Anda di halaman 1dari 37

Skenario A

Blok 12
Kelompok G7
Kelompok G7
Vania Andhika Putri 04011381722163

Muhammad Rafi Abdurrachman 04011381722164

M Guszaldo Hamanda Putra 04011381722167

Dea Alnurriza 04011381722174

Farah Azizah Putri 04011381722180

Ravi Hamsyah Hidayat 04011381722184

Muhammad Rizky 04011381722186

Nursarah Salsabila Khansa 04011381722193

Intan Marda Juwita 04011381722202

Fakhri Abdurrahman 04011381722207

Sandora Rizky Mailiani 04011381722226


 Skenario
 Klarifikasi Istilah
 Identifikasi Masalah
Outline 

Analisis Masalah
Kerangka Konsep
 Kesimpulan
SKENARIO
Dinda, anak umur 10 tahun, datang ke IRD dengan keluhan nafas cepat dan sesak serta anak gelisah.
Sejak 2 bulan ini Dinda terlihat sering buang air kecil saat malam, tetapi dianggap biasa karena
cuaca panas dan juga karena sering minum. Makan seperti biasa saja tetapi Dinda terlihat semakin
kurus. Tidak didapatkan keluhan demam atau sakit yang berat sebelumnya, juga batu pilek. BAB
biasa, BAK tidak nyeri. Sebulan yang lalu berat badan Dinda 32 kg. Sehari sebelum dibawa ke IRD
Dinda mengeluh lemas badannya disertai nyeri perut dan muntah-muntah, kemudian nafas mulai
terlihat cepat. Dinda masih terlihat kehausan terus dan masih sering kencing.
Tidak ada riwayat kencing manis di keluarga.
Pemeriksaan Fisik:
Anak gelisah, tidak ada anemia, icterus maupun cyanosis
T 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, teraba kuat dengan suhu 37oC
RR 54x/menit, cepat dan dalam
TB 136 cm, BB 24 kg
Status pubertas P2M2
Pemeriksaan paru dan jantung tidak didapat kelainan
Ada nyeri tekan abdomen yang tidak khas pada daerah gaster dan Mc Burner
Acral masih hangat
Pada pemeriksaan cito di IRD kadar gula darah acak 580 mg%, urin menunjukkan reduksi +4 dan
keton urine +3
Darah rutin Hb 13,8 mg%, Leukosit 18.100, Trombosit 230.000
Hasil Analisa gas darah pH 7,05 dengan HCO3 12 mmol/L
HbA1C 12 dengan C peptide < 0,5
KLARIFIKASI
ISTILAH
Pubertas P2M2: Berarti ada pubic 2 (ada perkembangan rambut berbulu halus tipis dan Panjang yang hanya sedikit
keriting atau lurus), M2=breast budding 2 (payudara dan papilla menonjol sebagai gundukan kecil bersama dengan
peningkatan diameter areolar.
Pemeriksaan cito: Pemeriksaan laboratorium yang sifatnya mendesak utuk kepentingan diagnosis dan tindakan
segara terhadap pasien.
HbA1C: hemoglobin A1C atau glycate hemoglobin adalah hemoglobin yang berikatan dengan glukosa.
IRD: Instalasi Rawat Darurat
Cyanosis: Perubahan warna kulit dan membran mukosa menjadi kebiruan akibat konsentrasi hemoglobin tereduksi
yang berlebihan dalam darah.
C peptide: polipeptida yang terdiri dari 31 asam amino yang menghubungkan molekul proinsulin. Molekul yang
ekuivalen dengan insulin sehingga digunakan untuk mengetahui kadar insulin dalam tubuh.
Analisa gas darah: tes darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon
dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah.
Gula darah acak/sewaktu: tes gula darah yang dapat dilakukan kapan saja, tidak perlu puasa sebelumnya.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Masalah Konsen
Dinda, anak umur 10 tahun, datang ke IRD dengan keluhan
nafas cepat dan sesak serta anak gelisah. VVVVV

Sejak 2 bulan ini Dinda terlihat sering buang air kecil saat
malam dan juga sering minum, Dinda juga terlihat kehausan. VVV
Makan seperti biasa saja tetapi Dinda terlihat semakin kurus
Sehari sebelum dibawa ke IRD Dinda mengeluh lemas
badannya disertai nyeri perut dan muntah-muntah. VVVV

Tidak ada riwayat kencing manis di keluarga.


VV
Masalah Konsen
Pemeriksaan fisik:
Anak gelisah, tidak ada anemia, icterus maupun cyanosis
T 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, teraba kuat dengan suhu
37oC
RR 54x/menit, cepat dan dalam
TB 136 cm, BB 24 kg
Status pubertas P2M2 VV
Pemeriksaan paru dan jantung tidak didapat kelainan
Ada nyeri tekan abdomen yang tidak khas pada daerah
gaster dan Mc Burner
Acral masih hangat

Pada pemeriksaan cito di IRD kadar gula darah acak 580


mg%, urin menunjukkan reduksi +4 dan keton urine +3
Darah rutin Hb 13,8 mg%, Leukosit 18.100, Trombosit VV
230.000
Hasil Analisa gas darah pH 7,05 dengan HCO3
ANALISIS
MASALAH
1. Dinda, anak umur 10 tahun, datang ke IRD dengan
keluhan nafas cepat dan sesak serta anak gelisah.
a. Apa saja penyebab sesak, nafas cepat, dan gelisah pada kasus?

Penyebab sesak dan nafas cepat pada kasus ini adalah defisiensi insulin pada Dinda serta komplikasi
ketoasidosis yang dialaminya. Tingginya kadar gula dalam darah karena kurangnya insulin juga
menyebabkan Dinda gelisah.

b. Bagaimana patofisiologi sesak, nafas cepat, dan gelisah pada kasus?


Ketoasidosis diabetik (KAD) ditandai dengan defisiensi insulin dan peningkatan kadar hormon kontra
regulator. Walaupun sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa, sistem homeostasis tubuh terus teraktivasi
untuk memproduksi glukosa dalam jumlah banyak sehingga terjadi hiperglikemia yang mengaktivasi hormon
lipase sensitif pada jaringan lemak. Hal ini mengakibatkan lipolisis meningkat, sehingga terjadi peningkatan
produksi benda keton dan asam lemak bebas secara berlebihan. Akumulasi produksi benda keton oleh sel
hati dapat menyebabka asidosis metabolik. Asidosis metabolik ditandai salah satunya dengan terjadinya sesak
nafas.
Hiperglikemia maupun ketonemia menunjang perkembangan hiperosmolalitas dengan perpindahan air
keluar dari sel. Hal ini juga dapat terjadi di otak sehingga otak juga akan memperlihatkan gejala dehidrasi
berupa perubahan neurologis salah satunya ditandai dengan gelisah.Napas cepat atau Kussmaul pada kasus
ini merupakan kompensasi dari asidosis metabolik. Mekanismenya: DM Tipe 1  kerusakan pada sel β
pankreas  insulin ↓  glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel  sel kekurangan glukosa  kompensasi :
lipolisis  asam lemak bebas di plasma ↑ dan asam lemak hati ↑  ketogenesis  akumulasi benda keton
 mengganggu keseimbangan asam basa  pH darah ↓, [HCO3] ↓  asidosis metabolik  kompensasi :
pCO2 ↓  napas cepat dan dalam (kussmaul)
c. Apa saja indikasi Dinda dibawa ke IRD?

Tanda kegawatdaruratan, konsep ABCD:

Airway. Apakah jalan napas bebas? Sumbatan jalan napas (stridor)


Breathing. Apakah ada kesulitan bernapas? Sesak napas berat (retraksi dinding dada, merintih, sianosis)?
Circulation. Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat dan lemah).
Consciousness. Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma)? Apakah kejang (Convulsion) atau gelisah
(Confusion)?
Dehydration. Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung, turgor menurun).
Anak dengan tanda gawat-darurat memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera untuk menghindari
terjadinya kematian
2. Sejak 2 bulan ini Dinda terlihat sering buang
air kecil saat malam dan juga sering minum, Dinda
juga terlihat kehausan. Makan seperti biasa saja
tetapi Dinda terlihat semakin kurus.
a. Mengapa Dinda sering BAK pada malam hari?
Karena terjadi defisiensi insulin pada DM tipe-1 akan mengurangi ambilan glukosa oleh
otot, jaringan lunak, jaringan splanikus dan akan terjadi peningkatan glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Kadar gula darah akan meningkat dan mengakibatkan peningkatan
osmolalitas cairan ekstra selular. Peningkatan osmolalitas yang melebihi ambang batas
ginjal akan menyebabkan glukosa dikeluarkan melalui urin.
Glukosa yang ada akan menarik air dan elektrolit lain sehingga pasien mengeluh sering
kencing atau polyuria.

b. Bagaimana patofisiologi sering buang air kecil pada malam hari?


Rusaknya sel beta pankreas produksi hormon insulin sedikit Glukosa tidak dapat
terdistribusi dengan baik ke organ tubuh glukosa dalam darah tinggi tubuh
mengokompensasi dengan peningkatan air untuk menciptakan keseimbangan dan
penurunan filtasi glukosa di ginjal sering BAK.
c. Apa yang menyebabkan Dinda semakin kurus ?
otak memerintah tubuh untuk memecah jaringan otot dan lemak. Hal ini dilakukan otak agar kebutuhan
energi tubuh terpenuhi. Pemecahan jaringan otot dan lemak inilah yang membuat kehilangan berat
badan. Perlu diketahui bahwa otot menyumbang berat badan rata-rata pada wanita sebesar 36% dan
pada pria sebesar 45%.
Jika jaringan lemak terus dipecah untuk digunakan sebagai energi, hal ini lama-kelamaan juga dapat
menyebabkan ketoasidosis. Ketoasidosis menghasilkan keton yang dapat membuat ph tubuh menjadi
asam.

d. Bagaimana mekanisme penurunan berat badan pada kasus?


Pada pendertia Diabetes Mellitus, glukosa yang merupakan bahan utama dalam pembentukan energi
dalam tubuh tidak dapat diserap oleh sel tubuh, sehingga tubuh melakukan kompensasi berupa
pemakaian sel lemak dalam hati dan otot yang menyebabkan penderita mengalami penurunan berat
badan.
e. Mengapa Dinda masih terlihat kehausan padahal sering minum?
Hiperglikemia yang dialami oleh dinda menyebabkan peningkatan tekanan osmotic dan
reabsorbsi air terganggu dimana jedua hal ini menyebabkan sel dehidrasi dan penurunan
volume darah sehingga hypothalamus akan merangsang pusat haus yang menyebabkan
pasien kehausan terus menerus.

f. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ini?


• Diabetes Melitus type 1
• Gastroentritis,
• Myocardial infarction,
• Pankreatitis,
• starvation ketosis.
• gastroparesis
3. Sehari sebelum dibawa ke IRD Dinda mengeluh lemas badannya
disertai nyeri perut dan muntah-muntah.
a. Apa penyebab badan Dinda lemas pada kasus?
Karena pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh berkurang.
b. Bagaimana mekanisme badan lemas pada kasus?
Walaupun kadar gula dalam darah tinggi, tanpa insulin glukosa tersebut tidak dapat
masuk ke dalam sel, sehingga menyebabkan kurangnya energi pada sel. Sehingga,
jaringan adiposa mulai membongkar lemak dan jaringan otot membongkar protein.
Keadaan ini disebut keadaan katabolic. Keadaan katabolic ini menyebabkan lemas pada
kasus.
c. Apa penyebab nyeri perut pada kasus?
Benda keton yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan sakit perut, mual, dan
muntah.
d. Apa penyebab Dinda muntah-muntah pada kasus?
Akibat dari defisiensi insulin yang diderita oleh pasien, maka tubuh melakukan
kompensasi berupa ketogenesis pada hati yang dapat menyebabkan muntah-muntah.
e. Bagaimana mekanisme muntah-muntah pada kasus?
Muntah-muntah ini terjadi karena perjalanan diabetes mellitus telah mencapai fase kronik
yang menimbulkan komplikasi salah satunya yaitu gastropathy diabetic. Gastropathy
diabetic ini diduga disebabkan karena kondisi neuropathy yang mengakibatkan rusaknya
saraf-saraf eksentrik gaster yang terdiri atas serabut-serabut sensorik (afferent) dari syaraf
parasimpatis, simpatis maupun somatic yang pada akhirnya dapat timbul disfungsi
autonom. Gangguan inervasi pada GI terutama pada gaster ini akan mengganggu motilitas
makanan (kimus) pada saluran GI sehingga dapat terjadi penumpukan kimus pada gaster.
Hal ini dapat menimbulkan sensasi perut penuh, mual, bahkan sampai muntah. Mual dan
muntah pada penderita diabetes juga dapat disebabkan oleh gangguan keseimbangan
kadar gula dalam darah, baik kadar gula yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

f. Bagaimana hubungan antara lemas badan, nyeri perut, dan muntah-muntah pada
kasus?
Badan lemas, nyeri perut dan muntah-muntah ini biasanya disebabkan karena kadar gula
darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Perjalanan diabetes mellitus telah mencapai
fase kronik yang menimbulkan komplikasi salah satunya yaitu gastropathy diabetic
4. Tidak ada riwayat kencing manis di keluarga.
a. Bagaimana faktor genetic berperan pada penyakit kencing manis?
Faktor genetik dan lingkungan t berperan pada terjadinya DM tipe-1, walaupun
hampir 80% kasus DM tipe-1 baru tidak mempunyai riwayat keluarga dengan
penyakit serupa, faktor genetik diakui berperan dalam patogenesis DM tipe-1.
Faktor genetik dikaitkan dengan pola HLA tertentu, tetapi sistem HLA bukan
merupakan satu-satunya faktor susceptibility gene atau faktor kerentanan.
Diperlukan suatu faktor yang berasal dari lingkungan seperti infeksi virus, toksin,
untuk memicu gejala klinis DM tipe-1 yang rentan. Namun didapatkan bahwa gen
HLA yang berkaitan dengan kejadian DM lebih sering ditemukan pada pasien yang
terdiagnosis saat dewasa.
5. Pemeriksaan fisik
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada kasus ini?

Kasus Rujukan Interpretasi Status P2M2 Stage II noral pada anak Normal
Tekanan 110/70 mmHg Pada anak umur Normal Pubertas 8 – 15 tahun
Darah 6 – 13 tahun tekanan
darah normal adalah Pemeriksaan (-) (-) Normal
105/70 Jantung

Pemeriksaan (-) (-) Normal


Nadi 110x/menit, 60 – 100x/menit Diatas Normal
Paru
teraba kuat

Suhu Tubuh 37oC 37oC Normal


Nyeri Nyeri tekan (-) Tidak Normal
Laju 54x/menit, Pada anak umur Diatas Normal abdomen yang
Pernapasan cepat dan dalam 6 – 12 tahun laju tidak khas pada
pernapasan normal daerah gaster dan
adalah McBurner
20 – 26x/menit

Tinggi Badan 136 cm

Berat Badan 24 kg
b. Bagaimana penilaian status pubertas?
M adalah kode yang digunakan di klinik, kode ini terdiri dari M1, M2, M3, M4, dan M5 hal ini disesuaikan
dengan stadium Tanner untuk menunjukan adanya pertumbuhan payudara.
11.7 (+ 1.2) thn: payudara dan kenaikan papilla, areola meluas (Tanner 2)
12.4 (+ 1.1) thn: payudara dan areola meluas, tidak ada pemisahan (Tanner 3)
12.9 (+ 1.05) thn: Areola dan papilla masih berupa struktur tambahan (Tanner 4)
14.4 (+ 1.1) thn: Nipple, areola bagian dari payudara (Tanner 5)
A adalah kode yang dugunakan untuk menunjukan pertumbuhan rambut ketiak (Aksila), pertumbuhannya
hampir sama dengan pertumbuhan rambut pubik. Kode ini terdiri dari A1, A2, A3, dimana untuk anak dengan
usia 12.9 (+ 1.05) thn menurut stadium tanner harusnya sudah tumbuh 90%.
P adalah kode yang digunakan untuk menunjukan pertumbuhan rambut pubik, hal ini berdasarkan stadium
Tanner. Kode ini terdiri dari P1, P2, P3, P4, P5.
11.7 (+ 1.2) thn : lurus, medial labia (Tanner 2)
12.4 (+ 1.1) thn : Mulai keriting, jumlah meningkat,semakin gelap (Tanner 3)
12.9 (+ 1.05) thn : Kasar, keriting, lebih sedikit dari dewasa (Tanner 4)
14.4 (+ 1.1) thn : tipe dewasa, menyebar hingga selangkangan (Tanner 5)
6. Pemeriksaan Cito
a. Apa interpretasi dan bagaimana mekanisme abnormalitas pada kadar gula acak pada kasus?
Kadar gula normal sewaktu ialah<200mg/dL dan pada kasus diberikan angka 68mg/dL yang
menunjukan sang pasien mengalami diabetes atau hiperglikemia.
Berdasarkan kasus mekanisme disebabkan oleh rusaknya sel beta pankreas sehingga hormon insulin
yang diproduksi sedikit glukosa tidak mampu didistribusikan ke organ-organ (sel adiposa, otot
rangka dll) hiperglikemia.
b. Apa interpretasi dan bagaimana mekanisme abnormalitas pada reduksi urine pada kasus?
Tes reduksi urin digunakan untuk mendiagnostik ada atau tidaknya glukosa di dalam urine.
- : tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh
+ : hijau kekuningan dan keruh ( sesuai dengan 0,5 - 1% glukosa)
++ : kuning kehijauan atau kuning keruh (1 - 1,5% glukosa)
+++ : jingga atau warna lumpur keruh (2 - 3,5% glukosa)
++++ : merah bata atau merah keruh ( > 3,5% glukosa)
Pada kasus didapatkan reduksi urin +4 menunjukkan urin yang mengandung glukosa (glikosuria).
Glukosa dalam urine akan mereduksi kuprisulfat (dalam benedict) menjadi kuprosulfat yang terlihat
dengan perubahan warna dari larutan Benedict tersebut. Jadi, bila urine mengandung glukosa,
maka akan terjadi reaksi perubahan warna.
e. Apa interpretasi dan bagaimana mekanisme abnormalitas pada hasil Analisa gas darah pada
kasus?
Interpretasi :
Kasus Nilai Rujukan Interpretasi
pH 7,05 7,35 – 7,45 Dibawah
Normal
HCO3 12 mmol/L 23 – 29 mmol/L Dibawah
Normal

Penurunan pH pada tubuh yang menyebabkan asidosis disebabkan oleh kompensasi tubuh salam
mengganti kebutuhan glukosa yang tidak terpenuhi akibat efek dari penyakit Diabetes Mellitus
sehingga tubuh melakukan ketogenesis yang menghasilkan badan keton sehingga pH tubuh menjadi
lebih asam.
f. Apa interpretasi dan bagaimana mekanisme abnormalitas pada pemeriksaan cito HbA1C pada
kasus?
Pada kasus ini: variabel Hba1c 12% yaitu buruk atau tak terkendali.
Variabel Hba1C, dikategorikan ke dalam kadar HbA1C baik, sedang, dan buruk berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang diperoleh, yaitu (PERKENI, 2006) :
< 6.5 % = baik atau terkendali
6.5―8 % = sedang
≥ 8 % = buruk atau tak terkendali
Kadar HbA1C tinggi, berarti kontrol belum baik yang kemungkinannya antara lain karena taat
mengontrol gula darah di rumah, insulin dan perencanaan makan yang ketat, olahraga teratur, atau
penanganan hipoglikemik yang baik hanya beberapa hari sebelum datang ke Poliklinik untuk
diperiksa.
g. Apa interpretasi dan bagaimana mekanisme abnormalitaas pada pemeriksaan cito C peptide
pada kasus?
Pada perjalanan penyakit DM tipe-1, insulin tidak akan atau sedikit sekali diproduksi, sehingga C-
peptida juga tidak ada atau sedikit dalam sirkulasi. C-peptide mengindikasikan bahwa produksi
insulin rendah. Normal Pasien Interpretasi
0,9-4ng/ml <0,5 Rendah
h. Apa saja pemeriksaan cito yang dapat dilakukan di IRD berdasarkan keluhan?
Pemeriksaan Gula Darah
Diabetes mellitus didiagnosa berdasarkan kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dL atau kadar gula darah puasa
di atas 126 mg/dL. Jika kadar gula darah di bawah angka tersebut tapi pasien memiliki gejala klasik diabetes
(polidipsi, poliuria, polifagia), lakukan pemeriksaan ulang. Jika hasil tetap di bawah batas di atas, lakukan
pemeriksaan toleransi glukosa.
Pada pasien yang tidak memiliki gejala klasik diabetes, jika kadar gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL
atau kadar gula darah sewaktu antara 140-199 mg/dL, lakukan pemeriksaan toleransi glukosa. Pasien tanpa
gejala klasik dengan kadar gula darah puasa <100 mg/dL atau kadar gula darah sewaktu <140 mg/dL dapat
langsung didiagnosis sebagai tidak terkena diabetes mellitus.

i. Diagnosis penyakit apa yang paling cocok


berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan?
Diabetes mellitus tipe 1
• Bagaimana pemeriksaan lanjutan untuk
mengetahui tipe diabetes yang dialami oleh 4. Hb
pasien pada kasus? 5. Leukosit
1. Gula darah 6. Trombosit
2. Reduksi Urin 7. Analisa gas darah
i. Diagnosis penyakit apa yang paling cocok9. C peptide
berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan?
Diabetes mellitus tipe 1
 Bagaimana pemeriksaan lanjutan untuk
mengetahui tipe diabetes yang dialami oleh
pasien pada kasus?
1. Gula darah
2. Reduksi Urin
3. Keton Urin
4. Hb
5. Leukosit
6. Trombosit
7. Analisa gas darah
8. HbA1C
 Bagaimana terapi dari diagnosis penyakit?
Terapi non farmakologi
Pengaturan diet
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein
dan lemak
Olah raga
Berolah secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Prinsipya, tidak
perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi
kesehatan.
Terapi farmakologi (Terapi Insulin)
Insulin adalah hormon yang dihasilkan dari sel β pankreas dalam merespon glukosa. Insulin mempunyai
peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian metabolisme, efek kerja insulin adalah membantu
transport glukosa dari darah ke dalam sel.
 Jika ada, komplikasi apa yang terjadi pada kasus ini?
Komplikasi yang terjadi pada kasus ini adalah ketoasidosis.
 Bagaimana mekanisme komplikasi terjadi pada kasus?
Organ kehilangan karbohidrat sebagai sumber utama metobolisme pembentukan energi  terjadi proses
glukoneogensis dari bahan baku lemak  peningkatan kadar keton di dalam darah  darah menjadi
bersifat asam/asidosis
KERANGKA
kONSEP
“ Kesimpulan ”

Dinda, perempuan umur 10 tahun menyandang Diabetes Mellitus


tipe 1 yang disebabkan oleh reaksi autoimun dengan komplikasi
ketoasidosis.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai