Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN

PAJANAN FORMALIN, BORAKS DAN RHODAMIN


B PADA PANGAN JAJAN ANAK SEKOLAH (PJAS)
SEKOLAH DASAR X

OLEH KELOMPOK 1 :

AYU HANIFAH 11161010000013


LISKA FERIFINA 11610100000114
DWI YUSTIKA H 11161010000017
RIFQI RIDHO H 11161010000086
MANADZIR M 11161010000111
TITANIA NUR A 11161010000065
OUTLINE
Formali Rhodamin
n B Boraks

Identifikasi bahaya

Dosis respon

Analisis pajanan

Karakteristik resiko

Manajemen resiko
1 FORMALIN
Tabel 1. Tingkat Resiko (ECR) Pajanan Formalin Pada
Siswa Sekolah Dasar

Intake (mg/kg/hari) Tingkat resiko (ECR)

REAL TIME 0,00045 0,00009

1 TAHUN 0,0006875 0,0001375

2 TAHUN 0,000925 0,000185

3 TAHUN 0,0011625 0,0002325


GRAFIK 1

Proyeksi Tingkat Risiko (ECR) Formalin Pajanan Karsinogenik Pada Anak Sekolah
Dasar X
0 2,33 E-4

0 1,85 E-4

0 1,38 E-4

0
9 E-5

0
Dt Dt+1 Dt+2 Dt+3

ECR Batas ECR


ANALISIS DOSIS
IDENTIFIKASI BAHAYA RESPON

Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi


kesehatan manusia. Pada umumnya jalur masuk formalin ke
dalam tubuh manusia melalui mulut dan pernafasan. Formalin
memiliki reaksi cepat dengan lapisan lender saluran pencernaan Dosis referensi untuk efek-efek
dan saluran pernafasan. Dalam tubuh formalin cepat teroksidasi karsinogenik dinyatakan sebagai Slope
membentuk asam format terutama di hati dan sel darah merah.
Factor (SF). Efek kesehatan dari logam
Efek Formalin pada tubuh:
a. Kandungan formalin tinggi pada tubuh akan menekan timbal melalui pencernaan adalah kategori
fungsi sel dan menyebabkan kematian sel akibat kanker, SF formalin pada makanan sebesar
keracunan. 0,2 mg/kg/hari
b. Kandungan formalin tinggi pada tubuh akan menyebabkan
iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik
(menyebabkan kanker), dan bersifat mutagen
(menyebabkan perubahan fungsi jaringan atau sel).
c. Muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah,
kematian disebabkan kegagalan peredaran darah.
ANALISIS KARAKTERISTIK
PAJANAN RISIKO
Analisis Pajanan (Exposure Assessment) yang Karakteristik risiko kesehatan efekefek karsinogenik
dilakukan dengan mengukur besar pajanan dengan dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR). ECR
memperhitungkan konsentrasi formalin dalam dihitung dengan membagi asupan karsinogenik setiap
siomay. Pajanan masuk kedalam tubuh melalui risk agent dengan dosis referensinya (RfC dan RfD)
ingesti ketika makanan masuk kedalam mulut dan
Dari hasil penelitian didapatkan hasil tingkat risiko
sistem pencernaan tubuh. Dari hasil penelitian
(ECR) pada populasi siswa sekolah dasar pada saat
intake konsentrasi formalin dalam siomay yang
ini (Realtime) adalah < E-4, berarti populasi siswa
masuk ke dalam tubuh anak-anak sekolah dasar
sekolah dasar masih aman atau tidak berisiko dalam
sebesar 0,00045 mg/kg/hari. Hasil intake
mengonsumsi siomay tersebut. Untuk estimasi 1, 2
tergantung pada variabel konsentrasi formalin pada dan 3 tahun didapatkan hasil ECR > E-4 berarti
siomay (C), laju asupan (R), frekuensi pajanan sampai tiga tahun kedepan tingkat konsumsi siomay
(fE), berat badan responden (Wb) dan durasi pada siswa sekolah dasar dapat membahayakan (tidak
pajanan. aman)
MANAJEMEN RESIKO

Dalam Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) prinsip


pengelolaan risiko dilakukan apabila tingkat risiko ECR > E-4.
Dari hasil perhitungan didapatkan tingkat risiko untuk individu
dan populasi siswa sekolah dasar pada saat ini (Realtime) adalah
< E-4. Ini berarti siswa sekolah dasar masih aman dan tidak
berisiko dalam mengonsumsi formalin yang berasal siomay yang
dijual disekitar sekolah, sehingga belum perlu untuk
dilakukannya manajemen risiko.
Walaupun begitu analisis yang dilakukan untuk estimasi 1, 2 dan
3 tahun didapatkan hasil ECR > E-4 sehingga menyebabkan
kemungkinan tidak aman pada satu tahun kedepan maka perlu
dilakukan pencegahan. Pencegahan tersebut dilakukan pada
pengendalian
MANAJEMEN RESIKO
Pengelolaan Teknologi Pendekatan Sosio-ekonomis Institusional

Penurunan konsentrasi hingga - Penerapan teknologi - Menghentikan - Advokasi pada pihak


di bawah batas aman keamanan pangan di penggunaan formalin sekolah untuk membentuk
sekolah dasar untuk dengan bahan pangan kantin sehat bagi siswa
mencegah pencemaran yang aman SD
pada jajanan sekolah - Pemberian pemahaman
dasar kepada pedangang
tentang bahaya
penggunaan formalin

Penurunan konsumsi hingga - Pembentukan kantin sehat - Pemberian makanan sehat - Pemberian bantuan bahan
di bawah batas aman di sekolah yang dilakukan kepada siswa sekolah pengawet dan pengenyal
pengawasan makanan dasar yang terkena yang aman bagi makanan
oleh pihak sekolah dampak penggunaan oleh pemerintah, pihak
formalin serta informasi swasta atau yang lainnya
tentang makanan sehat
kepada siswa.
2 BORAKS
GRAFIK 2

Proyeksi Tingkat Risiko (ECR) Boraks Pajanan Karsinogenik Pada Anak Sekolah Dasar
X
0

0
Dt Dt+1 Dt+2 Dt+3

ECR Batas ECR


ANALISIS DOSIS
IDENTIFIKASI BAHAYA RESPON

• Boraks merupakan senyawa kimia turunan


dari logam berat boron (B). boraks merupakan Menurut BPOM boraks akan
anti septik dan pembunuh kuman. Bahan ini
berbahaya bagi kesehatan manusia
banyak digunakan sebagai bahan nti jamur,
pengawet kayu, dan antiseptic pada kosmetik. apabila dikonsumsi dalam kurun
• Boraks bersifat toksik bagi sel, berisiko kurang lebih 5-10 tahun. Maka boraks
terhadap kesehatan manusia yang dapat menyebabkan penyakit kanker
mengonsumsi makanan mengandung boraks. hati. Bahkan boraks dapat
• Konsumsi terus menerus dapat menganggu mempengaruhi alat reproduksi dan
peristaltic usus, kelainan susunan saraf,
juga dapat mempengaruhi metabolism
depresi, dan gangguan mental, serta rusaknya
saluran pencernaan, ginjal, hati, dan kulit enzim
karena boraks cepat diabsorpsi oleh saluran
pernafasan dan pencernaan, kulit yang luka,
atau membrane mukosa
ANALISIS PAJANAN KARAKTERISTIK RESIKO

Analisis Pajanan (Exposure Assessment) yang


Karakteristik risiko kesehatan efekefek karsinogenik
dilakukan dengan mengukur besar pajanan dengan
dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR). ECR
memperhitungkan konsentrasi boraks dalam bakso.
dihitung dengan membagi asupan karsinogenik setiap
Pajanan masuk kedalam tubuh melalui ingesti
risk agent dengan dosis referensinya (RfC dan RfD)
ketika makanan masuk kedalam mulut dan sistem
pencernaan tubuh. Dari hasil penelitian intake Dari hasil penelitian didapatkan hasil tingkat risiko
konsentrasi boraks dalam bakso yang masuk ke (ECR) pada populasi siswa sekolah dasar pada saat
dalam tubuh anak-anak sekolah dasar sebesar ini (Realtime) adalah ≤ E-4, berarti populasi siswa
0,0005 mg/kg/hari. Hasil intake tergantung pada sekolah dasar masih aman atau tidak berisiko dalam
variabel konsentrasi formalin pada siomay (C), laju mengonsumsi bakso tersebut. Untuk estimasi 1, 2 dan
asupan (R), frekuensi pajanan (fE), berat badan 3 tahun didapatkan hasil ECR < E-4 berarti sampai
responden (Wb) dan durasi pajanan. tiga tahun kedepan tingkat konsumsi bakso pada
siswa sekolah dasar dapat masih dalam kategori aman
MANAJEMEN RESIKO

 Hindari konsumsi makanan yang mengandung boraks


 Mengenali karakteristik makanan yang mengandung boraks dari ciri-ciri fisik, seperti warna, kekenyalan
dsb.
 Pengelola atau yang produsen makanan agar memerhatikan kode produksi dari bahan makanan yang akan
diolah sehingga tidak terjadi pencemaran pada makanan
 Perlu ada pengawasan ketat terhadap produksi makanan yang diperjualbelikan,
3 RHODAMIN B
GRAFIK 3
Proyeksi Tingkat Risiko (ECR) Rhodamin B Pajanan Karsinogenik Pada
Anak Sekolah Dasar X
0

0
Dt Dt+1 Dt+2 Dt+3

ECR Batas ECR


IDENTIFIKASI BAHAYA
• Rhodamin B merupakan pewarna sintetis • Ciri-ciri pangan yang mengandung rhodamin B antara lain
berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang
ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam warna terlihatt tidak homogen (rata), ada gumpalan warna
larutan akan berwarna merah terang pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit
berpendar/berfluorosensi. • Menurut WHO, rhodamin B berbahaya bagi kesehatan
• Rhodamin B merupakan zat warna golongan manusia karena sifat kimia dan kandungan logam berat.
xanthenes dyes yang digunakan pada industri Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa
tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain, klorin merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan
kosmetika, produk pembersih mulut, dan sabun. reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan berusaha
Nama lain rhodamin B adalah D and C Red no mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat
19. Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen senyawa lain dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun
Rhodamine, dan Brilliant Pink(3,4). bagi tubuh. Selain itu, rhodamin B juga memiliki senyawa
• Rhodamin B sering disalahgunakan pada pengalkilasi (CH3-CH3) yang bersifat radikal sehingga dapat
pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh.
agar-agar aromaniss/kembang gula, manisan,
sosis, sirup, minuman, dan lain-lain.
ANALISIS DOSIS
RESPON ANALISIS PAJANAN

Dosis referensi untuk efek-efek Analisis Pajanan (Exposure Assessment) yang


karsinogenik dinyatakan sebagai Slope dilakukan dengan mengukur besar pajanan dengan
Factor (SF). Efek kesehatan dari logam memperhitungkan konsentrasi Rhodamin B dalam
timbal melalui pencernaan adalah kategori sirup. Pajanan masuk kedalam tubuh melalui
ingesti ketika makanan masuk kedalam mulut dan
kanker, SF Rhodamin B pada makanan
sistem pencernaan tubuh. Dari hasil penelitian
sebesar 0,6467 mg/kg/hari
intake konsentrasi Rhodamin B dalam sirup yang
masuk ke dalam tubuh anak-anak sekolah dasar
sebesar 0,00003865 mg/kg/hari. Hasil intake
tergantung pada variabel konsentrasi formalin pada
siomay (C), laju asupan (R), frekuensi pajanan
(fE), berat badan responden (Wb) dan durasi
pajanan.
KARAKTERISTIK
RISIKO MANAJEMEN RESIKO

 Hindari penggunaan rhodamin B dalam pangan dan hindari


Karakteristik risiko kesehatan efek-efek karsinogenik mengonsumsi makanan yang mengandung rhodamin B. Lebih
dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR). ECR lengkapnya, untuk mencegah efek jangka panjang dari rhodamin
dihitung dengan membagi asupan karsinogenik setiap B akibat tertelan secara tidak sengaja, maka lebih baik dilakukan
risk agent dengan dosis referensinya (RfC dan RfD) tindakan pencegahan dalam memilih pangan, dengan cara:

Dari hasil penelitian didapatkan hasil tingkat risiko  Lebih teliti dalam membeli produk pangan, misalnya dengan

(ECR) pada populasi siswa sekolah dasar pada saat menghindari jajanan yang berwarna terlalu menyolok, terutama
jajanan yang dijual di pinggir jalan.
ini (Realtime) adalah < E-4, berarti populasi siswa
sekolah dasar masih aman atau tidak berisiko dalam  Mengenali kode registrasi produk, misalnya produk pangan
mengonsumsi sirup tersebut. Untuk estimasi 1, 2 dan sudah terdaftar di Badan POM atau untuk pangan industri rumah
3 tahun didapatkan hasil ECR < E-4 berarti sampai tangga sudah terdaftar di Dinas Kesehatan setempat.
tiga tahun kedepan tingkat konsumsi sirup pada siswa  Tidak membeli produk yang tidak mencantumkan informasi
sekolah dasar masih kategori aman (tidak berbahaya). kandungannya pada labelnya.

Anda mungkin juga menyukai