Anda di halaman 1dari 12

Definisi

Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dan disebabkan
oleh virus influenza tipe A, B dan bisa juga C.

Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh demam,
menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif.

Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang disebabkan oleh
virus RNA famili orthomyxoviridae.

B. Epidemiologi

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan masyarakat. Walaupun
ringan, penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat muda dan orang dewasa dengan
fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau
ganggugan metabolik endokrin dapat meninggal akibat penyakit yang dikenal tidak berbahaya ini.
Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada musim dingin di negara beriklim dingin dan pada waktu
musim hujan di negara tropik. Pada saat ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda
pandemi oleh influenza 2-3 tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan
ribu orang dan jauh lebih tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.

Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di atas 65 tahun, anak-
anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit tertentu. Pada anak-anak usia 0-4 tahun, yang
berisiko tinggi komplikasi angka morbiditasnya adalah 500/100.000 dan yang tidak berisiko tinggi adalah
100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970 hingga 1994-1995, diperkirakan jumlah
penderita influenza yang masuk rumah sakit 16.000 sampai 220.000/epidemik. Kematian influenza
dapat terjadi karena pneumonia dan juga eksaserbasi kardiopulmoner serta penyakit kronis lainnya.
Penelitian di Amerika dari 19 musim influenza diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang
lebih 30 hingga lebih dari 150 kematian/ 100.000 penderita dengan usia > 65 tahun. Lebih dari 90%
kematian yang disebabkan oleh pneumonia dan influenza terjadi pada penderita usia lanjut.
Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia, dengan demikian Indonesia merupakan
negara ke-lima di Asia setelah Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang terkena flu burung pada
manusia. Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus A (H5N1) pada manusia yang terbukti
secara pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau PCR. Kasus terbanyak dari Vietnam, disusul
Thailand, Kamboja dan terakhir Indonesia. Hingga Agustus 2005, sudah jutaan ternak mati akibat avian
influenza. Sudah terjadi ribuan kontak antar petugas peternak dengan unggas yang terkena wabah.
Ternyata kasus avian influenza pada manusia yang terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan
demikian walau terbukti adanya penularan dari unggas ke manusia, proses ini tidak terjadi dengan
mudah. Terlebih lagi penularan antar manusia, kemungkinan terjadinya lebih kecil lagi.

C. Etiologi

Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan
complement fixasion test.

Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya
menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan
epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya
menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomixovirus
golongan RNA dan berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk myxo
atau musin.

Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtipe berdasarkan tanda berupa tonjolan protein pada
permukaan sel virus. Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu protein hemaglutinin dilambangkan
dengan H dan protein neuraminidase dilambangkan dengan N. Ada 15 macam protein H, H1 hingga H15,
sedangkan N terdiri dari sembilan macam, N1 hingga N9. Kombinasi dari kedua protein ini bisa
menghasilkan banyak sekali varian subtipe dari virus influenza tipe A.

Semua subtipe dari virus influenza A ini dapat menginfeksi unggas yang merupakan pejamu alaminya,
sehingga virus influenza tipe A disebut juga sebagai avian influenza atau flu burung. Sebagian virus
influenza A juga menyerang manusia, anjing, kuda dan babi. Variasi virus ini sering dinamai dengan
hewan yang terserang, seperti flu burung, flu manusia, flu babi, flu kuda dan flu anjing. Subtipe yang
lazim dijumpai pada manusia adalah dari kelompok H1, H2, H3 serta N1, N2 dan disebut human
influenza.

Sekarang ini dihebohkan dengan penyakit flu burung atau avian influenza dimana penyebabnya adalah
virun influenza tipe A subtipe H5N1. Virus avian influenza ini digolongkan dalam Highly Pathogenic Avian
Influenza (HPAI).

D. Sifat Virus Influenza

Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220C dan lebih dari
30 hari pada suhu 00C. Mati pada pemanasan 600C selama 30 menit atau 560C selama 3 jam dan
pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen, disinfektan misalnya formalin, cairan
yang mengandung iodin dan alkohol 70%.

Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa: antigen S (atau soluble
antigen), hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas
ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin menonjol keluar dari
selubung virus dan memegang peran pada imunitas terhadap virus. Neuramidase juga menonjol keluar
dari selubung virus dan hanya memegang peran yang minim 8 pada imunitas.Selubung inti virus berlapis
matriks protein sebelah dalam dan membran lemak disebelah luarnya.

Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk mengubah antigen
permukaannya (H dan N) baik secara cepat atau mendadak maupun lambat.Peristiwa terjadinya
perubahan besar dari struktur antigen permukaan yang terjadi secara singkat disebut antigenic shift.

Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya sedikit, disebut antigenic drift. Antigenic shift
hanya terjadi pada virus influenza A dan antigenic drift hanya terjadi pada virus influenza B, sedangkan
virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari terjadinya antigenic shift adalah adanya penyusunan
kembali dari gen-gen pada H dan N diantara human dan avian influenza virus melalui perantara host
ketiga. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa adanya proses antigenic shift akan memungkinkan
terbentuknya virus yang lebih ganas, sehingga keadaan ini menyebabkan terjadinya infeksi sistemik yang
berat karena sistem imun host baik seluler maupun humoral belum sempat terbentuk. Sejak dulu
diduga kondisi yang memudahkan terjadinya antigenic shift adalah adanya penduduk yang bermukim
didekat daerah peternakan unggas dan babi. Karena babi bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh
avian maupun human virus makan hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur (mixing
vesel) untuk penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut, sehingga
menyebabkan terbentuknya subtiper virus baru.

E. Patogenesis

Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus respiratorius. Penularan
bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran
napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan
menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil
menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus
baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel
untuk pindah ke sel lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen
lipopoli-sakarida kuman Gram-negatif. Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari
(rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala
influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai
lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam
hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini. Para penderita imunocompromise dapat menebarkan
virus ini hingga berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.

Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat tertanam pada
membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki alveoli (tergantung dari ukuran
droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan saluran napas untuk kemudian
bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu 10 singkat
virus dapat menyebar ke sel-sel di dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari
infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya
mengkerut dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya
silia selanjutnya akan terbentuk badan inklusi. Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat pada
membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak dapat mengadakan replikasi secara
efisien pada manusia.

F. Gambaran Klinis

Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, pilek
dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini dapat didahului oleh
perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditemukan tanda-tanda karakteristik
kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput lendir tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat
berlangsung untuk beberapa hari dan hilang dengan spontan. Setelah periode sakit ini, dapat dialami
rasa capek dan cepat lelah untuk beberapa waktu. Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui
mekanisme produksi zat anti dan pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi
terhadap infeksi oleh virus yang homolog. Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza
juga menyerang paru-paru. Pada keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi
napas yang abnormal. Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi kemudian pasien
acapkali mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan radiologis dapat menunjukkan
infiltrat di paru-paru.

G. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah: Pneumonia influenza primer, ditandai dengan
batuk yang progresif, dispnea, dan sianosis pada awal infeksi. Foto rongten menunjukkan gambaran
infiltrat difus bilateral tanpa konsolidasi, dimana menyerupai ARDS. Pneumonia bakterial sekunder,
dimana dapat terjadi infeksi beberapa bakteri (seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenza).

H. Pencegahan

Yang paling pokok dalam menghadapi influenza adalah pencegahan. Infeksi dengan virus influenza akan
memberikan kekebalan terhadap infeksi virus yang homolog. Karena sering terjadi perubahan akibat
mutasi gen, antigen pada virus influenza akan berubah, sehingga seseorang masih mungkin diserang
berulang kali dengan jalur (strain) virus influenza yang telah mengalami perubahan ini. Kekebalan yang
diperoleh melalui vaksinasi sekitar 70%. Vaksin influenza mengandung virus subtipe A dan B saja karena
subtipe C tidak berbahaya. Diberikan 0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat mencegah
tejadinya mixing dengan virus yang sangat pathogen H5N1 yang dikenal sebagai penyakit avian influenza
atau flu burung. Nasal spray flu vaccine (live attenuated influenza vaccine) dapat juga digunakan untuk
pencegahan flu pada usia 5-50 tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan 3-4 minggu
sebelum terserang influenza.Karena terjadi perubahan-perubahan pada virus maka pada permulaan
wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam jumlah terbatas dan vaksinasi dianjurkan hanya
untuk beberapa golongan masyarakan tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dengan
kemungkinan komplikasi yang fatal.

Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan lebih dini.

1. Mencuci tangan

Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung. Seseorang yang bersin dan
menutupnya dengan tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas minum,
maka virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-benda tersebut.

Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga berminggu-minggu.Oleh karena itu, usahakan
untuk mencuci tangan sesering mungkin.

2. Jangan menutup bersin dengan tangan

Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah menempel pada tangan dan dapat
menyebar pada orang lain.

Jika kita merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera membuangnya.

3. Jangan menyentuh muka

Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut. Menyentuh muka merupakan
cara yang paling umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu dan akhirnya menjadi cara mudah
menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.

4. Minum banyak air

Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan memberikan cairan pada tubuh. Orang
dewasa yang sehat umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.
Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan yang cukup?Jika warna urine
berwarna relatif jernih berarti tubuh kita memang mendapatkan cukup cairan, sebaliknya jika berwarna
kuning gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih banyak cairan lagi.

5. Mandi sauna

Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap pencegahan flu, namun
sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mandi sauna dua kali per minggu akan
memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu.

Hal tersebut memang sesuai dengan teori bahwa ketika kita menghirup uap panas lebih dari suhu 80
derajat celcius akan menyebabkan virus flu akan sulit untuk bertahan.

6. Menghirup udara segar

Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh, khususnya di cuaca yang
dingin karena cuaca seperti ini akan membuat tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.

7. Lakukan olahraga aerobik secara teratur

Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih banyak sehingga kita
bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah. Olahraga
ini juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.

8. Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical

Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang berperan
memberikan vitamin pada makanan.

9. Konsumsi yogurt

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah lemak setiap hari dapat
mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.
Bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam yogurt diketahui dapat menstimulus produksi sistem
kekebalan tubuh untuk menyerang virus.

10. Relaksasi

Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka dengan sendirinya kita juga dapat
mengaktifkan sistem imunitas tubuh.

Diduga ketika kita melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian sistem imunitas yang merespon
terhadap virus flu) akan meningkat dalam aliran darah kita.

Kesimpulan

Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan yang sangat menular dapat
menyerag burung dan mamalia.

Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan C yang merupakan suatu orthomixovirus
golongan RNA.

Virus influenza tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1 yang menyebabkan flu burung dan
termasuk HPAI.

Penularan virus influenza melalui droplet dan lokalisasinya di traktus respiratorius.

Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan disfagia.

Komplikasi influenza dapat terjadi pneumonia influenza primer dan pneumonia bakterial sekunder.

Influenza dapat diobati secara simtomatik, dan dengan antiviral dapat memperpendek angka sakit.

Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan imunoprofilaksis.

Saran

Jagalah kesehatan sebagai anugrah terbesar sehingga kita terhindar dari virus influenza yang dapat
mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan melakukan pencegahan di secara dini dan jangan lupa
menjaga kebersihan baik dari badan, tempat, maupun pakaian karena dengan kebersihan semoga kita
terhindar dari virus tersebut. Jangan pernah dilupakan adalah lakukan olahraga yang teratur terukur
sesuai dengan berat badan dan kondisi tubuh kita.

Apa saja tanda-tanda dan gejala flu (influenza)?

Gejala influenza umumnya datang secara tiba-tiba. Tanda dan gejalanya biasanya mulai dari 24 sampai
48 jam setelah terpapar virus flu. Gejala dan demam terburuk biasanya berlangsung selama 3 sampai 5
hari. Tanda dan gejalanya seperti

Demam tinggi (di atas 38 derajat Celsius)

Panas dingin, nyeri otot

Merasa sangat lemah atau lelah

Sakit kepala

Mata terasa sakit

Batuk dan bersin

Sakit tenggorokan

Hidung meler

Sakit perut (terlebih pada anak-anak dibandingkan orang dewasa)

Batuk dan merasa sangat lemah dan lelah bisa bertahan hingga 6 minggu

Mungkin ada beberapa tanda dan gejala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda mempunyai
kekhawatiran mengenai gejala influenza, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Kapan saya harus ke dokter?

Kebanyakan orang yang terkena flu dapat mengobati dirinya sendiri di rumah dan biasanya tidak perlu
ke dokter.
Jika Anda menunjukkan gejala flu dan berisiko komplikasi, pergilah ke dokter segera. Mengonsumsi obat
antivirus dalam 48 jam pertama setelah munculnya gejala utama dapat mengurangi lamanya Anda
mengidap penyakit dan membantu mencegah masalah yang lebih serius.

Penyebab

Apa penyebab flu (influenza)?

Influenza atau flu adalah kondisi yang disebabkan oleh virus yang bisa dikategorikan. Ada jenis flu dari
jenis A, B atau C. Jenis A adalah yang paling umum.

Orang yang terkena virus penyebab influenza akibat menghirup udara yang sudah tercemar virus dari
orang lain yang terinfeksi (misalnya melalui batuk atau bersin), atau dari menyentuh sesuatu yang sudah
disentuh orang yang terinfeksi.

Influenza bisa menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau jika Anda memakan daging
hewan tersebut.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk flu (influenza)?

Ada beberapa faktor risiko untuk influenza, misalnya:

Usia. Influenza musiman cenderung menyerang balita dan orang tua.

Kondisi tempat tinggal. Orang yang tinggal di fasilitas bersama dengan banyak penghuni, seperti panti
jompo atau asrama tentara, lebih sering terkena influenza.

Sistem kekebalan tubuh lemah. Pengobatan kanker, obat anti penolakan, kortikosteroid, dan HIV/AIDS
bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Hal ini bisa membuat Anda lebih mudah tertular
influenza dan bisa juga meningkatkan risiko Anda terkena komplikasi.
Penyakit kronis. Kondisi kronis, seperti asma, diabetes, atau jantung, bisa meningkatkan risiko Anda
terjangkit komplikasi akibat influenza.

Hamil. Wanita hamil lebih mungkin untuk terjangkit komplikasi influenza, terutama dalam trimester
kedua dan ketiga.

Kegemukan. Orang dengan Indeks Massa Tubuh sebesar 40 atau lebih memiliki peningkatan risiko
komplikasi dari flu.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk flu (influenza)?

Flu adalah kondisi yang bisa diatasi. Pengobatan yang paling baik adalah istirahat.

Untuk mengatasi gejala lainnya yang membuat tidak nyaman, Anda bisa minum obat pereda nyeri NSAID
seperti paracetamol dan ibuprofen, hingga obat batuk pilek, atau dekongestan. Jangan memberikan
aspirin kepada anak-anak berusia kurang dari 16 tahun karena akan sangat meningkatkan risiko terkena
Reye’s Syndrome.

Menghirup uap hangat dapat melegakan hidung yang tersumbat dan membantu mengencerkan sekret
hidung (ingus). Tuangkan air panas ke dalam baskom lalu hirup uap hangat yang dihasilkan oleh air
panas tersebut. Minyak esensial yang beraroma dapat ditambahkan. Anda dapat menggunakan selimut
untuk membuat ruang tertutup bagi kepala Anda dan baskom agar uap air dapat terfokus ke hidung
Anda. Tundukkan kepala Anda agar dapat mengarahkan uap air dengan lebih baik. Perbanyak minum air
putih untuk mengencerkan ingus.

Influenza tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik.

Tes apa yang paling umum untuk influenza?


Dokter akan membuat diagnosis dari gejala-gejala yang Anda alami. Dokter juga bisa melakukan tes
untuk memastikan diagnosis tersebut. Tes tersebut bisa melibatkan sampel cairan dari ingus atau
menggunakan sampel darah. Dokter juga bisa meminta x-ray untuk mengecek adanya pneumonia
(komplikasi).

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi flu
(influenza)?

Gaya hidup dan pengobatan di rumah yang bisa membantu Anda mengatasi flu adalah:

Mandi air hangat atau kompres dengan bantalan pemanas bisa membantu meringankan nyeri otot.

Menghirup uap hangat misalnya dengan vaporizer dapat membantu mengencerkan sekret hidung
(ingus) menipiskan sekres.

Berkumur dengan air garam hangat atau obat kumur bisa meringankan sakit tenggorokan.

Perbanyak cairan dalam tubuh: minum 2 liter air putih setiap harinya untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang dan konsumsi suplemen vitamin untuk daya tahan tubuh

Istirahat yang cukup: orang dewasa sehat membutuhkan waktu tidur ideal antara 7- 8 jam sehari untuk
memberikan waktu bagi otot dan pikiran beristirahat

Konsumsi obat penghilang rasa sakit: Konsultasi dengan dokter atau apoteker Anda untuk mendapat
obat penghilang rasa sakit, baik resep/nonresep. Obat-obatan ini dapat mengurangi rasa sakit yang
muncul bersamaan dengan pilek

Anda mungkin juga menyukai