Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK II

DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 16

1. FARACH ALIFFATUNISA (170103031)


2. SAFAGIANA ADE M. (170103078)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 5B

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

(Oktober 2019)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Dengue Haemoragic Fever”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Salah satunya kepada ibu
Ns. Murniati, S.Kep., M.Kep. selaku dosen Keperawatan Anak II.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tugas
mata kuliah Keperawatan Anak II. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan
di dalam penyusunannya. Kami senantiasa menerima kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya. Terimakasih sebesar-besarnya atas bantuan dan partisipasinya.

Purwokerto, Oktober 2019

Kelompok 16

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................ii

Daftar Isi....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi DHF..................................................................................3
B. Manifestasi Klinis DH.....................................................................3
C. Etiologi DHF..................................................................................3
D. Derajat DHF...................................................................................4
E. Faktor Resiko DHF........................................................................4
F. Patofisiologi dan Pathway DHF.....................................................5
G. Pemeriksaan Penunjang DHF.......................................................7
H. Penatalaksanaan DHF...................................................................7
I. Asuhan Keperawatan Anak DHF...................................................7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................16
B. Saran.............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

J.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes betina, terutama Aedes aegypti dan Aedes
albopictus (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization
(WHO) pada tahun 1968 sampai dengan 2009, Indonesia merupakan
salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang tercatat dengan angka
kejadian DBD tertinggi, angka kejadian DBD tersebut tercatat di 34
provinsi di Indonesia, yakni sebanyak 100.347 pasien DBD pada tahun
2014, yang di antaranya terdapat 907 pasien yang tidak dapat tertolong,
sedangkan pada tahun 2015 terdapat peningkatan kejadian DBD menjadi
126.675 pasien dengan 1.229 pasien di antaranya meninggal dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi DHF?
2. Bagaimana manifestasi klinis DHF?
3. Apa etiologi DHF?
4. Bagaimana derajat DHF?
5. Apa saja faktor resiko DHF?
6. Bagaimana patofisiologi dan pathway DHF?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang DHF?
8. Bagaimana penatalaksanaan DHF?
9. Bagaimana asuhan keperawatan anak untuk penyakit DHF?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi DHF
2. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis DHF
3. Untuk mengetahui apa etiologi DHF
4. Untuk mengetahui bagaimana derajat DHF
5. Untuk mengetahui apa saja faktor resiko DHF
6. Untuk mengetahui bagaimana patofiologi dan pathway DHF
7. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang DHF

1
8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan DHF
9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan anak untuk
penyakit DHF

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi DHF
Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang menyerang anak
dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi
berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah
suatu infeksi Arbovirus (Artopod Born Virus) yang akut ditulakrna oleh
nyamuk Aedes Aegepty atau oleh Aedes Aebopictus.
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat
pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri
otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan
apabila timbul rejatan (flek) angka kematian akan cukup tinggi.
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh Virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti.

B. Manifestasi Klinis
- Demam tinggi selama 5-7 hari
- Mula, muntah, nafsu makan menurun
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tulang sendi
- Perdarahan terutama di bawah kulit, hematoma, ecymosis
- Pembesaran hati
- Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darah menurun, gelisah, nadi cepat dan melemah)

C. Etiologi
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Agypty (betina) sebagai
vektor ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang
pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala
utama demam, nyeri oto/sendi.

3
D. Derajat DHF
1. Derajat I
- Panas 2-7 hari
- Gejala umum tidak khas
- Uji tourniquet (+)
- Trombositopenia
2. Derajat II
- Sama dengan derajat I
- Gejala perdarahan spontan seperti eputaksis, hematomesis,
melena, perdarahan gusi
3. Derajat III
- Gejala-gejala kegagalan perdarahan otak
- Nadi lemah dan cepat (<120x/menit)
- Tekanan darah sempit
- Tekanan darah menurun
- Kulit dingin lembab
- Gelisah
4. Derajat IV
- Nadi tidak teraba
- Tekanan darah tidak teraturakral dingin, berkeringat
- Kulit tampak biru

E. Faktor Risiko
1) Umur
Anak-anak lebih rentan untuk terkena DBD karena faktor
imunitas (kekebalan).
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki memiliki potensi tertular DBD menjadi lebih
besar, hal ini terjadi karena produksi Cytokine pada perempuan lebih
besar daripada laki-laki sehingga respon imun perempuan lebih baik.
3) Pendidikan ibu rendah
Faktor pendidikan merupakan unsur yang sangat penting
karena dengan pendidikan seseorang dapat menerima lebih banyak
informasi, memperluas cakrawala berpikir dapat mempengaruhi pola

4
pikir dan daya cerna seseorang terhadap informasi yang diterima.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pola
informasi yang dapat diserap, sehingga dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan seseorang.
Kurangnya pengetahuan penduduk dalam kaitannya dengan
penyakit demam berdarah dapat disebabkan oleh banyak faktor,
sebagaimana telah dikemukakan salah satu di ataranya adalah
rendahnya tingkat pendidikan. Pendidikan yang relatif rendah melatar
belakangi sulitnya penduduk untuk mengetahui konsep kejadian
penyakit DBD.
4) Lingkungan
Terdapat penampungan air yang jarang dikuras sehingga
menjadi tempat untuk jentik nyamuk berkembangbiak.
5) Kebiasaan tidak memakai pakaian panjang
Pemakaian pakaian panjang merupakan salah satu upaya
mencegah gigitan nyamuk dan meminimalkan potensi gigitan nyamuk
Aedes aegypti, karena pakaian panjang menutupi anggota badan,
seperti tangan dan kaki.

F. Patofisiologi dan Pathway


 Patofisiologi
Virus dangue bisa masuk kedalam tubuh melalui gigitan dari
nyamuk aedes aegypti kemudian beraksi dengan antibodi di dalam
tubuh dan terbentuklah adanya kompleks virus-antibodi dalam sirkulasi
akan dapat mengaktivasi sistem komplemen. Akibat adanya aktivasi
C3 & C5 dua peptida yang berdaya buat melepaskan sebuah
histamine dan suatu merupakan mediator yang kuat sebagai faktor
yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas dari dinding
pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui ebdotel dinding
tersebut. Reaksi tubuh merupakan suatu reaksi yang bisa terlihat pada
inveksi oleh virus. Reaksi yang amat sangat berbeda akan terlihat
apabila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan type virus
dengue yang lainnya. Dan DHF dapat terjadi apabila seseorang yang
telah terinfeksi pertama kali mendapat infeksi berulang dari virus

5
dengue lainnya. Re-infeksi anamnestik antibody sehingga
menimbulkan adanya konsentrasi yang kompleks antigen-antibodi
(kompleks virus-antibodi) yang tinggi. Hal pertama yang akan terjadi
jika virus masuk kedalam tubuh ialah veremia yang menyebabkan
penderita mengalami demam, adanya sakit kepala, mual, nyeri otot,
dan merasa pegal pegal diseluruh tubuh, ruam atau terdapat bintik
bintik merah pada kulit (petekie), adanya hipertermia tenggorokan dan
kelainan yang mungkin saja muncul pada sistem retikuloendotelial
seperti adanya pembesaran kelenjar getah bening, hati dan limpa.
Ruam pada DHF disebabkan lantara adanya kogngesti pembuluh
darah dibawah kulitt bisa pembesaran hati (Hepatomegali), dan limpa
(Splenomegali). Peningkatan permeabilitas dinding kapiler membuat
berkurangnya volume plasma, sehingga terjadi hipotensi, dan
hipoproteinemia dan hemokonsentrasi serta efusi juga adanya renjatan
(syok).
 Pathway

6
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
 Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau
hari ketiga
 Pada demam berdarah terdapat Trombositopenia (100.000/mm3
atau kurang) dan Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20%
atau lebih)
 Pada pemeriksaan kimia darah : Hipoproteinemia, hipokloremia,
SGPT, SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat
b. Urine
 Mungkin ditemukan albuminuria ringan
c. Serologi
 Uji HI (hemoaglutination inhibition test)
d. Rontgen thoraks
 Effusi pleura

H. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Medis/Terapeutik
1. Antipiretik jika terdapat demam
2. Antikonvulsan jika terdapat kejang
3. Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami
kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung menignkat
 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam
3. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres

I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Tanggal Wawancara : 10-05-2012
Tanggal MRS : 10-05-2-12
No.RMK : 09 11 79

7
Nama : An.B
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status Perkawinan :-
Alamat : Blitar
b. Pola Fungsional
1) Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan
a) Keluhan Utama/Kessehatan Umum
Panas badan meninggi
b) Riwayat Penyakit Sekarang (ssi pola PGRST)
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, klien teraba panas.
Panas tidak terlalu tinggi, panas sepanjang hari, kondisi
lemah, nafsu makan berkurang
c) Penggunaan Obat Sekarang
Injeksi ampicillin IV 500 mg/8 jam
Paracetamol 3x1 cth ½
Infus RL 11 tetes/menit
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Satu bulan yang lalu cacar air (varicella)
Upaya pencegahan : Tidak ada
Imunisasi : Lengkap
Alergi : Tidak pernah
Kebiasaan merokok : Tidak pernah
Dan alkohol
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM,
TBC, dan hypertensi
f) Riwwayat Sosial
Hubungan klien dan orang tua disayangi
2) Pola Nutrisi-Metabolik

8
a) Masukan Nutrisi Sebelum Sakit
- Pagi : Nasi, lauk, ½ piring
- Siang : Nasi, lauk, sayur
- Sore :-
b) Saat Sakit
- Nasi bubur, 1-2 sendok
- Nafsu makan menurun
- Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan
- Keadaan gigi atas dan bawah partial dan tidak
menggunakan protesa
- Fluktuasi BB 6 bulan terakhir : Tetap
c) Pemeriksaan Fisik
Tanda vital :
- TB : -, BB : 16,5 kg

Kulit :

- Warrna : normal
- Suhu : 38° C
- Turgor : Baik
- Edema : Tidak
- Lesi : Tidak
- Memar : Tidak

Mulut :

- Hygiene : Bersih
- Gusi : Normal
- Lidah : Bersih
- Mucosa : Normal
- Tonsil : Normal
- Wicara : Normal

Rambut dan kulit kepa : rambut tebal, warna hitam

d) Temuan laboratorium :
Darah :

9
- HB : 11,8gr %
- Leukosit : 11.600/mm2
- LED : 55mm/jam
- Hitung jenis :
BAS :0
EOS :2
Stab :3
Seg : 60
Limp : 30
Mono :5
Urine :
- Trombosit : 135.000/mm2
- Hematokrit : 35%
6) Pola Eliminasi
Kebiasaan defekasi 1kali/hari
Abdomen : Simetris, tidak distens
Frekuensi BU : Normal (8-12x/menit)
Kebiasaan miksi 4x/hari
Ginjal tidak teraba dan biast tidak distensi
Keadaan uretra : normal
7) Pola Aktivitas-Latihan
Mandi : dibantu oleh orang lain
Berpakaian : dibantu oleh orang lain
Toileting : dibantu oleh orang lain
Mobilitas di TT : dibantu oleh orang lain
Berpindah : dibantu oleh orang lain
Ambulansi : dibantu oleh orang lain
Pemeliharaan Kesehatan :
- Klien tidak menggunakan alat bantu

Pemeriksaan Fisik :

a) Pernafasan/sirkulasi
Tanda vital :
- Tekanan darah :

10
- Nadi : 128x/menit
- Respirasi : 40x/menit
- Kualitas : Normal
- Batuk : Tidak
- Bunyi nafas : Normal
b) Muskuloskeletal
- Rentang gerak : Penuh
- Keseimbangan dan cara berjalan : Tegap
- Genggaman tangan : sama kuat kanan dan kiri
- Ototo kaki : sama kuat
8) Pola Tidur-Istirahat
Kebiasaan 8jam/hari
Tidur malam 2 jam
Merasa segar : tidak
Masalah : insomnia
Pemeriksaan fisik :
Penampilan umum : lemah
Mata : normal
Lingkaran hitam sekitar mata : tidak
9) Pola Kognitif-Konseptual
Pendengaran : normal
Penglihatan : normal
Vertigo : ya
Pemeriksaan fisik :
Mata
- Pupil : isokor
- Refleks terhadap cahaya : Ya, kiri kanan
Status mental : CM, CCS 4,5,6
Bicara : normal
10) Pola Persepsi Diri/Konsep Diri
Masalah utama mengenai perawatan di RS/penyakit
(finansial,perawatan) : Askes
Keadaan emosional : normal
Kemampuan adaptasi : baik

11
Konsep diri : tidak ada gangguan
11) Pola peran/hubungan
Kepedulian keluarga mengenai perawatan : Baik
Terlihat orang tua selalu setia merawat/menjaga klien saat di
RS, secara bergantian
12) Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada kelainan pada
genetalia. Tidak ada penyakit mengenai seks
Pemeriksaan fisik:
Genetalia : struktur simetris
13) Pola Koping-Toleransi Stres
Kemampuan adaptasi : klien mampu beradaptasi dengan baik
Keputusan diambil oleh ayah dan ibu
14) Pola Nilai-Kepercayaan
Pembatasan religius : Tidak
Meminta kunjungan pemuka agama : Tidak
2. Diagnosa Keperawatan
a) Kekurangan volume cairan b.d ketidakseimbangan input dan outpu
cairan
b) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual, muntah, anoreksia
c) Hipertemia b.d infeksi virus dengue
d) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
3. Perencanaan Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Kekurangan Setelah dilakukan Manajemen Cairan
volume tindakan keperawatan (4120)
cairan selama 3x24 jam  Monitor tanda-tanda
diharapkan pasien dapat vital pasien
memenuhi kebutuhan  Tingkatkan asupan oral
dengan kriteria hasil : (misalnya, memberikan
1. Keseimbangan cairan sedotan, menawarkan
(0601) cairan di antara waktu
Indikator A T makan, menggunakan
Tekanan darah 2 4

12
Keseimbangan es untuk jus favorit
intake dan anak, menggunakan
2 4
output dalam cangkir obat kecil),
24 jam yang sesuai
Turgor kulit 2 4
 Dukung pasien dan
Keterangan :
keluarga untuk
1 : sangat terganggu
membantu dalam
2 : banyak terganggu
pemberian makan
3 : cukup terganggu
dengan baik
4 : sedikit terganggu
 Berikan terapi IV,
5 : tidak terganggu
seperti yang ditentukan
2 Ketidakseim Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
bangan tindakan keperawatan (1100)
nutrisi: selama 3x24 jam  Monitor kalori dan
kurang dari diharapkan pasien dapat asupan makanan
kebutuhan memenuhi kebutuhan  Ciptakan lingkungan
dengan kriteria hasil : yang optimal pada saat
1. Status nutrisi (1004) mengkonsumsi makan
Indikator A T  Beri obat-obatan
Asupan
2 4 sebelum makan
makanan
Asupan cairan 2 4 Terapi Nutrisi (1120)
Energi 2 4  Monitor instruksi diet
Keterangan :
yang sesuai untuk
1 : sangat menyimpang
memenuhi kebutuhan
dari rentang normal
[pasien] nutrisi perhari,
2 : banyak menyimpang
sesuai kebutuhan
dari rentang normal
 Ciptakan lingkungan
3 : cukup menyimpang
yang membuat
dari rentang normal
suasana yang
4 : sedikit menyimpang
menyenangkan dan
dari rentang normal
menenangkan
5 : tidak meyimpang dari
 Ajarkan pasien dan
rentang normal
keluarga mengenai diet
yang dianjurkan

13
 Pilih suplemen nutrisi
sesuai kebutuhan
3 Hipertermia Setelah dilakukan Perawatan Demam
tindakan keperawatan (3740)
selama 3x24 jam  Pantau suhu dan
diharapkan pasien dapat tanda-tanda vital
memenuhi kebutuhan lainnya
dengan kriteria hasil :  Monitor warna kulit dan
1. Termoregulasi (0800) suhu
Indikator A T  Tutup pasien dengan
Peningkatan
2 4 selimut atau pakaian
suhu kuilit
Hipertermia 2 4 ringan, tergantung
Sakit kepala 2 4 pada fase demam
Perubahan
2 4 (yaitu: memberikan
warna kulit
selimut hangat untuk
Dehidrasi 2 4
Keterangan : fase dingin;
1 : berat menyediakan pakaian
2 : cukup berat atau linen tempat tidur
3 : sedang ringan untuk demam
4 : ringan dan fase
5 : tidak ada bergejolak/flush)
 Dorong konsumsi
cairan
 Berikan obat atau
cairan IV (misalnya
antipiretik, agen
antibakteri, dan agen
anti menggigil)
4 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
aktivitas tindakan keperawatan (0180)
selama 3x24 jam  Monitor intake/asupan
diharapkan pasien dapat untuk mengetahui
memenuhi kebutuhan sumber energi yang
dengan kriteria hasil : adekuat

14
1. Toleransi Terhadap  Monitor sistem
Aktivitas (0005) kardiorespirasi pasien
Indikator A T selama kegiatan
Frekuensi nadi
 Tingkatkan tirah baring
ketika 2 4
 Intruksikan
beraktivitas
Frekuensi pasien/orang yang

pernafasan dekat dengan pasien


2 4 mengenai kelelahan
keitka
beraktivitas  Konsulkan dengan ahli
Tekanan darah gizi mengenai cara
sistolik ketika 2 4 meningkatkan asupan
beraktivitas energi makanan
Tekanan
diastolik ketika 2 4
beraktivitas

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh Virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti. Manifestasi klinisnya antara lain : Demam tinggi
selama 5-7 hari, mual muntah, nyeri oto, tulang sendi. Ada beberapa faktor
yang dapat meningkatkan terjadinya DBD, antara lain adalah : umur, jenis
kelamin, faktor pendidikan ibu, lingkungan.
B. Saran
Diharapkan para pembaca agar lebih tahu dan paham mengenai
Demam Berdarah Dengue, sehingga bisa melakukan pencegahan agar
terhindar dari virus dengue ini sehingga bisa mengurangi tingkat kematian.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asnia Rahmawati, Dyah A. Perwitasari, dan Nurcholid U. Kurniawan. Juni 2019.


Efektivitas Pemberian Terapi Cairan Inisial Dibandingkan Terapi Cairan
Standar WHO terhadap Lama Perawatan pada Pasien Demam Berdarah
di Bangsal Anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. Vol 8 No.2 hlm 91-98.
Bibah Novrita, Rini Mutahar, dan Indah Purnamasari. Maret 2017. Analisis Faktor
Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas
Celikah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat. 8(1) 19-27.

Lestari, Titik. 2010. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyadi, Sujono dan Suharsono. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Suriadi dan Rita Yuliani. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta:
Sagung Seto.

Tuti Sandra, Muchlis AU Sofro, Suhartono, Martini, dan Suharyo Hadisaputro.


2019. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Demam
Berdarah Dengue pada Anak Usia 6-12 Tahun di Kecamatan Tembalang.
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas. 4(1) 1-10.

17

Anda mungkin juga menyukai