Anda di halaman 1dari 19

Specialtysection:

Thisarticlewassubmittedto
FoodMicrobiology,asectionofthejournalFrontiersinMicrobiology
Received: 07 July2019
Accepted: 17 September2019
Published:04October2019
Citation:
MahatoDK,LeeKE,KamleM,DeviS,DewanganKN,KumarPandKangSG(2019)AflatoxinsinF
oodandFeed:AnOverviewonPrevalence,DetectionandControlStrategies.
Front.Microbiol.10:2266.doi:10.3389/fmicb.2019.02266

Editedb
y:FedericaGiacomet
ti,UniversityofBolog
na,Italy
Reviewedby:
ShihuaWa
ng,Fujian Agriculture
andForestry
University,C
hinaDaniel
a Jakšic´,
UniversityofZagreb,Croatia
*Correspondence:
MadhuKa
mlemadhu.kamle18@
gmail.com
PradeepKu
marpkbiotech@g
mail.com
SangG.Ka
ngkangsg@y
u.ac.kr
†Theseauthorshavecontribute
d
equallytothiswork

Frontiers in Microbiology|www.frontiersin.org October2019|Volume10|Article2266


1
MINIREVIEW
Aflatoksin yang diproduksi oleh spesies Aspergillus sangat beracun,
karsinogenik, dan menyebabkan kontaminasi sumber daya makanan,
menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius. Kontaminasi oleh
04October
flatoxdalammemulaidilaporkan makanan dan makanan, seperti kacang
Aflatoksin
dalam tanah, millet, sesameseed, jagung, gandum, beras, ara, rempah-
rempah dancoadoadetankelembaban selama kondisi sebelum dan
Makanan sesudah panen. Selain produk makanan ini, produk komersial seperti
selai kacang, minyak goreng, dan kosmetik juga telah dilaporkan
dan Pakan: terkontaminasi oleh flatoksin. Bahkan, konsentrasi rendah lemak yang
berbahaya bagi manusia dan ternak. dalam makanan dan pakan. Ada
Gambaran berbagai metoda kromatografi dan atau berbasis metoda yang
digunakan untuk deteksi dini dari racun. Saat ini tinjauan diberikan
Umum dalam sumber daya kontaminasi, kejadian, teknik deteksi, dan dicetak
mikotoksin, sebagai tambahan strategi manajemen risiko untuk
tentang keamanan pangan.Keywords: human health, outbreaks, aflatoxins contamination,
detection, food and feed
Strategi
Prevalensi, INTRODUCTION
Keamanan dan keamanan pangan adalah salah satu masalah utama dalam iklim
Deteksi, peningkatan populasi saat ini. Ini terutama ditentukan oleh tiga aspek utama yaitu, (i)
ketersediaan pangan yang cukup,
dan (ii) akses ke makanan yang aman dan (iii) pemanfaatan makanan dalam hal tujuan
kualitas, nutrisi dan budaya untuk kehidupan yang sehat (FAO, 1996). Kegagalan salah
KontrolDipendr satu dari aspek-aspek ini mengarah pada kerawanan pangan dan malnutrisi yang
aK.Mahato1†,KyungEun selanjutnya memengaruhi kesehatan manusia, di samping aspek sosial-ekonomi
Lee2†,MadhuKamle3*,S masyarakat. Selain itu, kontaminasi makanan dan pakan oleh mikotoksin adalah salah
heetalDevi4, satu faktor kunci yang bertanggung jawab untuk menciptakan kerawanan pangan
KrishnaN.Dewangan5,P (Udomkun etal., 2017).
radeepKumar Sesuai dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), seperempat dari panen dunia
3*andSangG.Kang 2* dipengaruhi oleh mikotoksin (Wu, 2007; Pankaj et al., 2018). Tiga genera utama jamur
yang memproduksi mikotoksin adalah Aspergillus, Fusarium, dan Penicillium
1
SchoolofExerciseandNutri (Reddyetal., 2010).
tionSciences,DeakinUniver
sity,Burwood,VIC,Australia
,2MolecularGeneticsLabora
tory, Department of
Biotechnology, Yeungnam
University, Gyeongsan,
South Korea, 3 Department
of Forestry, North Eastern
RegionalInstituteofScience
andTechnology,Nirjuli,India
,4SABMillerIndiaLtd.,Sonip
at,India,5DepartmentofAgri
cultural
Engineering,NorthEastern
RegionalInstituteofScience
and Technology,
Nirjuli,India

Frontiers in Microbiology|www.frontiersin.org October2019|Volume10|Article2266


2
Mahato etal. AflatoxinDetectionforHumanHealth

mikotoksin, aflatoksin (AF) sangat beracun dan Empat AF utama di antara 20 yang diidentifikasi adalah
diketahui mencemari berbagai makanan seperti jagung, AFB1, AFB2, AFG1, dan AFG2. Tipe B diproduksi
kacang tanah, buah-buahan kering, daging dan produk- oleh
produk berbasis susu (Mutegi et al., 2009; Perrone et A. flavus sementara G-type diproduksi oleh A.
al., 2014; Iqbal et al., 2015). AF diproduksi oleh parasiticus (Kumar et al., 2017). Biosintesis AF terdiri
spesies Aspergilluss, yaitu A.flavus, A.nomius, dan dari 18 langkah enzimatik dengan setidaknya 25 gen
A.parasiticus (Payne and Brown, 1998), di samping yang bertanggung jawab untuk memproduksi enzim dan
produksinya oleh spesies lain seperti A.pergilluslike mengatur proses biosintesis (Yu et al., 2002; Yabe dan
A.astellatus (Reiteretal., 2009). Jamur ini biasanya Nagajima, 2004).
tumbuh dalam kondisi hangat dan lembab. daerah Terjadinya AFs sering terjadi pada varietas makanan
tropis dan subtropis (Magan dan Aldred, 2007; dan pakan yang luas (Tabel 1). Beberapa makanan dan
Battilani et al., 2011). Teknik pemrosesan makanan pakan yang paling terkena dampak termasuk kacang,
tidak cukup untuk menghilangkan AF dari makanan kacang-kacangan, ara, jagung, beras, rempah-rempah
dan pakan yang terkontaminasi karena sifatnya yang dan buah-buahan kering (Martinez-Miranda et al.,
tahan panas (Medina etal., 2017b). 2019). Telah ditunjukkan bahwa di antara sereal yang
Menelan AF dari makanan dan makanan yang diuji, 37,6% tidak terkontaminasi oleh AFs (Andrade
terkontaminasi telah menyebabkan komplikasi dan Caldas, 2015). Meskipun beras bukan merupakan
kesehatan yang serius pada manusia dan hewan (Fung
akomodasi berisiko tinggi untuk kontaminasi AF, tetapi
dan Clark, 2004; Binder et al., 2007; Sherif et al.,
AFB1 selain mikotoksin lainnya telah terdeteksi dalam
2009). Oleh karena itu, berbagai negara telah
beras dari Cina, Mesir, India, Iran, Malaysia, Nepal,
menerapkan peraturan ketat untuk AF dalam
makanan dan pakan untuk menjaga kesehatan Pakistan, Filipina, Inggris dan Amerika Serikat (Tanaka
individu (Juanetal., 2012). dkk., 2007; Rahmani dkk. ., 2011; Lutfullah dan
dalam kisaran 4-30 μg / kg untuk konsumsi manusia. Itu Hussain, 2012). Oleh karena itu, AF menimbulkan
Uni Eropa memiliki tingkat standar paling ketat dengan masalah kesehatan yang serius dengan menelannya dari
AFB1 dan total AF tidak melebihi 2 μg / kg dan 4 makanan dan pakan yang terkontaminasi atau dengan
µg / kg, masing-masing, dalam produk apa pun yang AF yang terbawa ke dalamnya (Nordkvist et al., 2009;
dimaksudkan untuk konsumsi langsung (EC, 2007, Reiter et al., 2010).
2010). Demikian pula, batas maksimum yang dapat AFB1, sebagai karsinogen kuat bagi manusia, dikaitkan
diterima yang ditetapkan untuk AF di Amerika dengan komplikasi kesehatan yang serius (IARC,
Serikat adalah 20 μg / kg (Wu, 2006). Selain itu, 2012). Ini telah menjadi faktor penyebab kanker hati
berbagai teknologi inovatif dan strategi kontrol dan hepatitis akut serta wabah berkala aflatoksikosis
diterapkan untuk manajemen AF sebelum dan
akut yang menyebabkan kematian (Azziz-Baumgartner
sesudah panen untuk meningkatkan produktivitas
et al., 2005) sebagaimana dilaporkan dengan
pertanian berkelanjutan (Prietto et al., 2015).
Meskipun ada banyak publikasi tentang AFs dalam aflatoksikosis mematikan di Kenya (Probst et al.,
makanan dan pakan, kebaruan dan kekuatan dari 2007). AF kebanyakan didetoksifikasi di hati yang
tinjauan ini dengan daftar tiga belas metode baru merupakan alasan mengapa kanker hati jarang terjadi.
yang dikembangkan untuk deteksi AF dalam Setelah konsumsi FAB1, prosesproses
makanan dan pakan dengan referensi khusus untuk metabolikmengonversitetap aktif, AFB1-exo-8,9-
AF bertopeng. Selain itu, tinjauan ini juga berfokus epoksida, dengan enzim sitokromP450. Reaksi
pada kejadian, dampak perubahan iklim bersama detoksifikasi terjadi dalam konjugasi dengan
dengan strategi pengendalian AF dalam pangan dan glutathione transferases (GSTs). Mekanisme
pakan untuk memastikan keamanan dan keamanan detoksifikasi AFB1-exo-8,9-epoksida mungkin terkait
pangan untuk kehidupan yang sehat dan dengan mekanisme yang mencegah kanker hati, namun,
pembangunan sosial-ekonomi. itu belum sepenuhnya terungkap (Guengerich et al.,
1998). Sayangnya, di sisi lain, kontaminasi makanan
TERJADINYA AFLATOKSIN DALAM MAKANAN dan pakan oleh AF adalah masalah terus-menerus di
DAN PAKAN seluruh dunia. Wabah karena AF lebih rentan di daerah
Aflatoksin adalah turunan difuranocoumarin secara tropis dan subtropis, dengan beberapa di daerah
kimia dengan kelompok bifuran yang melekat pada beriklim sedang (seperti Midwest Amerika Serikat).
nukleus kumarin dan cincin pentanon (dalam hal AFB) Selain itu, zona Mediterania telah menjadi rentan
atau cincin lakton (dalam kasus AFG) (Schuda, 1980).
Frontiers in Microbiology|www.frontiersin.org October2019|Volume10|Article2266
2
Mahato etal. AflatoxinDetectionforHumanHealth

terhadap kontaminasi AF karena pergeseran area


kejadian tradisional AF karena perubahan iklim yaitu,
peningkatan suhu rata-rata, level CO2 dan pola curah
hujan (Marasas et al., 2008). Ini telah menyebabkan
peningkatan kontaminasi tanaman dengan jamur dan
AFsworldwide.

TANAMAN YANG MEMPENGARUHI


BYAFLATOXIN
Sereal dan produk berbasis sereal adalah makanan
utama untuk konsumsi manusia di seluruh dunia
(Temba et al., 2017). Di antara sereal, beras dan
jagung sebagian besar terkontaminasi oleh AF dalam
kondisi alami karena perubahan praktik pertanian. AF
diproduksi baik dalam kondisi sebelum dan sesudah
panen (Hesseltine, 1974) .Filazi dan Sireli (2013)
melaporkan lebih rentan terhadap kontaminasi AF
dibandingkan dengan sereal lainnya. Pertumbuhan
jamur terjadi karena pengeringan yang tidak tepat pada
butir beras yang mempertahankan kadar air lebih
tinggi (> 14%). Akibatnya, jamur ini menyebabkan
perubahan warna pada biji-bijian dan / atau sekam
bersamaan dengan penurunan kualitas biji-bijian.
Kacang tanah dan kacang-kacangan, di sisi lain, sering
digunakan dalam banyak diet Afrika untuk melengkapi
diet sereal (Soro-Yao et al., 2014). Namun, ini sangat
rentan terhadap kontaminasi AFs baik dalam kondisi
lapangan dan penyimpanan (Lombard, 2014). Tingkat
pertumbuhan jamur dan produksi AF dalam sereal
tergantung pada suhu, kelembaban, jenis tanah, dan
kondisi penyimpanan (Achaglinkame et al., 2017).
Selain itu, rempah-rempah rentan terhadap
kontaminasi AF dan secara signifikan dipengaruhi
oleh kondisi penyimpanan dan pemrosesan. Elshafie et
al. (2002) melaporkan kontaminasi AF pada berbagai
macam rempah termasuk lada hitam, kapulaga, kayu
manis, cengkeh, jintan, ketumbar, dan jahe di
Kesultanan Oman. Lebih lanjut, Tchana et al. (2010)
melaporkan keberadaan AF yang dikumpulkan dari
peternakan unggas dan cangkok sapi.

Frontiers in Microbiology|www.frontiersin.org October2019|Volume10|Article2266


3
TABLE 1 | Occurrenceof Aflatoxins in food and feed around the world.

Country Foodmatrix Aflatoxin Range(µg/kg) Detectiontechnique References

Turkey Almond AFB1 1–13 TLCGürses,2006


Turkey Butter AFM1 <0.001– ELISAAycicek et al.,2005
0.100
Brazil Cashew nuts Total 0.60–31.50 ELISAMilhome et al.,2014
AFs
United States Chilies AFB1 <2 ELISA and TLCSingh and Cotty,2017
Costa Rica Corn Total 24 ELISA and HPLCGranados-Chinchilla et al.,2017
AFs
Zimbabwe Corn AFB1 0.75–26.6 HPLCMurashiki et al.,2017
India Corn AFB1 48–383 HPLCMudili et al.,2014
Serbia Corn Total 1.01–86.10 ELISAKos et al.,2013
AFs
Vietnam Corn AFB1 1.0–34.80 ELISALee et al.,2017
Turkey Cream AFM1 0.1–0.70 ELISAYaroglu et al.,2005
cheese
Pakistan Dried Fruits AFB1 0.04–9.80 HPLCMasood et al.,2015
Turkey Feed AFB1 0–5 LCMS/MSYalcin et al.,2017
Turkey Figs Total 0.1–28.20 HPLCKabak,2016
AFs
Nigeria Ginger Total 0.11–9.52 HPLCLippolis et al.,2017
AFs
Ethiopia Groundnuts Total 15–11,900 HPLCChala et al.,2013
AFs
Turkey Hazelnut AFB1 0.07–43.60 HPLCBaltaci et al.,2012
Serbia Infant formula AFM1 <0.03– HPLCTorovi c´,2015
0.02
Turkey Lentil AFB1 0.57–1.74 HPLCBaydan et al.,2016
Turkey Maize flour AFB1 0.041–1.12 HPLCKara et al.,2015
Egypt Meat Total 0.47–2.10 FluorimeterAbd-Elghany and Sallam,2015
products AFs
Greece Milk AFM1 <0.005– ELISATsakiris et al.,2013
0.02
Iran Milk (cow) AFM1 0.006–0.18 HPLCBahrami et al.,2016
Brazil Milk (cow) AFM1 0.05 HPLCPicinin et al.,2013
Italy Milk AFM1 0.004 HPLCDe Roma et al.,2017
(cow/buffalo)
Portugal Milk (cow) AFM1 0.005–0.07 ELISADuarte et al.,2013
Japan Nuts AFB1 0.17–2.59 HPLC, HPTLCKumagai et al.,2008
Saudi Arabia Nuts Total 1.0–110 HPLCNeamatallah and Serdar,2013
AFs
Malawi Nut-based AFB1 0.1–40.60 HPLCMatumba et al.,2014
foods
Zambia Peanuts AB1 0.015– HPLCBumbangi et al.,2016
46.60
Taiwan Peanut Total 0.2–513.40 HPLCChen et al.,2013
products AFs
Turkey Red-chili AFB1 0.025– ELISAAydin et al.,2007
powder 40.90
China Rice AFB1 0.03–20 HPLCLai et al.,2015
India Rice AFB1 0.1–308 Indirect competitive (icELISA)Reddy et al.,2009
Pakistan Rice AFB1 0.04–21.30 HPLCIqbal et al.,2016
China Rice AFB1 0.1–136.80 HPLCSun et al.,2011
Tunisia Sorghum AFB1 0.4–25.1 HPLCGhali et al.,2010
Italy Spices AFB1 0.59–5.38 HPLCPrelle et al.,2014
Malaysia Spices AFB1 0.58–4.64 ELISAReddy et al.,2011
Tunisia Wheat AFB1 0.12–18 HPLCGhali et al.,2010
Malaysia Wheat AFB1 0.55–5.07 ELISAReddy et al.,2011
China Yogurt AFM1 0.05 HPLCGuo et al.,2013
Iran Yogurt AFM1 0.006– HPLCBahrami et al.,2016
0.021

Kamerun. Oleh karena itu, tanaman yang terkena


dampak memungkinkan AF untuk memasuki rantai
makanan, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim..

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP


PRODUKSI AFLATOKSIN
Perubahan iklim secara signifikan berdampak
pada kualitas dan ketersediaan makanan pokok
untuk dikonsumsi. Dengan meningkatnya
populasi di seluruh dunia, penekanan utama telah
diberikan pada keamanan pangan dan pakan yang
dapat mengatasi meningkatnya permintaan
dengan peningkatan hasil dengan melindungi
tanaman dari kondisi iklim yang merugikan
(Medina et al., 2017a).
Kontaminasi aflatoksin telah mempengaruhi jutaan
hektar tanaman jagung dan kacang tanah di Amerika
Serikat (Robens dan Cardwell, 2003). Jagung adalah
makanan pokok bagi orang-orang yang tinggal di iklim
hangat di seluruh Asia, Afrika, dan Amerika, yang rentan
terhadap pengaruh perubahan iklim (Lewis et al., 2005).
Perubahan iklim secara simultan berdampak langsung
pada komunitas kompleks dari jamur penghasil AF
dengan mengubah jumlah Produsen AF untuk mengubah
struktur komunitas jamurnya. Kontaminasi aflatoksin
terjadi melalui fase awal selama pengembangan tanaman
dan fase kedua selama pematangan tanaman.
Kontaminasi lebih besar di gurun yang hangat, lembab,
dan bahkan panas serta kondisi kekeringan (Cotty dan
Jaime-Garcia, 2007).
A. flavus telah mengembangkan deteksi yang tepat dan strategi kontrol sangat penting
untuk memerangi masalah pembakaran AF dalam
mekanisme fisiologis untuk menyesuaikan makanan dan pakan.
diri dengan kondisi iklim yang merugikan
dan mendominasi spesies jamur lainnya
(Nesci et al., 2004; Magan, 2007). METODE DETEKSI
Perubahan iklim mengubah suhu dan Deteksi AFs telah dilakukan oleh Asosiasi Resmi
aktivitas air (aw) di lingkungan yang Kimiawan Analitik (AOAC) metode resmi sampel
× makanan dan pakan (Kumar et al., 2017). Di antara
selanjutnya memengaruhi ekspresi gen metode yang paling umum digunakan adalah metode
untuk menghasilkan AF. Kondisi suhu dan kromatografi seperti kromatografi lapis tipis (KLT)
aw mengatur tingkat pertumbuhan jamur (Fallah et al., 2011), kromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC) dan spektroskopi massa kromatografi cair
dan produksi AF (Schmidt-Heydt et al., (LCMS) (McDanelletal, 1988; Samarajeewaetal, 1991).
2009; Schmidt-Heydt et al., 2010). Gen-gen ; Herzallah,2009), selain uji immunosorbent enzim-
penghasil AF dikelompokkan pada genom dan linked (ELISA) (Tabari et al., 2011; Andrade et al.,
mengekspresikan gen pengatur utama (aflR; aflS), serta 2013; Sulyok et al., 2015).
gen struktural (aflD) yang dipengaruhi oleh kondisi
interaksi suhu tertentu. Seperti diungkapkan
Namun, kelemahan dari metode standar ini adalah
olehchmidt-Heydt et al. (2010), proporsi ekspresiaflR /
bahwa mereka tidak cocok untuk aplikasi cepat dan
aflSecara signifikan berkorelasi dengan jumlah AFB1
real-time dalam sampel makanan dan pakan karena
yang diproduksi. Selain itu, ekspresi gen transporter
mereka membosankan, memakan waktu dan
gula secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi suhu
membutuhkan tenaga terampil untuk beroperasi. Oleh
dan aw (Medina et al., 2014; Medina et al., 2015).
karena itu, metode yang cepat dan kuat seperti reaksi
Lebih lanjut, Bernáldez et al. (2017) mempelajari
berantai polimerase (PCR) dan metode non-destruktif
pengaruh interaksi suhu dan gen pengatur gen (aflR)
yang didasarkan pada spektroskopi fluoresensi /
B. ekspresi dan produksi AFB1 oleh A. flavus di
inframerah-dekat (FS / NIRS) dan pencitraan
jagung. Mereka mengamati pertumbuhan optimal A.
hiperspektral (HSI) telah muncul untuk lebih
flavus pada 30◦C / 0,99 aw tanpa pertumbuhan pada
cepatdeteksi dengan mudahdeteksieksi (Taoetal, 2018).
20◦C / 0,90 aw. Baik suhu dan aw memengaruhi
produksi gen B1, tetapi untuk tren produksi AFB1 tidak Hussain et al. (2015) menggunakan teknik PCR
sesuai dengan ekspresi gen. Selanjutnya, pengaruh suhu untuk deteksi molekul AF yang menghasilkan
(20, 27, dan 35◦C) dan aw (0.82, 0.86, 0.90, 0.94, dan A.flavus dari kacang tanah. Demikian pula, gen
0.98) pada pertumbuhan A. flavus dan A. parasiticus avfA, omtA, dan ver-1 yang mengkode enzim
bersama dengan produksi AFB1 diselidiki pada biji utama dalam biosintesis AF digunakan sebagai gen
Nyjer tanah oleh Gizachewet al. (2019). Produksi target untuk mendeteksi AF menggunakan PC
AFB1 maksimum diamati pada 27◦C / 0,90 aw untuk multipleks (Yang et al., 2004). Lebih lanjut, PCR
A. flavus dan A. parasiticus. Selain itu, jamur digunakan untuk mendeteksi gen-gen penghasil AF
menunjukkan pertumbuhan optimal pada beras dipoles dalam
dalam kisaran 28-37◦C / 0,92-0,96 aw. AFB1
AspergillusspeciesinIranianpistachionutsuntuk
maksimum diproduksi pada 33◦C / 0,96 aw (Lv et al.,
efekfireflatoxigenic (Rahimi et al., 2008). Selain
2019). Berdasarkan investigasi oleh Battilani et al.
(2016) tentang kemungkinan kemunculan AFB1 dalam itu, Kim et al. (2014) menggunakan PCR, ELISA
sereal di Uni Eropa sebagai akibat dari perubahan dan HPLC untuk mendeteksi AFs dari
iklim, untuk setiap kenaikan suhu 2◦C, ada peningkatan A. oryzae diisolasi dari makanan Korea yang berbeda.
dalam regulasi kecepatan di wilayah Spanyol, Italia, HSI menggunakan integrasi pencitraan dan
Yunani, Portugal, Bulgaria, Albania, Cyprus, dan spektroskopi untuk merekam karakteristik spasial dan
Turki. Konflik untuk kontaminasi pada jagung spektral dari sampel yang diberikan (Wu dan Sun,
cenderung meningkat di Eropa karena kondisi iklim 2013; Ropodi et al., 2016; Shrestha et al., 2016; Siche
yang kondusif untuk A.flavusinthenext30years et al., 2016) .Tidak terlihat / near-infrared (VNIR) HSI
C. (Moretti et al., 2019). Oleh karena itu, metode telah digunakan untuk identifikasi biji jagung dari
varietas yang berbeda (Zhanget al., 2012; Wang et al.,
2016). Teknik VNIR atau gelombang pendek
(SWNIR) HSI layak untuk deteksi AF serta
identifikasi spesies jamur yang berbeda dalam jagung
(Pearson andWicklow, 2006; Williams et al., 2012;
Wang et al., 2015a, b). Kemudian, Kimuli dkk.
(2018b) menggunakan sistem VNIR-HSI untuk
mendeteksi AFB1 pada permukaan biji jagung dari
Georgia, Illinois, Indiana dan Nebraska Amerika
Serikat. Chu dkk. (2017) menggunakan gelombang
pendek inframerah (SWIR) HIS untuk mendeteksi
AFB1 dalam kernel jagung tunggal. Tetapi karena
kualitas gambar tidak dapat secara efektif
mengklasifikasikan tingkat AFB1 secara kualitatif
dalam kernel jagung individu, oleh karena itu, untuk
meningkatkan Kimuli et al. (2018a) ini lebih lanjut
menggabungkan sistem SWIR-HSI dengan analisis
data chemometrik untuk deteksi AFB1 yang lebih baik
pada permukaan kernel jagung. Selain itu, teknik
immunoassay (LFIA) yang dikodekan dengan lateral
warna telah digunakan untuk deteksi simultan AFB1
serta fumonisinsin dalam jalur uji tunggal (Di Nardo
etal., 2019).
Untuk lebih meningkatkan sensitivitas dan deteksi AF
dalam makanan dan pakan, partikel nano (NP)
berdasarkan Au / Ag, karbon (CBNs), magnetik
(MNPs), Quantum dots (QDs), konversi-up (UCNPs),
logam-organik kerangka kerja (MOF) serta struktur
nano hibrida telah digunakan (Xue etal., 2019) .Rui
et al. (2019) menyiapkan polimer tercetak molekul
(FDU-12 @ MIPs) menggunakan analog struktural
AF. Permukaan yang sangat selektif ini digunakan
sebagai sorben ekstraksi bersama dengan HPLC untuk
mendeteksi AF dalam sampel makanan dan pakan
yang berbeda. Selain itu, penggunaan biosensor
dibandingkan dengan metode spektrofotometri atau
kromatografi lainnya memungkinkan selektivitas yang
lebih tinggi, deteksi langsung dengan sampel
pretreatment minimal, biaya minimal, portabilitas dan
analisis mikotoksin di lapangan (Rotariu et al.,
2016) .Selvolini etal . (2019) dimanfaatka
menggunakan array oligonukleotida yang terhubung pakan.
dengan enzim elektrokimia untuk deteksi mudah dan
cepat dari FAB1 di dalam jagung. Selanjutnya, pengujian STRATEGI PENGENDALIAN
berdasarkan aptamer telah dikembangkan untuk deteksi AFLATOKSIN
cepat AFB1. Gas. , yang memiliki potensi untuk deteksi Penerapan teknologi pertanian canggih, praktik
cepat AF dalam makanan dan pakan. pertanian yang baik (GAP), praktik manufaktur yang
baik (GMP) dan praktik penyimpanan yang baik (GSP)
MASKED MYCOTOXINS SEBAGAI MASALAH dapat mengurangi kontaminasi mikotoksin (Kamle et
UTAMA DALAM DETEKSI al., 2019). Teknik pemrosesan novel yang melibatkan
Mikotoksin bertopeng menimbulkan kekhawatiran gelombang mikro, UV, cahaya berdenyut, air
utama dalam makanan dan pakan karena mereka tidak elektrolisis, plasma dingin, ozon, elektron menjadi
diidentifikasi dan dideteksi oleh teknik deteksi yang perlakuan iradiasi mandgamma (γ) memiliki potensi
biasa digunakan (Kamle et al., 2019). Ini adalah untuk manajemen AF dan menjaga dan menjaga
mikotoksin yang diproduksi oleh jamur tetapi kualitas produk pertanian dan makanan (Jalili et al. ,
dimodifikasi oleh enzim tanaman selama tahap infeksi. 2010; Pankaj et al., 2018). Penerapan ozon menurunkan
Mereka hadir dalam vakuola dalam bentuk larut atau AFs oleh serangan elektrofilik pada karbon ikatan
terikat pada makromolekul, oleh karena itu, tidak dapat rangkap (C8-C9) dari cincin furan yang menghasilkan
diidentifikasi dengan proses analisis rutin dan disebut pembentukan ozonida primer diikuti dengan penataan
sebagai mikotoksin bertopeng (Berthiller et al., 2013). ulang menjadi turunan monozonida seperti aldehida,
Namun, AF yang dimodifikasi dapat dihidrolisis keton dan asam organik (Jalili, 2016) . Lebih lanjut,
kembali menjadi bentuk beracun selama proses mekanisme terperinci dari ozon yang merendahkan
pengolahan makanan dan / atau pencernaan (Gareis et AFB1 telah dibahas oleh Diaoet al. (2013). Penerapan
al., 1990; Nagl et al., 2014; Broekaert et al., 2015). ozon untuk degradasi AF terbatas pada produk
Beberapa racun yang dimodifikasi ini hadir dalam makanan karena faktor biaya (Womack et al., 2014).
bentuk yang berbeda sebagai kompleks dengan Demikian pula, mekanisme di balik degradasi AF oleh
senyawa matriks, karenanya juga disebut sebagai sinar gamma terletak pada efek radikal bebas yang
mikotoksin terkait-matriks (Rychlik et al., 2014). dihasilkan selama radiolisis air dan komponen lainnya
Mikotoksin bertopeng telah dilaporkan terjadi di Asia, yang menyerang cincin furan terminal AFB1 yang
Afrika, Amerika, dan Eropa. Oleh karena itu, sejumlah menghasilkan produk sampingan dari aktivitas biologis
besar mikotoksin bertopeng yang berlaku di berbagai yang berkurang (Rustom, 1997). Efisiensi degradasi
makanan dan pakan dapat menimbulkan masalah iradiasi gamma lebih efektif bila dikombinasikan
kesehatan yang serius bagi manusia dan hewan (Zhang dengan teknologi lain. Selain itu, beberapa aditif
et al., 2019). Oleh karena itu, deteksi mikotoksin makanan sintetis dan alami telah dipelajari untuk
bertopeng adalah bagian penting untuk memastikan pengurangan AF dalam makanan dan pakan. Sebagai
keamanan pangan dan pakan. Fumonisin bertopeng contoh, penggunaan asam sitrat dalam kombinasi
ditentukan melalui hidrolisis di mana bentuk yang dengan kelembabanunderhightemperature (200◦C) dan
dimodifikasi dikonversi kembali ke bentuk bebasnya tekanan (8N) efektif dalam menurunkan AF pada
dan kemudian dianalisis dan dideteksi melalui LC / MS sorghum yang diekstrusi (Méndez-Albores et al., 2009).
/ MS (Dall'Astaetal., 2008; Dall'Astaetal., 2009). Proses Di sisi lain, khasiat natrium hidrosulfit (Na2S2O4)
hidrolitik dapat melibatkan baik perawatan alkali, asam ditingkatkan dengan peningkatan tekanan untuk
atau enzimatik (Dall'Asta et al., 2009; Beloglazova et pengurangan AF pada lada hitam (Jalili dan Jinap,
al., 2013; Vidal et al., 2018). Namun, ada sedikit 2012). Selanjutnya, sebagai bagian dari langkah-
informasi yang tersedia tentang AF bertopeng karena langkah pengendalian biologis, Anjaiah et al. (2006)
sebagian besar preferensi diberikan untuk deteksi AF melaporkan bahwa inokulasi strain antagonis
ree dalam makanan dan pakan pertanian. Oleh karena Pseudomonas, Bacillus dan Trichoderma spp. memiliki
itu, metode seperti pencernaan in vitro dan hidrolisis, pengurangan A. flavus yang signifikan pada tanaman
sebagaimana diterapkan dalam kasus fumonisins pra-panen. Strain pembentuk non-aflatoksin dari A.
bertopeng, dapat dilakukan untuk AF bertopeng dalam flavus dan cetakan non-toksigenik lainnya adalah agen
makanan dan pakan diikuti dengan deteksi dengan LC / kontrol biologis yang menonjol terhadap kontaminasi
MS / MS dan konfirmasi dengan metode lain seperti AF (Dorner et al., 2003; Udomkun et al., 2017).
ELISA untuk memastikan keamanan pangan dan Penerapan masing-masing teknik memiliki kelebihan
dan kekurangan. Oleh karena itu, langkah-langkah
kontrol biokontrol yang selaras dengan metode fisik
dan kimia lainnya bersama dengan bahan kemasan
yang ditingkatkan harus diterapkan untuk mencapai
keamanan dan keamanan pangan.

CONCLUSION
Kontaminasi tanaman Aflatoksin pada kondisi sebelum
dan sesudah panen dapat dikendalikan sampai batas
tertentu dengan penerapan praktik pertanian yang baik
(GAP), praktik manufaktur yang baik (GMP), dan praktik
penyimpanan yang baik (GSP). Lebih lanjut, teknologi
pemrosesan baru yang melibatkan gelombang mikro,
UV, cahaya berdenyut, air yang dilistrolisa, plasma
dingin, ozon, berkas elektron atau iradiasi gamma (γ)
dalam kombinasi dengan metode rekayasa biologis, fisik,
kimia atau genetika memiliki potensi untuk
meningkatkan efisiensi dekontaminasi AFs serta untuk
mengatasi keterbatasan teknologi tertentu. Namun, sangat
penting untuk memahami mekanisme detoksifikasi AF
sehingga tidak ada residu AF yang tertinggal ketika
metode ini diterapkan dalam sampel makanan dan pakan.
Selain itu, karena ada sedikit informasi tentang AF
bertopeng yang ada dalam makanan dan pakan, itu
membutuhkan penelitian dan pemahaman mendalam
terkait dengan hidrolisis, identifikasi, deteksi dan strategi
kontrol yang memadai. Oleh karena itu, pemanfaatan
teknologi baru bersama dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menerapkan GAP, GMP dan GSP
sangat penting untuk mengendalikan kontaminasi AF
dalam makanan dan pakan untuk memastikan keamanan
dan keamanan pangan dan untuk melindungi kesehatan
manusia dan hewan.
FUNDING
AUTHOR CONTRIBUTIONS This work was supported by the 2014 Yeungnam
PK conceived and designed the manuscript. DM, PK, University Research Grant (214A345038).
and MK
wrotethemanuscript.KL,KD,andSDhelpedintheeditingo
fthe manuscript. PK and SK critically reviewed the ACKNOWLEDGMENTS
manuscript and did the requiredediting.
All authors are highly grateful to the authority of the
respective department and Institution for their support
in doing this research. PK would like to thank the
DST- SERB (file no. ECR/2017/001143) and DBT-
Twinning (No. BT/PR24741/NER/95/659/2017) for
their financialsupport.

processed hazelnuts in Turkey. Food Addit. Contam. Part B 5,


REFERENCES 83–86.doi:10.1080/19393210.2012.656146
Abd-Elghany, S. M., and Sallam, K. I. (2015). Rapid determination Battilani, P., Formenti, S., Ramponi, C., and Rossi, V. (2011).
oftotal aflatoxins and ochratoxins A in meat products by Dynamic of water activity in maize hybrids is crucial for
immuno-affinity fluorimetry.Food Chem. 179, 253–256.doi: fumonisin contamination in kernels. J.CerealSci.54,467–
10.1016/j.foodchem.2015.01.140 472.doi:10.1016/j.jcs.2011.08.014
Battilani, P., Toscano, P., Van der Fels-Klerx, H., Moretti, A.,
Achaglinkame, M. A., Opoku, N., and Amagloh, F. K. (2017). Leggieri,
Aflatoxin contamination in cereals and legumes to reconsider M. C., Brera, C., et al. (2016). Aflatoxin B 1 contamination in
usage as complementary food ingredients for Ghanaian infants: a maize in Europe increases due to climate change. Sci. Rep.
review. J. Nutr. Intermed. Metab. 10, 1–7.doi: 6:24328.doi: 10.1038/srep 24328
10.1016/j.jnim.2017.09.001 Baydan, E., Küçükersan, S., Yurdakök, D. B., Aydin, F. G., Sevin,
Andrade, P. D., and Caldas, E. D. (2015). Aflatoxins in cereals: S., Arslanba¸s, E., et al. (2016). Comparison of nutritional
worldwide occurrence and dietary risk assessment. World composition (moisture, ash, crude protein, nitrogen) and safety
Mycotoxin J. 8, 415–431.doi:10.3920/wmj2014.1847 (aflatoxin, nitrate/nitrite) of organic and conventional rice and
Andrade, P. D., da Silva, J. L. G., and Caldas, E. D. (2013). lentil samples consumed in Ankara. Ankara Univ. Vet. Fak. Derg.
Simultaneousanalysis of aflatoxins B1, B2, G1, G2, M1 and 63, 365–370.doi:10.1501/vetfak_0000002754
ochratoxin A in breast milk by high- performance liquid
chromatography/fluorescence after liquid–liquid extraction with
low temperature purification (LLE–LTP). J. Chromatogr. A
1304, 61–68.doi:10.1016/j.chroma.2013.06.049
Anjaiah, V., Thakur, R. P., and Koedam, N. (2006). Evaluation
of bacteria and Trichoderma for biocontrol of pre-harvest seed
infection by Aspergillus flavus in groundnut. Biocontrol. Sci.
Technol. 16, 431–436.doi: 10.1080/09583150500532337
Aycicek, H., Aksoy, A., and Saygi, S. (2005). Determination of
aflatoxin levels in some dairy and food products which
consumed in Ankara. Turkey. Food Control 16, 263–
266.doi:10.1016/j.foodcont.2004.03.004
Aydin, A., Erkan, M. E., Ba¸skaya, R., and Ciftcioglu, G. (2007).
Determination of aflatoxin B1 levels in powdered red pepper.
Food Control 18, 1015–1018.doi:10.1007/s10661-015-4402-0
Azziz-Baumgartner, E., Lindblade, K., Gieseker, K., Rogers, H. S.,
Kieszak, S., Njapau, H., et al. (2005). Case–control study of an
acute aflatoxicosis outbreak, Kenya, 2004. Environ. Health
Perspect. 113, 1779–1783.doi: 10.1289/ehp.8384
Bahrami, R., Shahbazi, Y., and Nikousefat, Z. (2016). Aflatoxin M1
in milk and traditional dairy products from west part of Iran:
occurrence and seasonal
variationwithanemphasisonriskassessmentofhumanexposure.Foo
dControl62, 250–256.doi:10.1016/j.foodcont.2015.10.039
Baltaci,C.,˙Ilyasog˘lu,H.,andCavrar,S.(2012).Aflatoxinlevelsinrawand
Beloglazova,N.V.,DeBoevre,M.,Goryacheva,I.Y.,Werbrouck,S.,G 10.1016/j.foodcont.2017.05.034
uo,Y.,and De Saeger, S. (2013). Immunochemical approach for Di Nardo, F., Alladio, E., Baggiani, C., Cavalera, S., Giovannoli, C.,
zearalenone-4-glucoside determination. Talanta 106, 422– Spano, G., et al. (2019). Colour-encoded lateral flow
430.doi:10.1016/j.talanta.2013.01.020 immunoassay for the simultaneous detection of aflatoxin B1 and
Bernáldez,V.,Córdoba,J.J.,Magan,N.,Peromingo,B.,andRodríguez, type-B fumonisins in a single Test line. Talanta 192, 288–
A.(2017). The influence of ecophysiological factors on growth, 294.doi:10.1016/j.talanta.2018.09.037
aflR gene expression and aflatoxin B1 production by a type
strain of Aspergillus flavus. LWT Food Sci. Technol. 83, 283–
291.doi:10.1016/j.lwt.2017.05.030
Berthiller, F., Crews, C., Dall’Asta, C., Saeger, S. D., Haesaert, G.,
Karlovsky, P., etal.
(2013).Maskedmycotoxins:areview.Mol.Nutr.FoodRes.57,165–
186. doi:10.1002/mnfr.201100764
Binder,E.M., Tan,L.M.,Chin,L.J.,Handl,J.,andRichard,J.
(2007).Worldwide occurrence of mycotoxins in commodities,
feeds and feed ingredients. Anim. FeedSci.Technol.137,265–
282.doi:10.1080/19393210.2011.589034
Broekaert, N., Devreese, M., De Mil, T., Fraeyman, S.,
Antonissen, G., De Baere, S.,etal.
(2015).Oralbioavailability,hydrolysis,andcomparativetoxicokine
tics of 3-acetyldeoxynivalenol and 15-acetyldeoxynivalenol in
broiler chickensand pigs.J.Agric.FoodChem.63,8734–
8742.doi:10.1021/acs.jafc.5b03270
Bumbangi,N.F.,Muma,J.B.,Choongo,K.,Mukanga,M.,Velu,M.,Vel
dman,F., etal.
(2016).Occurrenceandfactorsassociatedwithaflatoxincontaminati
onof
rawpeanutsfromLusakadistrict’smarkets.Zambia.FoodControl68
,291–296. doi:10.1016/j.foodcont.2016.04.004
Chala,A.,Mohammed,A.,Ayalew,A.,andSkinnes,H.
(2013).Naturaloccurrence of aflatoxins in groundnut (Arachis
hypogaea L.) from eastern Ethiopia. Food Control 30, 602–
605.doi:10.1016/j.foodcont.2012.08.023
Chen, Y.-C., Liao, C.-D., Lin, H.-Y., Chiueh, L.-C., and Shih, D. Y.-
C. (2013).
Survey of aflatoxin contamination in peanut products in Taiwan
from 1997 to 2011. J. Food Drug Anal. 21, 247–252.doi:
10.1016/j.jfda.2013.07.001
Chu, X., Wang, W., Yoon, S.-C., Ni, X., and Heitschmidt, G. W.
(2017). Detection of aflatoxin B1 (AFB1) in individual maize
kernels using short wave infrared (SWIR) hyperspectral imaging.
Biosyst. Eng. 157, 13–23.doi:
10.1016/j.biosystemseng.2017.02.005
Cotty, P. J., and Jaime-Garcia, R. (2007). Influences of climate on
aflatoxin producing fungi and aflatoxin contamination. Int. J.
Food Microbiol. 119, 109–115.doi:
10.1016/j.ijfoodmicro.2007.07.060
Dall’Asta, C., Galaverna, G., Aureli, G., Dossena, A., and
Marchelli, R. (2008). A LC/MS/MS method for the
simultaneous quantification of free and masked
fumonisinsinmaizeandmaize-
basedproducts.WorldMycotoxinJ.1,237–246.
doi:10.3920/wmj2008.x040
Dall’Asta, C., Mangia, M., Berthiller, F., Molinelli, A., Sulyok,
M.,Schuhmacher, R., et al. (2009). Difficulties in fumonisin
determination: the issue of hidden fumonisins. Anal. Bioanal.
Chem. 395, 1335–1345.doi: 10.1007/s00216-009-2933-3
DeRoma,A.,Rossini,C.,Ritieni,A.,Gallo,P.,andEsposito,M.
(2017).Asurvey
ontheAflatoxinM1occurrenceandseasonalvariationinbuffaloandc
owmilk from Southern Italy. Food Control 81, 30–33.doi:
Diao, E., Hou, H., and Dong, H. (2013). Ozonolysis mechanism and Yamazaki, H., and Langouët, S. (1998). Activation and
influencing factors of aflatoxin B1: a review. Trends Food Sci. detoxication of aflatoxin B1. Mutat. Res.402, 121–128.doi:
Technol. 33, 21–26.doi:10.1016/j.tifs.2013.06.002 10.1016/s0027-5107(97)00289-3
Dorner, J. W., Cole, R. J., Connick, W. J., Daigle, D. J., McGuire, Guo,Y.,Yuan,Y.,andYue,T.
M. R., and Shasha, B. S. (2003). Evaluation of biological control (2013).AflatoxinM1inmilkproductsinChinaand
formulations to reduce aflatoxin contamination in peanuts. Biol. dietaryriskassessment.J.FoodProt.76,849–853.doi:10.4315/0362-
Control 26, 318–324.doi: 10.1016/s1049-9644(02)00139-1 028X.JFP-12-419
Duarte,S.C.,Almeida,A.M.,Teixeira,A.S.,Pereira,A.L.,Falcão,A.C.,P Gürses,M.
ena,A., et al. (2013). Aflatoxin M1 in marketed milk in Portugal: (2006).Mycofloraandaflatoxincontentofhazelnuts,walnuts,peanuts,
assessment of human andanimalexposure.FoodControl30,411– almondsandroastedchickpeas(LEBLEBI)soldinTurkey.Int.J.Food
417.doi:10.1016/j.foodcont.2012.08.002 Prop.9,395–399.doi:10.1080/10942910600596597
EC(2007).EuropeanCommission.CommissionRegulation(EC)No112 Herzallah, S. M. (2009). Determination of aflatoxins in eggs, milk,
6/2007.of 28 September 2007 amending regulation (EC) no meat and meat products using HPLC fluorescent and UV
1881/2006 setting maximum levels for certain contaminants in detectors. Food Chem. 114, 1141–
foodstuffs as regards Fusarium toxins in 1146.doi:10.1016/j.foodchem.2008.10.077
maizeandmaizeproducts.Off.J.Eur.UnionL255,14–17. Hesseltine,C.W.
EC (2010). European Commission. Commission Regulation (EC) (1974).Naturaloccurrenceofmycotoxinsincereals.Mycopathol.
Mycol. Appl. 53, 141–153.doi: 10.1007/bf02127204
No 165/2010 of 26 February 2010 amending Regulation (EC) No
Hussain, A., Afzal, A., Irfan, M., and Malik, K. A. (2015). Molecular
1881/2006 setting maximum levels for certain contaminants in
detection of aflatoxin producing strains of Aspergillus flavus from
foodstuffs as regards aflatoxins. Off. J. Eur. Union L 50, 8–12.
peanut (Arachis hypogaea).Turk.J.Agric.FoodSci.Technol.3,335–
Elshafie,A.E.,Al-Rashdi,T.A.,Al-Bahry,S.N.,andBakheit,C.S.
341.
(2002).Fungi
IARC (2012). International Agency for Research on Cancer. Review
andaflatoxinsassociatedwithspicesintheSultanateofOman.Mycopa
of Human
thologia155,155–160.
Carcinogens:ChemicalAgentsandRelatedOccupations.Geneva:Wo
Fallah, A. A., Rahnama, M., Jafari, T., and Saei-Dehkordi, S. S.
rldhealth organization.
(2011). Seasonal variation of aflatoxin M1 contamination in
industrial and traditional Iranian dairy products. Food Control 22,
1653–1656.doi: 10.1016/j.foodcont.2011.03.024
FAO (1996). Rome Declaration on World Food Security and World
Food Summit Plan of Action: World Food Summit 13-17
November 1996. Rome: FAO.
Filazi,A.,andSireli,U.T.
(2013).“Occurrenceofaflatoxinsinfood,”inAflatoxins- Recent
Advances and Future Prospects, ed. M. Razzaghi-Abyaneh,
(Ankara:: BoD–Books onDemand).
Fung, F., and Clark, R. F. (2004). Health effects of mycotoxins: a
toxicological overview.J.Toxicol.Clin.Toxicol.42,217–
234.doi:10.1081/clt-120030947
Gareis, M., Bauer, J., Thiem, J., Plank, G., Grabley, S., and Gedek,
B. (1990). Cleavage of zearalenone-glycoside, a “masked”
mycotoxin, during digestionin swine.J.Vet.Med.B37,236–
240.doi:10.1111/j.1439-0450.1990.tb01052.x
Ghali,R.,Khlifa,K.H.,Ghorbel,H.,Maaroufi,K.,andHedilli,A.
(2010).Aflatoxin determination in commonly consumed foods in
Tunisia. J. Sci. Food Agric.90, 2347–2351.doi:10.1002/jsfa.4069
Gizachew, D., Chang, C.-H., Szonyi, B., De, La Torre, and Ting,
W.-T. E. (2019).
AflatoxinB1(AFB1)productionbyAspergillusflavusandAspergillu
sparasiticus
ongroundNyjerseeds:theeffectofwateractivityandtemperature.Int.
J.Food Microbiol. 296, 8–
13.doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2019.02.017
Granados-Chinchilla,F.,Molina,A.,Chavarría,G.,Alfaro-
Cascante,M.,Bogantes- Ledezma, D., and Murillo-Williams, A.
(2017). Aflatoxins occurrence through the food chain in Costa
Rica: applying the One Health approach to mycotoxin
surveillance.Foodcontrol82,217–
226.doi:10.1016/j.foodcont.2017.06.023
Guengerich, F. P., Johnson, W. W., Shimada, T., Ueng, Y.-F.,
Iqbal,S.Z.,Asi,M.R.,Hanif,U.,Zuber,M.,andJinap,S. management.Front.Microbiol.7:2170.doi:10.3389/fmicb.2016.02
(2016).Thepresenceof aflatoxins and ochratoxin A in rice and 170
rice products; and evaluation of dietary Lai, X., Liu, R., Ruan, C., Zhang, H., and Liu, C. (2015).
intake.FoodChem.210,135– Occurrence of aflatoxins
140.doi:10.1016/j.foodchem.2016.04.104 andochratoxinAinricesamplesfromsixprovincesinChina.FoodCon
Iqbal,S.Z.,Jinap,S.,Pirouz,A.A.,andFaizal,A.R.A. trol50, 401–404.doi:10.1016/j.foodcont.2014.09.029
(2015).AflatoxinM1inmilk Lee,H.S.,Nguyen-
anddairyproducts,occurrenceandrecentchallenges:areview.Trend Viet,H.,Lindahl,J.,Thanh,H.M.,Khanh,T.N.,Hien,L.T.T., et al.
sFoodSci. Technol. 46, 110–119.doi:10.1016/j.tifs.2015.08.005 (2017). A survey of aflatoxin B1 in maize and awareness of
Jalili, M. (2016). A review on aflatoxins reduction in food. Iran. J. aflatoxins in Vietnam.WorldMycotoxinJ.10,195–
Health Saf. 202.doi:10.3920/wmj2016.2144
Environ. 3, 445–459.
Lewis, L., Onsongo, M., Njapau, H., Schurz-Rogers, H., Luber, G.,
Jalili, M., and Jinap, S. (2012). Role of sodium hydrosulphite and
Kieszak, S., et al. (2005). Aflatoxin contamination of
pressure on the reduction of aflatoxins and ochratoxin A in
commercial maize products during
black pepper. Food Control 27, 11–15.doi:
anoutbreakofacuteaflatoxicosisineasternandcentralKenya.Enviro
10.1080/19440049.2010.551300
n.Health Perspect. 113, 1763–1767.doi:10.1289/ehp.7998
Jalili, M., Jinap, S., and Noranizan, A. (2010). Effect of gamma
Lippolis, V., Irurhe, O., Porricelli, A. C. R., Cortese, M., Schena, R.,
radiation on reduction of mycotoxins in black pepper. Food
Imafidon, T., et al. (2017). Natural co-occurrence of aflatoxins
Control 21, 1388–1393.doi: 10.1016/j.foodcont.2010.04.012
and ochratoxin A in ginger (Zingiber officinale) from Nigeria.
Juan, C., Ritieni, A., and Mañes, J. (2012). Determination of
Food control 73, 1061–1067.doi: 10.1016/j.foodcont.2016.10.026
trichothecenes and zearalenones in grain cereal, flour and bread
Lombard, M. J. (2014). Mycotoxin exposure and infant and young
by liquid chromatography tandem
child growth in Africa: what do we know? Ann. Nutr. Metabol.
massspectrometry.FoodChem.134,2389–
64(Suppl. 2), 42–52.doi:10.1159/000365126
2397.doi:10.1016/j.foodchem.2012.04.051
Lutfullah, G., and Hussain, A. (2012). Studies on contamination
Kabak, B. (2016). Aflatoxins in hazelnuts and dried figs:
level of aflatoxins in some cereals and beans of Pakistan. Food
occurrence and exposure assessment. Food Chem. 211, 8–
Control 23, 32–36.doi: 10.1016/j.foodcont.2011.06.004
16.doi: 10.1016/j.foodchem.2016.04.141
Kamle, M., Mahato, D. K., Devi, S., Lee, K. E., Kang, S. G., and
Kumar, P. (2019). Fumonisins: impact on agriculture. food, and
human health and their management strategies. Toxins
11:328.doi: 10.3390/toxins11060328
Kara, G. N., Ozbey, F., and Kabak, B. (2015). Co-occurrence of
aflatoxins and ochratoxin A in cereal flours commercialised in
Turkey. Food Control 54, 275–281.doi:
10.1016/j.foodcont.2015.02.014
Kim, N. Y., Lee, J. H., Lee, I., and Ji, G. E. (2014). An evaluation
of aflatoxinand
cyclopiazonicacidproductioninAspergillusoryzae.J.FoodProt.77,
1010–1016. doi:10.4315/0362-028X.JFP-13-448
Kimuli, D., Wang, W., Jiang, H., Zhao, X., and Chu, X. (2018a).
Application of SWIR hyperspectral imaging and chemometrics
for identification of aflatoxin B1 contaminated maize kernels.
Infrared Phys. Technol. 89, 351–362.doi:
10.1016/j.infrared.2018.01.026
Kimuli, D., Wang, W., Lawrence, K. C., Yoon, S.-C., Ni, X., and
Heitschmidt,
G. W. (2018b). Utilisation of visible/near-infrared hyperspectral
images to classify aflatoxin B1 contaminated maize kernels.
Biosyst. Eng. 166, 150–160. doi:
10.1016/j.biosystemseng.2017.11.018
Kos,J.,Mastilovic´,J.,Hajnal,E.J.,andŠaric´,B.
(2013).Naturaloccurrenceof aflatoxins in maize harvested in
Serbia during 2009–2012. Food Control 34, 31–
34.doi:10.1016/j.foodcont.2013.04.004
Kumagai, S., Nakajima, M., Tabata, S., Ishikuro, E., Tanaka, T.,
Norizuki, H., et al. (2008). Aflatoxin and ochratoxin A
contamination of retail foods and intake of these mycotoxins in
Japan. Food Addit. Contam. 25, 1101–1106.doi:
10.1080/02652030802226187
Kumar, P., Mahato, D. K., Kamle, M., Mohanta, T. K., and Kang,
S. G. (2017). Aflatoxins: a global concern for food safety,
human health and their
Lv, C., Jin, J., Wang, P., Dai, X., Liu, Y., Zheng, M., et al. (2019). cashew nuts produced in northeastern Brazil. Food control 42, 34–
Interaction of water activity and temperature on the growth, gene 37.doi: 10.1016/j.foodcont.2014.01.033
expression and aflatoxin production by Aspergillus flavus on Moretti, A., Pascale, M., and Logrieco, A. F. (2019). Mycotoxin risks
paddy and polished rice. Food Chem.293, 472–478.doi: under a climate change scenario in Europe. Trends Food Sci.
10.1016/j.foodchem.2019.05.009 Technol. 84, 38–40.doi:10.1016/j.tifs.2018.03.008
Magan,N.(2007).Fungiinextremeenvironments.Mycota4,85– Mudili, V., Siddaih, C. N., Nagesh, M., Garapati, P., Naveen Kumar,
103.doi:10.1007/978-3-540-71840-6_6 K., Murali,
H. S., et al. (2014). Mould incidence and mycotoxin
Magan, N., and Aldred, D. (2007). Post-harvest control strategies:
contamination in freshly
minimizing mycotoxins in the food chain. Int. J. Food Microbiol.
harvestedmaizekernelsoriginatedfromIndia.J.Sci.FoodAgric.94,26
119, 131–139.doi: 10.1016/j.ijfoodmicro.2007.07.034
74–2683.doi:10.1002/jsfa.6608
Marasas,W.F.O.,Gelderblom,W.C.A.,Shephard,G.S.,andVismer,H.F
Murashiki, T. C., Chidewe, C., Benhura, M. A., Maringe, D. T.,
.(2008). Mycotoxins: a global problem. Mycotoxins: Detection
Dembedza, M.P., Manema,L.R.,etal.
Methods, Management,
(2017).LevelsanddailyintakeestimatesofaflatoxinB1and fumonisin
PublicHealthandAgriculturalTrade,4thEdn.Oxford:CABI,29–39.
B1 in maize consumed by rural households in Shamva and Makoni
Martinez-Miranda,M.M.,Rosero-Moreano,M.,andTaborda-
districtsofZimbabwe.FoodControl72,105–
Ocampo,G.(2019). Occurrence, dietary exposure and risk
109.doi:10.1016/j.foodcont.2016.07.040
assessment of aflatoxins in arepa, bread
Mutegi, C. K., Ngugi, H. K., Hendriks, S. L., and Jones, R. B. (2009).
andrice.FoodControl98,359–
Prevalence and factors associated with aflatoxin contamination of
366.doi:10.1016/j.foodcont.2018.11.046
peanuts from Western Kenya. Int. J. Food Microbiol. 130, 27–
Masood, M., Iqbal, S. Z., Asi, M. R., and Malik, N. (2015). Natural
34.doi: 10.1016/j.ijfoodmicro.2008.12.030
occurrence of aflatoxins in dry fruits and edible nuts. Food
Nagl, V., Woechtl, B., Schwartz-Zimmermann, H. E., Hennig-Pauka,
Control 55, 62–65.doi: 10.1016/j.foodcont.2015.02.041
I., Moll, W.-D., Adam, G., et al. (2014). Metabolism of the
Matumba, L., Monjerezi, M., Biswick, T., Mwatseteza, J.,
masked mycotoxin deoxynivalenol-3-glucoside in pigs. Toxicol.
Makumba, W., Kamangira, D., et al. (2014). A survey of the
Lett. 229, 190–197.doi: 10.1016/j.toxlet.2014.06.032
incidence and level of aflatoxin contamination in a range of
locally and imported processed foods onMalawian
retailmarket.Foodcontrol39,87–
91.doi:10.1016/j.foodcont.2013.09.068
McDanell, R., McLean, A. E. M., Hanley, A. B., Heaney, R. K., and
Fenwick,
G. R. (1988). Chemical and biological properties of indole
glucosinolates (glucobrassicins): a review. Food Chem. Toxicol.
26, 59–70.doi: 10.1016/0278- 6915(88)90042-7
Medina,A.,Akbar,A.,Baazeem,A.,Rodriguez,A.,andMagan,N.
(2017a).Climate change, food security and mycotoxins: do we
know enough? Fungal Biol. Rev.31, 143–
154.doi:10.1016/j.fbr.2017.04.002
Medina,A.,Gilbert,M.K.,Mack,B.M.,OBrian,G.R.,Rodriguez,A.,
Bhatnagar, D., et al. (2017b). Interactions between water activity
and temperature on the Aspergillus flavus transcriptome and
aflatoxin B1 production. Int. J. Food Microbiol. 256, 36–
44.doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2017.05.020
Medina, A., Rodríguez, A., Sultan, Y., and Magan, N. (2014).
Climate change
factorsandAspergillusflavus:effectsongeneexpression,growthanda
flatoxin production.WorldMycotoxinJ.8,171–
179.doi:10.3920/wmj2014.1726
Medina, A., Schmidt-Heydt, M., Rodriguez, A., Parra, R., Geisen,
R., and Magan,
N. (2015). Impacts of environmental stress on growth, secondary
metabolite biosynthetic gene clusters and metabolite production
of xerotolerant/xerophilic fungi. Curr. Genet. 61, 325–334.doi:
10.1007/s00294-014-0455-9
Méndez-Albores, A., Veles-Medina, J., Urbina-Álvarez, E.,
Martínez-Bustos, F., and Moreno-Martínez, E. (2009). Effect of
citric acid on aflatoxin degradation and on functional and textural
properties of extruded sorghum. Anim. Feed Sci.Technol. 150,
316–329.doi: 10.1016/j.anifeedsci.2008.10.007
Milhome,M.A.L.,Lima,C.G.,DeLima,L.K.,Lima,F.A.F.,Sousa,D.O.
B.,and Nascimento, R. F. (2014). Occurrence of aflatoxins in
Neamatallah, A., and Serdar, S. A. (2013). Incidence of aflatoxins oodSci. 76, T99–T104.doi:10.1111/j.1750-3841.2011.02133.x
in commercial nuts in the holy city of Mekkah. Food control 29, Reddy, K. R. N., Salleh, B., Saad, B., Abbas, H. K., Abel, C. A.,
121–124.doi: 10.1016/j.foodcont.2012.06.004 and Shier, W. T. (2010). An overview of mycotoxin
Nesci, A., Etcheverry, M., and Magan, N. (2004). Osmotic and contamination in foods and its implications for human health.
matric potential effects on growth, sugar alcohol and sugar Toxin Rev. 29, 3–26.doi: 10.3109/15569541003598553
accumulation by Aspergillus section Flavi strains from Reiter, E., Zentek, J., and Razzazi, E. (2009). Review on sample
Argentina. J. Appl. Microbiol. 96, 965–972.doi: 10.1111/j.1365- preparation
2672.2004.02246.x strategiesandmethodsusedfortheanalysisofaflatoxinsinfoodandfee
Nordkvist,E.,Stepinska,A.,andHäggblom,P. d.Mol. Nutr.FoodRes.53,508–524.doi:10.1002/mnfr.200800145
(2009).Aflatoxincontaminationof consumer milk caused by Reiter,E.V.,Vouk,F.,Böhm,J.,andRazzazi-Fazeli,E.
contaminated rice by-products in compound cattle (2010).Aflatoxinsinrice– a limited survey of products marketed in
feed.J.Sci.FoodAgric.89,359–361.doi:10.1002/jsfa.3445 Austria. Food Control 21, 988–991.
Pankaj, S. K., Shi, H., and Keener, K. M. (2018). A review of doi:10.1016/j.foodcont.2009.12.014
novel physical and chemical decontamination technologies for Robens, J., and Cardwell, K. (2003). The costs of mycotoxin
aflatoxin in food. Trends Food Sci. Technol. 71, 73–83.doi: management to the
10.1016/j.tifs.2017.11.007 USA:managementofaflatoxinsintheUnitedStates.J.Toxicol.Toxin
Payne, G. A., and Brown, M. P. (1998). Genetics and physiology of Rev.22, 139–152.doi:10.1081/txr-120024089
aflatoxin biosynthesis. Annu. Rev. Phytopathol. 36, 329–362.doi: Ropodi, A. I., Panagou, E. Z., and Nychas, G.-J. E. (2016). Data
10.1146/annurev.phyto.36.1.329 mining derived from food analyses using non-invasive/non-
Pearson, T. C., and Wicklow, D. T. (2006). Detection of corn destructive analytical techniques; determination of food
kernels infected by fungi. Trans. ASABE 49, 1235–1245.doi: authenticity, quality & safety in tandem with computer
10.13031/2013.21723 sciencedisciplines.TrendsFoodSci.Technol.50,11–
Perrone, G., Haidukowski, M., Stea, G., Epifani, F., 25.doi:10.1016/j.tifs.2016.01.011
Bandyopadhyay, R., Leslie, Rotariu,L.,Lagarde,F.,Jaffrezic-Renault,N.,andBala,C.
J. F., et al. (2014). Population structure and Aflatoxin production
(2016).Electrochemical biosensors for fast detection of food
by Aspergillus Sect. Flavi from maize in Nigeria and Ghana.
contaminants–trends and perspective. TrendsAnal.Chem.79,80–
Food Microbiol. 41, 52–59.doi: 10.1016/j.fm.2013.12.005
87.doi:10.1016/j.trac.2015.12.017
Picinin,L.C.A.,Cerqueira,M.M.O.P.,Vargas,E.A.,Lana,ÂM.Q.,Toal
do,I.M., and Bordignon-Luiz, M. T. (2013). Influence of climate
conditions on aflatoxin M1 contamination in raw milk from
Minas Gerais State, Brazil. Food Control 31, 419–
424.doi:10.1016/j.foodcont.2012.10.024
Prelle,A.,Spadaro,D.,Garibaldi,A.,andGullino,M.L.(2014).Co-
occurrenceof
aflatoxinsandochratoxinAinspicescommercializedinItaly.FoodC
ontrol39, 192–197.doi:10.1016/j.foodcont.2013.11.013
Prietto, L., Moraes, P. S., Kraus, R. B., Meneghetti, V., Fagundes,
C. A. A., and Furlong,E.B.(2015).Post-
harvestoperationsandaflatoxinlevelsinrice(Oryza
sativa).CropProtection78,172–
177.doi:10.1016/j.cropro.2015.09.011
Probst,C.,Njapau,H.,andCotty,P.J.
(2007).Outbreakofanacuteaflatoxicosisin
Kenyain2004:identificationofthecausalagent.Appl.Environ.Micr
obiol.73, 2762–2764.doi:10.1128/aem.02370-06
Rahimi, P., Sharifnabi, B., and Bahar, M. (2008). Detection of
aflatoxin in Aspergillus species isolated from pistachio in Iran.
J. Phytopathol. 156, 15–20. doi:10.1111/j.1439-
0434.2007.01312.x
Rahmani, A., Soleimany, F., Hosseini, H., and Nateghi, L. (2011).
Survey on the occurrence of aflatoxins in rice from different
provinces of Iran. Food Addit. Contam. Part B 4, 185–190.doi:
10.1080/19393210.2011.599865
Reddy, K. R. N., Abbas, H. K., Abel, C. A., Shier, W. T.,
Oliveira, C. A. F., and Raghavender, C. R. (2009).
Mycotoxin contamination of commercially important
agricultural commodities. Toxin Rev. 28, 154–168.doi:
10.1080/15569540903092050
Reddy,K.R.N.,Farhana,N.I.,andSalleh,B.
(2011).OccurrenceofAspergillusspp.
andaflatoxinB1inMalaysianfoodsusedforhumanconsumption.J.F
Rui,C.,He,J.,Li,Y.,Liang,Y.,You,L.,He,L.,etal. review. Trop. Life Sci. Res. 25, 81–100.
(2019).Selectiveextraction and enrichment of aflatoxins from Sulyok, M., Beed, F., Boni, S., Abass, A., Mukunzi, A., and Krska,
food samples by mesoporous silica FDU- 12 supported aflatoxins R. (2015). Quantitation of multiple mycotoxins and cyanogenic
imprinted polymers based on surface molecularly imprinting glucosides in cassava samples from Tanzania and Rwanda by an
technique. Talanta 201, 342–349.doi: LC-MS/MS-based multi-toxin
10.1016/j.talanta.2019.04.019 method.FoodAddit.Contam.PartA32,488–
Rustom, I. Y. S. (1997). Aflatoxin in food and feed: occurrence, 502.doi:10.1080/19440049.2014.975752
legislation and inactivation by physical methods. Food Chem. 59, Sun,G.,Wang,S.,Hu,X.,Su,J.,Zhang,Y.,Xie,Y.,etal.(2011).Co-
57–67.doi: 10.1016/s0308-8146(96)00096-9 contamination of aflatoxin B1 and fumonisin B1 in food and
Rychlik,M.,Humpf,H.- human dietary exposure in three
U.,Marko,D.,Dänicke,S.,Mally,A.,Berthiller,F.,etal. (2014). areasofChina.FoodAddit.Contam.28,461–
Proposal of a comprehensive definition of modified and other 470.doi:10.1080/19440049.2010.544678
forms of mycotoxins including “masked” mycotoxins. Tabari, M., Karim, G., Ghavami, M., and Chamani, M. (2011).
Mycotoxin Res. 30, 197–205.doi:10.1007/s12550-014-0203-5 Method validation
Samarajeewa,U.,Sen,A.C.,Fernando,S.Y.,Ahmed,E.M.,andWei,C.I. foraflatoxinM1determinationinyoghurtusingimmunoaffinitycolum
(1991). Inactivation of aflatoxin B1 in corn meal, copra meal and nclean- up prior to high-performance liquid chromatography.
peanuts by chlorine gas treatment. Food Chem. Toxicol. 29, 41– Toxicol. Ind. Health 27,629–635.doi:10.1177/0748233710394236
47.doi: 10.1016/0278-6915(91)90061-b Tanaka,K.,Sago,Y.,Zheng,Y.,Nakagawa,H.,andKushiro,M.
Schmidt-Heydt, M., Abdel-Hadi, A., Magan, N., and Geisen, R. (2007).Mycotoxins inrice.Int.J.FoodMicrobiol.119,59–66.
(2009). Complex regulation of the aflatoxin biosynthesis gene Tao, F., Yao, H., Hruska, Z., Burger, L. W., Rajasekaran, K., and
cluster of Aspergillus flavus in relation to various Bhatnagar, D. (2018). Recent development of optical methods in
combinations of water activity and temperature. Int. J. Food rapid and non-destructive
Microbiol. 135, 231–237.doi: detectionofaflatoxinandfungalcontaminationinagriculturalproducts
10.1016/j.ijfoodmicro.2009.07.026 .Trends Anal. Chem. 100, 65–81.doi:10.1016/j.trac.2017.12.017
Schmidt-Heydt, M., Rüfer, C. E., Abdel-Hadi, A., Magan, N., and
Geisen, R. (2010). The production of aflatoxin B 1 or G 1 by
Aspergillus parasiticus at various combinations of temperature
and water activity is related to the ratioof
aflStoaflRexpression.MycotoxinRes.26,241–
246.doi:10.1007/s12550-010-0062-7
Schuda,P.F.
(1980)."AflatoxinChemistryandSyntheses,"inSynthesesofNatural
Products. Berlin: Springer,75–111.
Selvolini, G., Lettieri, M., Tassoni, L., Gastaldello, S., Grillo, M.,
Maran, C., etal. (2019). Electrochemical enzyme-linked
oligonucleotide array for aflatoxin B1detection. Talanta 203, 49–
57.doi:10.1016/j.talanta.2019.05.044
Sherif,S.O.,Salama,E.E.,andAbdel-Wahhab,M.A.
(2009).Mycotoxinsandchild health: the need for health risk
assessment. Int. J. Hyg. Environ. Health 212, 347–
368.doi:10.1016/j.ijheh.2008.08.002
Shrestha,S.,Knapiè,M.,Žibrat,U.,Deleuran,L.C.,andGislum,R.
(2016).Single seed near-infrared hyperspectral imaging in
determining tomato (Solanum
lycopersicumL.)seedqualityinassociationwithmultivariatedataanal
ysis.Sens.ActuatorsBChem.237,1027–
1034.doi:10.1016/j.snb.2016.08.170
Siche, R., Vejarano, R., Aredo, V., Velasquez, L., Saldaña, E., and
Quevedo, R.
(2016).Evaluationoffoodqualityandsafetywithhyperspectralimagi
ng(HSI).FoodEng.Rev.8,306–322.doi:10.1007/s12393-015-9137-
8
Singh, P., and Cotty, P. J. (2017). Aflatoxin contamination of dried
red chilies: contrasts between the United States and Nigeria, two
markets differing in regulation enforcement. Food control 80,
374–379.doi: 10.1016/j.foodcont.2017.05.014
Soro-Yao, A. A., Brou, K., Amani, G., Thonart, P., and Djè, K. M.
(2014). The use of lactic acid bacteria starter cultures during the
processing of fermented cereal-based foods in West Africa: a
Tchana, A., Moundipa, P., and Tchouanguep, F. (2010). Aflatoxin 277–289.doi: 10.1007/s11248-005-5237-1
contamination in food and body fluids in relation to malnutrition Wu, F. (2007). Measuring the economic impacts of Fusarium toxins
and cancer status in animal feeds. Anim. Feed Sci. Technol. 137, 363–374.doi:
inCameroon.Int.J.Environ.Res.PublicHealth7,178– 10.1016/j.anifeedsci.2007.06.010
188.doi:10.3390/ijerph7010178 Xue, Z., Zhang, Y., Yu, W., Zhang, J., Wang, J., Wan, F., et al.
Temba, M. C., Njobeh, P. B., and Kayitesi, E. (2017). Storage (2019). Recent advances in aflatoxin B1 detection based on
stability of maize- groundnut composite flours and an nanotechnology and nanomaterials-
assessment of aflatoxin B1 and ochratoxin A contamination in AReview.Anal.Chim.Acta.1069,1–
flours and porridges. Food Control 71, 178–186.doi: 27.doi:10.1016/j.aca.2019.04.032
10.1016/j.foodcont.2016.06.033 Yabe, K., and Nakajima, H. (2004). Enzyme reactions and genes in
Torovic´,L.(2015).AflatoxinM1inprocessedmilkandinfantformulae aflatoxin biosynthesis. Appl. Microbiol. Biotechnol. 64, 745–
and corresponding exposure of adult population in Serbia in 755.doi: 10.1007/s00253-004-1566-x
2013–2014. Food Addit. Contam. Part B 8, 235–244.doi: Yalcin, N. F., Isik, M. K., Avci, T., Oguz, H., and Yurduseven, T.
10.1080/19393210.2015.1063094 (2017). Investigation of mycotoxin residues in poultry feeds by
Tsakiris, I. N., Tzatzarakis, M. N., Alegakis, A. K., Vlachou, M. I., LC MS/MS method. Ankara Univ. Vet. Fak. Derg. 64, 111–
Renieri, E. A., and Tsatsakis, A. M. (2013). Risk assessment 116.doi: 10.1501/vetfak_0000002784
scenarios of children’s exposure to aflatoxin M1 residues in Yang,Z.-Y.,Shim,W.-B.,Kim,J.-H.,Park,S.-J.,Kang,S.-J.,Nam,B.-
different milk types from the Greek market. Food Chem. S.,etal.(2004).
Detection of aflatoxin-producing molds in Korean fermented foods
Toxicol. 56, 261–265.doi: 10.1016/j.fct.2013.02.024
and grains
Udomkun, P., Wiredu, A. N., Nagle, M., Müller, J., Vanlauwe, B.,
and Bandyopadhyay, R. (2017). Innovative technologies to
manage aflatoxins
infoodsandfeedsandtheprofitabilityofapplication–
Areview.FoodControl76, 127–
138.doi:10.1016/j.foodcont.2017.01.008
Vidal, A., Marín, S., Sanchis, V., De Saeger, S., and De Boevre,
M. (2018). Hydrolysersofmodifiedmycotoxinsinmaize:α-
Amylaseandcellulaseinduce an underestimation of the total
aflatoxin content. Food Chem. 248, 86–92.
doi:10.1016/j.foodchem.2017.12.057
Wang, C., Sun, L., and Zhao, Q. (2019). A simple aptamer
molecular beacon assay for rapid detection of aflatoxin B1.
Chin. Chem. Lett. 30, 1017–1020.
doi:10.1016/j.cclet.2019.01.029
Wang, L., Sun, D.-W., Pu, H., and Zhu, Z. (2016). Application of
hyperspectral imaging to discriminate the variety of maize
seeds. Food Anal. Methods 9, 225–234.doi: 10.1007/s12161-
015-0160-4
Wang, W., Heitschmidt, G. W., Windham, W. R., Feldner, P., Ni,
X., and Chu,
X. (2015a). Feasibility of detecting aflatoxin B1 on inoculated
maize kernels surface using Vis/NIR hyperspectral imaging. J.
Food Sci. 80, M116–M122. doi: 10.1111/1750-3841.12728
Wang, W., Ni, X., Lawrence, K. C., Yoon, S.-C., Heitschmidt, G.
W., and Feldner,
P. (2015b). Feasibility of detecting Aflatoxin B1 in single maize
kernels using hyperspectralimaging.J.FoodEng.166,182–
192.doi:10.1016/j.jfoodeng.2015. 06.009
Williams, P. J., Geladi, P., Britz, T. J., and Manley, M. (2012).
Investigation of fungal development in maize kernels using NIR
hyperspectral imaging and multivariate data analysis. J. Cereal
Sci. 55, 272–278.doi: 10.1016/j.jcs.2011.12.003
Womack, E. D., Brown, A. E., and Sparks, D. L. (2014). A recent
review of non- biological remediation of aflatoxin-contaminated
crops. J. Sci. Food Agric. 94, 1706–1714.doi: 10.1002/jsfa.6520
Wu, D., and Sun, D.-W. (2013). Advanced applications of
hyperspectral imaging technology for food quality and safety
analysis and assessment: a review—Part I: fundamentals. Innov.
Food Sci. Emerg. Technol. 19, 1–14.doi:
10.1016/j.ifset.2013.04.014
Wu, F. (2006). Mycotoxin reduction in Bt corn: potential
economic, health, and regulatory impacts. Transgenic Res. 15,
bymultiplexPCR.J.FoodProt.67,2622–2626.doi:10.4315/0362-
Conflict of Interest: SD employed by company SAB Miller India
028x-67.11.2622
Ltd., Sonipat, India.
Yaroglu, T., Oruc, H. H., and Tayar, M. (2005). Aflatoxin M1 levels
in cheese samples from some provinces of Turkey. Food Control
The remaining authors declare that the research was conducted in
16, 883–885.doi: 10.1016/j.foodcont.2004.08.001
Yu, J., Bhatnagar, D., and Ehrlich, K. C. (2002). Aflatoxin the absence of any commercial or financial relationships that could
biosynthesis. Rev. be construed as a potential conflict of interest.
Iberoam. Micol. 19, 191–200.
Zhang,X.,Liu,F.,He,Y.,andLi,X. Copyright © 2019 Mahato, Lee, Kamle, Devi, Dewangan, Kumar
(2012).Applicationofhyperspectralimaging and Kang. This is an open-access article distributed under the terms
andchemometriccalibrationsforvarietydiscriminationofmaizeseed of theCreativeCommonsAttributionLicense(CC BY). The use,
s.Sensors12, 17234–17246.doi:10.3390/s121217234 distribution or reproduction in other forums
Zhang,Z.,Nie,D.,Fan,K.,Yang,J.,Guo,W.,Meng,J.,etal. ispermitted,providedtheoriginalauthor(s)andthecopyrightowner(s)a
(2019).Asystematic review of plant-conjugated masked recredited
mycotoxins: occurrence, toxicology, and metabolism. Crit. Rev. andthattheoriginalpublicationinthisjournaliscited,inaccordancewith
Food Sci. Nutr. 26, 1–15.doi: 10.1080/10408398.2019.1578944 accepted
academicpractice.Nouse,distributionorreproductionispermittedwhic
hdoesnot comply with theseterms.

Anda mungkin juga menyukai