Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANALISIS PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA

(Studi kasus Di SMP Negeri 9 Sigi)

NASKA PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas penganti final
program studi ilmu ekonomi dan studi pembangunan

Disusun Oleh :
YUNITA
10119032
Kelas : P1/A

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
ABSTRAK
ANALISIS TENTANG PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA

Yunita C10119032 Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan


Fakulutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman tentang nilai-nilai pancasila


yang meliputi (10) pengamalan nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa. (2) pengamalan nilai-nilai
kemanusian yang adil dan beradab. (3) pengamalan nilai-nilai persatuan indonesia. (4) pengemalan
nilai-nilai kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
(5)pengamalannilai-nilai pancasila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualikatif. Penelitian ini di lakukan di SMP 9 SIGI
pada bulan Desember 2019, subjek penelitian ini meliputi siswa kelas X dan kelas XI. Teknik
pengumpulan meliputi wawancara teknik pemeriksaan meliputi keabsahan data menggunakan cross
check data hasil wawancara antara subjek peneliti yang mengenai pengamalan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci : Nilai, Pancasila, dan Kepribadian.


PENDAHULUAN

Pancasila merupakan dasar negara Republik Idonesia yang di dalamnya terdapat lima sila
sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia. Menurut syamsudin, ddk (2009:14), pancasila sudah
merupakan pandangan hidup yang telah terbakar dalam kepribadian bangsa sebagai dasar dasar
negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Pancasila penting untuk di tanamkan pada peserta
didik yang masih sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah ke atas.
Menurut Sugihartono, ddk (2007:3-4) sebagai mana di kutip Irham dan Wiyani (2013:19), pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana yang di lakukan oleh pedidik untuk mengubah tingkah laku
manusia, baik secara individual maupun kelompok melalui prose pengajaran dan penelitian.
Menurut Basri (2013:13), pendidikan di artikan sebagai proses pembinaan dan pembimbingan yang
di lakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Penaman nila-nilai pancasila kepada siswa SMP 9 SIGI akan membuat perilaku peserta didik
sesuai dengan pengamalan pancasila. Menurut Khodija (2014:5),perilaku adalah segala sesuatu yang
yang lakukan manusia atau hewan yang dapat di amati dengan cara tertentu. Pada masa SMP
dimana siswa berprilaku yang beragam terhadap teman atau hewan yang dapat di amati dengan
cara tertentu. Pada masa-masa SMP adalah di mana sisw berprilaku yang beragam terhadap teman
atau guru di lingkungan sekolah. Perilaku siswa tersebut terkadang tidak mencerminkan perilaku
sesuai pengamalan nilai-nilai pancasila . beragam perilaku siswa SMP yang masih belum sesuai
dengan nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah salah satunya masih minim pemahaman akan nilai
pancasila.

METODE PENELITIAN

Menurut Arikunto(2013:188) menjelaskan subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk
di teliti oleh peneliti. Menurut Bungin (2008:76), objek penelitian adalah yang fokus dan lokus
penelitian yaitu apa yang menjadi sesaran secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa subjek penelitian ini Siswa kelas X
dan siswa kelas XI. Objek dalam penelitian ini yaitu perilaku siswa tentang pengamalan nilai-nilai
pancasila
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan melalui wawancara dapat di temukan pemahaman


siswa mengenai nilai-nilai pancasila. Pengamalan siswa dalam menerapkan nilai-nilai pancasila. Serta
usaha-usaha untuk meningkatkan pengamalan nilai-nilai pancasila. Berikut ini merupakan
pemaparan dari hasil penelitian yang di lakukan :

A. Pengamalan siswa SMP 9 SIGI tentang nilai-nilai pancasila?


Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa:
1. Menghormati orang yang berbeda agama dengan kita
2. Jangan menganggu ketika seseorang melakukan ibadah
3. Tidak mengejek/mencela agama orang lain

Pengamalan Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab


1. Menghormati hak-hak dan kewajiban yang di miliki masing-masing orang sehingga tidak
terjadi pelanggaran HAM
2. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia.
3. Tidak membeda-bedakan suku,ras,bangsa dan agama.
4. Mengembangkan sikap peduli dan saling tolong menolong bagi setiap orang

Pengamalan Sila Persatuan Indonesia


1. Rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
2. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
3. Bangga menjadi rakyat indonesia

Pengamalan Sila kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaran/Perwakilan
1. Dalam mencapai mufakat semua orang berhak untuk mengutarakan pendapatnya
masing-masing
2. Musyawarah untuk mencapai mufakat harus di liputi semangat kekeluargaan

Pengamalan Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


1. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
2. Menghormati hak orang lain
3. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
4. Menjaga keseimbangan terhadap hak dan kewajiban.

B. Pemahaman siswa SMP Negri 9 Sigi tentang nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah?
1. Menghargai teman
2. Tidak membeda-bedakan teman
3. Toleransi terhadap teman yang sedang melaksanakan ibadah sesuai agamanya
masing-masing
4. Aktif dalam organisasi sekolah
5. Bersikap adil terhadap teman-teman.
C. Teori sila-sila pancasila (analisis apakah sama teori dengan yang kita lihat sekarang ini?
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
yakni dari Bahasa Sanskerta, paca yang berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Ideologi dasar
negara Indonesia ini penting adanya sebab merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Terdapat lima hal utama penyusun Pancasila yang
terdiri dari, Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tak lupa dasar negara kita ini juga tercantum pada
alinea ke-4 Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang secara jelas menyatakan sebagai
berikut :"Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut dalam melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang suatu Dasar Negara
Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil serta
beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia."

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Seekor burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan dan juga terdapat pula perisai
yang berada di tengah dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap
satu" ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II
dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan
pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat
tanggal 11 Februari 1950. Garuda Pancasila sendiri adalah burung Garuda yang sudah dikenal
melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara
untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat. Kemudian
terdapat  perisai yang mendasari pancasila. Perisai tersebut merupakan tameng yang telah lama
dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan
perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan. 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti
satu, kata "ika" berarti itu. Maka, secara harafiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan
"Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap
adalah satu kesatuan, bahwa bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini
digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku
bangsa, agama dan kepercayaan. Mengingat pentingnya dasar negara Indonesia ini, maka
pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Walaupun demikian, banyak
perubahan konsep pikir secara tidak langsung oleh rakyat sendiri yang menganggap
pancasila hanya sebatas teori, dan tidak melakukan dalam wujud nyata. Maka penulis disini
akan mengupas dan memberikan teori sejauh mana Pancasila itu dapat mendasari negara
kita ini.

Kelima Sila Pancasila. Sumber: Pekat Jabar

Faktanya, hampir 95% masyarakat Indonesia hafal kelima dasar pondasi Pancasila
sebagai pedoman negara kita. Namun, hanya sebagian kecil dari rakyat Indonesia dapat
menhidupi sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila tersebut. Sila pertama yang
berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa"pada dasarnya memiliki makna untuk selalu percaya
dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua yang berbunyi
"Kemanusiaan yang adil dan beradab"memiliki makna yaitu mengakui persamaan derajat,
persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.Sila yang ketiga berbunyi
"Persatuan Indonesia"memiliki makna yaitu untuk menempatkan kesatuan, persatuan,
kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Sila keempat berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan"yang memiliki makna untuk selalu mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat. Dan sila kelima yang terakhir berbunyi "Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia"yang pada dasarnya memiliki arti untuk mengembangkan
perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
gotong-royong. Kelima sila tersebut yang menjadi pondasi dasar negara Indonesia tidak bisa
semena-mena berdiri sendiri. Kelima sila tersebut saling berkolerasi membentuk suatu siklus
keutuhan, dimana jika ada satu sila yang rusak, maka akan berpengaruh pada sila yang lain.
Terbukti pada sila pertama kita diwajibkan untuk selalu percaya pada ajaran agama kita
yang berdasar pada sila kedua juga. Di sila kedua kita diharuskan untuk mengakui
persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar sesama yang ujungnya akan terwujud sila
ketiga. Karena sila ketiga sudah terwujud yakni Indonesia sudah bersatu, maka kita sebagai
warga negara Indonesia wajib mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat karena
kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat, hal ini akan menciptakan sila keempat yang
optimal. Di sila akhir, kita akan mewujudkan semua dalam bentuk nyata berupa gotong
royong dan mencerminkan sikap dan perbuatan luhur. Maka dari itu, kelima sila ini memiliki
hubungan yang erat satu dengan yang lain sehingga tidak dapat berdiri sendiri.Walaupun
kita sudah mengerti secara teori mengenai Pancasila sebagai dasar negara, nyatanya kita
masih memiliki banyak konflik yang menentang prinsip Pancasila. Itu berarti dasar negara
kita belum menjadi pedoman yang utama. Bukti konkret dari pelanggaran Pancasila seperti
konflik Poso yang terjadi 3 kali pada tanggal 25 -- 29 Desember 1998, 17-21 April 2000, dan
16 Mei -- 15 Juni 2000. Tentunya, konflik Poso ini melibatkan kaum muslim dan kaum
kristen. Hal ini merusak dasar Pancasila sila pertama. Jika kita melihat kembali tragedi
kemanusiaan Trisakti di jaman reformasi tepatnya pada tanggal 12 Mei 1998, kondisi negara
kita saat itu sangat genting. Hanya karena Presiden kedua Indonesia, sila kedua akhirnya
terlanggar.Sila ketiga yang mengutamakan persatuan keutuhan Bangsa Indonesia ternyata
juga memiliki contoh konflik diantaranya muncul Gerakan Aceh Merdeka, Organisasi Papua
Merdeka (OPM), hingga lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itu bentuk perwujudan nyata
bahwa sila ketiga juga masih belum terwujud secara optimal. Jika kita melihat realita
sekarang ini, seperti banyaknya kasus bullying dan mempermalukan satu oknum di depan
umum merupakan bentuk bahwa sila keempat dalam pancasila juga masih belum
terwujud. Hingga kasus-kasus saat ini yang masih belum terpecahkan seperti kemiskinan,
ketimpangan dalam pendidikan, dan ketimpangan dalam pelayanan kesehatan yang masih
menentang sila kelima. Hal ini patut dipertimbangkan bahwa ternyata untuk mewujudkan
dasar negara kita saja yang hanya berpedoman pada lima pilar sudah mengalami kesulitan
yang luar biasa serta terdapat konflik-konflik yang terjadi. Maka tentu saja terdapat faktor-
faktor mengapa Pancasila belum tertanam dalam di diri rakyat Indonesia. Penulis memiliki
beberapa opini berkaitan hal ini.Faktor pertama, mengenai lingkungan keluarga dan
sekolah. Tentu saja pengaruh keluarga maupun ajaran dari guru di sekolah yang baik, akan
membawa anak ke jalan yang benar. Maka penting sekali agar prinsip pedoman Pancasila
telah ditekankan dari jenjang yang lebih dini seperti SD. Sehingga, masyarakat yang tercipta
dapat lebih memiliki pedoman pada dasar negara kita. Faktor kedua, mengenai teknologi
informatika. Telah kita ketahui jaman sekarang, teknologi semakin berkembang pesat. Tentu
saja hal ini membawa dua dampak, baik positif maupun negatif. Hanya bagaimana kita
menggunakan teknologi saat ini untuk hal baik atau justru menyebarkan hoaxsehingga
mendapatkan popularitas namun merusak dasar negara Indonesia.Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Agar Pancasila dapat lebih
tertanam di rakyat Indonesia, maka pemerintahan harus lebih menegaskan kembali lewat
jalur pendidikan, penyuluhan, dan cara sosial lainnya agar masyarakat dapat menangkap
maksud Pancasila tanpa merusak keutuhan NKRI. Selain itu, perlu ditegaskan ulang dalam
UUD mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Pendidikan merupakan salah satu cara
penyuluhan yang penting, sebab dengan memberikan pengetahuan bernegara dari sejak
jenjang SD, maka anak-anak akan semakin menghidupi nilai-nilai pancasila sebagai dasar
negara. Pemberian pendidikan tidak hanya sebagai dasar teori, namun juga bagaimana
untuk mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Teori bisa didapat dari literatur
manapun maupun secara online, namun bagaimana kita menghidupi pancasila sebagai
dasar negara kita, itulah yang terpenting dari sebuah pendidikan kewarga negaraan.

D. Penerapan sila-sila pancasila dalam masyrakat?

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: panca berarti lima dan  sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Ir.
Soekarno, Pancasila merupakan isi dari jiwa bangsa Indonesia yang diwariskan secara turun --
temurun. Sedangkan menurut Notonegoro, Pancasila merupakan dasar fasafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila juga merupakan pedoman bagi masyrakat Indonesia dalam melakukan kegiatan sehari --
hari. Di mana masing -- masing sila pasti memiliki makna yang berbeda -- beda.

Sila pertama : "Ketuhanan Yang Maha Esa"

Sila ini mengajarkan untuk percaya kepada Tuhan sang pencipta langit dan bumi, juga masyarakat
diajak untuk menaati serta melakukan perintah dari Tuhan. Benda -- benda di sekeliling harus
dihargai dan dirawat karena itu juga merupakan ciptaan Tuhan. Sedangkan untuk penerapannya
dalam kehidupan sehari -- hari contohnya merawat tumbuhan dan binatang, tidak merusak
lingkungan, menghargai sesama umat beragama dengan tidak saling menjelekkan agama lain dan
menganggap agamanya sendiri adalah yang paling baik.

Sila kedua : "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab"

Dalam sila kedua ini, masyarakat diminta untuk memberikan perlakuan yang adil terhdap sesama
manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan. Manusia sebagai makhluk beradab
atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan. Di kehidupan masyarakat,
penerapan sila ini dapat dilakukan dengan cara bersikap adil kepada seluruh masyarakat dan tidak
membeda -- bedakan, sebagai manusia yang memiliki rasa, harus bisa menghargai satu sama lain.
Sila ketiga : "Persatuan Indonesia"

Sila ketiga ini mengajak masyarakat Indonesia untuk memiliki nasionalisme yang tinggi terutama
dalam menjaga persatuan dan kesatuan di negara ini. Masyarakat juga harus mengakui adanya
perbedaan suku, agama, ras, etnis, dan menghargai perbedaan tersebut. Masyarakat juga wajib
menjunjung tinggi jiwa patriotisme dalam diri masing -- masing. Penerapan sila ini dalam kehidupan
bermasyarakat contohnya menghargai perbedaan, menaati peraturan -- peraturan daerah tertentu
ketika mengunjungi tempat tersebut, tidak membeda -- bedakan dalam memilih teman pergaulan,
menjaga kerukunan antar masyarakat.

Sila keempat : "Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan"

Sila ini menggambarkan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki kedudukan di negara ini,
kedaulatan negara ada di tangan rakyat, dan seluruh keputusan negara diambil berdasarkan
musyawarah mufakat. Pemimpin juga harus memiliki kebijaksanaan dan akal sehat dalam memimpin
masyarakat Indonesia. Contoh penerapan sila ini dalam kehidupan sehari -- hari di dalam masyarakat
adalah keikut sertaan dalam pemilu, ikut berdemokrasi dengan menyampaikan pendapat, berani
mengutarakan pendapatnya di depan umum atau menyampaikan aspirasi kepada pemerintah,
sebagai pemerintah juga mau mendengarkan keluhan masyarakat dan langsung menanganinya.

Sila kelima : "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"

Sila terakhir ini meminta agar seluruh masyarakat diperlakukan secara adil baik dalam bidang sosial
budaya, hukum, dan ekonomi. Di sila ini juga diajarkan keseimbangan dalam hak dan kewajiban
masyarakat. Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari -- hari adalah bersikap adil kepada seluruh
masyarakat dan pemerintah juga memperlakukan masyarakat secara adil terutama di bidang hukum
dengan tidak memandang jabatan atau posisi orang tersebut di dalam negara.

E. Penerapan sila-sila pancasila dalam diri sendiri?


1. Menghargai sesama agama atau berbeda agama
2. Membantu sesama manusia
3. Bijaksana terhadap ke adilan
4. Bermusyawarah hingga mencapai kata mufakat
5. Tidak membedakan teman berbeda suku.
KESIMPULAN

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia
Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kengaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah

Anda mungkin juga menyukai