Anda di halaman 1dari 4

Pubertas Wanita

Fase pubertas atau sering disebut masa adolescen (remaja) merupakan masa peralihan dari fase
anak-anak ke fase dewasa. Secara klinis fase pubertas ditandai dengan mulai berkembangnya
ciri-ciri karakter seks sekunder sampai si individu memiliki kemampuan bereproduksi
Perubahan Pubertas pada Wanita
GnRH mulai merangsang pelepasan hormon-hormon gonadotropik hipofisis anterior, yang
nantinya merangsang aktivitas ovarium. Sekresi estrogen oleh ovarium yang terjadi memicu
pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan karakteristik seks
sekunder wanita. Efek nyata estrogen pada seks sekunder adalah mendorong pengendapan lemak
di lokasi-lokasi strategis misalnya payudara, bokong, dan paha sehingga menghasilkan figur khas
wanita yang berlekuk. Pembesaran payudara saat pubertas disebabkan terutama oleh
pengendapan lemak di jaringan payudara, bukan pembentukan fungsional kelenjar payudara.
Peningkatan estrogen masa pubertas juga menye- babkan penutupan lempeng epifisis,
menghentikan pertambahan tinggi lebih lanjut, serupa dengan efek testosteron yang berubah
menjadi estrogen pada pria. Tiga perubahan pubertas lain pada wanita-pertumbuhan rambut
ketiak dan pubis, lonjakan pertumbuhan masa pubertas, dan timbulnya libido- berkaitan dengan
lonjakan sekresi androgen adrenal saat pubertas, bukan dengan estrogen.

Fase pubertas mulai terjadi karena adanya perubahan jam biologis di hipotalamus. Pada saat
anak-anak, hipotalamus tidak sensitif untuk memproduksi gonadotropin releasing factor (GnRF).
Menjelang pubertas hipotalamus berubah menjadi sensitif untuk memproduksi GnRF. GnRF
selanjutnya memacu hipofisis untuk mensekresi hormon gonadotropin (LH dan FSH). LH dan
FSH kemudian memacu gonad (ovarium/testis) untuk mensekresi hormon-hormon reproduksi
seperti testosteron, estrogen maupun progesteron. Hormon-hormon tersebut selanjutnya memacu
perkembangankarakteristik seksual

Pada perempuan, pubertas dimulai sejak mulai berfungsinya ovarium sampai ovarium memiliki
siklus yang mantap dan teratur. Awal terjadi pubertas bervariasi mulai 8-14 tahun. Tahap awal
pubertas ditandai dengan pertumbuhan kelenjar mammae (telarke), kemudian terjadi
pertumbuhan rambut axilla dan pubis, selanjutnya terjadi menstruasi pertama (menarke) disertai
perubahan bentuk tubuh yang feminim. Tahap- tahap akhir pubertas ditandai dengan siklus
menstruasi yang mulai mantap dan teratur.

Tanda lain pubertas yang dirasakan oleh individu adalah tumbuhnya jerawat. Jerawat bukan
tanda perkembangan karakter seks, melainkan gangguan pada kulit disebabkan sekresi hormon
reproduksi yang tidak seimbang
Selama masa pubertas, individu mengalami pertumbuhan tinggi badan sangat cepat (growth
spurt). Hal ini terjadi akibat stimulasi hormon-hormon reproduksi terhadap pertambahan cepat
matriks kalsium di lempeng pertumbuhan tulang. Selain itu, hormon reproduksi juga memacu
penutupan epifises tulang, di mana jaringan rawan tulang diganti dengan matriks tulang yang
padat dan sekaligus menghentikan pertumbuhan tulang panjang pada fase akhir pubertas

Usia awal pubertas dipengaruhi oleh ras, iklim, gizi dan kondisi budaya. Umumnya pubertas
lebih awal terjadi pada ras kaukakus (eropa). Iklim yang dingin dan asupan gizi yang optimal
juga mempercepat pubertas. Budaya yang cenderung terbuka, bila anak-anak cenderung untuk
terpapar berbagai hal yang berhubungan dengan seks akan mempercepat timbulnya pubertas.
Perubahan yang menandakan bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ
seksual yaitu dengan tumbuhnya organ seks sekunder. Pertumbuhan organ seks sekunder dapat
ditandai dengan pembesaran payudara, tumbuhnya rambut ketiak dan alat kemaluan, adanya
jerawat, bau badan yang menyengat, pinggul membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa
organ vital yang siap untuk dibuahi
Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan
yaitu dengan terjadinya menarche. Menarche merupakan perdarahan yang terjadi pertama kali
dari uterus. Menarche pada perempuan terjadi pada masa pubertas sekitar dengan 12–14 tahun.
Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan wilayah tempat tinggal. Usia menarche dapat
dikatakan normal apabila terjadi pada usia12–14 tahun
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi menarche dini yaitu status gizi, genetik,
keadaan lingkungan, konsumsi makanan tinggi kalori tinggi lemak, sosial ekonomi, keterpaparan
media massa orang dewasa (pornografi), perilaku seksual dan gaya hidup.
Keadaan lingkungan yang dimaksud adalah kehidupan di daerah kota dengan keadaan
sosial dan ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mengalami menstruasi lebih cepat
daripada yang hidup di daerah desa. Keadaan sosial ekonomi dari orang tua yang tinggi memiliki
daya beli yang tinggi pula terhadap makanan sehingga anak-anak mereka mendapatkan makanan
yang mereka sukai. Makanan yang disenangi remaja adalah makanan yang cepat saji (fast food).
Fast foodmerupakan makanan cepat saji yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak. Fast
foodmemiliki kandungan gizi yang tidak seimbang yaitu mengandung kalori tinggi, lemak tinggi,
rendah serat dan gula tinggi

Perubahan sikap yangdialami adalah sikap menentang, sedangkanperubahan emosi dalam


bentuk mudah marah.Pola perilaku keluarga terhadap remaja selamamenjalani masa pubertas
berupa dukunganyaitu memahami, menasehati, mengijinkan,memenuhi kebutuhan dan
mengajarkan.Sebagian partisipan masih merasakan polaperilaku keluarga yang diberikan kurang
yaituperhatian keluarga kurang, tidak menjelaskan,mengekang dan tidak memberikan hak
untukberpendapat. Keluarga menegakkan aturandengan cara mengarahkan, mengingatkan,role
model dan paksaan. Perilaku keluargayang diharapkan remaja terdiri dari bentukdukungan, pola
komunikasi, kebebasan dancara membentuk perilaku remaja.

Perubahan fisik pada pubertas


Perubahan fisik pada pubertas di setiap individu dapat ditentukan menggunakan skala
Tanner. Salah satu ciri perubahan fisik yang dapat diukur dengan skala Tanner adalah
perkembangan payudara. Perkembangan payudara diatur oleh sekresi estrogen dari ovarium.
Pada awalnya perkembangan dapat terjadi secara unilateral pada beberapa bulan pertama. Laju
pertumbuhan puncak terjadi pada 6-9 bulan setelah perkembangan payudara tahap 2.

Hormon estrogen dan progesteron memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-
ciri kelamin sekunder, pertumbuhan organ genitalia,pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikologi kewanitaan. Perkembangan ini dirangsang oleh peningkatan FSH. Interaksi FSH dan
estrogen akan memacu kepekaan reseptor LH sehingga terjadi peningkatan LH yang
mempercepat perkembangan folikel yang menghasilkan estrogen.
Daftar Pustaka:
Mahadevi, Erlynita. 2015. Pubertas Pada Remaja. Universitas Diponegoro.
Astuti, ND. 2014. Pubertas. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Setyo K, Erwin. Kesehatan Reproduksi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Irfannuddin. 2019. Fungsi Tubuh Manusia. Universitas Sriwijaya.
Triyanto, Endang. 2010. Pengalaman Masa Pubertas Remaja Studi
Fenomenologi di Purwokerto. Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai