Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN

PENULARAN DAN PERAWATAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


TRAWAS KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2019

ABSTRAK
Hajar Istiqomah Siti, Sulthony Akbar Faiq, Razif Iqbal, Fristy Armatheina Putu. 2019.
Hubungan Pengetahuan Keluarga Terhadap Sikap Pencegahan Penularan dan
Perawatan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Trawas Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto Tahun 2019. Laporan Penelitian, Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Program Studi Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya. Pembimbing : Ayu Cahyani N., dr, MKKK
.
Hasil riset Riskesdas (2010) menunjukkan bahwa penularan TB paru sebagian besar
terjadi pada keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan TB paru pula.Bakteri TB paru
merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untuk
mengobatinya, Dalam pengawasan keteraturan minum obat penderita TB Paru, diperlukan
peran penting keluarga sebagai unit terdekat dengan penderita, sehingga pengetahuan dan
persepsi keluarga tentang TB Paru sangat di perlukan oleh keluarga agar mendukung dalam
proses penyembuhan penderita TB Paru dalam keluarga. Peran keluarga sesuai dengan tugas-
tugas keluarga dalam bidang kesehatan salah satunya adalah memberikan perawatan kepada
anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya yang terlalu muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan Keluarga Terhadap Sikap Pencegahan Penularan dan Perawatan TB Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Trawas Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Tahun 2019
Penelitian ini menggunakan pendekatan case control. populasi pada penelitian ini
adalah keseluruhan keluarga di dekat tempat tinggal pasien TB Paru yang memenuhi kriteria
inklusi. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 40 responden. Analisis data yang
digunakan adalah uji Chi- Square Test. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan pengetahuan keluarga terhadap sikap pencegahan penularan dan perawatan TB
paru di wilayah kerja puskesmas trawas kecamatan trawas kabupaten mojokerto tahun 2019,
terbukti dengan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,006, atau dapat diartikan lebih
kecil dari 0,05.

Kata Kunci : TB Paru, Pengetahuan, Sikap, Pencegahan ,Penularan Perawatan.

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 1


CORRELATION BETWEEN FAMILY KNOWLEDGE, TOWARDS ATTITUDES
ON PULMONARY TUBERCULOSIS TRANSMISSION AND PREVENTION IN THE
WORKING AREA OF TRAWAS HEALTH CENTER, TRAWAS, MOJOKERTO
2019.

ABSTRACT
Hajar Istiqomah Siti, Sulthony Akbar Faiq, Razif Iqbal, Fristy Armatheina, Putu. 2019.
Correlation Between Family Knowledge, Towards Attitudes On Pulmonary
Tuberculosis Transmission And Prevention In The Working Area Of Trawas Health
Center, Trawas, Mojokerto 2019. Research Report, Public Health Sciences. Medical
Education Program, Faculty Of Medicine, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Advisor : Ayu Cahyani N., dr, MKKK

Riskesdas research results (2010) showed that the transmission of pulmonary TB


mostly occurs in families who have family members with pulmonary TB as well. Pulmonary
TB bacteria are very strong bacilli so that it takes a long time to treat them. an important
role of the family is needed as the closest unit to the patient, so that family knowledge and
perceptions about pulmonary TB is needed by the family to support the healing process of
pulmonary TB patients in the family. The role of the family is in accordance with family
duties in the health sector, one of which is to provide care to family members who are sick
and unable to help themselves because they are disabled or are too young. This study is
aimed to determine the Correlation Between Family Knowledge, Towards Attitudes On
Pulmonary Tuberculosis Transmission And Prevention In The Working Area Of Trawas
Health Center, Trawas, Mojokerto 2019.
This study uses a case control approach. The study population was all family near
the residence of pulmonary TB patients who fulfilled the inclusion criterias. A total of 40
respondents were obtained. Data were analyzed by Chi-square test. We found a Correlation
Between Family Knowledge, Towards Attitudes On Pulmonary Tuberculosis Transmission
And Prevention In The Working Area Of Trawas Health Center, Trawas, Mojokerto with a
significance of 0,006, which is < 0,05.
Key words : Tuberculosis, Knowledge, Attitude, Transmission And Prevention.

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2


PENDAHULUAN pasien untuk mengkonsumsi
obat. Apabila ini dibiarkan
Tuberkulosis (TB) dampak yang akan muncul jika
adalah penyakit infeksi yang penderita berhenti minum obat
menyerang parenkim paru. adalah munculnya kuman
Tuberkulosis dapat juga tuberkulosis yang resisten
ditularkan ke bagian tubuh terhadap obat, jika ini terus
lainya, termasuk meningen, terjadi dan kuman tersebut
ginjal, tulang, dan nodus limfe. terus menyebar pengendalian
Pengobatan TB terbagi menjadi obat tuberkulosis akan semakin
2 fase yaitu fase intensif (2-3 sulit dilaksanakan dan
bulan) dan fase lanjutan 4 atau meningkatnya angka kematian
7 bulan. Paduan obat yang terus bertambah akibat
digunakan terdiri dari paduan penyakit tuberkulosis.
obat utama dan tambahan
(Smeltzer dan Bare, 2002). Di Indonesia TB Paru
adalah merupakan pembunuh
Penyebaran nomor satu diantara penyakit
tuberkulosis melalui inhalasi menular dan merupakan penyebab
droplet yang mengandung kematian nomor tiga setelah
kuman-kuman basil tuberkel jantung dan penyakit pernapasan
yang berasal dari orang yang akut pada seluruh kalangan usia.
terinfeksi. Penularan Menurut Riskesdas (2010) insiden
tuberkulosis paru terjadi karena penyakit TB paru 3-4% secara
kuman dibatukkan atau nasional tiap tahunnya. Di
dibersinkan ke luar menjadi Indonesia, diperkirakan prevalensi
droplet nuclei dalam udara TB untuk semua tipe TB adalah
yang kemudian terhirup olah 565.614 kasus pertahun, 244 per
orang yang mengalami kontak 10.000 penduduk dan 1.550 per
langsung maupun tidak hari. Insidensi penyakit TB
langsung dengan penderita TB 528.063 kasus per tahun, 228
paru (Sudoyo, 2003). kasus per 10.000 penduduk dan
Berhasil atau tidaknya 1.447 perhari. Insidensi kasus baru
pengobatan tuberkulosis 236.029 per tahun, 102 kasus per
tergantung pada pengetahuan 10.000 penduduk, dan 647 per
pasien, keadaan sosial ekonomi hari. Insidensi kasus TB yang
serta dukungan dari keluarga. mengakibatkan kematian 91.369
Tidak ada upaya dari diri kasus per tahun, 30 kasus per
sendiri atau motivasi dari 10.000 penduduk dan 250 kasus
keluarga yang kurang per hari (Depkes, 2010).
memberikan dukungan untuk Hasil riset Riskesdas (2010)
berobat secara tuntas akan menunjukkan bahwa penularan
mempengaruhi kepatuhan

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 3


TB paru sebagian besar terjadi mendukung dalam proses
pada keluarga yang memiliki penyembuhan penderita TB Paru
anggota keluarga dengan TB paru dalam keluarga. Peran keluarga
pula.Bakteri TB paru merupakan sesuai dengan tugas-tugas
bakteri basil yang sangat kuat keluarga dalam bidang kesehatan
sehingga memerlukan waktu yang salah satunya adalah memberikan
lama untuk mengobatinya, perawatan kepada anggota
disamping rasa bosan karena harus keluarga yang sakit dan tidak
minum obat dalam waktu yang dapat membantu dirinya sendiri
lama seseorang penderita kadang- karena cacat atau usianya yang
kadang juga berhenti minum obat terlalu muda, misalnya keluarga
sebelum massa pengobatan belum mengingatkan/memonitor waktu
selesai hal ini dikarenakan minum obat, mengontrol
penderita belum memahami persediaan obat, mengantarkan
bahwa obat harus ditelan penderita control (Fitaliyanti,
seluruhnya dalam waktu yang 2009)
telah ditentukan, serta
pengetahuan yang kurang tentang Data yang dihimpun dari
penyakit sehingga akan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
mempengaruhi kepatuhan untuk menyatakan, jumlah temuan kasus
berobat secara tuntas. TBC tahun 2016 mencapai 216
kasus, sedangkan tahun 2017
Kegagalan dalam mencapai 277 kasus dan pada
pengobatan TB paru dipengaruhi tahun 2018 data hingga triwulan
oleh beberapa faktor diantaranya tiga sudah mencapai 186 kasus
ketidak teraturan pasien dalam (dinkes mojokertokota, 2018).
mengkonsumsi obat atau tidak
adanya pengawan minum obat Di wilayah kerja Puskesmas
(PMO), kurangnya pengetahuan Trawas dari data yang
pasien mengenai pentingnya dikumpulkan tahun 2019 terdapat
keteraturan minum obat serta 40 pasien, pasien TB Paru
akibat efek samping dari obat mengalami peningkatan setiap
yang dikonsumsi pasien (Depkes, bulannya dimana pada bulan
2005). November 2019 terdapat 20
pasien TB Paru. diketahui bahwa
Dalam pengawasan peningkatan jumlah kejadian
keteraturan minum obat penderita tersebut, sebagian besar terjadi
TB Paru, diperlukan peran penting pada keluarga pasien yang pernah
keluarga sebagai unit terdekat menderita TB paru. Fenomena ini
dengan penderita, sehingga menunjukkan bahwa masih
pengetahuan dan persepsi kurangnya pengetahuan dan
keluarga tentang TB Paru sangat kesadaran keluarga tentang
di perlukan oleh keluarga agar pencegahan penularan dan

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 4


perawatan pasien TB paru, keluarga sekitar rumah pasien
sehingga kuman bakteri TB paru dengan teknik pengambilan sampel
sangat mudah menyebar ke secara Proporsional Sampling.
anggota keluarga lainnya. Dengan perbandingan antara kasus :
kontrol = 1:4, dimana sampel terdiri
Berdasarkan latar belakang dari 8 responden sebagai kelompok
tersebut maka hal itu menjadi kasus dan 32 responden sebagai
dasar bagi penulis untuk kelompok kontrol, sehingga jumlah
mengetahui "Hubungan sampel secara keseluruhan adalah
Pengetahuan Keluarga Terhadap 40 sampel.
Sikap Pencegahan Penularan dan
Perawatan TB Paru di Wilayah Lokasi dan Waktu Penelitian
Kerja Puskesmas Trawas
Kecamatan Trawas Kabupaten Penelitian ini akan
Mojokerto Tahun 2019" karena dilaksanakan di Desa Tamiajeng
adanya peningkatan kejadian TB dan Desa Ketapanrame, Kecamatan
paru serta kurangnya pengetahuan Trawas Kabupaten Mojokerto pada
dan sikap keluarga pasien bulan Desember 2019.
terhadap upaya pencegahan dan Pengumpulan Data
penularan kejadian TB paru.
Data primer diperoleh dari
data pegetahuan dan sikap keluarga
METODE PENELITIAN yang diperoleh dari kuesioner. data
sekunder diperoleh dari catatan
Rancangan Penelitian medis pasien, kemudian dilakukan
pencatatan data yang diperlukan.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan case control mengenai Analisis Data
hubungan pengetahuan keluarga a. Analisa Univariat
terhadap sikap pencegahan Analisis univariat dilakukan
penularan dan perawatan TB Paru. untuk melihat distribusi
Populasi dan sampel frekuensi dari masing-masing
variabel bebas (pengetahuan
Populasi pada penelitian ini keluarga), variabel terikat
adalah keseluruhan keluarga di (sikap pencegahan penularan
dekat tempat tinggal pasien TB dan perawatan TB Paru).
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Trawas Kecamatan Trawas b. Analisa Bivariat
Kabupaten Mojokerto Tahun 2019 Analisis bivariat digunakan
yang memenuhi kriteria inklusi untuk mengetahui hubungan
pada penelitian ini. Sampel kasus antara variabel bebas yaitu
diambil dari Rekam Medis, pengetahuan keluarga dengan
sedangkan kontrol diambil dari variabel terikat yaitu sikap
pencegahan penularan dan

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 5


perawatan TB Paru, Analisis (42,5%) yang mempunyai
data dalam penelitian ini pendidikan SMA ke bawah.
menggunakan program
pengolahan data yaitu SPSS Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi
dengan uji statistik yang Pengetahuan Responden di
digunakan adalah uji Chi- Puskesmas Trawas Kecamatan
Square. Trawas Kabupaten Mojokerto
pada bulan Desember 2019.
HASIL PENELITIAN
Pengetahua Frekuen Persentas
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi n si e%
Pendidikan Responden di Kurang 13 32,5
Puskesmas Trawas Kecamatan Baik 27 67,5
Trawas Kabupaten Mojokerto pada Total 40 100.0
bulan Desember 2019. Sumber: Hasil Survei,2019

Pendidika Frekuensi Persentase


n %
Rendah (<
17 42,5
SMA) 32.5
Kurang
Tinggi (≥
23 57,5 Baik
SMA) 67.5
Total 40 100.0
Sumber: Hasil Survei, 2019

Gambar 5.2 Grafik


Berdasarkan Pengetahuan
Responden
42.5 Rendah (< Berdasarkan tabel 5.2 dan
57.5 SMA)
Tinggi (≥ SMA)
grafik 5.2 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan yang
baik yaitu sebanyak 40 orang
(91,1%).
Gambar 5.1 Grafik Berdasarkan
Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.1 dan
Grafik 5.1 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden
mempunyai pendidikan tinggi atau
SMA ke atas yaitu sebanyak 23
orang (57,5%) hanya 17 orang

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 6


37.5
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kurang
Sikap Responden di Puskesmas 62.5
Baik
Trawas Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto pada
bulan Desember 2019.

Sikap Frekue Persent Gambar 5.3 Grafik


nsi ase % Berdasarkan Sikap Responden
Tidak
Berdasarkan tabel 5.3 dan
Menduk 15 37,5
grafik 5.3 menunjukkan bahwa
ung
sebagian besar responden
Menduk
25 62,5 sebanyak 25 orang (62,5%)
ung
mempunyai sikap yang baik.
Total 40 100.0
Sumber: Hasil Survei
Tabel 5.4 Hubungan Pendidikan Terhadap Sikap Pencegahan Penularan
dan Perawatan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Trawas Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto Tahun 2019
Sikap
Pendidikan Tidak Total OR p-value
mendukung
mendukung
Rendah (< SMA) 11 (64,7%) 6 (35,3%) 17 (100%)
Tinggi (≥ SMA) 4 (17,4%) 19 (82,6%) 23 (100%) 8,708 0,002
Total 15 (37,5%) 25 (62,5%) 40 (100%)
Sumber: Hasil survey,2019

Tabel 5.4 menunjukkan pencegahan penularan dan


bahwa responden dengan perawatan TB Paru, sedangkan
pendidikan rendah atau di bawah pada kelompok responden dengan
SMA/SMK 64,7% diantaranya pendidikan tinggi 17,4%
mempunyai sikap yang tidak diantaranya mempunyai sikap
mendukung pada pencegahan yang tidak mendukung pada
penularan dan perawatan TB Paru pencegahan penularan dan
dan 35,3% lainnya mempunyai perawatan TB Paru dan 82,6%
sikap yang mendukung pada lainnya mempunyai sikap yang

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 7


mendukung pada pencegahan Kecamatan Trawas Kabupaten
penularan dan perawatan TB Paru. Mojokerto Tahun 2019. Odd
Perbedaan ini diperkuat dengan Ratio sebesar 8,708 besaran Odd
hasil uji chi square dengan taraf Ratio ini memberikan pengertian
confidence interval (CI) 95% bahwa responden yang
diperoleh signifikansi (P) = 0,002 mempunyai pendidikan rendah
(< 0,05), sehingga H0 ditolak yang akan mempunyai risiko 8,708 kali
berarti ada hubungan antara bersikap tidak mendukung dalam
pendidikan terhadap sikap pencegahan penularan dan
pencegahan penularan dan perawatan TB Paru dari pada
perawatan TB Paru di Wilayah responden yang mempunyai
Kerja Puskesmas Trawas pendidikan tinggi.

Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Keluarga Terhadap Sikap Pencegahan Penularan


dan Perawatan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Trawas Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto Tahun 2019
Sikap
Pengetahuan Tidak Total OR p-value
mendukung
mendukung
Kurang 9 (69,2%) 4 (30,8%) 13 (100%)
Baik 6 (22,2%) 21 (77,8%) 27 (100%) 7,875 0,006
Total 15 (37,5%) 25 (62,5%) 40 (100%)
Sumber: Hasil survei, 2019

Tabel 5.5 menunjukkan sikap yang mendukung pada


bahwa responden dengan pencegahan penularan dan
pengetahuan kurang baik 69,2% perawatan TB Paru. Perbedaan ini
diantaranya mempunyai sikap diperkuat dengan hasil uji Fisher's
yang tidak mendukung pada Exact Test(Karena expected count
pencegahan penularan dan less than 5> 20%)dengan taraf
perawatan TB Paru dan 30,8% confidence interval (CI) 95%
lainnya mempunyai sikap yang diperoleh signifikansi (P) = 0,006
mendukung pada pencegahan (< 0,05), sehingga H0 ditolak yang
penularan dan perawatan TB Paru, berarti ada hubungan antara
sedangkan pada kelompok pengetahuan keluarga terhadap
responden dengan pengetahuan sikap pencegahan penularan dan
baik 22,2% diantaranya perawatan TB Paru di Wilayah
mempunyai sikap yang tidak Kerja Puskesmas Trawas
mendukung pada pencegahan Kecamatan Trawas Kabupaten
penularan dan perawatan TB Paru Mojokerto Tahun 2019. Odd
dan 77,8% lainnya mempunyai Ratio sebesar 7,875 besaran Odd

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 8


Ratio ini memberikan pengertian dalam pencegahan penularan dan
bahwa responden yang perawatan TB Paru dari pada
mempunyai pengetahuan kurang responden yang mempunyai
baik akan mempunyai risiko 7,875 pengetahuan yang baik.
kali bersikap tidak mendukung

(Zanani, 2009).Pendidikan dan


informasi sangat mempengaruhi
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan dan
pengetahuan berhubungan dengan
sikap pencegahan penularan dan perilaku seseorang terutama dalam
perawatan TB Paru di Wilayah Kerja sikap untuk berperan serta dalam
Puskesmas Trawas Kecamatan Trawas pembangunan kesehatan.Adanya
Kabupaten Mojokerto Tahun 2019. informasi tersebut dapat menuntun
manusia untuk berbuat dan mengisi
Tingkat pendidikan masyarakat kehidupan, keselamatan dan
berhubungan dengan sikap pencegahan kebahagiannya (Notoatmodjo, 2007).
penularan dan perawatan TB Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Trawas Secara umum pendidikan
Kecamatan Trawas Kabupaten merupakan suatu upaya yang
Mojokerto Tahun 2019.Cara direncanakan untuk mempengaruhi
berperilaku seseorang dipengaruhi oleh orang lain, baik individu, kelompok,
tingkat pengetahuan seseorang akan atau masyarakat sehingga terwujud
suatu hal sedangkan tingkat suatu tindakan yang diharapkan oleh
pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pelaku pendidikan (Notoatmodjo,
pendidikan seseorang. Semakin tinggi 2007). Tingkat pendidikan seseorang
tingkat pendidikan seseorang maka akan berpengaruh terhadap tingkat
semakin banyak informasi yang pengetahuan sehingga berdampak pada
diterima dan kemampuan untuk cara berperilaku dalam kehidupan
menerima informasi menjadi lebih sehari-hari, khususnya dalam
baik.Tingkat pendidikan seseorang berperilaku hidup bersih dan sehat.
mempengaruhi pula jenis pekerjaan Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
dan berakhir pada tingkat ekonomi belum tentu selalu mempengaruhi
dalam suatu keluarga. timbulnya sikap atau tindakan yang
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
Semakin rendah tingkat (Zanani,2009).
pendidikan seseorang dan sumber
informasi yang kurang maka dapat Hasil penelitian juga
berdampak pada rendahnya menunjukkan bahwa responden
kemampuan individu tersebut dalam dengan pengetahuan kurang baik
menyelesaikan masalah (koping) 69,2% diantaranya mempunyai sikap

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 9


yang tidak mendukung pada dengan taraf confidence interval (CI)
pencegahan penularan dan perawatan 95% diperoleh signifikansi (P) = 0,006
TB Paru dan 30,8% lainnya (< 0,05), sehingga H0 ditolak yang
mempunyai sikap yang mendukung berarti ada hubungan antara
pada pencegahan penularan dan pengetahuan keluarga terhadap sikap
perawatan TB Paru, sedangkan pada pencegahan penularan dan perawatan
kelompok responden dengan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
pengetahuan baik 22,2% diantaranya Trawas Kecamatan Trawas Kabupaten
mempunyai sikap yang tidak Mojokerto Tahun 2019. Odd Ratio
mendukung pada pencegahan sebesar 7,875 besaran Odd Ratio ini
penularan dan perawatan TB Paru dan memberikan pengertian bahwa
77,8% lainnya mempunyai sikap yang responden yang mempunyai
mendukung pada pencegahan pengetahuan kurang baik akan
penularan dan perawatan TB Paru. mempunyai risiko 7,875 kali bersikap
tidak mendukung dalam pencegahan
Wawan dan Dewi (2011) penularan dan perawatan TB Paru dari
mengatakan bahwa Pengetahuan pada responden yang mempunyai
merupakan hasil dari “Tahu” yang pengetahuan yang baik.
terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek Maka dari itu penelitian ini
tertentu. Menurut fungsinya menunjukkan bahwa semakin baik
pengetahuan merupakan dorongan tingkat pengetahuan keluarga semakin
dasar untuk ingin tahu, untuk mencari mecegah penularan tuberkulosis paru
penalaran, dan untuk pada keluarga, hal ini dapat
mengorganisasikan pengalamannya. dikarenakan pengetahuan yang
Adanya unsur pengalaman yang dimiliki keluarga akan berpengaruh
semula tidak konsisten dengan apa terhadap sikap dan perilaku dalam
yang diketahui oleh individu akan pencegahan penularan tuberkulosis
disusun, ditata kembali dan diubah paru. Pengetahuan dan sikap
sedemikian rupa, sehingga tercapai merupakan penunjang dalam
suatu konsistensi (Niven, 2012). melakukan perilaku sehat
Semakin baik pengetahuan, maka (Notoatmodjo, 2007).
sikap dan perilaku yang ditimbulkan
juga semakin baik, begitu pula Hasil penelitian ini sejalan
sebaliknya semakin kurang dengan penelitian Habibah (2013)
pengetahuan yang dimiliki maka terdapat hubungan yang bermakna
perilaku yang ditimbulkan juga antara tingkat pengetahuan keluarga
semakin mengarah ke negative (I terhadap perilaku pencegahan
Made dkk, 2014) penularan penyakit TB Paru. Dimana
telah diketahui bahwa pengetahuan
Hasil ini diperkuat dengan hasil sangat erat kaitannya dengan
uji Fisher's Exact Test(Karena pendidikan dimana diharapkan
expected count less than 5> 20%) seseorang dengan pendidikan tinggi,

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 10


maka orang tersebut semakin luas pengetahuan keluarga dengan
pengetahuannya. Namun perlu sikap pencegahan penularan
ditekankan bahwa seseorang yang dan perawatan TB Paru di
berpendidikan rendah tidak mutlak Wilayah Kerja Puskesmas
berpengetahuan rendah pula. Trawas Kecamatan Trawas
Pengetahuan seseorang tentang suatu Kabupaten Mojokerto Tahun
objek juga mengandung dua aspek 2019.
yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek inilah akhirnya akan
menentukan sikap dan perilaku B. Saran
seseorang terhadap obyek tertentu Berdasarkan kesimpulan di atas
(Budiman, 2013). maka dapat di ambil beberapa
saran sebagai berikut :
Keterbatasan dalam penelitian
ini adalah ada beberapa faktor yang 1. Bagi keluarga dan
memengaruhi pengetahuan dan upaya masyarakat, hasil penelitian
pencegahan yang tidak dikendalikan ini menjadi masukan untuk
oleh peneliti seperti ekonomi, mengetahui informasi tentang
pekerjaan, kultur, pengalaman, sikap, pentingnya pengetahuan
fasilitas kesehatan, dan dukungan keluarga dengan upaya
orang lain,sehingga berpengaruh pencegahan penularan
terhadap hasil. tuberkulosis paru pada
keluarga.
2. Bagi instansi terkait agar
PENUTUP dapat lebih menjangkau
masyarakat yang minim
A. Kesimpulan informasi di daerah pelosok
Berdasarkan pada analisis untuk memeriksakan dahak,
dan pembahasan pada bab serta meningkatkan promosi
sebelumnya maka dapat kesehatan utamanya tentang
disimpulkan sebagai berikut: TB paru, gejala serta
1. Hasil penelitian menunjukkan penanganan melalui
bahwa sebagian besar kerjasama dengan tokoh
responden mempunyai agama dan tokoh masyarakat
pengetahuan yang baik yaitu di dusun setempat. Selain itu
sebanyak 27 orang (67,5%). diharapkan mampu
2. Hasil penelitian menunjukkan memberikan informasi yang
bahwa sebagian besar memadai mengenai
responden sebanyak 25 orang pemeriksaan dahak secara
(62,5%) mempunyai sikap lengkap baik itu tentang
yang baik. prosedur ataupun informasi
3. Hasil penelitian menunjukkan secara umum yang diperlukan
bahwa ada hubungan antara oleh masyarakat tentang

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 11


penularanTB Paru dari orang Dinas kesehatan Mojokerto Kota.
serumah, dari tetangga dekat 2018. TB Paru. [serial online].
untuk mencegah agar tidak https://mojokertokab.go.id. [ 4
tertular bakteri TB Paru. Desember 2019].
3. Bagi peneliti selanjutnya
disarankan untuk memperluas
jumlah sampel penelitian,
jenis desain penelitian, dan
variabel yang berbeda untuk
mengetahui faktor lain yang Fitaliyanti, 2009, Hubungan Peran
mempengaruhi sikap Keluarga dengan Tingkat
pencegahan penularan dan Kepatuhan Minum obat
perawatan TB Paru. penderita TB Paru, dikases dari
http://skripsistikes.wordpress.c
om/
DAFTAR PUSTAKA 2009/07/15/new000020220222
20kp/
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Habibah. (2013). Hubungan tingkat
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. pengetahuan keluarga tentang
tb paru terhadap perilaku
Ayunindia, 2011, Penyebab Cara pencegahan penularan
Penularan Penyakit-TBC, penyakit tb paru.
diakses dari http://repository.unri.ac.id/xml
http://ayunindya.onsugar.com/ ui/bitstream/handle/123456789
Penyebab-Cara-Penularan- /4238/JUR N AL
Penyakit-TBC-25200142. %20HABIBAH.pdf?
sequence=1. Diakses tanggal
Azwar, 2007, Sikap Manusia, Teori 12 Desember 2019
dan Pengukurannya,
Yogyakarta, Pustaka. Herman, 2010, Hubungan antara
Pengetahuan Keluarga dengan
Budiman dan Riyanto, A. 2013. Kapita Tindakan Perawatan Pasien
Selekta Kuesioner Pengetahuan TB Paru oleh Keluarga di
dan Sikap dalam Penelitian RSUP. H. Adam Malik Medan,
Kesehatan. Jakarta: Salemba diakses dari
Medika http://usurespiratori.com/

Dekpes RI, 2005, Pedoman Nasional Mansjoer, Arif dkk, 2000, Kapita
Penanggulangan Tuberkulosis, Selekta Kedokteran, Media
eds 9. Jakarta, Departemen Aesculapius Fakultas
Kesehatan Republik Indonesia.

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 12


Kedokteran Universitas Suarni, dkk, 2012, Hubungan
Indonesia, Jakarta. Pengetahuan dengan Sikap
Terhadap perawatan TB paru"
Niven, N. 2012. Psikologi Kesehatan dengan hasil bahwa terdapat
Pengantar Untuk Perawat dan hubungan antara pengetahuan
Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka keluarga dan sikap terhadap
Cipta perawatan pasien TB Paru,
diakses dari
Notoatmodjo, 2005, Teori dan http://skripsistikes.wordpress.c
Aplikasi Promosi Kesehatan, om/
Rineka Cipta, Jakarta. 2009/07/15/new000020220222
20kp/
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007,
Promosi Kesehatan dan Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan
Perilaku Kesehatan, Rineka Keluarga Dengan Pendekatan
Cipta, Jakarta. Keperawatan Transkultural.
Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010,
Metodologi Penelitan Sudoyo. 2003. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan, Rineka Cipta, Penyakit Dalam. Jakarta :
Jakarta. Interna Publisting

Price dan Wilson, 2006, Patofisiologi: Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawtan


Konsep Klinis Proses-Proses Keluarga. Jakarta : EGC.
Penyakit, Edisi 6, Penerbit
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu
Buku Kedokteran EGC,
Penyakit Dalam. Jakarta Balai
Jakarta.
Penerbit FKUI.
Price, Sylvia, A. 2012. Patofisiologi
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi.
Konsep Klinis Proses-Proses
(Edisi 2). Vol. 2. Jakarta :
Penyakit. (Edisi 4). Jakarta :
EGC.
EGC.
Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar
dan Pengukuran Pengetahuan,
Keperawatan Medikal Bedah.
Sikap, dan Perilaku Manusia.
(Edisi 8). Vol. 2. Jakarta :
Yogyakarta: Nuha Medika
EGC.

Jurnal | Fk – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 13

Anda mungkin juga menyukai