Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Kepemimpinan


1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami
dan setuju dengan apa yang harus mereka kerjakan dan bagaimana
mengerjakan tugas tesebut secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi
upaya individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. (Yulk
dalam Sunyoto 2011)

Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu


keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya
sesuatu tujuan (Kirsmana, 2011).

Pengertian lain tentang kepemimpinana ialah segala hal yang


bersangkutan dengan pemimpin dalam mengerakan, membimbing dan
mengarahkan orang lain agar agar melaksanakan tugas dan mewujudkan
sasaran yang ditetapkan (LAN RI, 1996 dalam Suarli dan Bahtiar 2009).

2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinanan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk
mencapai suatu tujuan (Suarli dan Bahtiar 2009). Menurut Giles 1996
dalam Nursalam (2016) mengemukakan ada empat gaya kepemimpinanan
yaitu sebagai berikut:
a. Tipe Otokratis
Merupakan kepemimpinan yang berorentasi pada tugas atau
pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai

6
7

dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada


kepentingan tugas.
b. Tipe Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan
setiap staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk
mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan
tujuan sendiri. Membuat rencana dengan pengontrolan dalam
penerapanya. Informasi diberikan luas dan terbuka.
c. Tipe Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu
pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian
mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Pemimpin
meminta saran dan kritik staf serta mempertimbangkan respons staf
terhadap usulannya. Keputusan akhir yang diambil bergantung pada
kelompok
d. Tipe bebas tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan
tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan
mengevaluasi perkerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan
hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal

B. Konsep Dasar Manajemen


1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain (Hersey
dan Blachard dalam Suarli dan Bahtiar, 2009).

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Marquis, 2010).
8

Liang Lie (2010) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan
seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan


melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu
lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses
pengumpulan dan mengorganisasi sumber–sumber dalam mencapai
tujuan (melalui kerjaan orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu
organisasi (Nursalam 2011).

2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam manajemen diperlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya
untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu, diperlukan
adanya fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen. Secara ringkas
fungsi manajemen adalah sebagai berikut (Suarli dan Bahtiar, 2009).
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang.
Artinya, apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang
akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengertian pengorganisasian adalah secara statis merupakan wadah
kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
sedangkan secara dinamis, organisasi merupakan suatu aktivitas
dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk
mencapai tujuan tertentu.
c. Pengerakan
Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi
orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan
9

tugas, demi tercapainya tujuan bersama. Dalam hal ini diusahakan


agar orang yang diperintah jangan hanya semata-mata menerima
perintah atasan, tetapi tergerak hatinya untuk menyelesaikan
tugasnya dengan kesadaran diri sendiri.
d. Pengendalian / pengawasan (controling)
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman,
kententuan, kebijakan, tujuan, dan sasaran yang sudah ditentukan
sebelumnya.

C. Konsep SWOT
1. Pengertian
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari
lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT
digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-
kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Menurut
Fred R. David (2009), Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT
yaitu:
a. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-
keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan
kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan
dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.
b. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya
10

keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat


meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.
c. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting
merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi
dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau
pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
d. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi
posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-
peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan
ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
2. Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapatmenggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternalyang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan
empat set kemungkinan altenatif strategis.

IFAS Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)


EFAS

Peluang (opportunity) STRATEGI SO STRATEGI WO


Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan menimbulkan kelemahan
untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang
Ancaman (threats) STRATEGI ST STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi
11

menggunakan kekuatan kelemahan dan


untuk mengatasi menghindari ancaman
ancaman
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
a. Strategi SO  (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dibuat
berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-
besarnya.
b. Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan
kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
3. Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities and
Threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-
kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang mempengaruhi dalam
pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan
industri (industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro
environment), ekonomi, politik, hukum, tekonologi, kependudukan,
dan sosial budaya.
b. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths and
Weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi
yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi
terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan.
12

Faktor Internal ini mencakup meliputi semua macam manajemen


fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia,
penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan
budaya perusahaan (corporate culture).

D. Rencana Kerja Harian


Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift oleh perawat
asosiet/perawat pelaksana, perawat primer/ketua tim dan kepala ruangan.
Perencanaan harian merupakan salah satu bentuk perencanaan kepala
ruang. Perencanaan harian kepala ruang merupakan bagian dari
perencanaan jangka pendek.

Perencanaan harian kepala ruang setidaknya memuat tugas dan tanggung


jawab kepala ruang dalam fungsi manajeman kepala ruang (Marquis &
Houston, 2012). Perencanaan harian terkait dengan pengkajian, penetapan
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi yang dilakukan oleh
ketua tim/perawat primer (Sitorus, 2011).

Perencanaan harian kepala ruang pada metode penugasan tim berisi uraian
tugas kepala ruangan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen (Depkes,
2005).
1. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana akan membuat rencana yang ditujukan pada
tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift
dinasnya
2. Rencana harian ketua tim
Isi rencana harian ketua tim adalah penyelenggaraan asuhan
keperawatan pada pasien di timnya, melakukan supervisi perawat
pelaksana untuk menilai kompetensi secara langsung dan tidak
langsung, serta on the job trainning yang dirancang, kolaborasi dengan
13

dokter atau tim kesehatan lainnya yang merawat pasien dalam timnya.
Ketua tim sebaiknya hanya dinas pagi, karena pada pagi hari banyak
kegiatan atau tindakan yang dilakukan dan merencanakan kegiatan
sore dan malam.
3. Rencana harian kepala ruangan
Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di ruangan dalam rangka
menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Kepala
ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan mempunyai
hubungan keluar dengan unit yang terkait untuk memenuhi kebutuhab
tersebut. Demikian pula dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan
sebagai narasumber utama atau konsultan untuk menjamin
terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di ruangan.

E. Intervensi Manajemen Keperawatan


1. Desiminasi
a. Pengertian
Diseminasi (Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan
yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya
memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi merupakan tindak
inovasi yang disusun dan disebarannya berdasarkan sebuah
perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke depan baik
melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan,
sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi
(Ibrahim, 2008).
b. Tujuan
Adapun Tujuan diseminasi adalah tercapainya suatu pemahaman
bersama (mutual understanding) di dalam individu maupun suatu
kelompok.
14

c. Proses Tahapan
Menurut Rogers dan Floyed Shoemaker (1987), proses keputusan
inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu (a) tahap pengetahuan, (b) tahap
bujukan, (c) tahap keputusan, (d) tahap implementasi, dan (e) tahap
konfirmasi.
1) Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan
yaitu tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu
inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut.
Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi
membuka diri untuk mengetahui inovasi. Seseorang menyadari
atau membuka diri terhadap suatu inovasi tentu dilakukan
secara aktif bukan secara pasif.
2) Tahap Bujukan (Persuation)
Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang
membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap
inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental
yang utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang
berperan utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang tidak
dapat menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang
inovasi. Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan
mental yang memegang peran. Seseorang akan berusaha
mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan menafsirkan
informasi yang diterimanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi
informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di
sinilah peranan karakteristik inovasi dalam mempengaruhi
proses keputusan inovasi.
3) Tahap Keputusan (Decision)
15

Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika


seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk
menetapkan menerima atau menolak inovasi. Menerima
inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi. Menolak
inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi. Sering terjadi
seseorang akan menerima inovasi setelah ia mencoba lebih
dahulu. Bahkan jika mungkin mencoba sebagian kecil lebih
dahulu, baru kemudaian dilanjutkan secara keseluruhan jika
sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi
tidak semua inovasi dapat dicoba dengan dipecah menjadi
beberapa bagian. Inovasi yang dapat dicoba bagian demi
bagian akan lebih cepat diterima.
4) Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi
apabila seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap
implementasi ini berlangsung keaktifan baik mental maupun
perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide baru
dibuktikan dalam praktek. Pada umumnya impelementasi tentu
mengikuti hasil keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi
karena sesuatu hal sudah memutuskan menerima inovasi tidak
diikuti implementasi. Biasanya hal ini terjadi karena fasilitas
penerapan yang tidak tersedia. Kapan tahap implementasi
berakhir ? Mungkin tahap ini berlangsung dalam waktu yang
sangat lama, tergantung dari keadaan inovasi itu sendiri.
5) Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan
terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat
menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh
informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap
konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan
16

sejak terjadi keputusan menerima atau menolak inovasi yang


berlangsung dalam waktu yang tak terbatas. Selama dalam
konfirmasi seseorang berusaha menghindari terjadinya
disonansi paling tidak berusaha menguranginya.
d. Strategi Pelaksanaan
Dalam konteks strategi penerapan diseminasi, prinsip komunikasi
efektif penting untuk tercapai common interest. Untuk itu, ada
beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Menentukan dan memahami tujuan.
2) Mengidentifikasi pesan inti atau kunci (key messages) yang
akan dikomunikasikan.
3) Mehamami target audience: siapa saja yang terlibat, siapa yang
dipengaruhi, siapa yang tertarik? Informasi apa yang mereka
butuhkan? Bagaimana reaksi mereka? Apa konsern atau minat
mereka?
4) Menentukan media yang paling efektif.
5) Memotivasi audiens untuk memberi tanggapan atau masukan.
6) Frekuensi penyampaian pesan.
7) Memperhitungkan dampak, baik negatif atupun positif. Dalam
hal ini, ukuran sukses sebuah program komunikasi yaitu pesan
yang sampai saja, tidak cukup. Perlu evaluasi, sejauh mana
audiens memahami dengan baik pesan kunci dan menganalisis
apakah semua strategi sesuai dengan persoalan yang dihadapi
atau alasan komunikasi (Cees Leeuwis, 2006).
e. Media
Media secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga kelas utama:
1) Media massa konvensional
2) Media interpersonal
3) Media hibrida baru (new media)
Masing-masing memiliki karakteristik dasar sebagai berikut:
17

1) Pertama, media massa konvensional (koran, radio, televisi),


bahwa seorang pengirim dapat mencapai banyak orang dengan
media tersebut tanpa terlibat dalam interaksi langsung dengan
audiens.
2) Kedua, pada media interpersonal, pertukaran berlangsung lebih
langsung, dan pengirim dan penerima dapat dengan mudah
berubah peran. Kebanyakan komunikasi interpersonal terjadi
tanpa media artifisial (misalnya tanpa alat teknologi) dan
melibatkan kehadiran fisik orang.
3) Ketiga, media hibrida baru (new media) yang muncul karena
perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi
mengkombinasikan potensi yang ditawarkan media massa dan
komunikasi interpersonal.  Internet, misalnya, merupakan
media yang secara potensial mencapai audiens luas yang
membiarkan aktivitas antara penerima dan pengirim sampai
taraf tertentu.

Anda mungkin juga menyukai