Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI

“KEPRIBADIAN”

DISUSUN OLEH:

NAMA : NI WAYAN ANGGRAINI

NIM : PO7120319083

PRODI : DIV KEPERAWATAN (A)

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah yang berjudul “Kepribadian” ini dapat tersusun hingga selesai. Pembuatan
makalah ini bertujuan guna memenuhi tugas Mata kuliah Psikiologi.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan sebagai
refrensi tambahan dalam mempelajari mata kuliah Psikologi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2. Rumusan Malasah......................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Motivasi..................................................................... 3

2.2. Konsep Motivasi.......................................................................... 4

2.3. Jenis Motivasi.............................................................................. 5

2.4. Teori-Teori Motivasi................................................................... 6

2.5. Tips – tips Motivasi...................................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang

cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang

mendorong dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan

tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari luar

dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi

instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.

Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita

tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses

menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya

dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan

dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang

diinginkan bisa kita capai.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada

motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih

optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui,

tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.

Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak

berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita
5

bisa mengalir kembali. Dan pada makalah ini, saya akan mencoba membahas

tentang motivasi dan macam-macam teori motivasi.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa itu motivasi ?

b. Konsep motivasi ?

c. Jenis motivasi ?

d. Macam - macam teori motivasi ?

e. Tips-tips motivasi ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah “Orientasi Baru Dalam Psikologi Belajar”


6

BAB II

PEMBAHASA

2.1. Pengertian Motivasi

Untuk lebih jelasnya mengenai pembahasan tenteng motivasi, berikut

pengertian motivasi menurut beberapa para ahli manajemen sumber daya

manusia diantaranya : T. Hani Handoko ( 2003:252), mengemukakan bahwa

motivasi adalah : “Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.

Menurut H. Hadari Nawawi (2003:351), pengertian dari motivasi adalah :

“Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan

sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.

Menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:95), mengatakan mengenai

motivasi adalah : “kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan

dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.

Sedangkan menurut Henry Simamora (2004:510), devinisi dari motivasi adalah

: “Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan

menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan

atau hasil yang dikehendaki”.

Pendapat lain menurut Chung dan Megginson yang dikutip oleh

Faustino Cardoso Gomes (2002:177), menerangkan bahwa motivasi adalah :

“Tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan

berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan”.


7

Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul

pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat

kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan starategis dalam

aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi,

tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi

lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya

diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.

Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong,

merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau

kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya

2.2. Konsep Motivasi

Konsep motivasi yang dijelaskan oleh suwanto adalah sebagai berikut

1. Model Tradisional

Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu

diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai

yang berprestasi.
2. Model Hubungan Manusia

Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah

dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa

berguna dan penting.

3. Model Sumber Daya Manusia

Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau

barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

2.3. Jenis Motivasi

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang

menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk

dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan

motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di

dalam perbuatan belajar itu sendiri.

Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena

betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat

berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-

lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning situations and meet
pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan

secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan

bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala

sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu

belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan

mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya.

Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi

ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau

dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung

bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi

ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang

tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

2.4. Teori-teori Motivasi

1. Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada

dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya


dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari

tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan

Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai

motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah

kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak

harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya

menjadi penentu tindakan yang penting;

 Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

 Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

 Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang

lain, diterima, memiliki)

 Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan)

 Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami,

dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan

keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan

menyadari potensinya).

2. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik)

dan faktor motivator (faktor intrinsik).


1) Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,

termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi

lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),

2) Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai

kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan,

kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

3. Teori Motivasi VROOM (Teori Harapan )

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation

menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia

yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu

sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi

seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

o Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

o Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil

dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan

outcome tertentu).

o Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral,

atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang

melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang

dari yang diharapkan.


4. Teori Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND (Teori Kebutuhan

Berprestasi)

Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan

bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

o Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

o Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama

dengan soscialneed-nya Maslow)

o Need for Power (dorongan untuk mengatur).

5. Teori Motivasi CLAYTON ALDERFER (Teori “ERG)

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang

didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence),

hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit

berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika

kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia

akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari

waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

6. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan

memiliki tiga macam mekanisme motivasional yakni :

a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;

b) tujuan-tujuan mengatur upaya;

c) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.


8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat

digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada

kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti

sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.

Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa

kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal

dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri

seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.

Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum

pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi

perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan

mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan

timbulnya konsekwensi yang merugikan. Contoh yang sangat sederhana

ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik

dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya.

Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru

tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong

bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan

berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar

menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang

pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di

kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat

berulang kali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman

akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan

sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada

modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.

Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan

untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat

manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut

ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.

2.5.Tips Tips Motivasi

Secara ringkas, motivasi adalah semangat pendorong untuk melakukan

sesuatu. Berikut ini adalah beberapa tips motivasi yang semoga bermanfaat.

1. Selalu bersyukur akan apa yang kita dapatkan.

Mungkin hal ini adalah sederhana, namun sangat memotivasi diri

kita saat kita terpukul atau terjatuh dengan target-target yang dinanti-nanti

dan diharapkan untuk terjadi, tapi faktanya meleset. Pengungkapan syukur

melalui 3 cara.

 Dengan hati. Lihatlah sekeliling kita yang ada dibawah kita. Yakin hal

ini akan membuat hati kita lembut dan mensyukuri akan nikmat-nikmat

yang oleh sebagian orang tidak dapat menikmatinya.

 Dengan lisan, dengan ucapkan alhamdulillah. Nikmat yang kita rasakan

tidak akan kita peroleh tanpa seijin dari pemilik tubuh kita, pemilik jasad
kita, juga pemilik ruh kita. Trus kita ini siapa? Kita adalah makhluk yang

diberi pinjaman untuk dapat berkarya, dan membagikan kebahagiaan

kepada orang lain.

 Dengan perbuatan. Syukur dengan membagikan kebahagiaan kepada

orang lain. Rasakanlah kebahagiaan yang timbul saat kita dapat melihat

kebahagiaan yang muncul melalui tangan kita. Ada rasa menyeruak

dalam dada merasakan bahagia meski buliran air mata mengalir tidak

terasa. Jika kita pernah merasakannya, ulangi ulangi dan ulangi.

2. Lakukan apa yang kita minati.

Hal ini akan memotivasi kita untuk melakukannya. Karena

dengannya kita merasa enjoy, dan dengannya tak kan ada rasa bosan dan

letih. Banyak dari saudara kita yang mereka bekerja karena tuntutan, bukan

karena mereka menyukainya. Dari hasilnya kita akan tahu mana yang

bekerja karena menyukainya, atau bekerja karena tuntutan. Orang bekerja

dengan diikuti rasa senang, akan menambahkan detil-detil secara sukarela.

3. Jika tidak seperti yang kita inginkan.

Yakinkan pada diri sendiri, jika posisi ini adalah step awal menuju

yang kita inginkan. Tentunya ada hikmahnya. Apapun keadaanannya. Tetap

lakukan yang terbaik yang kita bisa, karena itu memperlihatkan kualitas

kita.

4. Cermati, perhitungkan, dan tangkap peluang yang ada.

Setiap kita memiliki peluang-peluang menuju sukses. Namun hanya

sedikit orang yang mampu memanfaatkan peluang itu. Terkadang kita


melihat ada peluang, namun memiliki keterbatasan, misal keterbatasan

modal, keterbatasan keahlian dan lain-lain. Itulah gunanya bermasyarakat,

adanya berinteraksi, bersosialisasi, dan bertolong-menolong. Dengan

bekerja sama tentu akan menghasilkan yang positif sesuai target dan

keinginan bersama. Asah terus kemampuan untuk melihat peluang.

5. Berkumpul dengan orang yang bermotivasi.

Prinsip ini sama dengan istilah penjual minyak wangi akan berbau

wangi dengan sendirinya.

6. Selalu dekatkan diri pada Allah.

Adakalanya dalam berusaha mengalami pasang surut. Hambatan dan

rintangan dalam melangkah. Pastikan pada diri sendiri bahwa semua itu ada

hikmahnya. Mungkin sajakan itu adalah cara Allah untuk mendidik kita.

Kita tidak akan dididik seperti di bangku sekolah, tapi kita dididik melalui

peristiwa-peristiwa. Kita akan mendapatkan pelajaran dari universitas yang

skalanya lebih besar. yaitu universitas kehidupan.

Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat memberi manfaat

kepada orang lain. Semoga Allah mengijinkannya.. Amin..

Tidaklah sesuatu berubah jika tidak mulai bertindak, dan kapankah

waktu yang paling sesuai untuk memulainya jika bukan saat ini.
17

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dengan sudut pandang/cakrawala yang telah terbuka luas kita dapat

meraba-raba hidup kita mulai dari bangun tidur, beraktivitas sampai dengan

tidur lagi. Percaya atau tidak dalam rangkaian satu hari beraktivitas anda dan

saya banyak melakukan kegiatan mengemas dan tentunya menjual. Sebagai

contoh saat bangun tidur kemudian mandi dan berganti baju, ini adalah contoh

sederhana yang menjadi rutinitas kita sehari-hari. Kegiatan sesederhana itu kita

lakukan bukan tanpa tujuan, salah satunya agar kita tampak menarik. Usaha

untuk tampak menarik adalah cara kita mengemas diri kita sehingga apabila

nanti berkomunikasi dengan kawan atau orang-orang sepanjang perjalanan kita

tampil penuh percaya diri tanpa rasa cemas. Lagi-lagi kata cemas, tapi jujur

bila mengakui lebih sering hidup kita, kita jual pada kecemasan. Dengan

kegiatan mengemas kita tampil percaya diri. Mengemas sendiri mendapatkan

percaya diri. Simpel dan tidak ada kata-kata cemas di sana. Bukankah itu lebih

baik. Secara sederhana memang gampang diuraikan tapi hidup kan bukan

sekedar mandi, dandan terus pergi aktivitas ? mungkin itu yang menjadi

pertanyaan anda. Tanpa perlu melotot, daripada bola mata mencolot. Coba kita

cermati, bukankah dengan hal sesederhana itu kita bisa menikmati aktivitas

kita. Bukankah dengan berdandan kita tampil percaya diri bahkan bila di kaca

sering kita merasa paling tampan/cantik (bila di kaca). Itu baru yang sederhana
untuk aktivitas biasa, bagaimana jika kita tiba-tiba mendapatkan kesempatan

bertemu dengan Bapak Presiden. Pasti heboh luar biasa.

Bagaimana mengemas hidup anda, semuanya tergantung anda sendiri.

Pilihannya mau menjual hanya kepada kecemasan atau pada percaya diri yang

anda mulai dari diri sendiri. Saya hanya mengingatkan hal yang besar akan tiba

jika anda mampu mengemas sendiri hal yang kecil dengan kualitas nomor 1,

dipadu dengan rasa syukur kepada Tuhan menjadikan semuanya luar biasa.

salam
Daftar Pustaka

Agus. TEORI-TEORI MOTIVASI. http://agus.blogchandra.com/teori-teori-

motivasi/

Sudrajad, akhmad. 2008. TEORI-TEORI MOTIVASI

Ryanti, D.B.P & Prabowo, H. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Jakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai