿¿

Di mana :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
(x = x−x́ dan y= y− ý )

∑ ❑= jumlah perkalian x dengan y


xy

x 2=kuadrat dari x

y 2=kuadrat dari y

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar

N ∑ XY −(∑ X )( ∑ Y )
r xy = 2
√{N ∑ X −¿ ¿ ¿9¿ ¿
Dimana :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

4. Validitas butir soal atau validitas item


Validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi
tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan di sini bahwa sebuah item memiliki
validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item
digunakan rumus korelasi seperti yang sudah diterangkan di atas.
Ada juga cara-cara lain untuk menghitung validitas item. Salah satu cara yang
terkenal adalah menggunakan rumus y pb : yang rumus lengkapnya adalah sebagai berikut :

M P−M 1 p
γ pbi =
St √ q

Keterangan :
γ pbi =koefisien korelasi biseral
M P =rerata skor dari subjek yang menjawabbetul bagi item yang dicari validitasnya
M 1=rerata skor total
St =standar devisi dari skor total proporsi
p= proporsi siswa yang menjawabbenar

( p= banyaknya siswa yang benar


jumlah seluruh siswa )
q= proporsi siswa yang menjawab salah(q=1−p)

10
5. Tes terstandar sebagai kriterium dalam menentukan validitas
Tas standart adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin
kebaikannya. Sebuah tes standart biasanya memiliki identitas antara lain : sudah dicobakan
berapa kali dan dimana , berapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya
pembeda dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu. Cara menentukan validitas soal yang
menggunakan tes terstandart sebagai kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien
validitas yang diperoleh dengan koefisien validitas tes terstandart tersebut.

6. Validitas faktoran
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir atau item, masih ada lagi
yang perlu diketahui lagi validitasnya, yaitu factor-faktor atau bagian keseluruhan materi.
Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok-pokok bahasan atau mungkin
sekelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.
Contoh :guru akan mengevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok bahasan , yaitu : bunyi,
cahaya, dan listrik. Untuk keperluan ini guru tersebut membuat 30 butir soal, untuk bunyi 8
butir, untuk cahaya 12 butir, dan untuk listrik 10 butir.
Apabila guru imgin mengetahui validitas factor , maka ada 3 faktor dalam soal ini. Seperti
halnya pengertian validitas butir, pengertian validitas vaktor adalah sebagai berikut : buitr-
butir soal dalam factor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap
soal-soal secara keseluruhan. Sebagai tanda bahwa butir-butir factor tersebut mempunyai
dukungan yang besar terhadap seluruh soal, yakni apabila jumlah skor untuk butir-butir
factor tersebut menunjukkan adanya kesejajaran dengan skor total. Agar lebih jelas
perhatikan contoh table analisis butir tersebut.

11
BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Definisi validitas adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur tes atau nontes dalam melakukan fungsi ukurnya benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur. Alat ukur itu hanya valid untuk suatu tujuan, tidak
universal.
Macam-macam validitas ada 2 yaitu validitas logis (logical validity) dan hal yang
kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity). Ada dua macam validitas logis
yang dapat dicapai oleh sebuah instrument, yaitu : validitas isi dan validitas konstrak
(construct validity). Ada dua macam validitas empiris, yakni ada dua cara yang dapat
dilakukan untuk menguji bahwa sebuah instrument memang valid.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product
moment yang dikemukakan oleh pearson.
Rumus korelasi product moment ada 2 macam, yaitu ;
c. Korelasi product moment dengan simpangan, dan
d. Korelasi product moment dengan angka kasar

12
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi 2), Jakarta: Bumi
Aksara
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Rajawali Pers

13

Anda mungkin juga menyukai