3. Foodborne disease
Jenis bahaya
foodborne disease: merupakan sumber energy utama bagi manusia. tanpa makanan
manusia tidak akan dapat memenuhi kebutuhan energi yang telah digunakan untuk
melakukan aktivitas sehari hari (Wibisono 2015). foodborne disease merupakan penyakit
yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. foodborne
disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme atau mikroba pathogen yang
mengkontaminasi makanan. Selain itu zat kimia beracun atau zat berbahaya lainnya yang
dapat menyebabkan foodborne disease jika zat-zat tersebut terdapat dalam makanan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penularan foodborne disease, antara lain adalah
hygiene perorangan yang buruk, cara penangan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Wibisono 2015).
Risiko yang berdampak pada kesehatan
Jumlah penduduk semakin lama semakin padat, hal ini akan berpengaruh kepada
beberapa sektor kehidupan, tidak terkecualikan kebutuhan bahan pangan. Dengan
meningkatkan jumlah penduduk maka akan semakin meningkatkan kebutuhan makanan
yang tidak hanya sehat, melainkan makanan yang bergizi dan juga aman untuk dikonsumsi.
Namun, pada kenyataannya belum semua penduduk dapat menikmati makanan yang aman
untuk dikonsumsi. Hal ini ditandai dengan banyaknya kasus kesakitan dan kematian
disebabkan oleh makanan (foodborne disease). Menurut UU No. 16 tahun 1967 Zoonosis
merupakan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya atau
disebut dengan Anthropozoonosis. Pengertian zoonosis yang diberikan WHO adalah suatu
penyakit atau infeksi yag secara alami ditularkan dari hewan vertebrate ke manusia.
penyakit yang tergolong dalam zoonosis dengan penyebaran penyakit tersebar ke seluruh
penjuru dunia dan yang sering ditemukan di Indonesia yaitu antraks, rebies, leptospirosis,
brucellosis, toxoplasmosis, tuberkolosis, avian influenza, salmonellosis, colibacillosis dan
sebagainya (Wibisono 2015).
Langkah pencegahan
Pencegahan foodborne disease menurut Deptan RI (2007) diantaranya :
1. Kebersihan ketika sudah dari kamar mandi, sebelum makan atau menyiapkan makanan,
cucilah tangan dengan teliti memakai sabun dan kuncuran air setidaknya 15 detik,
kemudian keringkan denga handuk bersih.
2. Pemantauan suhu, penyimpanan makanan dengan suhu yang keliru bisa menyebabkan
berkebangbiaknya kuman yang menyebabkan racun makanan, yang tumbuh diantara
suhu 50C dan 600C.
3. cara menyimpan daging, ikan, unggas dan sayur yang mentah bisa mengandung banyak
kuman, sehingga bisa encemari makanan yang sudah siap jika tidak disimpan atau
ditangani dengan cermat.
Referensi :
Hariyadi, R,D dan Purwiyatno, H. Antisipasi Terhadap Isu-Isu Baru Keamanan Pangan. 21 (1) :
85-99.
Syah, D., Mazaya,G., Suratmono, Roy, A, S dan Nurheni, S, P. 2015. Akar Masalah Keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah Studi Kasus pada Bakso Makanan Ringan dan Mi. Jurnal
Mutu Pangan. 2 (1) : 18-25
Wibisono, F,J. 2015. Potensi Eschericia Coli sebagai Foodborne Disease.
Yanuartono., Alfarisa, N., Soedarmanto, I., Harry, P dan Slamet, R. 2019. Melamine Asam
Sianurat dan Melamin-Sianurat Kaitan dengan Penyakit Saluran Perkencingan Hewan.
Jurnal Sains Veteriner. 37 (2) : 193-205.
Lampiran