Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

OKSIGENASI

RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR

Disusun oleh :

CHANDRA AMAR IMAM MALIK ( 201903021)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
2019/2020
A. DEFINISI :

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (o2). Kebutuhan fisiologis


oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang dilakukan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hisupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ
atau sel. Apabila lebuih dari 4 menit orang tidak mendapat oksigen maka akan berakibat pada
kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan
oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh untuk mempertahankan hidup dan berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 30cc oksigen setiap hari (24jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolism sel. Sehingga diperlukan
fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktivitas mekanisme yang
berperan dalam suplai 02 ke seluruh tubuh dan pembuangan co2 (hasil pembakaran sel). Terapi
oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari
oksigenasi adalah untuk memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium .

B. ETIOLOGI :
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi menurut
NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada,
nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan
muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

C. KLASIFIKASI :
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a.       Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai
keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada
turun/lebih kecil.
b.      Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi,
difusi dan transportasi.
a.       Ventilasi :
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1)      Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2)      Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3)      Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut
dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan
CO² atau kontraksinya paru-paru.
b.      Difusi :
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1)      Luasnya permukaan paru-paru.
2)      Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3)     Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari
alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli
lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4)      Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.

c.       Transportasi gas :
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1)      curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2)      kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb

D. MANIFESTASI KLINIS :
a.       Suara napas tidak normal.
b.      Perubahan jumlah pernapasan.
c.       Batuk disertai dahak.
d.      Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e.       Dispnea.
f.       Penurunan haluaran urin.
g.      Penurunan ekspansi paru.
h.      Takhipnea

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.


Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan
nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas
dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas
kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif
sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).
  Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat,
kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi,
irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).

E. FAKTOR PREDISPOSISI / FAKTOR PENCETUS :


a.       Faktor Fisiologi
1)      Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
2)      Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian
atas.
3)      Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
4)      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
5)      Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,
muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.

F. KOMPLIKASI :
a. Penurunan kesadaran
b. Hipoksia
c. Disorientasi
d. Gelisah dan cemas

    G. PEMERIKSAAN PENUNJANG :


Pemeriksaan diagnostik  yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a.    Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
b.      Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c.       Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d.      Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.

   H. PENATALAKSANAAN :
a.       Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1)      Pembersihan jalan nafas
2)      Latihan batuk efektif
3)      Suctioning
4)      Jalan nafas buatan

b.      Pola Nafas Tidak Efektif


1)      Atur posisi pasien ( semi fowler )
2)       Pemberian oksigen
3)      Teknik bernafas dan relaksasi

c.       Gangguan Pertukaran Gas


1)       Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2)      Pemberian oksigen
3)      Suctioning
I.PATOFISIOLOGI :
Obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh berbagai etiologi

Fungsi pernafasan terganggu

ventilasi pernafasan obstruksi jalan nafas perubahan volume sekuncup


pengeluaran mucus yang banyak pre load dan after load serta
hipoventilasi / hiperventilasi kontraktilitas
bersihan jalan nafas tidak efektif
takipneu / bradipneu
Terganggunya difusi
o2 dan co2 di alveolus
pola nafas tidak sempurna

Gangguan
pertukaran gas
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI

A. Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :


1.      Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis,
jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan
klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2.      Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat
mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3.      Riwayat perkembangan
a.       Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b.      Bayi : 44 x/mnt
c.       Anak : 20 - 25 x/mnt
d.      Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e.       Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4.      Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang
sama.
5.      Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi,
keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
6.      Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
1.      Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
2.      Pengaruh sakit terhadap cara hidup
3.      Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
4.      Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
7.      Riwayat spiritual
8.      Pemeriksaan fisik
a.       Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah),
kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b.      Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c.       Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah
trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat
diketahui.
d.      Thoraks
Inspeksi :
      Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi
elevasi ke atas.
      Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar
dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa
perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2

Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :


1)        Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter
antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.
2)        Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest,
yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai
dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya :
a.       Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang.
b.      Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung.
c.       Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
      Pola napas
a.       eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak
butuh tenaga untuk melakukannya,
b.      tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu
pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt
c.        apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
      Kaji volume pernapasan
a.       hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang dalam dan panjang
b.      hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang
lambat.
      Kaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang
ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai
dengan pengembangan perut.
      Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler,
-            cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi
apnea.
-            kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang
ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
      Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan
kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila
dalam posisi duduk atau berdiri
      Perlu juga dikaji bunyi napas
-            stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas
-            stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi
-            wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul,
-            rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi
-            ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
      Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami
-            batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi,
-            non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi
-            hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah
      Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji  heart rate/denyut nadi
-            takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
-            bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah
-             hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi
-             hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
      Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah
-             anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang
-            hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang
-            hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau
eksternal
-            cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi
yang berlebihan dari Hb
-            clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu
yang lama.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan
ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama
seseorang berbicara.  Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan
karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar.
B.  Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1.        Bersihan jalan nafas tidak efektif
2.        Pola napas tidak efektif
3.        Gangguan pertukaran gas
4.        Penurunan kardiak output
5.        Rasa berduka
6.        Koping tidak efektif
7.        Perubahan rasa nyaman
8.        Potensial/resiko infeksi
9.        Interaksi sosial terganggu
10.    Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien

1.      Bersihan jalan napas tidak efektif


Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
      Bunyi napas yang abnormal
      Batuk produktif atau non produktif
      Cianosis
      Dispnea
      Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan

Kemungkinan faktor penyebab :


      Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
      Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
      Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
      Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
      Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
      Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran
      Immobilisasi
      Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi
2.      Pola napas tidak efektif
Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya :
      Dispnea
      Peningkatan kecepatan pernapasan
      Napas dangkal atau lambat
      Retraksi dada
      Pembesaran jari (clubbing finger)
      Pernapasan melalui mulut
      Penambahan diameter antero-posterior
      Cianosis, flail chest, ortopnea
      Vomitus
      Ekspansi paru tidak simetris
Kemungkinan faktor penyebab :
      Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri
       Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi
      Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru
      CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
      Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
      Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau
oedema
      Penimbunan CO2 akibat penyakit paru
3.      Gangguan pertukaran gas
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.
Tanda-tandanya :
      Dispnea,
      Abnormal gas darah arteri
      Hipoksia
      Gelisah
      Takikardia
      Sianosis
      Hipoksemia
      Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal
Kemungkinan penyebab :
      Penumpukan cairan dalam paru
       Gangguan pasokan oksigen
      Obstruksi saluran pernapasan
      Bronkhospasme
      Edema paru
      Pembedahan paru

Kemungkinan penyebab :
      Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung
      Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan
jantung
      Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit
      Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

C.       Rencana Keperawatan


1.      Bersihan jalan napas tidak efektif
Inter vensi:
a.    Auskultasi dada bagian anterior dan posterior
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau  tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.
b.    Lakukan pengisapan jalan napas bila diperlukan
Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada
pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan penurunan kesadaran
c.    Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
Rasional : memobilisasi keluarnya sputum
d.   Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam untuk memudahkan keluarnya sekresi.
Rasional : memudahkan ekspansi maksimal paru atau jalan napas lebih kecil dan membantu silia
untuk mempermudah jalan napas
e.    Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik
Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
f.         Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.
Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret
g.        Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain mis :
spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.
2.         Pola napas tidak efektif
a.         Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi semi fowler
Rasional : Merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru
b.        Bantu klien untuk melakukan batuk efektif & napas dalam
Rasional : Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga mudah untuk dikeluarkan
c.         Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi.
d.        Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian ekspektoran
Rasional : Membantu mengencerkan secret, sehingga mudah untuk dikeluarkan
3.         Gangguan pertukaran gas
a.         Berikan O2  sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan dapat memperbaiki hipoksemia
jaringan
b.        Pantau GDA Pasien
Rasional : Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran gas semakin membaik
c.         Pantau pernapasan
Rasional : Untuk evaluasi distress pernapasan

4.      Penurunan kardiak output


a. Palpasi nadi perifer
Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukan menurunnya nadi radial,popliteal,dorsalis
pedis & pastibial
b.Observasi kuliat terhadap pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukan menurunnya perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah
jantung, vasokontriksi & anemia.
c. Pantau TTV
Rasional : TTV dalam batas normal menunjukan kerja jantung normal
d.    Kolaborasi pemberian O2
Rasional : Meningkatkan asupan oksigen dan mencegah hipoksia

Anda mungkin juga menyukai