Anda di halaman 1dari 84

PATOLOGI

S.PENCERNAAN
Anita Putri Wijayanti,S.Kep.,Ners.,M.M
PENILAIAN KLINIS
TERHADAP
GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN
PENILAIAN KLINIS TERHADAP
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

Mual & muntah

Perut kembung (flatulensi)

Gastritis
MUAL & MUNTAH
 Mual  perasaan tidak enak di dalam perut
yang sering berakhir dengan muntah.
 Muntah  cara dimana saluran cerna bagian
atas membuang isinya sendiri bila teriritasi,
teregang, atau terangsang berlebihan.
Rangsangan yang menyebabkan muntah dapat
terjadi pada setiap bagian saluran cerna,
meskipun peregangan atau iritasi lambung atau
duodenum memberikan rangsangan yang paling
kuat.
 Mual dan muntah disebabkan oleh pengaktivan
pusat muntah di otak.
PERUT KEMBUNG
(FLATULENSI)
 Flatulensi (perut kembung)  meningkatnya
jumlah gas dalam saluran cerna.
 Udara adalah gas yang dapat tertelan bersama
makanan.
 Menelan sedikit udara adalah normal, tetapi
secara tidak sadar, beberapa orang menelan
udara dalam jumlah banyak, terutama bila
terjadi kecemasan.
 Masuknya sejumlah besar udara menyebabkan
seseorang merasa penuh dan orang tersebut
akan bersendawa atau mengeluarkannya melalui
anus (kentut).
 Tubuh akan mengeluarkan gas melalui:
 sendawa
 Penyerapan gas melalui dinding saluran pencernaan
ke dalam darah dan mengeluarkannya melalui paru-
paru
 anus(kentut)
 Bakteri-bakteri pada saluran pencernaan juga ikut
memetabolisme beberapa gas.
 Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung,
sendawa dan banyak kentut.
 Dalam keadaan normal, pengeluaran gas melalui anus
terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari, pada flatulensi,
pengeluaran gas lebih sering terjadi.
GASTRITIS
 Gastritis  peradangan pada mukosa
(selaput lendir) lambung.
 Gangguan ini ditandai antara lain oleh
adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di
daerah epigastrium (ulu hati), gangguan
menelan, eruktasi (bersendawa), pirosis
(merasa terbakar dan rasa asam atau
pahit),mual muntah, perut kembung, dan
lain-lain.
PENYAKIT2 PADA
SISTEM PENCERNAAN
STOMATITIS
PENGERTIAN
 Stomatitisaphtosa atau sariawan 
radang yang terjadi di daerah mukosa
mulut, biasanya berupa bercak putih
kekuningan dengan permukaan yang
agak cekung, bercak itu dapat berupa
bercak tunggal maupun kelompok.
ETIOLOGI
 Adanya luka di bibir, lidah atau gusi akibat tergigit,
sikat gigi, iritasi dari gigi tiruan atau makanan yang
terlalu keras
 Infeksi virus dan bakteri pada gigi dan gusi serta
menurunnya kebersihan mulut
 Menurunnya kekebalan tubuh setelah sakit
 Kekurangan vitamin dan mineral (zat besi, seng,
asam folat, Vitamin B12, Vitamin C)
 Pemakaian antibiotik dengan spectrum luas atau
obat-obatan imunosupresif pada penderita penyakit
kronis
 Infeksi oportunik pada penyakit lain seperti diabetes
 Stress yang berkepanjangan
 Ketidakseimbangan hormonal
 Reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut.
MANIFESTASI KLINIS
 Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa
terbakar satu sampai dua hari yang
kemudian bisa timbul luka (ulser) di
rongga mulut.
 Rasa sakit dan rasa panas pada sariawan
ini membuat kita susah makan dan
minum.
FARINGITIS
PENGERTIAN
 Faringitis suatu penyakit peradangan
yang menyerang tenggorok atau faring.
Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorok.
ETIOLOGI
 Radang ini bisa disebabkan oleh virus
atau kuman, disebabkan juga daya tahan
yang lemah.
 Faringitis juga disertai dengan gejala flu
yang lain seperti demam, sakit kepala,
pilek dan batuk.
ESOFAGITIS
&
VARISES ESOFAGUS
ESOFAGITIS
Radang Esofagus : Akut, Kronis
 Penyebab:
 Peninggian asam lambung
 Pada peminum alkohol
 Perokok berat

 Tanda : Gangguan menelan


 Bila sembuh, menjadi jaringan ikat. Esofagus jadi sempit
 Bila kronis nantinya dapat menjadi tumor ganas Esofagus

VARISES ESOFAGUS
Pelebaran pembuluh darah vena esofagus
Penyebab : Komplikasi Cirosis Hepatis : parut jar hati : NAIK
tekanan dalam vena portal (hipertensi portal)
GASTRITIS
PENGERTIAN
 Penyakit
gastritis  peradangan pada
mukosa lambung
ETIOLOGI
 Rangsangan zat kimia seperti alkohol dan salisilat,
bila gastritis ini disebabkan zat kimia, gejalanya
cukup jelas, yaitu muntah yang disertai darah
 Pemakaian obat anti-inflamasi non steroid (NSAIDs)
seperti aspirin atau ibuprofen, infeksi bakteri seperti
Helicobacter pylori (H.pylori).
 Cedera traumatik, luka bakar, atau infeksi berat.
 Beberapa penyakit seperti anemia pernisiosa,
gangguan autoimun, dan refluks biliaris kronis
 Gastritis bisa juga disebabkan alergi terhadap
makanan tertentu (ikan, coklat, dan lainnya).
 Zat-zat yang merusak atau korosif seperti asam atau
basa kuat, sering menyebabkan gastritis.
CON’T…
 Adanya stress dan tekanan emosional yang
berlebihan pada seseorang.
 Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan terhadap
asam lambung dan pepsin yang berlebihan karena
menurunnya kemampuan fungsi mukosa lambung.
 Waktu makan tak teratur, sering terlambat makan,
atau sering makan berlebihan.
 Terlalu banyak makan pedas, asam, minuman
beralkohol, obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi.
 Bisa juga karena luka dinding saluran pencernaan
akibat makanan/minuman merangsang asam
lambung.
MANIFESTASI KLINIS
 Mual dan sering (mau) muntah.
 Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak)
pada bagian atas perut (ulu hati).
 Nafsu makan berkurang secara drastic, wajah
putih, suhu badan naik, keluar keringat dingin.
 Sering bersendawa, terutama bila dalam
keadaan lapar.
 Sulit tidur karena gangguan rasa sakit pada
daerah perut.
 Kepala terasa pusing.

 Pada radang lambung dapat terjadi perdarahan.


ULKUS PEPTIKUM
PENGERTIAN
 Ulkus peptikum  keadaan dimana
kontinuitas mukosa lambung terputus
dan meluas sampai di bawah epitel.
 Kerusakan mukosa yang tidak meluas
sampai ke bawah epitel disebut erosi,
walaupun seringkali dianggap juga
sebagai tukak (misalnya tukak karena
stress).
CONT….
 luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi
karena lapisan lambung atau usus dua belas
jari (duodenum) telah termakan oleh asam
lambung dan getah pencernaan. Ulkus yang
dangkal disebut erosi.
CONT….
 PATOFISIOLOGI : Tukak peptik timbul akibat
gangguan keseimbangan antara asam lambung-
pepsin dan daya tahan mukosa
 KLASIFIKASI:
 Tukak Duodenum: penyebabnya adalah
hipersekresi asam dan pepsin, karena jumlah sel
parietal mucosa lambung lebih banyak
 Tukak Lambung: pada umumnya sekresi asam
normal atau hipoklorhidria, penyebab utama adalah
penurunan daya tahan mukosa
ETIOLOGI
 Diketahui bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada
area saluran GI yang terpajan pada asam
hidrochlorida dan pepsin.
 Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar
pada individu antara usia 40 dan 60 tahun
 Predisposisi : stress atau marah yang tidak
diekspresikan
 Penggunaan kronis obat antiinflamasi non steroid
(NSAID).
 Minum alkohol dan merokok berlebihan.
 Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus
lambung dapat dihubungkan dengan infeksi bakteri
dengan agens seperti H.Pylori. Adanya bakteri ini
meningkat sesuai dengan usia.
MANIFESTASI KLINIS
 Nyeri:
 Nyeri perut didaerah epigastrium yang
sifatnya khas: Kronik
 Periodik : eksaserbasi dan remisi silih
berganti
 Ritmis : Hunger –Pain –Food –Relief
 Kualitas nyeri : seperti ditusuk atau rasa
panas
 Nyeri berkurang dengan pemberian antasida,
memberikan tekanan local pada epigastrium.
 Pirosis (nyeri ulu hati) : sensasi luka bakar
pada esophagus dan lambung, yang naik ke
mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.
Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila
lambung pasien kosong.
 Muntah : jarang  dihubungkan dengan
pembentukan jaringan parut atau
pembengkakan akut dari membran mukosa
yang mengalami inflamasi disekitarnya pada
ulkus akut.
 Konstipasi dan perdarahan : sebagai akibat
dari diet dan obat-obatan.
DIAGNOSIS:
Anamnesa sangat penting
DP : nyeri tekan epigastrium
Barium inloop
Endoskopi
PENATALAKSANAAN:
Istirahat
Menghentikan kebiasaan : merokok, alkohol, kopi, teh
Antasida
Antagonis reseptor H2
Sedative
Operative : jika ada komplikasi
KOMPLIKASI:
Perdarahan
Perforasi
GASTROENTERITIS
PENGERTIAN
 Gastroenteritis istilah umum untuk
berbagai macam keadaan yang biasanya
disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan
gejala-gejala berupa hilangnya nafsu
makan, mual, muntah, diare ringan
sampai berat dan rasa tidak enak diperut.
 PATOFISIOLOGI :
Kerusakan mukosa usus, yang
merupakan sebab dan akibat sejumlah
faktor yang multi komplek
 ETIOLOGI:
 Sebab enteral: infeksi enteral, intoksikasi
makanan
 Sebab parenteral: infeksi parenteral
(saluran nafas, saluran kemih, telinga dan
lain lain)
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba,
yaitu berupa kehilangan nafsu makan,
mual atau muntah.
 Bising usus meningkat (perut
keroncongan), kram perut dan diare
dengan atau tanpa darah dan lendir.
 Terkumpulnya gas di dalam usus
menyebabkan rasa sakit.
 Penderita juga bisa mengalami demam, tidak
enak badan dan kelelahan yang berlebihan.
 Muntah dan diare yang hebat dapat
mengakibatkan dehidrasi dan penurunan
tekanan darah, sehingga terjadi syok.
 Hipokalemia dan hiponatremia
 DERAJAT DEHIDRASI
 Dehidrasi ringan : Rasa haus, Oliguria ringan
 Dehidrasi sedang : Turgor kulit turun, Ubun ubun
besar cekung, Mata cekung
 Dehidrasi berat : Gangguan susunan saraf pusat,
Somnolen, sopor, koma, Gangguan pulmo
kardiovaskuler, Nafas Kussmaul, Renjatan (shock)
 TERAPI:
 Cairan untuk dehidrasi, antibiotik bila ada infeksi,
obat2an untuk menghentikan diare bila perlu
 KOMPLIKASI:
 Diare berkepanjangan (Prolonged diarrhea): diare > 1
minggu
 Diare kronik (Chronic diarrhea) : diare > 2 minggu
APPENDISITIS
PENGERTIAN
 Apendisitis  kondisi dimana infeksi
terjadi di umbai cacing (apendiks).
 Infeksi ini bisa mengakibatkan
pernanahan.
 Bila infeksi bertambah parah,usus buntu
itu bisa pecah.
ETIOLOGI
 Penyumbatan lumen apendiks oleh fekalit (tinja yang
mengeras), Tumor, Cacing gelang, Penekukan
apendiks
 Hiperplasi limfoid yang disebabkan oleh virus
 Bertambahnya usia sehingga terjadi striktur oleh
jaringan ikat.
 Obstruksi (tertutupnya) saluran usus buntu itu
sendiri karena tertelan sesuatu yang tidak bisa/sukar
dicerna (kerikil kecil di nasi), cacing, pembengkakan
kelenjar disekitar usus buntu, dan feses yang keras /
sukar dikeluarkan (pada beberapa penelitian,
berhubungan dengan diet yang rendah serat dan
transit time feses yang terlalu lama).
MANIFESTASI KLINIS
 Pada apendisitis akut biasanya ditandai dengan
tidak enaknya pada daerah sekitar umbilicus,
disertai dengan anoreksia, nausea, dan vomitus.
 Pada waktu terjadi peregangan apendiks, rasa tidak
enak itu mulai berpindah ke perut kuadran kanan
bawah dan keluhannya berubah menjadi rasa nyeri
yang dalam dan menetap, disertai dengan
penegangan pada dinding perut pada saat dilakukan
palpasi.
 Nyeri yang hebat
 Demam ringan dan leukositosis sedang.
 Tdk nafsu makan
 Tidak bisa BAB
 Rasa tak enak di sekitar pusar disertai mual
HEMOROID
PENGERTIAN
 Wasir / ambeien / Hemoroid  penyakit
pada anus dimana Sphinchter Ani atau
bibir anus, mengalami pembengkakan
yang terkadang disertai pendarahan.
ETIOLOGI
Wasir atau ambeien disebabkan oleh :
 Kesalahan dalam melakukan gerakan pada
olahraga tertentu misalnya pada olahraga
angkat beban atau olahraga pernapasan
 Terlalu banyak duduk
 Faktor genetika (keturunan)
 Kehamilan
 Konstipasi
 Diare
 Kanker rektum
 Sirosis hepatic
 Sering mengejan
MANIFESTASI KLINIS
 Wasir bisa mengeluarkan darah, terutama setelah buang
air besar, sehingga tinja mengandung darah. Tetapi
jumlah darah biasanya sedikit dan wasir jarang
menyebabkan kehilangan darah yang berat atau anemia.
 Wasir dapat membengkak dan menjadi nyeri bila
permukaannya terkena gesekan atau jika didalamnya
terbentuknya pembekuan darah.
 Kadang wasir bisa mengeluarkan lendir dan menimbulkan
perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum
dikeluarkan.
 Tanda dan gejala pada hemoroid interna  perdarahan
pada rectum tanpa disertai dengan rasa nyeri karena di
daerah ini tidak terdapat serabut nyeri.
 Tanda dan gejala pada hemoroid ekterna  adanya
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus, terasa
gatal dan sangat nyeri karena ujung-ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor nyeri.
HEMOROID
HEMOROID
 Jenis: Hemorrhoid eksterna dan interna.
 Klasifikasi hemorrhoid menurut Golligher
berdasarkan derajat benjolan:
 Grade 1: keluar darah segar saat mengedan. Tidak
ada benjolan keluar dari anus.
 Grade 2:keluar benjolan dari anus saat mengedan,
tetapi begitu berhenti mengedan benjolan tersebut
masuk kembali ke anus.
 Grade 3: keluar benjolan dari anus saat mengedan,
dan tidak masuk kembali secara spontan saat
berhenti mengedan (harus didorong dengan jari agar
dapat masuk).
 Grade 4: benjolan yang keluar dari anus secara
permanen dan tidak dapat masuk kembali lagi ke
anus.
GRADE-GRADE HEMOROID
HEMOROID
 Diagnosis: pemeriksaan colok dubur,
proktoskopi
 Terapi: Modifikasi gaya hidup, Obat-
obatan (farmakologis), Tindakan
(nonfarmakologis)  Skleroterapi,
Rubber-band ligation, Stapled
hemorrhoidectomy, Conventional
hemorrhoidectomy, Eksisi (khusus
hemoroid eksterna)
TYPOID
PENGERTIAN
 Demam tifoid atau typhus
abdominalis  suatu infeksi akut
yang terjadi pada usus kecil yang
disebabkan oleh kuman Salmonella
typhi.
ETIOLOGI
 Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella
typhi (S.typhi), basil gram negatif,
berflagel, dan tidak berspora.
 S.typhi memiliki 3 macam antigen 
antigen O (somatik berupa kompleks
polisakarida), antigen H (flagel), dan
antigen Vi.
 Dalam serum penderita demam tifoid
akan terbentuk antibodi terhadap ketiga
macam antigen tersebut.
MANIFESTASI KLINIS
 Bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden). Lidah
ditutupi selaput putih kotor (coated tounge) dengan
pinggir yang hiperemis, jarang disertai tremor.
 Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut
kembung (meteorismus).
 Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada
perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, akan
tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi
diare.
 Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun
tidak seberapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen.
Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.
 Disamping gejala-gejala yang biasa ditemukan
tersebut kadang-kadang ditemukan pula gejala lain
berupa roseola pada punggung dan ekstremitas dan
bradikardia pada anak besar.
KOLITIS ULSERATIF
PENGERTIAN
 Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa
superfisial kolon dan dikarakteristikkan dengan
adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar
dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium
kolonik.
 Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi.
Lesi berlanjut diikuti lesi yang lain, proses
penyakit mulai pada rektum yang pada akhirnya
mengenai seluruh kolon, akhirnya usus
menyempit, memendek akibat hipertropi
muskuler dan defosit lemak
CROHN’S DISEASE
 Lokasi : Usus halus dan usus besar
 Sifat : Radang menebal
 Bahaya : Bisa jadi ganas
 Persamaan dengan ulserasi kolitis
 Radang berulang (tidak di usus halus dan hanya di usus besar)

DIVERTICULAR DISEASE :
 Dinding usus berbentuk kantong
 Diameter 2 -3 cm
 Timbul umur 80-90 tahun
 Sering terjadi pada pola makan rendah serat
 Isi usus ada hambatan turuntersumbat lumen usus
melebar
 Terapi : operasi
CARCINOMA
COLORECTAL
CARCINOMA
COLORECTAL
CARCINOMA COLORECTAL
 Pengertian: keganasan / neoplasma yang terdapat pada
kolon atau rektum
 Etiologi: riwayat keluarga menderita kanker kolon,
riwayat poliposis keturunan, Penderita kolitis ulserativa
atau penyakit Crohn, makanan rendah serat dan tinggi
protein hewan, lemak dan karbohidrat
 Gejala klinis:
Terdapat 3 tipe makroskopis karsinoma kolon dan rektum:
1. Tipe Polopoid/ Vegetative / Fungating → Tumbuh
menonjol ke lumen usus dan berbentuk bunga kol.
Sering ditemukan di sekum dan kolon asendens
2. Tipe Skirus → mengakibatkan penyempitan sehingga
terjadi gejala stenosis dan obstruksi. Ditemukan
terutama di kolon desendens, sigmoid dan rektum
3. Tipe Ulseratif → terjadi nekrosis sentralis. Ditemukan
terutama pada Rektum.
CARCINOMA COLORECTAL
 Gejala klinik tergantung dari lokasi, ukuran dan
ekstensi tumor. Gejala dan tanda karsinoma
kolorektal tidak ada, umumnya gejala pertama
timbul karena penyulit yaitu gangguan faal usus,
obstruksi, perdarahan atau akibat penyebaran.
Gambaran klinis kolon kiri berbeda dengan
kanan.
 Karsinoma kolon kiri,sering berbentuk skirus,
lumen kolon kiri relatif lebih kecil dari kanan dan
konsistensi feses semi solid (padat) → sehingga lebih
banyak menimbulkan gejala obstruksi.
 Karsinoma kolon kanan, jarang menimbulkan
gejala obstruksi karena lumen kolon kanan relatif
lebih besar dari kiri dan konsistensi feses semi fluid
(cair).
CARCINOMA COLORECTAL
 Karsinoma kolon kiri dan rektum, sering
menyebabkan perubahan pola defekasi (change in
bowel habit) seperti konstipasi atau defekasi dengan
tenesmus. Makin kedistal letak tumor → feses makin
menipis atau berbentuk seperti kotoran kambing
atau lebih cair disertai darah dan lendir.Tenesmus
merupakan gejala yang didapat pada karsinoma
rectum. Bila obstruksi, penderita flatus terasa lega
diperut.
 Gambaran klinik tumor sekum dan kolon asendens
tidak khas. Dispepsi, kelemahan umum, penurunan
berat badan dan anemia →merupakan gejala umum.
Karena itu penderita sering datang dalam keadaan
umum jelek. Nyeri pada kolon kiri lebih nyata
daripada kolon kanan
CARCINOMA COLORECTAL
 Terapi:hemicolectomi (pembuangan bagian
usus yang terkena kanker) reseksi anterior,
reseksi abdominoperineal (pembuangan
rektum dan anus)
PERITONITIS
PERITONITIS
 Peritoneum : jaringan pelindung isi rongga perut
memisahkan isi perut dan otot dinding perut.
 Bila terjadi luka pada isi perut, lalu bocor maka akan
timbul infeksi di Peritoneum
 Infeksi berasal dari :

 Lambung, usus halus/besar


 Hati, Limpa, indung telur, uterus, kandung
kencing, empedu, pankreas.
 Bahaya :Bisa terjadi perlengketan dari peritoneum
bila sembuh
 Gejala : Sakit perut, Perut tegang dan membesar
CHOLELITHIASIS
BATU EMPEDU (Cholelithiasis)
 Empedu adalah cairan pembawa untuk pembuangan
kolesterol bebas dan garam empedunya juga bilirubin.
 Garam empedu mengemulsi lemak, absorbsi lemak
dari usus, membantu pencernaan.
 Kolesterol dilarutkan oleh garam empedu

 Bila terjadi penumpukan, maka terjadi Batu Empedu

Komplikasi:
 Radang kandung empedu (kolesistitis)

 Luka / robek, menempel pada usus sekitarnya


CHOLELITHIASIS
 Pengertian : pembentukan batu di dalam kandung
empedu. Batu kandung empedu merupakan
gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu
material mirip batu yang terbentuk di dalam
kandung empedu = batu empedu, gallstones, biliary
calculus
 Etiologi : gangguan metabolisme yang disebabkan
oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan
infeksi kandung empedu. Komponen utama 
kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika
cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol,
maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan
membentuk endapan di luar empedu
 Predisposisi (lebih mudah terjadi pada): 4F
(Female, Fourty, Fat, Fertile), kurang aktivitas fisik,
kehamilan, hiperlipidemia, dismotilitas kandung
empedu, diet tinggi lemak rendah serat
CHOLELITHIASIS
 Patologi: Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga
tahap :
(1) Pembentukan empedu yang supersaturasi,
(2) Nukleasi atau pembentukan inti batu, dan
(3) Berkembang karena bertambahnya pengendapan.
Jenis batu empedu : batu kolesterol, batu pigmen, dan batu
campuran
 Gejala klinis: Bentuk akut ditandai dengan nyeri hebat
mendadak pada abdomen bagian atas, terutama di tengah
epigastrium. Lalu nyeri menjalar ke punggung dan bahu
kanan (Murphy sign). Pasien dapat berkeringat banyak
dan berguling ke kanan-kiri saat tidur. Nausea dan
muntah sering terjadi. Nyeri dapat berlangsung selama
berjam-jam atau dapat kembali terulang. Bentuk kronik:
mirip dengan fase akut, tetapi beratnya nyeri dan tanda-
tanda fisik kurang nyata.
 Terapi : kolesistektomi, ESWL (Electro Shock Wave
Lithotripsy), Kolesistotomi, ERCP (Endoscopic Retrogade
Cholecystopancreatography)
TERAPI PADA CHOLELITHIASIS
GAGAL HATI
GAGAL HATI
 Hilangnya lebih dari 80%-90% fungsi
hati
 Penyebab:
 Penyakit hati kronik : hepatitis kronik,
Sirosis hati
 Nekrosis hati berat : Hepatitis virus berat,
Keracunan obat berat (Parasetamol,
haloten)
 Terapi : TransPlantasi Hati
PANKREATITIS AKUT
PANKREATITIS AKUT
 PENGERTIAN:

Pankreatitis adalah radang pankreas


 ETIOLOGI :
 Penyakit saluran empedu
 Idiopatik
 Alkoholik
 Obat obatan : steroid, thiazide, estrogen,
tetrasiklin
 Infeksi virus : Mumps, hepatitios, varisela
 Tumor pankreas
 GEJALA KLINIS:
 Nyeri epigastrik atau kuadran kanan atas, yang menjalar
ke punggung dan menghilang bila membungkuk ke arah
depan
 Mual muntah
 Dispepsia
 Diare
 Demam
 Takikardia
 Ikterus
 PENATALAKSANAAN:
 Analgesik untuk menghilangkan nyeri
 Infus untuk mengatasi syok
 Dekompresi nasogastrik untuk mengatasi ileus
 Antasida& antagonis H2 untuk mengatasi ulkus peptikum
 Antibiotika untuk mengatasi infeksi
HEPATITIS
HEPATITIS
 PENGERTIAN:
Hepatitis virus akut adalah :
penyakit radang hati akut karena
infeksi virus hepatotropik
 ETIOLOGI :

Virus A, virus B, virus non A non


B, virus delta, virus Epstein Barr,
virus citomegalo.
 PATOFISIOLOGI :

Cara penularan melalui fecal-oral


(HAV) maupun parenteral (HBV)
HEPATITIS AKUT
Penyebab:
I.Virus Hepatitis A :
 Penyebaran melalui kotoran dan makanan
 Gejala ringan : panas, ikterus, mual, sakitperut
 Bisa sembuh total
 Tidak menjadi kronis
II.Virus Hepatitis B / Hepatitis C
 Ditularkan melalui suntikan / luka
 Bisa sembuh total / bisa kronik
 Menyebabkan tumor ganas hati
 Sebelumnya jadi sirosis hati
PenyebabUtama:
 Hepatitis Virus
 Obat-obatan
 Alkohol
 Penyakit Imun

Hepatitis Kronik
 Penyakit radang hati berkelanjutan, dari
gejala dan terbukti secara biokimiawi atau
serologik untuk waktu lebih dari 6 bulan
tanpa perbaikan berarti.
HEPATITIS
GEJALA KLINIS ; Umumnya melalui 4 tahap:
1. Masa tunas / inkubasi :
 Virus Hb A : 14 –45 hari
 Virus Hb B : 40 –180 hari
 Virus Hb NANB : 15 –60 hari
 Virus delta : 40 –180 hari

2. Masa prodormal / preikterik: 3 –10 hari


 Rasa lesu / lemah badan
 Panas
 Mual sampai muntah
 Anoreksia
 Nyeri perut kanan
3. Masa ikterik: 1 –2 minggu
 Urine berwarna coklat
 Sklera kuning, sampai ikterus seluruh
badan
 Hepatomegali ringan yang nyeri tekan

4. Masa penyembuhan: 3 –4 bulan


 Ikterus berangsur kurang dan akan hilang dalam
waktu 2–6 minggu
 Menghilangnya gejala : anoreksia, lemah badan dan
hepatomegali

Virus Hb B: 60 % dapat menjadi fulminan (Fulminant


hepatitis atau Fulminant Hepatic Failure), jika terjadi
maka prognose jelek dan sering berakibat fatal
HEPATITIS
HEPATITIS
 DIAGNOSIS :
Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium:
HBSAG : Positif/ HBCAG : Positif
 PENATALAKSANAAN:
 Istirahat baring, selama masih banyak keluhan
 Mobilisasi dimulai, jika keluhan mulai berkurang,
hasil laboratorium mulai menurun)
 Aktivitas normal, setelah keluhan hilang dan hasil
lab. Normal
 Diit khusus tidak ada, usahakan TKTP
 Pengobatan spesifik belum ada
 Roboransia (pemberian vitamin)
HEPATITIS
 PENCEGAHAN:
 Memakai sarung tangan jika kontak dengan
tinja / darah penderita
 Skrening donor darah
 Pemakaian jarum suntik disposable
 Imunisasi
 PROGNOSIS:
 Sebagian besar sembuh sempurna
 Hb B : 90 % sembuh sempurna, 5 –10 %
menjadi kronik (> 6 bulan) jangka panjang
menjadi sirosis atau hepatoma

Anda mungkin juga menyukai