Referat Adaptasi
Referat Adaptasi
BLOK 5
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sel merupakan peserta aktif dari lingkungan yang selalu menyesuaikan
struktur dan fungsi untuk mengakomodasi tuntutan perubahan kebutuhan dan
terhadap stres ektrasel. Sel cenderung mempertahankan lingkungannya yang disebut
homeostasis yaitu suatu keadaan dimana lingkungkan intrasel dipertahankan dalam
rentang parameter fisiologis. Ketika sel menghadapi stres fisiologis atau rangsang
patologis sel dapat beradaptasi mencapai kondisi baru dan mempertahankan
viabilitas dan fungsinya. Dalam batas tertentu cedera bersifat reversibel dan sel akan
kembali ke kondisi stabil semula; namun apabila stresnya berat atau berkepanjangan
dan terjadi secara tibatiba akan mengakibatkan cedera ireversibel dan kematian pada
sel yang terkena. Kematian sel merupakan hasil yang penting pada perjalanan
penyakit di jaringan atau di organ. Hal tersebut terjadi karena berbagai sebab,
termasuk iskemia (aliran darah yang berkurang), infeksi, toksin, dan reaksi
imunologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Adaptasi sel?
2. Bagaimana Proses Adaptasi sel?
3. Apa pengertian Jejas sel?
4. Apa saja penyebab jejas sel?
5. Bagaimana proses kematian sel?
6. Bagaimana 2 jalur mekanisme Apoptosis?
7. Apa itu Ubiquitine-proteasome pathway?
Bab II
Pembahasan
1. Pengertian Adaptasi Sel
Adaptasi adalah perubahan reversibel dari jumlah, ukuran, fenotipe, aktivitas
metabolit atau fungsi sel dalam memberikan respons terhadap perubahan
lingkungan. Adaptasi fisiologis umumnya merupakan respons sel terhadap stimulus
normal oleh hormon atau mediator kimia endogen (misal: pembesaran payudara dan
uterus selama kehamilan akibat pengaruh hormon). Adaptasi patologis merupakan
respons terhadap stres yang memungkinkan sel untuk menyesuaikan struktur dan
fungsi sehingga dapat menghindari jejas. Adaptasi tersebut dapat terjadi dalam
bentuk yang berbeda-beda.
2. Proses Adaptasi Sel
Hipertrofia
Hipertrofia adalah meningkatnya ukuran sel yang mengakibatkan organ
bertambah besar. Dengan kata lain pada hipertrofia murni tidak dibentuk sel baru,
hanya sel bertambah besar mengandungi protein dan organel struktural yang
meningkat. Hipertrofia terjadi pada set yang mempunyai kemampuan pertambahan
yang terbatas. Hipertrofia dapat terjadi secara fisiologis atau patologis dan
disebabkan oleh kebutuhan fungsional yang meningkat atau stimulasi faktor
pertumbuhan atau hormonal.
• Pembesaran fisiologis uterus selama kehamilan terjadi karena hipertrofia otot polos
dan hiperplasia otot polos akibat pengaruh estrogen. Keadaaan berlawanan dalam
respons terhadap tuntutan meningkat terjadi pada otot serat lintang di otot skeletal
dan jantung yang hanya dapat melakukan hipertrofia karena set otot dewasa
mempunyai kapasitas bertambah yang terbatas, sehingga seorang atlet angkat besi
pembesaran ototnya karena proses hipertrofia.
• Contoh hipertrofia sel patologis adalah pembesaran jantung akibat hipertensi atau
penyakit katup aorta.
Hiperplasia
Hiperplasia adalah penambahan jumlah sel yang terjadi karena proliferasi sel
yang telah mengalami diferensiasi dan penggantian sel oleh sel punca (stem cell).
Hiperplasia merupakan respons adaptasi pada sel yang dapat melakukan replikasi.
hiperplasia terjadi apabila jaringan mengandungi populasi sel yang mampu
bereplikasi. Hal tersebut dapat terjadi bersama dengan hipertrofia dan sering terjadi
karena stimulus yang sama.
Hiperplasia dapat terjadi fisiologis ataupun patologis. Pada kedua keadaan
proliferasi sel dirangsang oleh faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh berbagai
jenis sel.
• Dua jenis hiperplasia fisiologis ialah:
(1) hiperplasia hormonal, contoh pada proliferasi epitel kelenjar-kelenjar payudara
saat pubertas dan saat kehamilan dan (2) hiperplasia kompensatorik, keadaan
dimana jaringan sisa akan bertambah setelah pengeluaran atau hilangnya bagian dari
suatu organ. Contoh apabila sebagian organ hati direseksi, aktivitas mitosis pada sel
yang tersisa akan dimulai dalam waktu 12 jam, sampai terjadi pemulihan hati
mencapai berat normal semula. Stimulus untuk hiperplasia pada proses ini adalah
faktor pertumbuhan polipeptida yang dihasilkan oleh sel hati dan juga oleh sel non
parenkim di hati. Setelah proses restorasi jaringan hati, proliferasi sel akan
dihentikan oleh berbagai inhibitor pertumbuhan
• Umumnya hiperplasia patologis disebabkan oleh stimulus hormon dan faktor
pertumbuhan yang meningkat. Contoh setelah siklus haid normal akan terjadi
pertambahan proliferasi epitel uterus yang biasanya dipengaruhi ketat oleh hormon
hipofisis dan hormon estrogen ovarium dan dihambat oleh progesteron. Namun
apabila terjadi gangguan keseimbangan estrogen dan progesteron akan terjadi
hiperplasia endometrium, yang merupakan penyebab tersering dari gangguan siklus
haid.
Atrofia
Melisutnya ukuran sel akibat hilangnya substansi sel disebut atrofia. Apabila
mengenai jumlah sel yang cukup banyak, seluruh jaringan atau organ akan mengecil
ukurannya, menjadi atrofik. Walaupun sel-sel atrofik menurun fungsinya, sel
tersebut tidak mati. Termasuk penyebab atrofia, ialah berkurangnya beban kerja
(misal: imobilisasi tungkai untuk memungkinkan penyembuhan fraktur), hilangnya
persarafan, berkurangnya suplai darah, nutrisi yang tidak adekuat, hilangnya
stimulasi endokrin, dan penuaan (atrofia senilis). Walaupun beberapa stimulus
tersebut bersifat fisiologis (misal: berkurangnya stimulasi hormonal pada
menopause) dan lainnya patologis (misal: denervasi), kelainan dasar sel bersifat
identik. Perubahan itu menggambarkan kemunduran sel menjadi ukurannya lebih
kecil namun sel dapat bertahan hidup;suatu keseimbangan baru terwujud antara
ukuran sel dan berkurangnya suplai darah, nutrisi atau stimulasi trofik.
Metaplasia
Metaplasia adalah perubahan reversibel yaitu satu jenis sel dewasa (sel epitel
atau mesenkim) digantikan oleh sel dewasa jenis lain. Dalam adaptasi sel ini, suatu
sel yang sensitif terhadap suatu stres tertentu diganti oleh sel lain yang lebih mampu
bertahan terhadap lingkungan yang tidak menopang.
a) Kekurangan Oksigen
Hipoksia, atau defisiensi oksigen, mengganggu respirasi erobik oksidatif dan
merupakan penyebab jejas dan kematian sel yang sangat penting dan
tersering.
b) Agen Kimia
Peningkatan jumlah beberapa zat kimia yang bisa mengakibatkan jejas sel
mulai dikenal; zat yang dijumpai sehari-hari pun misalnya glukosa, garam,
maupun air apabila diserap atau diberikan secara berlebihan akan
menganggu lingkungan osmotik sehingga mengakibatkan jejas sel atau
kematian sel.
c) Agen fisis
Trauma, suhu yang ekstrem, radiasi, syok listrik dan perubahan yang tiba-
tiba pada tekanan atmosfir mengakibatkan efek yang luas pada sel
d) Penuaan
Penuaan pada sel akan mengakibatkan gangguan replikasi dan kemampuan
perbaikan pada sel dan jaringan.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Adaptasi adalah perubahan reversibel dari jumlah, ukuran, fenotipe, aktivitas
metabolit atau fungsi sel dalam memberikan respons terhadap perubahan lingkungan.
Proses adaptasi sel terdiri dari Atrofi,Hipertrofi, Hiperplasia, dan Metaplasia. Jejas sel
disebabkan oleh trauma ataupun juga bisa disebabkan oleh agen fisis. Kematian sel
dibedakan menjadi dua macam yaitu apoptosis dan neokrosis
DAFTAR PUSTAKA