Anda di halaman 1dari 8

Studi Pencemaran Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan Hasil

Tangkapan Nelayan Terhadap Dampak Kesehatan Masyarakat di


Perairan Teluk Jakarta Tahun 2020

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Lanjut

Dosen Pengampu : Iting Shofwati, M.K.K.K

Dosen Pembimbing : Dewi Utami Iriani, M.Kes,.PhD

Disusun Oleh:

Ayu Hanifah 11161010000013

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencemaran
1. Definisi Pencemaran
Pencemaran lingkungan hidup menurut undang-undang No.23 tahun
1997, yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas lingkungan menurun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Definisi yang sama juga tertuang dalam SK Menteri
Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-
mana dengan laju yang sangat cepat. Pencemaran dalam lingkungan
bertambah berat akibat masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia
termasuk logam berat ke lingkungan. Akibat pencemaran lingkungan yang
terjadi tentu akan mempengaruhi kesehatan manusia.

2. Pencemaran Air
Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air,
pencemaran air di definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun
hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan
peruntukannya. (Pasal 1, angka 2).
Sementara itu Pencemaran air menurut Peraturan Menteri kesehatan
RI No. 173/MENKES/VII/77 didefinisikan sebagai suatu peristiwa masuknya
zat kedalam air yang mengakibatkan kualitas air tersebut menurun. Sehingga
dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan masyarakat.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Banten pencemaran ini
dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga,
industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri
antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam
berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber
utama pencemaran air, terutama air tanah. Limbah rumah tangga seperti
sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas,
kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam
pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air
mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika
dan kimia dari air.

3. Sumber Pencemaran Air


Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air
dapat dibedakan antara lain (Sumampouw, 2015) :
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk
organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak
mati kemudian dimakan hewan atau manusia sehingga akan keracunan.
Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum
sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel
(dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan
aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik
yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi).
Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur
(blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan.
bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

2. Limbah Rumah
Tangga Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran
air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik
(misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang
terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan
anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus
air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis
berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam
air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen
dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna
kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah
pemukiman. Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan
bau yang menyengat. Didalam air got yang demikian tidak ada organisme
hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri,
limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari
seluruh limbah yang ada.

3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam
polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa
polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna),
atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau
busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata
aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya,
limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
agar tidak terjadi pencemaran. Di laut, sering terjadi kebocoran tangker
minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam
kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan,
terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati
karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung
agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang
dapat menguraikan minyak.

4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun


Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari
tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan
juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa,
tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang
disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya.
Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan
pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
4. Dampak Pencemaran Air

Pencemaran air merupakan suatu kondisi yang merugikan dan dapat


menimbulkan banyak dampak bagi kesehatan masyarakat. Dampak yang di
timbulkan oleh pencemaran air, diantaranya adalah (Mukono, 2000) :
a. Dampak yang Disebabkan oleh Mineral atau Logam.
- Cd (Kadmium)
Dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, tulang, pankreas
dan kelenjar gondok.

- Pb (Timbal)
Dapat menyebabkan anemia, gangguan ginjal, penurunan mental
pada anak, gangguan syaraf, kerusakan hati, dan kerusakan
susunan darah.

- Hg (Merkuri)
Sangat beracun, dapat menyebabkan kerusakan ginjal, masalah
persendian, gangguan pengelihatan, kelainan sistim saraf dan
dapat menyebabkan kematian (studi kasus di Minamata)

- Cu (Tembaga)
Dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan rasa mual dan
menimbulkan kerusakan pada ginjal dan hati.

- As (Arsen)
Dapat menyebabkan kerusakan sistem pencernaan, kelainan ginjal,
ganggun saraf dan mental serta perubahan pada kulit dan kanker
kulit.

- Cr (Cromium)
Menyebabkan kanker kulit dan gangguan saluran pernafasan

- Cyianida
Dapat menyebabkan gangguan metabolisme oksigen dalam tubuh
b. Dampak yang disebabkan oleh mikrobiologi
- Tifoid disebabkan oleh Salmonella thyposa
- Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio kolera
- Leptospirosis disebabkan oleh Spirochaeta
- Diare disebabkan oleh E.coli
- Disentri disebabkan oleh Entamoeba histolityca

c. Dampak yang disebabkan oleh pestisida


Dichlor Diphenyl Trichloretan (DDT) merupakan zat yang ada di
dalam pestisida yang paling berbahaya, memiliki sifat tidak larut
dalam air, juga tidak dapat diuraikan oleh mikrorganisme. Sehingga
memungkinkan DDT terakumulasi di dalam tubuh organisme. Selain
itu

B. Timbal (Pb)
1. Definisi Timbal
Timbal (Pb) termasuk dalam kelompok logam berat golongan IVA dalam
Sistem Periodik Unsur kimia mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom
207,2, berbentuk padat pada suhu kamar, bertitik lebur 327,4 0C dan memiliki
berat jenis sebesar 11,4/l. Pb jarang ditemukan di alam dalam keadaan bebas
melainkan dalam bentuk senyawa dengan molekul lain,misalnya dalam bentuk
PbBr2 dan PbCl2 (Gusnita,2012).

2. Pencemaran Timbal (Pb)

Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan.


Dalam bentuk oksida timbal digunakan sebagai pigmen/zat warna dalam
industri kosmetik dan glace serta indusri keramik yang sebagian
diantaranya digunakan dalam peralatan rumah tangga. Dalam bentuk
aerosol anorganik dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang dihirup
atau makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Logam Pb tersebut dalam
jangka waktu panjang dapat terakumulasi dalam tubuh karena proses
eliminasinya yang lambat (Gusnita,2012).
Timbal yang masuk ke dalam lingkungan dapat berupa berbagai
macam bentuk. Diantaranya adalah air buangan limbah dari industri yang
berkaitan dengan timbal (industri baterai, cat, elektronik, pipa dan lain-
lain), limbah dari aktivitas pertambangan dan bahan bakar yang
mengandung timbal. Buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan
yang kemudian akan dibawa menuju lautan.

3. Dampak Timbal Terhadap Kesehatan


Timbal (Pb) merupakan logam yang bersifat toksis terhadap manusia, yang
bisa berasal dari tindakan mengonsumsi makanan, minuman atau melalui
inhalasi udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata
dan lewat parenteral. Timbal bersifat akumulatif, berikut ini mekanisme
toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya (Widiowati dkk., 2008) :

a. Sistem Haemopoietik : dimana Pb menghambat sistem


pembentukan Hemoglobin (Hb) sehingga dapat menyebabkan
anemia.
b. Sistem saraf : dimana Pb bisa menimbulkan kerusakan otak dengan
gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar dan delirium.
c. Sistem urinaria : dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus
proksimalis,loop of henle, serta menyebabkan aminosiduria.
d. Sistem gastro-intenstinal : dimana Pb menyebabkan kolik dan
konstipasi.
e. Sistem kardiovaskular : dimana Pb bisa menyebabkan peningkatan
permiabilitas pembuluh darah.
f. Sistem reproduksi berpengaruh terutama terhadap gametotoksitas
atau janin belum lahir menjadi peka terhadap Pb. Ibu hamil yang
terkontaminasi Pb bisa mengalami keguguran, tidak
berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta
hipospermia dan teratospermia pada pria.
g. Sistem endokrin : dimana Pb mengakibatkan gangguan fungsi
tiroid dan fungsi adrenal.
h. Besifat karsinogenik dalam dosis tinggi.
Daftar Pustaka

Efrianti, Susi.Pencemaran Air Pengertian, Penyebab dan Dampaknya. Diakses pada laman
https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-pdf/PENCEMARAN%20AIR%2C
%20PENGERTIAN%2C%20PENYEBAB%20DAN%20DAMPAKNYA.pdf
Gusnita, Dessy.2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dan Upaya
Penghapusan Bensin Bertimbal.
Mukono, H.J. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya:Airlangga University
Press
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Menkes/VII/77. Tentang Penyediaan Air Minum
yang Harus Memenuhi Standar Kuantitas dan Kualitas. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.Jakarta.
Sumampouw, OJ.2015. Diktat Pencemaran Lingkungan. Universitas Sam Ratulangi
Widiowati, W. Dkk. 2008. "Efek Toksik Logam Pencegahan Dan Penanggulangan
Pencemaran". Yogyakarta. Andi

Anda mungkin juga menyukai