Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN PENYAKIT TROPIS DAN DEGENERATIF

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

DOSEN PENGAJAR :

MEILY NIRNASARI S.Kep, Ns, M.Biomed

MAHASISWA :

AMIRRUDIN

NIM 131912002

STIKES HANGTUAH TANJUNGPINANG PROGRAM B

PRODI S1 KEPERAWATAN 2019/2020


TUGAS ASKEP PENYAKIT PNEUMONIA

Nama : AMIRRUDIN

Nim : 131912002

Mata Kuliah : Askep Tropis & Degeneratif

Nam Dosen : Meily Nirnasari S.Kep, Ns M.Kep

A. Soal kasus askep pneumonia :

1. Pasien dirawat di ruang Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang dengan keluhan sesak nafas,
badan terasa menggigil, lalu melakukan pemeriksaan foto thorax, dari hasil pemeriksaan
ditemukan infiltrate melebar di paru-paru. Vital sign : TD : 100/60 mmhg, P : 88 x/i, RR :
24x/i., dan T : 39,5 O C.pasien mengeluh batuk dan berat saat bernafas, terlihat
digunakannya otot bantu pernafasan, dari kasus diatas dapat di simpulkan bahwa pasien
tersebut menderita
a. TB Paru
b. Abses Paru
c. Pneumonia
d. Malaria
e. PPOK
2. Dari kasus diatas penyuluhan yang diberikan oleh team PKRS (promosi kesehatan rumah
sakit) terhadap pasien dan keluarga terutama tentang pencegahan penyakit pneumonia
diantaranya adalah kecuali:
a. Rajin cuci tangan
b. Tidak merokok
c. Istirahat yang cukup
d. Mengkomsumsi vitamin k yang cukup
e. Mengkomsumsi gizi yang cuckup dan seimbang
3. Tn A berumur 70 tahun dirawat di ruang Teratai RSUD Kota Tanjungpinang dengan
diagnose penyakit pneumonia, vital sign : TD : 110/60, T: 38,7 O C, RR : 26 x/i, P : 84
x/i,, dari data tersebut, penatalaksanaan utama yang dilakukan adalah
a. Pemenuhan kebutuhan Oksigen
b. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
c. Pemberian antibiotic
d. Memberikan posisi semifowler
e. Memberikan terapi cairan
4. Pasien Tn. S megeluh dada terasa sesak, kepala pusing, sulit bernafas, setelah di lakukan
pemeriksaan pasien tersebut menderita pneumonia,
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan kasus diatas adalah kecuali
a. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah
b. Pemeriksaan CT-scan
c. Pemeriksaan darah
d. Pemeriksaan thorax
e. Pemeriksaan sputum
5. Dari kasus Tn. S tersebut diatas penatalaksanaan non farmakologi yang bisa dilakukan
antaranya adalah :
a. Menjaga kelancaran pernafasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi
d. Kebutuhan cairan
e. Pemberian antibiotic yang sesuai
6. Seorang pasien bernama Tn. K berumur 70 tahun, berat badan 90kg, tinggi badan 170cm
menderita pneumonia, dilakukan observasi vital sign, didapat : TD : 170/60 mmhg, T :
38,5oc, P : 84 x/i, RR : 24x/i, memiliki penyakit penyerta DM, Hipertensi dan rematik,
sebagai seorang perawat anda harus mengetahu prognosis (factor resiko) dari pasien
tersebut, berikut adalah factor yang akan memperburuk prognosis dari penyakit tersebut
adalah:
a. Umur > 60 tahun, DM dan Hipertensi
b. Penyakit kejiwaan, tekanan darah normal,
c. Hipotensi, umur >60 tahun
d. Pemakaian alat bantu napas yang lama, hipertensi
e. Syok, hipotensi, infeksi bakteri oleh salmonella typosa
B. Jelaskan Komplikasi pneumonia :

Pneumonia umumnya bisa diterapi dengan baik tanpa menimbulkan komplikasi. Akan
tetapi, beberapa pasien, khususnya kelompok pasien risiko tinggi, mungkin mengalami
beberapa komplikasi seperti bacteremia (sepsis), abses paru, efusi pleura, dan kesulitan
bernapas.

Bakteremia dapat terjadi pada pasien jika bakteri yang menginfeksi paru masuk ke dalam
aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ lain, yang berpotensi menyebabkan
kegagalan organ. Pada 10% pneumonia pneumokokkus dengan bakteremia dijumpai
terdapat komplikasi ektrapulmoner berupa meningitis, arthritis, endokarditis,
perikarditis, peritonitis, Otitis media akut dan empyema.

Pneumonia juga dapat menyebabkan akumulasi cairan pada rongga pleura atau biasa
disebut dengan efusi pleura. Efusi pleura pada pneumonia umumnya bersifat eksudatif.
Pada klinis sekitar 5% kasus efusi pleura yang disebabkan oleh P. pneumoniae dengan
jumlah cairan yang sedikit dan sifatnya sesaat (efusi parapneumonik).

Efusi pleura eksudatif yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah banyak beserta
dengan nanah yang akhirnya akan menyebabkan kantung udara di paru-paru secara
bertahap hancur membuat napas lebih pendek disebut empyema. Jika sudah terjadi
empiema maka cairan perlu di drainage menggunakan chest tube atau dengan
pembedahan. Jika empyema berlanjut dan cairan nanah tidak di drainage maka akan
terjadi kerusakan kantong udara atau alveolus pada paru-paru yang disebut Emfisema.

1. Empiema adalah kondisi ketika kumpulan nanah terbentuk diruang paru-paru dan
permukaan bagian dalam dinding dada. Empyema biasanya terjadi setelah seseorang
mengalami infeksi jaringan paru-paru (pneumonia)
2. Otitis media akut adalah adalah infeksi pada telinga bagian tengah, tepatnya pada
rongga di belakang gendang telinga. Infeksi terjadi akibat batuk, filek, alergi atau
komplikasi sepsis dari infeksi organ tubuh lainnya seperti infeksi paru (pneumonia)
3. Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara atau alveolus pada
paru-paru. Seiring waktu kerusakan kantong udara semakin parah sehingga
membentuk satu kantong besar dari beberapa kantong kecil yang pecah. Akibatnya,
luas area permukaan paru-paru menjadi berkurang yang menyebabkan kadar oksigen
yang mencapai aliran darah menurun. Kondisi ini juga membuat paru-paru membesar
secara perlahan akibat udara yang terperangkap didalam kantong dan sulit
dikeluarkan
Emfisema dapat terjadi akibat komplikasi dari infeksi paru-paru (pneumonia)
4. Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung
yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasite. Kondisi-kondisi tertentu seperti sepsis dari
organ tubuh lainnya juga dapat menyebabkan meningitis seperti infeksi dari paru-paru
(pneumonia).
5. Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan diantara dua
lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang memisahkan paru-paru dengan
dinding dada bagian dalam. Cairan yang diproduksi pleura ini sebenarnya berfungsi
sebagai pelumas yang membantu kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernafas.
Namun ketika cairan tersebut berlebihan dan menumpuk, maka bisa menimbulkan
gejala-gejala tertentu.
Penyebab efusi pleura dibagi dua yaitu transudatif dan eksudatif. Efusi pleura sering
terjadi sebagai komplikasi dari beberapa jenis penyakit lainnya, seperti kanker paru-
paru, TBC, pneumonia, emboli paru, sirosis, penyakit ginjal, gagal jantung, penyakit
lupus dan rheumatoid arthritis
6. Abses paru adalah infeksi bakteri yang menyebabkan munculnya nanah di jaringan
paru-paru.
Berdasarkan asal infeksinya, abses paru terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan
sekunder. Abses paru primer merupakan jenis abses yang berasal dari paru-paru,
misalnya akibat penyakit pneumonia
Sementara abses paru sekunder terjadi akibat adanya gangguan atau penyakit pada
paru-paru, misalnya tumor atau kanker paru dan bronkiektasis.

Anda mungkin juga menyukai