Anda di halaman 1dari 5

M Guszaldo Hamanda P

04011381722167
GAMMA 2017

TUGAS RANGKUMAN

IT FOOD SANITATION AND HYGIENE

BPOM (2004)  82 kasus keracunan makanan yang menyebabkan 6.500 korban sakit dan
29 orang meninggal dunia

Syarat makanan sehat untuk dikonsumsi


• Makanan tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan perubahan dari rasa, bau,
berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma, atau ada pengotoran lainnya
• Memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan ketentuan yang berlaku
• Harus bebas dari kuman E.Coli
Sumber makanan yang baik :
• Pusat penjualan bahan makanan dengan system pengaturan suhu yang dikendalikan
dengan baik (swalayan).
• Tempat-tempat penjualan bahan makanan yang diawasi oleh pemerintah daerah
dengan baik
Pengolahan makanan :
• Penjamah Makanan
• Persiapan Tempat Pengolahan
• Peralatan Masak
• Peralatan Makanan dan Minuman
• Wadah Penyimpanan Makanan dan Minuman
Faktor yang mempengaruhi Hygiene dan Sanitasi makanan
• Faktor Makanan
• Faktor Peralatan
• Faktor Manusia
Prinsip WHO dalam menjaga makanan
1. Pilih makanan yang sudah diproses.
2. Memasak makanan dengan sempurna.
3. Santap makanan segera.
4. Simpanlah makanan masak dengan benar.
5. Panasi kembali makanan dengan benar.
6. Cegah kontak makanan dengan bahan mentah.
7. Cuci tangan sesering mungkin.
8. Jagalah kebersihan permukaan dapur secermat mungkin.
9. Lindungi makanan dari serangga, tikus dan binatang lain.
10. Pergunakan air bersih.
Food borne disease

Food-borne disease atau penyakit bawaan makanan adalah penyakit yang dihantarkan
melalui pangan atau sering disebut penyakit akibat pangan, disebabkan oleh konsumsi
makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Penyakit bawaan makanan mencakup lingkup penyakit yang etiologinya bersifat
kimiawi maupun biologis, termasuk penyakit kolera dan diare, sekaligus beberapa
penyakit parasite.
Berdasarkan data WHO terdapat setidaknya 31 hazard food-borne yang menyebabkan
setidaknya 32 penyakit secara global dan telah menyebabkan 600 juta kejadian food-
borne disease dan 420.000 kematian pada tahun 2010.

Epidemiologi

Di Indonesia
Jumlah penderita KLB diare tahun 2013 di Indonesia menurun secara signifikan
dibandingkan tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada tahun 2013.

Penggolongan Food bourne disease


• Food Infection
• Food Intoxication
• Food infection and Intoxication

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)


HACCP merupakan salah satu konsep dan strategi untuk menjamin keamanan dan
mutu pangan yang dianggap lebih efektif dan aman serta telah diakui secara
internasional dalam sistem manajemen keamanan pangan.
Filosofi: pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan berdasarkan
pencegahan preventif (preventive measure) yang dipercaya lebih unggul dibanding
dengan cara konvensional yang menekankan pada sampling dan pengujian produk
akhir di laboratorium.

Prinsip HACCP
• Analisis bahaya
• Penentuan Titik Kendali Kritis (CCPs)
• Penetapan Batas Kritis (CL)
• Penyusunan prosedur pemantauan
• Penetapan tindakan korektif
• Penetapan prosedur penyimpanan data (record-keeping) dan dokumentasi
• Penetapan prosedur verifikasi
Cara Pencegahan Terjadinya Foodborne Disease
1. Kebersihan
2. Pemantauan suhu
3. Cara penyimpanan makanan

IT HOUSING DAN HEALTH

Rumah sehat
Sebuah rumah yang dekat dengan air bersih, berjarak lebih dari 100 meter dari tempat
pembuangan sampah, dekat dengan sarana pembersihan, serta berada di tempat dimana air
hujan dan air kotor tidak menggenang (Notoatmodjo, 2003).

Fungsi rumah
• Tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban
sehari-hari.
• Tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap
anggota keluarga yang ada.
• Tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
• Lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
• Tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki,
yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

Kriteria Rumah Sehat


• Kebutuhan Fisik
• Kebutuhan Psikologi
• Melindungi dari penyakit menular
• Melindungi diri dari kecelakaan, dan gas beracun
Pesyaratan Perumahan dan Pemukiman
Lokasi
• Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam
• Tidak terletak pada daerah bekas TPA
• Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
Kualitas Udara, bebas dari
• Gas H2S dan NH3 maksimum 150
• Debu dengan diameter kurang dari 10 g/m3
• Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
• Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
Kebisingan dan getaran
• Kebisingan dianjurkan 45 dB, maks. 55 dB
• Tingkat getaran maks. 10 mm/detik

Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman


• Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
• Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
• Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
• Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal


Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan (debu total <150 g/m2, asbestos <0,5 serat/m3/24 jam, Pb <300 mg/kg bahan)
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen
Komponen dan penataan ruangan
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
Dinding rumah memiliki ventilasi,
Langit-langit rumah mudah dibersihkan
Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
Pencahayaan
Dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak
menyilaukan mata
Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 18-30°C
Kelembaban udara 40-70 %
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
Pertukaran udara 5 kali 3 /menit/penghuni
Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
Ventilasi dg luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
Vektor penyakit
Tidak ada lalat/tikus
Penyediaan air
kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
Sarana penyimpanan makanan
Pembuangan Limbah
Limbah cair tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari
permukaan tanah
Limbah padat dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah
dan air tanah.

Parameter Rumah Sehat


1. Kelompok Komponen Rumah
2. Kelompok Sarana Sanitasi
3. Kelompok Perilaku Penghuni
Pemukiman kumuh
Pemukiman Kumuh: tidak layak huni
 ketidakteraturan bangunan
 tingkat kepadatan bangunan yang tinggi
 kualitas bangunan, sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat
(UU Nomor 1 Tahun 2011).
Masalah di pemukiman kumuh
 Ukuran bangunan yang sangat sempit dan tidak memenuhi standard untuk
bangunan layak huni
 Rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah pemukiman rawan
akan bahaya kebakaran
 Sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
 Tidak tersedianya jaringan drainase
 Kurangnya suplai air bersih
 Jaringan listrik yang semrawut
 Fasilitas MCK yang tidak memadai

Penanganan Pemukiman Kumuh


UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pada pasal 13
• Pemerintah disamping merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi
bidang perumahan dan kawasan permukiman, juga memfasilitasi pelaksanaan
kebijakan dan strategi pada tingkat nasional.

Langkah langkah :
• Kebijakan konsep 1/3
• Prasarana, sarana, & utilitas perumahan mendukung penangan kawasan
kumuh perkotaan
• ↓ urbanisasi, ↓ pemukiman kumuh
• Subsidi perumahan (BLM &PTP)
• Rusunawa

Anda mungkin juga menyukai