Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Sistem Informasi

a. Definisi Sistem Informasi

1) Sistem Informasi adalah suatu cara yang sudah

tertentu untuk menyediakan informasi yang

dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan

cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis

dengan cara yang menguntungkan (Jogiyanto,

2007).

Berdasarkan definisi ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

seperangkat tata cara metodologi, organisasi, software

dan hardware untuk beroperasi dengan cara yang

sukses dan menguntungkan.

Sistem informasi yang canggih belum tentu

membantu bila yang terkait dan pengambilan

keputusan tidak ikut serta dengan dinamika

kecanggihan.

b. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi

10
11

Sistem informasi berguna di berbagai tingkatan

organisasi, diantaranya:

1) Mengolah transaksi, mengurangi biaya dan

menghasilkan pendapatan,

2) Mengolah berbagai laporan penting dari transaksi,

3) Mempertahankan persediaan pada tingkat paling

rendah agar konsistensi dalam menjaga produk

mereka (Rustiyanto, 2011).

Sedangkan tujuan dari sistem informasi:

1) Menyediakan informasi yang dipergunakan didalam

perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan

lain yang diinginkan manajemen.

2) Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam

perencanaan pengendalian, pengevaluasian, dan

perbaikan berkelanjutan.

3) Menyediakan informasi untuk pengambilan

keputusan.

Ketiga tujuan itu menunjukan bahwa manajer dan

pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi

akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana

cara menggunakannya. Informasi akuntansi

manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi


12

suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan

mengevaluasi kinerja (Rustiyanto, 2011).

c. Komponen Sistem Informasi

Tabel 2.1 Komponen Sistem Informasi

Kompone
No. Penjelasan
n
1. Data Data harus akurat dan yang penting
data benar, jangan data berupa
sampah.
2. Masukan Masukan harus dikode dengan jelas
sesuai kebutuhan, dan dengan cara
tertentu. Input disini adalah semua
data yang dimasukkan ke dalam
sistem informasi.
3. Proses Harus jelas diproses dengan cara
apa, dan alat apa, perangkat keras
dan perangkat lunak serta teknisi
sesuai.
4. Keluaran Keluaran harus jelas dan memenuhi
ciri-ciri informasi yang baik. Output
merupakan semua keluaran atau
hasil dari model yang sudah diolah
menjadi suatu informasi yang
berguna dan dapat dipakai
penerima.
13

5. Tujuan Keluaran yang dihasilkan harus


sesuai dengan tujuan, agar dapat
dimanfaatkan.
6. Pemakai Pemakai harus terlatih
memanfaatkan informasi yang
terbentuk.
7. Model Cara pengolahan, dengan logika,
perhitungan atau pengolahan kata,
atau tata letak.
8. Teknologi Komputerisasi jenis apa, atau
manual. Teknologi disisi merupakan
bagian yang berfungsi untuk
memasukkan input, mengolah input
dan menghasilkan keluaran.
9. Pengendali Bagaimana mencegah kecurian data,
kehilangan data.
Sumber : Dr.dr.H. Boy S. Sabarguna (2005)

2. Manajemen

Istilah manajemen mengacu pada proses

mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan

kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan

melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi

yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama yang

dilakukan. Fungsi-fungsi ini lazimnya disebut merancang,

mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan. Melalui

manajemen, kegiatan-kegiatan kerja organisasi itu

diselesaikan secara efisien dan efektif (Robbins, 1999).


14

Manajemen profesional berarti melaksanakan

manajemen dengan tata cara yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka memerlukan

orang yang terlatih pula secara benar dan tepat.

Dalam rangka melaksanakan pelayanan yang

berorientasi pada pasien, dan menjagamutu pelayanan

perlu dengan manajemen yang handal. Dengan demikian

segala hal yang diperlukan akan tersedia dalam bentuk:

a. Tepat jumlah.

b. Tepat waktu.

c. Tepat sasaran.

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

a. Definisi SIM

Menurut Rustiyanto (2011) dalam bukunya

menjelaskan bahwa SIM merupakan jaringan prosedur

pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu

organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk

memberikan data kepada manajemen untuk dasar

pengambilan keputusan dalam rangka mencapai

tujuan. Kemudian data-data tersebut diolah oleh

manajemn untuk menjadi suatu informasi.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah

sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk


15

menyejikan informasi guna mendukung fungsi operasi,

manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah

organisasi (Davis, 1984 dalam Rustiyanto, 2011).

Informasi itu sendiri disiapkan untuk mendukung

pembuatan keputusan, tetapi hanya sedikit sekali yang

memberi umpan balik yang berguna bagi manajemen

dalam memberi gambaran tentang kinerjanya. Pada

umumnya hal ini disebabkan oleh tidak adanya sistem

manajemen yang dapat dijadikan landasan untuk SIM

tersebut.

Sistem informasi manajemen merupakan prosedur

pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi dan

diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur

yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat

waktu dan efektif untuk mendukung proses

pengambilan keputusan manajemen. Komponen dalam

sistem informasi manajemen berupa perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), sumberdaya

manusia dan sistem prosedur. Sistem informasi dapat

diketahui berjalan atau tidaknya dengan cara evaluasi.

Evaluasi sistem informasi pada hakekatnya merupakan

pengujian terhadap pengendalian infrasutruktur sistem

informasi yang aspek yang diperiksa menyangkut


16

efektivitas, efisiensi, availability system, reliability,

confidentially, dan integrity serta aspek security

(Nugroho, 2008).

SIM harus dibangun berlandaskan sistem manajemen

organisasinya yang mencakup:

1) Misi yang jelas.

2) Rencana strategis yang telah dijabarkan menjadi

rencana operasional dengan sasaran yang jelas.

3) Struktur dan prosedur untuk perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan penilaian yang

sesuai dengan kebutuhan organisasi.

4) Semua manifestasi dari sebuah organisasi dan

manajemen yang dinamis terhadap perubahan

lingkungan.

Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai

sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya

terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi,

penjelasan status, dan sebagainya; lapisan berikut

terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung

operasi manajemen sehari-hari, lapisan ke tiga terdiri

dari sumber daya sistem informasi untuk membantu

perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk

pengendalian manajemen; dan lapisan puncak terdiri


17

dari sumber daya informasiuntuk mendukung

perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat

puncak manajemen (Pralystia, 2009).

Soeparto Adikoesnomoe dalam Rustiyanto (2011)

menyampaikan bahwa SIM adalah suatu sistem yang

menggunakan komputer sebagai dasar untuk

menghasilkan informasi yang diperlukan manajer.

Informasi yang dihasilkan akan menggambarkan apa

yang telah dicapai pada waktu yang lalu, apa yang

sedang dikerjakan sekarang, dan kegiatan dimasa

mendatang. SIM adalah salah satu sumber daya

organisasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

manajer dalam organisasi tersebut.

Dalam bukunya Tjandra Yoga Aditama “Manajemen

Administrasi Rumah Sakit” edisi kedua 2006, bahwa

menurut JR Griffith dalam buku The Well Managed

Community Hospital (1987) menyebutkan bahwa sistem

informasi punya peran penting dalam sistem

pengawasan melalui tiga pendekatan:

1) SIM akan mempercepat dan meningkatkan akurasi

transaksi karena semua terekam dan

terkomunikasikan antar berbagai unit.


18

2) SIM dapat menyajikan data mutakhir yang ada dan

membandingkannya dengan

ekspektasi/rencana/standar.

3) SIM dapat merekam data yang benar sehingga

memungkinkan pemahaman yang menyeluruh

untuk penyesuaian bila diperlukan.

Konsep SIM dapat dipandang sebagai suatu

perluasan mendasar dari akuntansi manajemen,

dengan mengikutsertakan gagasan dan teknik ilmu

manajemen, teori prilaku manajemen, dan pengambilan

keputusan. Ditambah dengan kemampuan komputer

maka lengkaplah perwujudan gagasan SIM ini (Aditama,

2006).

J.A. Willan dalam buku Hospital Management (1990)

dalam Tjandra Yoga Aditama (2006) menyampaikan

bahwa informasi dapat digunakan untuk mengambil

keputusan melalui 7 tahapan, yaitu:

1) Mengidentifikasi masalah secara jelas.

2) Mengumpulkan informasi yang relevan.

3) Mencari informasi dengan konsultasi pihak lain.

4) Evaluasi informasi.

5) Mengembangkan alternatif keputusan.


19

6) Menentukan pilihan keputusan terbaik berdasarkan

informsi.

7) Mengimplementasikan keputusan.

b. Peran SIM

Pelayanan klinik belakangan ini mengandalkan

informasi secara intensif. Informasi memainkan peran

vital dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi

dapat digunakan sebagai sarana strategis untuk

memberikan pelayanan yang berorientasi pada

kepuasan pelanggan. Dalam hal ini perlu disadari

bahwa pelanggan disuatu organisasi dapat berupa

pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan

internal adalah pemilik, pimpinan dan seluruh karyawan

klinik itu sendiri. Sementara itu, pelanggan eksternal

adalah pasien dan keluarganya, rekanan pemasok dan

juga masyarakat luas.

Rowland (1984) dalam Rustiyanto (2011),

menyebutkan bahwa peran SIM dapat berfungsi

medikal maupun bisnis. Untuk setiap fungsi, SIM dapat

berperan baik dalam sistem transaksi, perencanaan

oprasional, sistem pengawasan serta perencanaan

strategis.
20

Rekam medis sebagai salah satu bentuk SIM

berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan

dalam beberapa aspek, sebagai berikut:

1) Aspek administratif;

2) Aspek hukum;

3) Aspek keuangan;

4) Aspek riset dan edukasi;

5) Aspek dokumentasi.

J.R. Griffith menyatakan bahwa SIM amat berperan

dalam akuntansi manajemen dan jugga audit medik.

Akuntansi manajemen meliputi:

1) Penagihan pembayaran pasien;

2) Pembayaran gaji dan insentif sesuai beban kerja;

3) Pemesanan logistik rumah sakit;

4) Pengurusan dengan pihak ke tiga dalam asuransi;

dan

5) Perencanaan keuangan.

Dalam hal audit medik, SIM amat diperlukan

mengingat terjadinya tiga hal penting.

1) Teknologi kedokteran kini makin berkembang,

makin kompleks, makin kuat, makin punya resiko


21

bahaya, dan makin mahal, karena itu memerlukan

pengawasan yang ketat.

2) Teknologi informasi kian canggih sehingga

memungkinkan melakukan pengawasan ketat

dengan biaya yang wajar.

3) Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan

kesehatan di klinik dilakukan seefektif mungkin dan

seefisien mungkin.

c. Manfaat SIM dalam keberlanjutan bisnis

Binti Lope (2016), dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa Informasi khususnya sistem informasi

manajemen diperlukan oleh manajemen organisasi atau

perusahaan dalam mengambil keputusan yang

berkaitan dengan organisasi ataupun perusahaan.

Pentingnya informasi karena informasi merupakan hal

terpenting yang menentukan keberhasilan dalam

pengambilan keputusan dan implementasi strategi

organisasi. Keberhasilan pengambilan keputusan dan

implementasi strategi organisasi atau perusahaan

berkaitan dengan profitabilitas perusahaan,

keberlanjutan kehidupan perusahaan dan juga

peningkatan daya saing perusahaan baik saat ini

maupun di masa yang akan datang.


22

Dalam penelitiannya juga Binti Lope (2016),

menjelaskan bahwa Informasi merefleksikan kebutuhan

dari organisasi secara spesifik. Ketika informasi diolah

menjadi alat pengambilan keputusan, sistem informasi

merupakan mekanisme untuk meyakinkan bahwa

informasi tersebut dapat digunakan oleh manajer dalam

bentuk yang mereka inginkan dan kapanpun mereka

butuhkan. Sistem informasi membantu aktivitas

pengambilan keputusan di dalam organisasi lebih cepat

dan akurat.

Sedangkan menurut Balaraman (2013), Sistem

mananjemen informasi di suatu instansi kesehatan

memberikan manfaat operasi yang sangat efektif dan

efisien dalam penggunaanya. Kegunaan SIM dari suatu

instansi kesehatan yaitu dapat memberikan

peningkatan administrasi & control, perawatan pasien

unggul, pengendalian biaya yang ketat dan

peningkatan profitabilitas.

4. Data

1) Definisi Data

Data berasal dari kata jamak datum dalam baha

inggris berarti suatu yang diketahui atau diaanggap.

Sesuatu yang telah terjadi disebut fakta. Sedangkan


23

menurut Austin CJ dalam Pralystia (2009), data adalah

fakta kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari

keadaan tertentu, jadi data adalah fakta, belum diolah

dan kasar.

2) Syarat Data

Syarat dari sebuah data dianggap baik dan berguna

adalah sebagai berikut:

a) Data harus obyektif, artinya data itu

menggambarkan seperti apa adanya.

b) Data harus mewakili.

c) Data harus mempunyai kesalahan baku (standar

error) yang kecil (apabila data merupakan suatu

perkiraan). Kesalahan baku merupakan simpangan

baku suatu perkiraan dan digunakan untuk

mengukur tingkat ketelitian. Makin kecil kesalahan

baku suatu perkiraan, makin telitilah perkiraan

tersebut.

d) Data harus tepat waktu, syarat tepat waktu penting

sekali jika data tersebut akan digunakan untuk

mengontrol pelaksanaan danperencanaan sehingga

persoalan yang terjadi dapat diketahui untuk segera

diatasi, dikoreksi dan dipecahkan.


24

e) Data harus mempunyai hubungan dengan persoalan

yang akan dipecahkan.

3) Sifat Data

Adapun sifat-sifat data, yaitu:

a) Sifat Epidemiologis, ada tiga aspek:

i. Waktu yaitu saat kejadian yang dicatat dan

dilaporkan.

ii. Tempat yaitu lokasi kejadian yang dicatat dan

dilaporkan

iii. Orang yaitu siapa atau subjek pencatatan dan

pelaporan.

b) Sifat cakupan data yang dicatat dan dilaporkan:

i. Apakah cakupan waktu bersifat

tunggal/potongan waktu.

ii. Majemuk: bersifat rangkaian waktu.

iii. Cakupan tempat bersifat spesifik: mewakili suatu

daerah tertentu.

iv. Cakupan orangnya: kelompok/perorangan.

4) Sumber Data

Menurut Margianti (1996) dalam Pralystia (2009),

berdasarkan sumbernya, data dikelompokan menjadi 2

(dua) yaitu:
25

a) Data internal adalah data yang berasal dari dalam

organisasi itu sendiri.

b) Data eksternal adalah data yang berasal dari

sumber-sumber yang berada diluar organisasi itu

sendiri.

5) Pengalih-bentukan Data menjadi Informasi

Untuk dapat dijadikan suatu informasi, maka data

harus melalui beberapa tahapan/kegiatan. Menurut

McLeod (2005), ada empat langkah pokok

pengalibentukan data menjadi informasi, yaitu sebagai

berikut:

a) Pengumpulan Data

Proses dimulainya pencatatan semua data yang

diperlukan untuk membentuk sebuah informasi

yang diperlukan. Pencatatan ini bisa dilakukan

secara individu maupun secara kelompok.

Pengumpulan data secara individu, contoh

pendaftaran pasien, mengumpulkan data dengan

pencatatan dan identitas pasien. Pencatatan secara

kelompok dilakukan dengan melakukan pencatatan

sesuai kelompok pelayanan contohnya sensus

harian masuk dan pulang pasien. Kemudian

pencatatan oleh unit-unit pelaksana dan


26

pengumpulan data dari unit-unit pelaksana

disampaikan ke pengelola data informasi.

b) Pengolahan Data

Pada tahap ini data diolah menjadi informasi

sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan,

dalam bentuk-bentuk penyajian yang sesuai.

Termasuk disini dilakukannya perhitungan –

perhitungan tentang bagaimana penyimpanannya,

cara penelusuran kembali bila data tersebut

kemudian diperlukan lagi, serta pemeliharaan data.

Proses pengolahan data harus melalui beberapa

tahapan yaitu:

i. Penyuntingan/editing

Editing adalah kegiatan pemeriksaan

terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi

dalam pengisisan. Tujuannya untuk memperbaiki

data yang salah.

ii. Pengkodean/coding

Adalah kegiatan pemberi kode/simbol pada

keterangan-keterangan tertentu.

iii. Pengolahan data


27

Pengolahan data dimulai dari memasukkan

data kedalam file tertentu secara manual atau

ke dalam hardisk dengan bantuan komputer.

iv. Analisa data

Sebelum dilakukan analisa perlu dilakukan

pemeriksaan sekali lagi (cleaning data) apakah

masih terdapat data yang meragukan atau tidak

masuk akal, data yang jawabannya diluar

kategori jawaban yang ditetapkan atau masih

terdapat data kosong.

c) Penyajian data

Penyajian data terdapat beberapa metode seperti

dibawah ini:

i. Tabel

Penyajian data berupa baris dan kolom-

kolom yang terdiri dari beberapa variabel,

menunjukan frekuensi kejadian dalam kategori

berbeda, hampir semua data kuantitatif mampu

diserap.

ii. Grafik

Merupakan penyajian data dengan

memanfaatkan gambar, dapat memperlihatkan

informasi dengan jelas. Jenis-jenis grafik adalah


28

grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran,

grafik peta dan grafik pencar.

d) Analisis Data

Pada langkah ini, informasi yang telah dihasilkan

dikaji dengan seksama. Informasi yang dihasilkan

lengkap dengan hasil kesimpulan pengkajian

disampaikan ke forum pengambilan keputusan

untuk dimanfaatkan oleh para pemakai informasi.

Penyampaian informasi selain untuk kepentingan

dalam organisasi , seringkali juga perlu disampaikan

ke pihak organisasi luar yang memerlukan.

5. Klinik

a. Definisi Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

yang menyediakan pelayanan medis dasar dan /atau

spesialitik (Kemenkes, 2014).

b. Jenis Klinik

1) Klinik pratama merupakan klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik

umum maupun khusus.


29

2) Klinik utama merupakan klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik spesialitik atau

pelayanan pelayanan medik dasar dan spesialitik

(Kemenkes, 2014).

6. Kualitas Kinerja (Performance Improvement)

a. Definisi Kualitas Kinerja

Kualitas kinerja merupakan suatu proses yang

memenuhi kriteria yankes dalam perencanaan dan

pelaksanaan pengembangan secara berkesinambungan

untuk memenuhi kualitas yankes yang sesuai atau

melampaui harapan (Mc Lauglin and Kaluzny, 1999

dalam Nugroho, 2008).

b. Prinsip dan Konsep Kualitas Kinerja

1) Masalah yang timbul umumnya pada sistem bukan

pada manusia.

2) Variasi konstan, umumnya penyebab yang terjadi

sama.

3) Data sangat penting dalam meningkatkan

pengetahuan.

4) Fokus pada pasien.

5) Adanya komitmen dan dorongan dari pimpinan.

6) Mengetahui dan sosialisasi visi, misi dan nilai.

7) Staf dan manajemen terlibat dalam proses.


30

8) Perlunya ada peningkatan staf dengan pendidikan

dan latihan.

9) Kerjasama sangat penting.

10) Komunikasi yang efektif penting.

11) Keberhasilan perlu dirayakan untuk

meningkatkan rasa percaya diri (Nugroho, 2008).

7. Efektivitas

a. Definisi Efektivitas

Yang dimaksud dengan efektifitas adalah tingkat

pencapaian sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan menurut Stephen P. Robbins, efektifitas

adalah melakukan hal-hal yang tepat artinya kegiatan

kerja yang akan membantu organisasi tersebut

mencapai sasarannya atau berkaitan dengan hasil

akhir.

b. Indikator Variabel Efektivitas

Indikator variabe efektivitas terdiri dari:

(Rodhiyah, 1990)

1) Tingkat penyelesaian tugas.

2) Pengisian catatan dan laporan secara benar sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan.

3) Kelengkapan informasi.
31

8. Efisiensi

a. Definisi Efisiensi

Efisiensi adalah pencapaian hasil yang besar dengan

biaya yang sehemat mungkin. Efisiensi merupakan

bagian penting manajemen. Efisiensi itu mengacu pada

hubungan antara masukan dengan keluaran dimana

keluaran lebih banyak bila dibandingkan dengan

masukan (Sabarguna, 2008).

b. Teknik Efisiensi

1) Prosedur => Value Engineering

Bertujuan untuk mengetahui proses pelayanan

dengan urutan dan jumlah tahapan yang tepat

sehingga proses kerja akan dapat dipersingkat.

Value Engineering merupakan salah satu segi dari

Industrial engineering. Industrial engineering is

concerned with the design, improvement, and

installation of integrated systems of men, materials,

and equipment. It draws upon specialized

knowledge and skill in the mathematical, physical,

and social sciences together with the principles and

methods of engineering analysis and design to

specify, predict, and evaluate the results to be

obtained from such system.


32

Berarti menggunakan pelayanan menjadi langkah

kegiatan yang merupakan prosedur bertahap,

selanjutnya diupayakan dikembangkan, maka perlu

diperhatikan hal-hal dibawah ini.

a) Menguraikan menjadi langkah kegiatan yang

sesederhana mungkin.

b) Merupakan prosedur bertahap, berarti

berurutan.

c) Diupayakan dikembangkan atau dikurangi atau

dilengkapi.

Gambar 2.1. Skema Penerapan Value

Engineering

Buat
prosedur/langkah
kegiatan

Lakukan analisis

Tentukan efisiensi Perbaiki prosedur

Sumber: Dr. Dr. H. Boy S. Sabarguna, MARS.


Prosedur Manajemen Rumah Sakit dan Teknik
Efisiensi. (Yogyakarta, 2008).

2) Pelayanan => Value Analysis


33

Bertujuan mengetahui rangkaian hasil antara

yang tepat dan murah sehingga hasil antara dapat

diatur sehingga lebih sederhana dan lebih murah.

9. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu

alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien

sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan

menyelesaikan masalah organisasi. Pengambilan

keputusan memerlukan satu seri tindakan dan

membutuhkan beberapa langkah. Langkah-langkah itu

bisa saja terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus

mengajaknya berpikir sistematis. Proses atau seri tindakan

lebih banyak tampak dalam berbagai diskusi. Pada

pengambilan keputusan terdapat aturan kunci bahwa

sekali kerangka yang terdapat sudah diselesaikan, maka

keputusan harus dibuat (Salusu (1996) dalam Sabarguna

(2008)).

Sabarguna (2008), menyatakan bahwa untuk

memenuhi kegiatan manajemen diperlukan adanya

informasi. Suatu informasi berperan dalam hal

pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan

yang berkaitan dengan pemecahan masalah berhubungan

dengan dua hal penting, yaitu:


34

a. Rasional tidaknya penentuan alternatif pemecahan

masalah yang dibuat;

b. Diketahui apakah informasi yang dibutuhkan ada dan

tersedia dengan memadai.

Seto (2001) dalam Sabarguna (2008), menyatakan

bahwa suatu keputusan yang baik didasari dari

pembuatan keputusan secara ilmiah atau analitik dengan

dasar yang logis, dengan mempertimbangkan semua data

yang tersedia. Enam langkah yang perlu diikuti untuk

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.

a. Menetapkan masalah dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

b. Menentukan kriteria keputusan dan tujuannya.

c. Membuat formulir suatu model atau hubungan antara

tujuan dan variabel-variabel.

d. Mengidentifikasikan dan mengevaluasi alternafif-

alternatif yang ada.

e. Memilih alternatif yang terbaik.

f. Melaksanakan keputusan yang terpilih.

10. Keberlanjutan Usaha

a. Definisi Keberlanjutan

Perusahaan/badan usaha merupakan suatu

organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk


35

memaksimalkan kekayaan para pemilik modalnya

(profitability), disamping itu adapula tujuan lain yang

tidak kalah penting yaitu harus menjaga keberlanjutan

usahanya (survive) dalam persaingan. Tujuan

keberlanjutan badan usaha dapat diartikan sebagai

maksimasi dari kesejahteraan badan usaha yang

merupakan nilai sekarang badan usaha itu terhadap

prospek masa depannya. Prinsip keberlanjutan usaha

menganggap bahwa badan usaha akan terus

melakukan operasinya sepanjang proses penyelesaian

proyek, perjanjian dan kegiatan yang sedang

berlangsung. Prediksi keberlanjutan usaha suatu badan

usaha sangat penting bagi manajemen dan pemilik

badan usaha untuk mengantisipasi kemungkinan

adanya potensi kebangkrutan, karena kebangkrutan

menyangkut terjadinya biaya-biaya baik biaya langsung

maupun tidak langsung.

Keberlanjutan usaha adalah sebuah kondisi disaat

perusahaan memiliki kecukupan dana untuk

menjalankan dan mengembangkan usahanya.

Keberlanjutan usaha selalu lebih memperhatikan suatu

kondisi yang berpotensi merugikan perusahaan

tersebut seperti kebangkrutan. Menurut Foster dalam


36

Darsono dan Ashari (2005: 101), kebangkrutan

merupakan kesulitan keuangan yang menunjukan

adanya masalah likuiditas yang parah yang tidak dapat

dipecahkantanpa melalui penjadwalan kembali secara

besar-besaran terhadap operasi dan struktur

perusahaan. Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai

kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi

perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan

juga sering disebut likuidasi perusahaan atau

penutupan perusahaan atau insolvabilitas.

Menurut Adnan dan Eka (2000;132), dalam Luciana

dan Winny (2005: 4), kebangkrutan sebagai kegagalan

didefinisikan dalam beberapa arti yaitu:

1) Kegagalan ekonomi (economi failure)

Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya

berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau

pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya

sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari

biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas

perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan

terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan

tersebut jatuh dibawah arus kas yang diharapkan.

Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat


37

pendapatan atas biaya historis dari investasinya

lebih kecil dari pada biaya modal perusahaan.

2) Kegagalan keuangan (financial failure)

Kegagalan perusahaan bisa diartikan sebagai

insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas

dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada

dua bentuk:

a) Insolvensi Teknis

Perusahaan dapat dianggap gagal jika

perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban

pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva

melebihi total utang atau terjadi bila suatu

perusahaan gagal memenuhi salah satu atau

lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti

rasio aktiva lancar terhadap utang lancer yang

telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih

terhadap total aktiva yang disyaratkan.

Insolvensi juga terjadi bila arus kas tidak cukup

untuk memenuhi pembayaran kembali pokok

pada tanggal tertentu.

b) Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan

Dalam pengertian ini kebangkrutan

didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan


38

bersih negative dalam neraca konvensional atau

nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan

lebih kecil dari kewajiban.

Kebangkrutan dari berbagai pengertian

diatas dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan

atau situasi dalam hal hal ini perusahaan gagal

atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-

kewajiban kepada debitur karena perusahaan

mengalami kekurangan dan ketidakcukupan

dana untuk menjalankan atau melanjutkan

usahanya sehingga tujuan ekonomi yang

ingindicapai oleh perusahaan tidak dapat

tercapai yaitu profit, sebab dengan laba yang

diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk

mengembalikan pinjaman, membiayai operasi

perusahaan dan kewajiban-kewajiban yang

harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau

aktiva yang dimiliki.

b. Keberlanjutan usaha dan hubungannya dengan sistem

informasi manajemen

Sistem informasi manajemen memiliki ikatan dengan

keberlanjutan usaha. Informasi yang didapat dari

aplikasi sistem informasi, antara lain dengan penerapan


39

aplikasi computerize systems, dengan program SIM.

Laporan keuangan dapat secara dini diketahui dengan

tingkat kesalahan seminimal mungkin. Hasil akhir

program sistem informasi ini berupa laporan keuangan,

dari laporan keuangan tersebut para pemakai informasi

dapat segera mengambil keputusan ekonomi. Hal ini

dapat mengurangi atau mengetahui financial distress

dimana kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan

tidak sehat atau krisis dan terjadi sebelum

kebangkrutan (Purnomo, 2013).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Binti Lope

(2014), sistem informasi memainkan peran sebagai

elemen kunci bagi pembangunan berkelanjutan dalam

praktik kesehatan, rantai pasokan, IS proyek dan tata

kelola keamanan informasi.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu


NO Peneliti Metode Hasil Perbedaan
Penelitian
1 Albertus - Kualitatif Aplikasi SIMRS di 1. Metode yang
Widiawan dan RSUD Kota digunakan
(2009) kualitatif, Yogyakarta kualitatif saja.
Evaluasi deskriptif, sudah berjalan 2. Narasumber
Implementas studi tetapi masih dalam lingkup
i Sistem kasus dalam fase klinik.
Informasi - Alat ukur : perbaikan, tetapi 3. Lokasi
Manajemen wawancar fungsi transaksi penelitian
Rumah Sakit a dasar sudah yang akan
Di RSUD mendalam berjalan dengan dilakukan di
40

Kota dengan baik. Kualitas Klinik dr.


Yogyakarta kepala data yang Nurdin Medical
rumah dihasilkan belum Center.
sakit dan baik. Output
stake data belum
holder dimanfaatkan
sebagai sumber
data utama
bahan laporan
dan
pengambilan
keputusan.
2 Edi Ramlan - Kulaititaf, Hasil penelitian 1. Penelitian ini
(2010), deskriptif, ini adalah spesifik
Strategi studi strategi meneliti
Pengembang kasus pengembangan strategi yang
an Sistem - Alat : SIM yang baik dilakukan oleh
Informasi Wawancar sangat manajemen
Manajemen a dan mendukung dalam
Rumah Sakit observasi implementasi mengembangk
(SIMRS) Di - Informan: sistem informasi an SIMRS
Rumah Sakit Manajeme sehingga 2. Lokasi
Jiwa Provinsi n RS, IT kegagalan dapat penelitian
Nusa RS dihindari. yang akan
Tenggara dilakukan di
Barat Klinik dr.
Nurdin Medical
Center
3. Output
penelitian ini
bertujuan
pengembanga
n SIMRS.
3 Rugun -Kualitatif, RSU Dr. F. L. 1. Output
Simanjuntak deskriptif, Tobing belum penelitian ini
(2012), studi memiliki bertujuan
Analisis kasus kesiapan yang
untuk melihat
Kesiapan -Alat: optimal secara
Rumah Sakit wawancar organisasi untuk kesiapan RSU
Dalam a dan bergerak maju dalam
Penerapan observasi menuju adopsi mengadopsi
Sistem -Informan: SIMRS SIMRS
Informasi pegawai 2. Lokasi
Manajemen di lingkup penelitian
di RSU DR. F. RSU
yang akan
41

L. Tobing dilakukan di
Sibolga Klinik dr.
Nurdin Medical
Center

4 Maulida -Kualitatif, SIMPUS di 1. Lokasi


Fathia deskriptif Kabupaten penelitian
(2009), , studi Barito Kuala yang akan
Analisis kasus Provinsi dilakukan di
Kesiapan -Alat: Kalimantan Klinik dr.
Organisasi wawanca Selatan belum Nurdin
Dalam ra seluruhnya siap Medical
Penerapan -Informan: dilaksanakan Center
Sistem staf, 2. Output
Informasi manajem analisis
Manajemen en dan kesiapan
Puskesmas stakehol pemerintah
(SIMPUS) di der 3. Informan
Kabupaten stakeholder
Barito Kuala
Provinsi
Kalimantan
Selatan

C. Landasan Teori dan Krangka Teori

Sistem informasi manajemen merupakan prosedur

pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi dan

diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang

lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan

efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan

manajemen. Komponen dalam sistem informasi manajemen

berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), sumberdaya manusia dan sistem prosedur. Sistem

informasi dapat diketahui berjalan atau tidaknya dengan cara


42

evaluasi. Evaluasi sistem informasi pada hakekatnya

merupakan pengujian terhadap pengendalian infrasutruktur

sistem informasi yang aspek yang diperiksa menyangkut

efektivitas, efisiensi, availability system, reliability,

confidentially, dan integrity serta aspek security (Nugroho,

2008).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi

implementasi sistem informasi rumah sakit di klinik Nurdin

Medical Center ini yang difokuskan pada kualitas informasi

dan penggunaan output data oleh pihak manajemen sebagai

pengambilan keputusan guna melanjutkan keberlangsungan

klinik. Teori yang digunakan untuk mengevaluasi SIM ini

mengadopsi model evaluasi End User Satisfaction dengan

menitik beratkan pada penilaian unsur-unsur kuaalitas data

yang ada dan bagaimana kualitas data itu dipergunakan oleh

pengguna (manajemen) sebagai bahan pengambilan

keputusan . keputusan manajemen (management

satisfaction) dinilai dari digunakan atau tidaknya output data

yang dihasilkan dalam sistem informasi rumah sakit yang ada

dan juga melihat input dan proses dari pelaksanaan SIM yang

dilakukan oleh SDM di klinik. Penelitian ini menganggap

bahwa end user akan menggunakan output data yang

dihasilkan oleh SIM apabila data yang dihasilkan berkualitas.


43

Melalui End User Satisfaction, peneliti akan menganalisis

kualitas informasi dan menganalisis bagaimana output data

tersebut digunakan manajemen sebagai bahan pengambilan

keputusan guna melihat bagaimana keberlanjutan usaha

klinik ini akan terus ada.

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME


- Data - Pengumpulan Terbentuknya Efisiensi dan
- SDM (kualitas data laporan statistik efektivitas SIMRS
rumah sakit yang dalam mendukung
dan - Pengolahan valid kegiatan statistik RS
kuantitas) data dan juga
- Sumber data - Penyajian pengambilan
keputusan Klinik
- Petunjuk data guna melanjutkan
teknis (SOP) - Analisis data keberlangsungan
- Fasilitas dan bisnis

Peralatan
- Biaya
operasional

FEED BACK
Pemanfaatan laporan untuk perencanaan/evaluasi
program yang telah dibuat dan juga untuk pengambilan
keputusan manajemen
Gambar 2.2. Kerangka Teori
44

D. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan teori yang ada dalam bab II, maka penulis

menggunakan teori-teori tersebut dan merangkumnya dalam

kerangka konsep seperti dibawah ini:

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME


- Data - Pengumpulan Terbentuknya Efisiensi dan
- SDM (kualitas data laporan statistik efektivitas SIMRS
rumah sakit yang dalam mendukung
dan - Pengolahan valid kegiatan statistik RS
kuantitas) data dan juga
- Sumber data - Penyajian pengambilan
keputusan Klinik
- Petunjuk data guna melanjutkan
teknis (SOP) - Analisis data keberlangsungan
- Fasilitas dan bisnis

Peralatan
- Biaya
operasional

FEED BACK
Pemanfaatan laporan untuk perencanaan/evaluasi
program yang telah dibuat dan juga untuk pengambilan
keputusan manajemen
45

Gambar 2.3. Kerangka Konsep

Keterangan: - - - - (diteliti)

(tidak diteliti)

E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana implementasi SIM di Klinik dr. Nurdin Medical

Center?

2. Bagaimana kualitas SDM yang dimiliki Klinik dr. Nurdin

Medical Center guna menjalankan SIM?

3. Bagaimana kelengkapan data dan juga sumber data yang

dihasilkan SIM di Klinik dr. Nurdin Medical Center?

4. Bagaimana petunjuk teknis atau SOP dalam melaksanakan

SIM di Klinik dr. Nurdin Medical Center?

5. Bagaimana fasilitas penunjang pelaksanaan SIM di Klinik

dr. Nurdin Medical Center?

6. Bagaimana dengan biaya operasional yang dikeluarkan

untuk SIM di Klinik dr. Nurdin Medical Center?

7. Bagaimana proses yang telah dilakukan sejauh ini dalam

pelaksanaan SIM di Klinik dr. Nurdin Medical Center?


46

8. Bagaimana output data dari SIM di Klinik dr. Nurdin Medical

Center digunakan sebagai bahan dalam pengambilan

keputusan oleh pihak manajemen?

Anda mungkin juga menyukai