Anda di halaman 1dari 17

 Sistem Respirasi Pada Hewan

Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi


74
< Sebelum Sesudah >

Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi
masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.

Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan
yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu
buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus
sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga
hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.

Gbr. Berbagai macam alat respirasi pada hewan

1. Alat Respirasi pada Serangga

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang
ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel
berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
men punyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan
menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Gbr. Trakea pada serangga

Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel
menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea
bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat
mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak
berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini
mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.

Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai


berikut :

Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara
kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka
trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih
kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang
kaya 02 masuk ke trakea.

Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh


tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan
dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi
mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi


ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh
dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk
mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat
menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada
permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan
melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.

Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang
halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan
melalui pembuluh trakea.

2. Alat Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-laba

Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki


alat pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air
bernapas dengan insang buku.

Paru-paru buku memiliki gulungan yang


berasal dari invaginasi perut. Masing-masing
paru-paru buku ini memiliki lembaran-
lembaran tipis (lamela) yang tersusun
berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki
spirakel tempat masuknya oksigen dari luar.

Keluar masuknya udara disebabkan oleh


gerakan otot yang terjadi secara teratur.

Gbr. Irisan melintanK paru-paru buku


pada laba-laba

Baik insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang
sama seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.

3. Alat Pernapasan pada Ikan

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-


lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare
insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang
filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada
ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum,
sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin
yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-
lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang
kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan
ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan
mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan


ekspirasi. Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian
02 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah
dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar
tubuh.

Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu,
yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya
adalah salamander.

4. Alat Pernapasan pada Katak

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-
paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di
air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma
tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat
terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis
tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui
selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga
mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya
selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati
vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke
jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-
paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga
mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan
paruparu walaupun paru-parunya belum
sebaik paru-paru mamalia.

Katak mempunyai sepasang paru-paru yang


berbentuk gelembung tempat bermuaranya
kapiler darah. Permukaan paru-paru
diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk
seperti kantung sehingga gas pernapasan
dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga
mulut dihubungkan oleh bronkus yang Gbr. alat pernafasan katak

pendek.
Dalam paru-paru terjadi
mekanisme inspirasi dan
ekspirasi yang keduanya
terjadi saat mulut tertutup.
Fase inspirasi adalah saat
udara (kaya oksigen) yang
masuk lewat selaput rongga
mulut dan kulit berdifusi pada
gelembung-gelembung di
paru-paru. Mekanisme
inspirasi adalah sebagai
berikut. Otot Sternohioideus
berkonstraksi sehingga rongga
mulut membesar, akibatnya
Gbr. Mekanisme pernafasan katak oksigen masuk melalui koane.

Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru
terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler
dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke
lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan
sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar
dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya
koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi
yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga
mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya
karbon dioksida keluar.

5. Alat Pernapasan pada Reptilia


Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang
rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan
dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada
reptilia pertukaran gas tidak efektif.

Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan


beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti
spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika
mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan
tersebut melayang di udara.

6. Alat Pernapasan pada Burung

Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-


paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada
yang dilindungi oleh tulang rusuk.

Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini,
udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada
dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa
bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang
menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus
pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu
menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang
merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus
(di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus
dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau
lebih).

Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak


kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung
memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus
pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-
pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-
pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya
berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh.
Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi
efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada
bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang
dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong
udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan
adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk
bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain,
burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya
sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang
mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil
tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi
hawa sebagai cadangan udara.

Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di
paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.
Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang
korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru.
Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang
rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar
akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar.
Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa
masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler
di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat
ekspirasi maupun inspirasi.

Bagan pernapasan pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut.

Burung mengisap udara  udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi


hawa bagian belakang  bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
paru-paru mengalir ke pundipundi hawa  udara di pundi-pundi belakang
mengalir ke paru-paru  udara menuju pundipundi hawa depan.

Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai


hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.

 Sistem Respirasi Pada Manusia


Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
75
< Sebelum Sesudah >

Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran


pernapasan dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah
sebagai berikut:

rongga hidung  faring  trakea  bronkus  paru-paru (bronkiol dan


alveolus).
Gbr. Skema Sistem Respirasi Pada Manusia

Alat Pernafasan
Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
76
< Sebelum Sesudah >

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak
(kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir
berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara
yang masuk.

b. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan


2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.

Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat


terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran


pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan.

c. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di


leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk
ke saluran pernapasan.

d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan


dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea,
hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian
bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan
sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

e. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping


dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma
yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang
terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut
pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada
yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura
parietalis).
Gbr. Struktur paru-paru

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura
yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari
plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat
permeabel terhadap air dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh


darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah
permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.

Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ±


1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan,  


tetapi rongganya masih mempunyai silia
dan di bagian ujung mempunyai
epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada
bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
Bronkiolus berakhir pada gugus kantung
udara (alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir


bronkiolus berupa kantong kecil yang
salah satu sisinya terbuka sehingga
menyerupai busa atau mirip sarang
tawon. Oleh karena alveolus berselaput
tipis dan di situ banyak bermuara kapiler
darah maka memungkinkan terjadinya
difusi gas pernapasan. Gbr. Alveolus yang diperbesar
Mekanisme Pernafasan
Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
77
< Sebelum Sesudah >

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom.

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat


dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan


tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika
tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara


(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

a. Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang


rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang


rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.

2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya


otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.
 
Gambar 1
Mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada manusia

b. Pernapasan Perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya


melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut
dan rongga dada.

Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni


sebagai berikut.

1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga


diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan
menjadi kecil sehingga udara luar masuk.

2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot


diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya
udara keluar dari paru-paru
Volume Udara Pernafasan
Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
78
< Sebelum Sesudah >

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500


cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.

Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses


bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak
dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu
atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat
dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan
menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc
volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal
adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal.
Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan
sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory
reserve volume = 1500 cc). Lihat skema udara pernapasan berikut ini.

Skema udara pernapasan

    Udara cadangan inspirasi1500    


  Udara pernapasan biasa  
500
kapasitas total  Udara cadangan ekspirasi  kapasitas vital
1500
  Udara sisa (residu)  
1000
Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki
volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc.

Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang
mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan.

Volume udara pernapasan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
spirometer.

 
Gambar 1
Gambaran skematik spirometer

Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan
kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.

Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan


Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
79
< Sebelum Sesudah >

Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada


kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan,
ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen


dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran
tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak.
Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak
daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang
vegetarian.

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari


(24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding
lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam
keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau
karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.

Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah


yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat
oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke
sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir
darah merah atau eritrosit ini tersusun
oleh senyawa hemin atau hematin
yang mengandung unsur besi dan
globin yang berupa protein.

Gbr. .Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus


dan
Pembuluh darah yang menyelubungi

Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan


menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :

Hb4 + O2 4 Hb O2
(oksihemoglobin)
berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2),
perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi
oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh
tekanan O2 dalam udara inspirasi.

Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg,


sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen
di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-
paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen dapat
masuk ke paru-paru secara difusi.

Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2


nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri
sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang
tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari
jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di
jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang
hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang
tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke
paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.

Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen


pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg
dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg
maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena.
Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7
cc per 100 mm3 darah.

Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung


menurut reaksi kimia berikut:

C02 + H20  (karbonat anhidrase) H2CO3

Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi
pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.

Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni


sebagai berikut.

1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat


dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).

2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino


hemoglobin (23% dari seluruh CO2).

3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO 3) melalui


proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO 2). Reaksinya
adalah sebagai berikut.

CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO-3

Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya


gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat
disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi
garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.

Energi Dalam Pernafasan


Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
80
< Sebelum Sesudah >

Energi yang digunakan dalam kegiatan respirasi bersumber dari ATP


(Adenosin Tri Fosfat) yang ada pada masing-masing sel. ATP berasal dari
bahan-bahan karbohidrat yang diubah menjadi fosfat melalui tiga tahapan.
Mula-mula proses glikolisis oleh enzim glukokinase membentuk piruvat pada
siklus Glukosa (Tahap I) kemudian tahap II, yakni siklus krebs (TCA = Tri
Caboxylic Acid Cycle) kemudian tahap III, yakni tahap transfer elektron.
Glikolisis terjadi di sitoplasma, siklus krebs terjadi di mitokondria.

Ketiga tahap di atas dapat dilihat pada skema ber

Gangguan Pada Respirasi


Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
81
< Sebelum Sesudah >

Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2


ke sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi.

Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan


limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang
menyebabkan penyakit pneumonia.

Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen
sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang
tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat
ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan
melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut
dengan irama tertentu dan menggunakan metode Silvester dan Hilger
Neelsen.

Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh


kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.

Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut
sinusitis, peradangan pada bronkus disebut bronkitis, serta radang pada
pleura disebut pleuritis.

Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi


Mycobacterium tuber culosis penyebab penyakit TBC.

Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon


monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh
lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.

Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula
menyebabkan terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam
pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap
racun dibanding terhadap O2.
Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan
begitu juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok
berat.

Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit


yang terjadi karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

Anda mungkin juga menyukai