Balance Scorecard
Balance Scorecard
2
BSC merupakan sebuah konsep pengukuran kinerja yang menjabarkan visi
kedalam sasaran-sasaran strategis. Sasaran-sasaran strategis ini dapat di rumuskan
ke dalam balanced scorecard yang terdiri dari 4 persepektif yang saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan diantaranya adalah:
1. Keuangan,
2. Pelanggan,
3. Proses bisnis internal
4. Pembelajaran dan pertumbuhan.
Bagaimana cara kita membuat sebuah balanced scorecard.
1. Membuat pernyataan visi dan misi.
Banyak perusahaan sebelum memilih tujuan dan pengukuran kinerjanya
terlebih dahulu membuat pernyataan visi dan misi. Pernyataan tersebut
menjadi arah dan tujuan umum organisasi dan dapat menginspirasi serta
memotivasi karyawan mengenai peran positif yang harus dijalankan dan
diinginkan oleh perusahaan dalam masyarakat.
2. Tetapkan tujuan.
Pembuatan balanced scorecard sebaiknya dimulai bukan dari
pengukuran melainkan dengan pernyataan kata atau tujuan yang menjelaskan
apa yang diinginkan untuk dicapai oleh perusahaan.
3. Pengukuran
Pengukuran yang dimaksudkan adalah menjelaskan bagaimana cara
menentukan kesuksesan pencapaian tujuan, ketika tujuan tersebut telah
diterjemahkan ke dalam pengukuran,
4. Memilih target
Untuk tiap-tiap pengukuran target menetapkan tingkat kinerja atau
tingkat perbaikan yang dibutuhkan untuk pengukuran. Target sebaiknya
memposisikan perusahaan sebagai salah satu perusahaan dengan kinerja
terbaik di industrinya bahkan dapat menciptakan nilai khas bagi pelanggan dan
pemegang saham.
Selanjutnya dihubungkan dengan 4 persepektif yang dimana dalam
menyusun BSC akan muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
3
1. Pada persepektif keuangan akan muncul pertanyaan “bagaimana cara
pemegang saham kami mengukur kesuksesan?”.
2. Pada persepektif pelanggan akan muncul pertanyaan “bagaimana cara kami
menciptakan nilai untuk pelanggan”,
3. Pada persepektif proses akan muncul pertanyaan “pada proses mana kami
harus sangat baik agar dapat memuaskan pelanggan dan pemegang saham?”
4. Pada persepektif terakhir yaitu persepektif pembelajaran dan pertumbuhan
akan muncul pertanyaan “apakah kemampuan karyawan, sistem informasi,
dan kemampuan organisasi yang dibutuhkan dapat terus memperbaiki proses
dan hubungan pelanggan?”.
Pertama kita tentukan tujuan keuangan jangka panjang kemudian memilih
pelanggan sasaran untuk strategi baru itu dan tujuan proposisi nilai untuk menarik,
mempertahankan dan menumbuhkan bisnis dengan pelanggan. Lalu dalam
persepektif proses, pilih tujuan yang menciptakan dan menyampaikan proposisi
nilai efisiensi yang merupakan pemicu utama beberapa pengukuran keuangan.
Akhirnya identifikasi kemampuan karyawan, informasi yang diperlukan dan
budaya perusahaan serta hubungannya yang dapat memperbaiki proses penentu
keberhasilan. Perusahaan menunjukan hubungan ini dengan gambar yang disebut
peta strategi (strategy map).
5
(yaitu pesawat dan awak udara) maka ia dapat menghasilkan pendapatan yang
lebih tinggi tanpa harus membayar lebih atas sumber daya tersebut.
Perusahaan berharap dapat menarik lebih banyak penumpang dengan
menawarkan harga paling rendah dan waktu tiba serta berangkat yang dapat
diandalkan dalam industri tersebut. Harapan tersebut menggambarkan tujuan
persepektif pelanggan dan mengukurnya dengan membandingkan harga terhadap
pesaing serta dengan ketepatan waktu tiba dan berangkat dibandingkan dengan
seluruh pesaing dalam industri itu.
Proses utama yang berkontribusi ke matrik ketepatan waktu keberangkatan
pelanggan maupun ke metrik keuangan pemanfaatan aset adalah proses perputaran
darat. Lowcost menggunakan 2 pengukuran untuk proses penentuan keberhasilan
dalam persepektif ini yaitu: Waktu rata-rata yang dihabiskan pesawat di darat
diantara 2 penerbangan dan persentase penerbangan yang berangkat tepat waktu.
Dengan mengurangi waktu yang dihabiskan pesawat di darat, lowcost membuat
pesawatnya dapat berangkat tepat waktu (memenuhi harapan utama pelanggan)
dan mendapatkan pemanfaatan yang lebih baik atas asetnya yang termahal
(pesawat dan awak) sehingga dapat membuat lowcost mengahsilkan laba
meskipun dengan harga terendah dalam industri itu. Dalam persepektif
pembelajan dan pertumbuhan lowcost bertujuan melatih dan memotivasi awak
darat agar dapat melakukan perputaran di darat dengan waktu yang lebih cepat.
Lowcost yakin dengan memperbaiki motivasi dan pelatihan awak daratnya,
mereka akan menghasilkan perputaran waktu di darat yang lebih cepat,
memuaskan pelanggan melalui keberangkatan tepat waktu, perputaran waktu di
darat yang lebih cepat juga menyebabkan pemanfaatan aset mahal lebih tinggi
sehingga dapat menghasilkan satu atau dua penerbangan ekstra bagi mereka.
Akan tetapi, tidak semua perusahaan berhasil membuat balanced
scorecard. Beberapa perusahaan menggunakan terlalu sedikit ukuran dalam
scorecard. Scorecard dalam jumlah sedikit tidak cukup mampu menjelaskan
strategi perusahaan dan tidak mencerminkan keseimbangan antara hasil yang
diingkinkan dan pemicu kinerja hasil tersebut. Namun bisa juga sebaliknya,
menggunakan terlalu banyak ukuran untuk membuat balanced scorecard seperti
memasukkan lebih dari 100 ukuran sehingga perhatian manajer menjadi tidak
6
jelas yang membuat mereka tidak memberi cukup perhatian pada sedikit ukuran
yang dapat memberikan hasil terbaik.
Namun demikian, desain scorecard yang buruk bukanlah ancaman terbesar
bagi kesuksesan penerapan balanced scorecard. Ancaman terbesar adalah terletak
pada proses organisasi yang buruk dalam pengembangan dan penerapan balanced
scorecard.
10