Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN TEORITIS
2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinanan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk
mencapai suatu tujuan (Suarli dan Bahtiar 2009). Menurut Giles 1996
dalam Nursalam (2016) mengemukakan ada empat gaya kepemimpinanan
yaitu sebagai berikut:
a. Tipe Otokratis
Merupakan kepemimpinan yang berorentasi pada tugas atau
pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai
6
7
Liang Lie (2010) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan
seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam manajemen diperlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya
untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu, diperlukan
adanya fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen. Secara ringkas
fungsi manajemen adalah sebagai berikut (Suarli dan Bahtiar, 2009).
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang.
Artinya, apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang
akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengertian pengorganisasian adalah secara statis merupakan wadah
kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
sedangkan secara dinamis, organisasi merupakan suatu aktivitas
dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk
mencapai tujuan tertentu.
c. Pengerakan
Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi
orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan
9
C. Konsep SWOT
1. Pengertian
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari
lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT
digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-
kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Menurut
Fred R. David (2009), Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT
yaitu:
a. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-
keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan
kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan
dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.
b. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya
10
Perencanaan harian kepala ruang pada metode penugasan tim berisi uraian
tugas kepala ruangan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen (Depkes,
2005).
1. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana akan membuat rencana yang ditujukan pada
tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift
dinasnya
2. Rencana harian ketua tim
Isi rencana harian ketua tim adalah penyelenggaraan asuhan
keperawatan pada pasien di timnya, melakukan supervisi perawat
pelaksana untuk menilai kompetensi secara langsung dan tidak
langsung, serta on the job trainning yang dirancang, kolaborasi dengan
13
dokter atau tim kesehatan lainnya yang merawat pasien dalam timnya.
Ketua tim sebaiknya hanya dinas pagi, karena pada pagi hari banyak
kegiatan atau tindakan yang dilakukan dan merencanakan kegiatan
sore dan malam.
3. Rencana harian kepala ruangan
Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di ruangan dalam rangka
menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Kepala
ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan mempunyai
hubungan keluar dengan unit yang terkait untuk memenuhi kebutuhab
tersebut. Demikian pula dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan
sebagai narasumber utama atau konsultan untuk menjamin
terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di ruangan.
c. Proses Tahapan
Menurut Rogers dan Floyed Shoemaker (1987), proses keputusan
inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu (a) tahap pengetahuan, (b) tahap
bujukan, (c) tahap keputusan, (d) tahap implementasi, dan (e) tahap
konfirmasi.
1) Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan
yaitu tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu
inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut.
Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi
membuka diri untuk mengetahui inovasi. Seseorang menyadari
atau membuka diri terhadap suatu inovasi tentu dilakukan
secara aktif bukan secara pasif.
2) Tahap Bujukan (Persuation)
Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang
membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap
inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental
yang utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang
berperan utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang tidak
dapat menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang
inovasi. Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan
mental yang memegang peran. Seseorang akan berusaha
mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan menafsirkan
informasi yang diterimanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi
informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di
sinilah peranan karakteristik inovasi dalam mempengaruhi
proses keputusan inovasi.
3) Tahap Keputusan (Decision)
15