Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL CARE

1. Pengertian
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksakeadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 1996)
Antenatal Care (ANC) ialah perawatan fisik mental sebelum persalinan atau
masa hamil. ANC bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang kurang
baik bagi ibu dan anak (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Antenatal Care adalah perawatan yang dilakukan atau diberikan kepada ibu
hamil mulai dari saat awal kehamilan hingga saat persalinan (Rahmatullah, 2016).
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono,
2016).

2. Proses kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya
sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sel
sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Sulistyawati, 2010:4).
Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).
Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses
fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau uterus yang berhasil
menemukan ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi
membran sel ovum, lalu spermatozoa akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak
spermatozoa akan merusak korona radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa
berhasil menembus membran sel ovum, konfigurasi membran ovum langsung berubah
sehingga spermatozoa lain tidak dapat masuk.
Spermatozoa menuju masa apa saja yang berbentuk telur yang ditemuinya, dan
hanya sedikit yang mencapai ovum. Hanya kepala spermatozoon yang masuk ke dalam
ovum, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus spermatozoon akan
dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita.
Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot
mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280
hari. 14 Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode embrionik
(7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama
setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi kelompok 16 sel (morula).
Morula kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot
berjalan di sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam
endomentrium uterus.

Perkembangan Janin di Dalam Uterus (Sulistyawati, 2010:89).


a. Trimester pertama (minggu 0-12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya janin (Kusmiyati, 2009:67).
a) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma
yang terjadi pada minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur
yang sudah di buahi sperma bergerak dari tuba falopi dan menempel di
dinding uterus (endrometrium).
b) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ
organ utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan
lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah.
Janin mulai berubah dari blastosit menjadi embrio berukuran 1,3cm
dengan kepala yang besar.
c) Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus
bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat
tinggi.
b. Trimester Ke-dua (minggu ke 12-24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada
minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG)
untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi
kembar. Jaringan kuku, kulit serta rambut berkembang dan mengeras pada
minggu ke-20 dan ke-21. Indra pengliatan dan pendengaran janin mulai berfungsi.
Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak
sosok manusia dengan panjang 30cm (Kusmiyati, 2009:68).
c. Trimester Ketiga (minggu 24-40)
Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan sempurna. Janin
menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau menonjok
serta dia sudah mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh lebih
lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk
dilahirkan. Berat bayi lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan pajang 50cm
(Kusmiyati, 2009:67).
I. Periode Germinal
Ovum yang kini berkembang menjadi blastosit, mencapau uterus sekitar
hari ke-5 setelah fertilisasi. Di uterus, blastosit terletak dekat dengan
endometrium selama satu sampai dua hari untuk memungkinkan trofoblas
menyekresi enzim proteolik yang memecah permukaan endrometrium. Dengan
cara mencerna dan mencairkan sel-sel endometrium uterus. Blastosit tertanam
ke dalam endometrium sehingga blastosit dapat dihidopi dan melanjutkan
perkembangan nya. Penonjolan kecil seperti jari berkembangan di sekitar
keseluruhan blastosit dan trofoblas, membantu proses implantasi dan
melekatkan blastosit dengan kuat ke dalam endometirum. Tonjolan tersebut
disebut vili korionik primitif.
Bebebrapa vili korionik ini akan berkembang menjadi plasenta matur dan
sisanya akan atrofi dan menjadi membran korionik yang memmbatasi janin
dengan uterus. Implementasi plasenta sempurna normalnya pada hari ke-11,
setelah fertilisasi. Begitu tertanam, endometrium disebut desidua. Desidua
menjadi beberapa kali lebih tebal dibandingkan dengan endometrium tidak
hamil akibat peningkatan kadar hormon kehamilan dan desidua menghidupi
ovum yang telah dibuhai selama kehamilan.

II. Periode Embrionik


Begitu blastosit tertanam dalam disidua, maka ini disebut sebagai
embrioni. Tahapan embrio dimulai dari perkembangan masa sel sejak
implementasi sampai minggu ke-8 kehamilan. Embrio berkembang dengan
sangat cepat. Tahap pertama perkembangan embrio adalah pembentukan dua
buah rongga tertutup yang saling berdekatan satu sama lain yaitu rongga
amnion dan yolk sac. Bagian embrio yang terbentuk di antara kedua rongga ini
disebut lempeng embrionik. Ada tiga lapisan sel yang berkembang pada
lempeng embrionik.
1) Lapisan yang terdekat dengan rongga amnion,disebut ektoderm, akan
berkembang mmenjadi kulit dan sistem syaraf pusat embrio.
2) Lapisan tengah disebut mesoderm akan berkembang menjadi tulang
otot,jantung dan pembuluh darah serta beberapa organ dalam seperti ginjal
dan organ reproduksi.
3) Lapisan dalam yang terdekat dengan yolk sac adalah endoderm. Endoderm
akan berkembang menjadi organ - organ pencernaan,kelenjar dan membran
mukosa.
3. Tanda-tanda pasti dan tanda palsu kehamilan
a. Tanda dugaan hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
4) Syncope (pingsan
5) Kelelahan
6) Payudara tegang
7) Sering miksi
8) Kontipasi atau obstipasi
9) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini:
a) Sekitar pipi: cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung,
pipi, dan leher).
b) Sekitar leher tampak lebih hitam.
c) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), strie nigra, linea alba menjadi lebih
hitam (linea grisae/nigra).
d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga terbentuk areola
sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah
muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan
hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgometri menonjol
dan pembuluh darah menifes sekitar payudara (Prawirohardjo, 2010:134)
e) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat pembesaran bagian
tersebut (Walyani, 2015: 71)
b. Tanda kemungkinan hamil (Problem sign)
a) Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus menyebabkan pertambahan
lingkar abdomen secara bertahap.
b) Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama uterus berbentuk menjadi
bulat kuat, membesar, lunak dan berbentuk seperti rongga.
c) Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem segmen bawah uterus sampai
kedaerah yang dapat dikompresi hampir setipis kertas (Reeder, dkk. 2011:417).
d) Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapt dirasakan oleh tangan pemeriksa (Ummi, dkk. 2011:72).
e) Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi, serviks mulai melunak dan
lubang eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau derajat pelunakan, seperti
lobus telinga atau bibir (dikenal dengan istilah tanda Goodell). Sebagai
perbandingan konsistensi serviks pada wanita yang tidak hamil terasa sama dengan
ujung hidung (Reeder, dkk. 2011:417).
f) Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang atau distimulasi dengan
rabaan akan mudah berkontraksi (Sulistyawati, 2012:124). Peregangan sel-sel otot
uterus, akibat meningkatnya aktomiosin di dalam otot uterus (Ummi, dkk.
2011:72).
c. Tanda pasti (positive sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang
dapat dilihat langsung oleh pemeriksa (Walyani, 2015:73).
a) Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah kehamilan lanjut
diatas empat bulan. Jika dengan ultrasound bunyi jantung janin dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu (Sunarti, 2013:59-60).
b) Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat melakukan pemeriksaan
(Sunarti, 2013:60)
c) Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan menggunakan ultrasonografi
(Sunarti, 2013:60).
4. Adaptasi fisologis dan psikologis pada masa kehamilan
a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
1. Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009, 185-189), perubahan fisik pada trimester I adalah :
a) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh
darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan
payudara sebagai persiapan menyusui.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada 33 trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.
c) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan
ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil
d) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning
sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. E
e) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan
secara fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal
yang dapat mempengaruhi pola tidur.
f) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain
(berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit
kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh
faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan
tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
h) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.35
i) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron
yang menyebabkan tubuh menahan air.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan psikologis pada trimester I
adalah:
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benarbenar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan
merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya
kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya.
b. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II
1. Perubahan Fisik pada Trimester II
Menurut Kurnia (2009, 190-194), perubahan fisik pada trimester II adalah :
b) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan
puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16
minggu.
c) Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung
dan tidak nyaman

d) Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan kehamilannya. Ada beberapa teori tentang
hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus bekerja berlebihan
untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.
e) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
f) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut
yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
g) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini
karena perenggangan 38 ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang
semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap.
h) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah
besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
i) Hidung dan Gusi berdarah
Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa
kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan
karena adanya perubahan hormonal.
j) Perubahan kulit
Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit Perubahan tersebut bisa
berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke
tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk
sang ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit
yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa 39 gatal, sedapat mungkin
jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat
diobati setelah persalinan.
k) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintikbintik kecil akan timbul disekitar putting,
dan itu adalah kelenjar kulit.
l) Kram pada kaki
Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat
kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang
cukup. Jika terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah
menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.
m)Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. 40 Pembengkakan akan terlihat lebih jelas
pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
Menurut Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan psikologis pada trimester II
adalah :
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c) Merasakan gerakan anak
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e) Libido meningkat
f) Menuntut perhatian dan cinta
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
c. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III
1. Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut Kurnia (2009, 194-197), perubahan fisik pada trimester III adalah :
a) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
b) Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi
pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan
merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
c) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
d) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-
paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar 42
yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada). Setelah
kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum
persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena
berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma / tulang iga ibu.
e) Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
f) Masalah tidur
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga
merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
g) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan
h) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
i) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat
tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
j) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium.
k) Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya
jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada
saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester III
Menurut Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan psikologis pada trimester III adalah :
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f) Merasa kehilangan perhatian
g) Perasaan mudah terluka (sensitif)
h) Libido menuruna
5. Penentuan Usia kehamilan dan taksiran persalinan
Menentukan usia kehamilan yang akurat dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu :
a. Metode Rumus Neagle
Metode Rumus Neagle digunakan untuk menghitung usia kehamilan
berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga tanggal saat anamnese
dilakukan. Rumus Neagle memperhitungkan usia kehamilan berlangsung selama 280
hari (40 minggu). Usia kehamilan ditentukan dalam satuan minggu. Selain umur
kehamilan, dengan rumus Neagle dapat diperkirakan pula hari perkiraan
persalinan/lahir (HPL). Namun rumus ini hanya bisa digunakan untuk ibu yang siklus
haidnya teratur.

Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) :

1. Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret (Sebelum dari tanggal
25) menggunakan rumus = +7 +9 +0
Contoh : HPHT : 6 Januari 2013
= 6 / 1 / 2013
= +7 +9 +0
Jadi HPL nya= 13 / 10 / 2013 (13 Okt 2013)
2. Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan selebihnya) dan
bulan seterusnya sampai akhir Desember menggunakan rumus = +7 - 3 +1

Contoh : HPHT : 8 Juli 2013

= 8 / 7 / 2013

= +7 – 3 +1

Jadi HPL nya = 15 / 4 / 2014 (15 Apr 2014

b. Metode Pengukuran TFU


Metode pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dapat dilakukan dengan
menggunakan pita ukur. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis
pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak.

Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama
dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

c. Metode Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)


Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan
diagnostik) untuk pemeriksaan bagian- bagiandalam tubuh manusia, dimana dapat
mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan
sekitarnya. Penentuan usiakehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1. Mengukur diameter kantong kehamilan pada kehamilan 6-12 minggu.
2. Mengukur jarak kepala bokong pada kehamilan 7-14 minggu.
Mengukur
3. diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu
1. Penentuan taksiran berat janin  
Rumus Taksiran Berat Janin

Penentuan taksiran berat badan janin berdasarkan TFU adalah pemeriksaan yang
sederhana dan mudah serta dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang belum tersedia
pemeriksaan ultrasonografi. Berikut rumus untuk menentukan taksiran berat janin adalah :

a. Rumus Johnson Tausack


Johnson dan Tausack (1954) menggunakan suatu metode untuk menaksirkan
berat badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), yaitu dengan mengukur
jarak antaratepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti
lengkungan uterus, memakai pita pengukur dalam centimeter dikurangi 11, 12, atau 13
hasilnya dikalikan 155, didapatkan berat badan bayi dalam gram. Pengurangan 11, 12,
atau 13 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika kepala sudah melewati tonjolan tulang
(spinaischiadika) maka dikurangi 12, jika belum melewati tonjolan tulang
(spinaischiadika) dikurangi 11 (Varney, 2004).

Rumus Johnson adalah sebagai berikut:

TBJ = (TFU-N) x 155

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

N = 13 bila kepala belum masuk PAP ,12 bila kepala masih berada di atas spina
ischiadika., 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika

b. Rumus Niswander
Niswander melakukan penelitian dan menemukan rumus yang berbeda untuk
taksiran berat janin

Rumus Niswander dalam Gayatri (2012) adalah sebagai berikut :

TBJ = TFU-13 x 453,6

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri


c. Rumus Risanto
Rumus Risanto adalah rumus yang diformulasikan berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia tetapi rumus tersebut tidak digunakan
secara luas oleh tenagakesehatan (Titisari HI, 2012). Rumus Risanto ditemukan oleh
Risanto Siswosudarmo pada tahun 1990 berdasarkan tinggi fundus uteri berupa
persamaan garis regresi linier

Rumus Risanto adalah sebagai berikut :

TBJ = 127,6 x TFU – 931,5

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

d. Formula Dare
Pada Agustus 1986 sampai Juli 1989, Departemen Obstetri dan Ginekologi
“Institute of Medical Sciences”, Universitas Hindu Banaras, menyatakan bahwa TFU dan
pengukuran lingkar perut akan berkolrelasidengan berat badan bayi baru lahir (S. Swain
et al, 1993).

Pada tahun 1990, Dare et al mengajukan suatu formula yang lebih sederhana
untuk menghitung taksiran berat badan janin, yaitu perkalian antara SFH dengan AG.
Metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian
dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka ak an didapat taksiran
berat janin(Irianti, 2015).

Rumus Formula Dare adalahsebagai berikut :

TBJ = TFU x LP

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin


TFU = Tinggi Fundus Uteri

LP = Lingkar Perut

Metode ini dianggaplebih mudah digunakan berbagai kalangan danmemiliki nilai


bias yang minimal dibandingkan penggunaan tinggi symphysial-fundal. Penelitian yang
dilakukan Mohanty, Das dan Misra didapatkan bahwa metode abdominal birth memiliki
nilai prediktif yang baik untuk bayiberat lahir rendah (Mohanty, 2000)

2. Factor-faktor yang menyebabkan penyulit persalinan


Berdasarkan Machmudah (2010), penyulit persalinan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:

1) Faktor Usia
Ibu yang hamil diatas usia 35 tahun atau lebih memiliki resiko tinggi dalam
melahirkan seperti kehamilan kembar, distosia, preeklamsi/eklamsia, hipertensi dalam
kehamilan dan kehamilan premature. Ibu yang melahirkan pertama kali pada usia 19
tahun juga memiliki resiko komplikasi pada kehamilan pada saat melahirkan dan nifas
(Manuaba, 2009).
2) Paritas
Persalinan lama lebih sering terjadi pada ibu multipara atau grandemultipara
karena pada dinding abdomen atau uterus terdapat jaringan perut karena kehamilan
sebelumnya yang dapat menghambat proses kontraksi (Cumingham, 2006).

3) Jarak Kehamilan
Proses pemulihan pada ibu postpartum memerlukan waktu kurang lebih enam
minggu namun organ reproduksi akan kembali kekondisi sebelum hamil memerlukan
waktu dalam hitungan bulan bukan tahun. Jika terjadi kehamilan berikutnya selama masa
dua tahun dimungkinkan akan terjadi berturut - turut dalam jangka waktu singkat
menyebabkan pembuluh darah belum siap beradaptasi dengan adanya peningkatan
jumlah volume darah pada waktu hamil (Machmudah, 2010).

4) Aktivitas Selama Kehamilan


Kondisi ibu hamil juga dipengaruhi oleh aktivitas ibu selama hamil. Ibu hamil
yang banyak bergerak selama hamil akan dapat mempengaruhi (mempercepat) proses
persalinan (Machmudah, 2010). Ibu hamil yang banyak melakukan aktivitas berat,
misalnya mengangkat beban berat dan kerja berat dapat meningkatkan resiko terjadinya
persalinan premature (Bobak, 2005).

5) Kunjungan
Antenatal Care Kunjungan antenatal idealnya dilakukan segera setelah ibu hamil
(terlambat haid) dengan tujuan untuk memastikan kehamilan dan untuk melihat kondisi
kesehatan ibu dan janin. Pengawasan antenatal memberikan menfaat dengan
ditmukannya kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinan (pada kasus plasenta previa, preeklamsia).
Kunjungan ibu hamil untuk memriksakankehamilannya minimal 6 kali selama periode
kehamilan (Kemenkes, 2007). Melakukan pemeriksaan secara dini dan pengobatan secara
teratur dapat menurunkan resiko komplikasi selama persalinan dan nifas (Machmudah,
2010).

3. Deteksi resiko pada saat kehamilan (skor poedji)


Penapisan Ibu Hamil

Ibu hamil dibagi dalam 3 kelompok yaitu:

a. Kehamilan Resiko Rendah (KKR) skor 2 hijau


Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko, Kemungkinan besar: persalinan
normal,tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar menyebabkan
komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan / kecacatan pada ibu dan
atau bayi baru lahir.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah Kehamilan dengan
faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau janinnya yang dapat
menyebabkan lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan dan lebih besar
dampak kematian ibu dan atau bayi
SKOR POEDJI ROCHJATI

I II III IV

Kelompo Masalah/Faktor Resiko SKOR TRIBULAN


k Skor Awal Ibu Hamil 2
No
 Faktor I II III.1 III.2
Resiko

1 Terlalu Muda Hamil I < 16 4


tahun

2 Terlalu Tua Hamil I >35 tahun 4

Terlalu Lambat Hamil I, kawin 


> 4 tahun

3 Terlalu lama hamil lagi (>10 4


tahun)

4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2 4


tahun)

5 Terlalu banyak anak, 4 atau 4


lebih

6 Terlalu tua umur > 35 tahun 4

7 Terlalu pendek < 145 cm 4

8 Pernah gagal hamil 4

9 Pernah melahirkan dengan

a.       Tarikan tang/vakum 4

b.      Uri dirogoh 4
c.       Diberi Infus/tranfusi 4

10 Pernah Sectio caesarea 4

11 Penyakit pada ibu hamil

a.       Kurang darah 4

b.      Malaria

c.       TBC paru 4

d.      Payah jantung

e.       Kencing manis 4

f.       PMS

12 Bengkak pada muka/tungkai dan 4


tekanan darah tinggi

13 Hamil kembar 2 atau lebih 4

14 Hamil kembar air (hydramnion) 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak lintang 8

19 Pendarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsi berat/ kejang – 8


kejang

(Buku KIA, 2009)


9.WOC kehamilan
10. Data focus pada masa kehamilan .    
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester I
1.    Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi pusat
pernafaasan, CO2 menurun dan O2 meningkat akan bermanaat bagi janin. Kehamilan
menyebabkan hiperventilasi, dimana keadaan CO2 menurun.
2.    Nutrisi
Kalori 200 gr/dL, Protein 30 gr/hari untuk pertumbuhan dan perkembangan
bulan kehamilan serta kenaikan protein plasma dan HB ibu hamil. Kenaikan berat
badan antara 6-19 kg dan sebelum 20 minggu adaln 2 kg/bulan
3.    Personal Hygiene
Harus selalu dijaga selama kehamilan, mandi untuk perawata kulit, karena
funsi ekskresi meningkat (Keringat). Kebersiahan payudara harus dijaga
menggunakan minyak telon kemudian dibilas denga air bersih
4.    Eliminasi
Pada trimester 1 ibu cenderung BAK karena rahim membesar dan menekan
kandung kemih sehingga sering BAK. Pengaruh progesterone, gerakan peristaltik
usus menurun sehingga terjadi konstipasi.
5.    Seksual
Libido menurun karena sering mual dan muntah
6.    Periksa kehamilan
Pada trimester 1 dijadwalkan untuk kunjungan ulang denga interval 4 minggu
7.    Istirahat/tidur
Ibu hamil dianjurkan menentuka pola istirahat dengan baik guna menunjang
kesehatan ibu dan janin.
8.    Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.
11. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan trimester I
1. Pengkajian umum
Nama, umur, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya
perkawinan dan alamat
a. Keluhan utama: Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang.
b. Riwayat kesehatan :
 Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke rumah
sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haaid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
 Riwayat Pembedahan Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh
klien, jenis pembedhan, kapan, oleh siapa dan diamna tindakan tersebut
berlangsung.
 Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
 Riwayat kesehatan keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari geneogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
 Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah,
bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluhan yang menyertainya.
 Pola aktifitas sehari-hari :
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAK/BAB), istirahat
tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

c. Pemeriksaan fisik
1. Kelenjar tiroid
Tingkat metabolic dan ritme, termasuk keteraturan menstruasi pada usia subur,
diatur oleh kelenjar tiroid. Efek aktifitas tiroid sangat luas. Oleh karena itu,
observasi tingkah laku, penampilan, kulit, mata, rambut, dan status
kardiovaskular merupakan hal yang penting.
2. Payudara
Pemeriksaan ginekologi dilakukan dengan mula-mula memeriksa payudara
untuk menetapkan data dasar tentang keadaan normal. Akan tetapi, pemeriksa
harus waspada terhadap kemungkinan keganasan.
d. Diagnosa dan intervensi keperawatan
Diagnosa NOC NIC

kontipasi berhubungan 1. Eliminasi Usus 1. Manajemen saluran cerna


dengan peningkatan Defenisi : Aktivitas :
absorsi air di saluran Pembentukan dan - Catat tanggal BAB terakhir
gastrointestinal pengeluran feses - Monitor BAB termasuk
Indikator : frekuensi,konsistensi,bentu
Defenisi: penurunan
1. Pola Eliminasi k, volume, dengan cara
frekuensi normal
2. Kontrol gerakan yang tepat
defekasi yang disertai
usus - Lapor berkurangnya bising
keluitan atau
3. Kemudahan usus
pengeluaran feses
BAB - Evaluasi Inkontinensia
4. Tekanan sfingter fekal seperlunya
2. Manajemen konstipasi
Aktivitas :
- Monitor tanda dan gejala
konstipasi
- Monitor pergerakan usus
- Monitor bising usus
- Buatlah jadwal untuk BAB
dengan cara yang tepat
- Informasikan pada pasien
mengenai prosedur untuk
mengeluarkan feses dengan
cara yang tepat
Resiko Kekurangan 1. Keseimbangan 1. Monitor Cairan
Volume Cairan cairan Aktivitas :
berhubungan dengan Defenisi - Tentukan jumlah dan jenis
mual-muntah :Keseimbangan intake cairan serta
cairan di dalam kebiasaan eliminasi
Defenisi: kerentanan
ruangan intraselular - Tentukan factor-faktor
mengalami kekurangan
dan ekstraselular resiko yang mungkin
vol cairan
tubuh menyebabkan
intravascular,
Aktivitas : ketidakseimbangan cairan
intertisial, yang dapat
1. Tekanan darah - Monitor berat badan
menganggu kesehatan
2. Denyut nadi - Monitor tekanan darah,
radial denyut jantung, dan status
3. Tekanan arteri pernapasan
rata-rata - Monitor asupan dan
4. Keseimbangan pengeluaran
intake dan output
dalam 24 jam
5. Berat badan
stabil
Resiko Jatuh terhadap 1. Kejadian Jatuh 1. Manajemen lingkungan :
janin berhubungan Defenisi : Jumlah keselamatan
dengan pusing selama banyaknya pasien Aktivitas :
kehamilan jatuh - Identifikasi hal-hal yang
Aktivitas : membahayakan di
Defenisi: rentan
1. Jatuh saat berdiri lingkungan
terhadap peningkatan
2. Jatuh saat - Modifikasi lingkungan
risiko jatuh, yang dapat
berjalan untuk meminimalkan
menyebbakan bahaya
3. Jatuh saat duduk bahan berbahaya dan
fisik dan gangguan
4. Jatuh saat naik beresiko
kesehatan tangga - Gunakan peralatan
5. Terjun saat turun perlindungan
tangga - Sedikan alat untuk
beradaptasi
2. Pencegahan jatuh
Aktivitas :
- Identifikasi perilaku dan
factor yang mempengaruhi
resiko jatuh
- Kaji ulang riwayat jatuh
Bersama pasien dan
keluarga
- Monitor gaya berjalan,
keseimbangan dan tingkat
kelelahan dengam ambulasi
- Ajarkan pasien untuk
beradaptasi terhadap
modifikasi gaya berjalan
yang telah disarankan

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan : Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu


Bulecheck, dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) sixth edition. USA: Elseveir

Bobak, Lowdermik, Jensen.2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta :EGC

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung:
Elemen.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.


http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-G59.pdf.

George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-online.com/download/ASUHAN


%20-ANTENATAL.pdf.

Hadi, Ria A. 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran: Vivo Publisher

Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.

Herdman T. Heather, Kamitsuru S. 2015. Nanda International Inc.Diagnosis Keperawatan


Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : ECG

Indriyani, Diyan. 2013. Keperawatan Maternitas pada Area Perawatan


Antenatal.Yogyakarta:Graha Ilmu

Moorhead, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth edition. USA:Elseiver

Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha medika

Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.

Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Manuaba, IBG .2008. Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC: Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai